Aku lebih suka menikmati kesendirian ku, menikmati kehidupan ku tanpa adanya beban cinta. Karna bagiku cinta itu rumit.!
.
.
.
.
" Cit, nitip cafe ya.?" ucap Dhira dan melepaskan apron.
" Mau kemana.?" tanya Citra yang melihat Dhira memakai jaket serta mengambil tas dalam laci bawah.
" Mau ke base camp." jawabnya. " Aku tinggal dulu ya, doain semoga menang hari ini." ujarnya lagi dengan tersenyum dan melangkah pergi, belum sampai pintu keluar Citra sudah berteriak.
" Dhira.!!" teriak Citrak membaut semua pengunjung cafe