Di Negara Jepang...
"Bos. Tuan Lano sebentar lagi akan menikah, apakah Bos akan pulang?"Tanya Soka bawahan pria tersebut.
"Oh ya? Lalu bagaimana keadaan calon istri saya. Apakah dia masih ada disekitar Kakak saya. Melani?"
"Iya Bos, Nona Kana masih berteman dengan Nona Lani, ditambah lagi mereka akan jadi iparan. Saya juga mendapatkan informasi dari istri saya, bahwa Nona Kana akan tinggal untuk sementara di kediaman Nicolas, setelah Tuan Melano dan calon istrinya menikah untuk menemani kakak anda, Nona Melani."
"Bagus. Jadi aku bisa berdekatan dengan calon istriku, dan membuatnya jatuh cinta padaku." Saut pria itu lagi sambil tersenyum.
"Bagaimana Bos. Apakah kita langsung pulang sekarang? Apakah Ghani juga ikut."
"Iya tentu, aku ingin segera menemui wanita pujaan hatiku. Soal Ghani, tolong panggil dia kemari." Tegas pria itu.
"Baik Bos, permisi" Ucap Soka sambil membungkukkan badan.
"Hmm"
Tak lama kemudian terdengar suara sibakan tenda, yang menandakan ada orang yang masuk. Ternyata yang masuk adalah Ghani.
"Komandan. Apakah ada yang anda perlukan?" Ucap Ghani sambil memberi hormat.
"Tidak usah formal Ghan, kan sudah saya bilang panggil abang saja. Saya sudah nganggap kamu itu adik Saya." Ucap Addan dengan nada datar.
"Maaf Bang, aku lupa Heheheh.... Kalau gitu apakah ada yang Abang perlukan?"
"Begini, nanti Lusa kita akan pulang ke kediaman Nicolas, dan kamu ikut saya pulang. Karena mulai sekarang kamu anggota keluarga Nicolas."
"Baik bang, dan terimakasih....Abang selalu membantu Saya semenjak kita bertemu 5 tahun lalu, dan sekarang Abang udah mau menganggap saya keluarga. Padahal saya tidak diinginkan oleh keluarga saya lagi, hanya Abang seoranglah yang peduli kepada saya." Ucap Ghani sedih dan tanpa sengaja meneteskan air mata.
"Ah sudahlah...lupakan itu, sekarang kamu keluarga Saya, adik Saya. Jadi jangan sungkan."
"Baik bang, sekali lagi terimakasih banyak bang, sudah menampung orang yang terbuang ini." Ucapnya haru dan senang.
"Cukup! Jangan menangis lagi, seorang prajurit tidak boleh menangis seperti perempuan."Canda pria itu.
"Sekarang siapkan barang-barangmu, karena sebentar lagi kita akan berangkat. Bilang pada Soka, kita pulang dengan pesawat pribadi saja, karena Saya tak sabar untuk bertemu seseorang yang amat sangat penting dalam hidup saya." ucapnya Lagi.
"Maaf Bang, apakah yang kamu maksud adalah calon kakak ipar?" Goda Ghani.
"Tentu saja, dia gadis yang sudah membuat saya semangat dan dada saya berdegup sangat kencang. Ketika tiba nanti, saya akan menikahinya. Mulai sekarang saya pensiun sebagai marinir, dan akan fokus pada perusahaan kakek di indonesia, yang paling spesial, saya akan fokus pada istri dan anak-anak kami nantinya." Ucap pria itu dan menengadahkan kepalanya ke atas sambil berkhayal masa depannya bersama Kana.
"Hufff baiklah...kayaknya Abang bucin amat sama kakak ipar, semoga nanti ia menerima anda. Apakah kakak ipar cantik?"
"Tentu saja, dia sangat cantik, dan manis. Apalagi dia adalah gadis yang sangat baik, ramah, peduli pada orang disekitarnya. Meski kami sudah 9 tahun tak bertemu, aku masih yakin dia tetap sama seperti dulu"
"Lah! masih bocah Abang sama kakak ipar ya di masa itu? Cinta monyet itu namanya."
"Ya. awalnya aku mengira aku hanya mengaguminya dan perasaanku hanya bertahan sementara, tapi aku malah semakin lama semakin terjerat. Dan aku yakin, yang aku rasakan sekarang adalah cinta yang sesungguhnya, dan bukanlah cinta monyet yang kau kira." Ucapnya sambil meremas dada kirinya yang berdetak tak karuan, setelah membayangkan wajah Kana.
"Baiklah, aku percaya. Lalu bagaimana kau yakin bahwa sampai sekarang gadis itu masih sangat cantik?"
"Karena aku memantaunya selama ini, melalui Sasha. Sasha sudah 7 tahun mengawasinya. Dan sekali seminggu Sasha akan melapor padaku dan mengirimkan fotonya dari 7 tahunlalu sampai sekarang. Ia semakin dewasa semakin cantik dan mempesona, namun sayang dia sudah memiliki kekasih."Ucapnya pria itu dengan raut bahagia namun, ketika mengucapkan kalimat terakhir ia menunduk sedih.
"Lalu, kenapa Abang mengatakan ia calon istrimu, padahal kan dia kekasih orang lain."Saut Ghani bingung.
"Aku akan menunggu sampai hubungan mereka berakhir. Dan aku yakin hubungan mereka akan segera kandas."
"Kau memang pria yang luar biasa sabarnya, dan gentlemen. Ku doakan mereka cepat putus. Heheheh." ucap Ghani dan terkekeh.
Pria itu hanya menyunggingkan sedikit bibirnya membentuk sedikit senyuman. Siapa pria itu?
Ya pria itu adalah Addandra Nicolas, adik satu-satunya Lani dan Lano. Addan adalah pria yang tampan, bertubuh tinggi, dan bertubuh kekar. Memiliki warna kulit sao matang ,alis mata yang tebal, rahang yang tegas serta memiliki mata yang tajam membuat ia digilai kaum hawa tempat ia bertugas. Namun, yang ada dihatinya hanya satu nama yaitu Kanata Diane sahabat dari saudarinya, ia jatuh cinta sejak ia Sekolah Dasar. Gadis tersebut membuatnya bangkit dan semangat, gadis yang selalu memberinya senyuman, gadis yang selalu menggetarkan hatinya. Dan ia berjanji tak akan pernah melepaskan gadis tersebut. 'Kau adalah tawanan seumur hidupku Sayang, dan tak akan pernah aku lepaskan' Tegasnya dalam hati.
Di lain tempat...
Kana, Nena dan Raya (sepupu mereka), sedang berbincang-bincang di sebuah kedai tempat biasa mereka nongkrong. Mereka duduk sambil menikmati Capcin (Capucino Cincau), menyesap sesekali dan mengobrol bersama, tertawa serta bercanda bersama. Entah apa yang mereka jadikan bahan obrolan, terlihat dari raut wajah mereka sangat bahagia.
"Hahahahha.....Kakak kamu ini gila ya? masak baju renang kamu pakai untuk malam pertama. Bukannya linggerie ya? Hahahahhaha..."Ucap Raya dan tertawa terbahak-bahak, sedangkan Kana jangan ditanya sudah berurai air mata karena saking ngakaknya.
"Aduhhhh....bukannya terangsang Kak Lanonya, malah ngakak dianya.Hahahahha...." Ucap Raya lagi sambil memegang perutnya yang terasa sakit akibat tertawa.
"Hishhhh...dasar monyet pantat lope, kan aku kira baju tadi tu linggerie. Kan aku masih polos mana tau baju gituan...,baju renang yang aku beli tadikan juga seksi." Ucap Nena geram.
"Hey *****, beda itu....,aku aja yang kecik tau mana yang lenggerie dan mana yang baju renang. Itu polos atau memang bodoh sih....Hahahaa." Tawa Raya yang menggelegar.
Saking kerasnya tawa Raya, dia pun ditegur oleh salah satu pembeli.
"Hei yang duduk disana, kondisikanlah suaranya. Pacar saya yang sedang makan, sampai kesedak ini." Ucap pembeli wanita tersebut marah.
"Eh...sorry Mbak. Saya ngak akan ngulangi lagi hehehe..." Ucap Raya bersalah sambil garuk kepala.
"Tuhh rasain...bekin kesel orang aja, sekarang kena marah kan sama pembeli lainnya" Ucap Nena jengkel ulah adik sepupunya ini.
"Udahhh....kalian ini kenapa jarang akurnya, cekcok... terus. Perut kakak udah sakit ini, dibikin ketawa dari tadi." Ucap Kana menengahi.
Beberapa jam kemudian, setelah lumayan lama mereka bertiga mengobrol. Mereka pun akhirnya pergi meninggalkan kedai tersebut dan balik ke toko kue milik Kana.
Kediaman Nicolas...
"No. Bagaimana ini, perusahaan di indonesia terbengkalai. Dan papa juga meminta kita untuk menghubungi Addan, untuk segera pulang dan mengurus perusahaan. Kalau kamu atau aku yang ngurus kan tak mungkin, karena kita tak ahli dalam bidangnya." Ucap Lani risau.
"Ya mau gimana lagi, tuh anak ngak ada kabarnya. udah 5 tahun ngak pulang-pulang. Lulus kuliah bukannya ngurus perusahaan, malah daftar anggota TNI dianya. Trus ngak tau dimana sekarang dia lagi." Ucap Lano bingung dan putus asa.
"Dasar bocah itu, kalau dia pulang nanti aku bejek-bejek kayak ayam geprek. Ya sudah no, kamu hubungi atau kirim pesan ke dia, bilang bahwa kamu bentar lagi nikah. Aku yakin dia akan pulang, kan kamu sama dia lumayan dekat."
"Iy adeh... aku coba nanti." Ucap Lano dan menghela napas panjang.
"Kita hubungi dia hampir tiap minggu, tapi kadang-kadang pula tersambung dan dia angkat. Ngak mau bilang dia lagi dimana, tuh anak masih nganggap kita kakaknya atau enggak sih?" Ucap Lani mengebu-ngebu.
~~
Setelah menempuh perjalanan beberapa jam lamanya, dari Jepang ke Indonesia. Akhirnya rombongan Addan sudah tiba di Indonesia, sekarang ia sudah berdiri di depan pintu gerbang kediaman Nicolas yang megah dan mewah bak istana.
"Eh tuan muda Addan, sudah balik, lama ngak ketemu Tuan. Tuan muda gimana kabarnya?" Ucap Pak Lolo (satpam kediaman Nicolas).
"Pak Lolo, Alhamdulillah kabar saya baik. Saya lihat bapak baik-baik saja kan?" Saut Addan dengan ramah tapi nada datar.
"Iya Tuan tentu saya sehat, malah lebih sehat saya dari sebelumnya. Mari Tuan Muda, biar saya bawa barang bawaanya."
"Hmmm." Sautnya dan meninggalkan kopernya bersama Pak Lolo dan pergi masuk melenggangkan dan diikuti oleh Ghani dan Soka di belakang.
Addan pun langsung pergi ke ruang keluarga, tempat biasanya saudaranya itu mengobrol. Setibanya disana Lano dan Lani terkejut ketika melihat adik bungsu mereka itu sudah pulang.
"Ini kamu kan Dan? Wahhh...pucuk di cinta ulam pun tiba, baru aja kami ngomongin kamu. Udah nampak saja batang hidungnya." Ucap Lani senang, ia menghampiri adiknya dan memeluknya.
Lano pun berdiri dan menghampiri adiknya tersebut, lalu memeluk dan menepuk pundak Addan lumayan keras.
"Addan, bocah sialan. Ternyata kau pulang juga ya? Udah bosan, makanya kau pulang. Kemana kau selama 5 tahun ni?" Ucap Lano jengkel.
"Apa ngak ada sambutan yang lebih baik?pulang bukan disambut dengan ramah malah diomelin." Ucap Addan yang juga kesal.
"Aduuhhhhh.....pokoke kakak kangen banget sama kamu." Ucap Lani dan memeluk Addan lagi.
Emang aneh si Lani, tadi sebelum ada Addan. Ia memakinya. Sekarang orang yang dimaki dibelakang udah ada di depannya malah bersikap lembut.
"Aku cabut dulu ke kamar, mau istirahat." Ucap Addan, lalu melenggangkan pergi meninggalkan sepasang kembar yang sedang melongo.
"Grrrr....bikin kesel saja tuh anak sikapnya. Ngak ada hangat-hangatnya." Ucap Lano kesal.
"Biarkan saja, yang penting dia sudah pulang." Saut Lani dan menepuk pundak Lano.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒
adik SM kk kk SM adik
2022-04-15
0
Realpcy_Cyl
semangat kak
2022-02-13
0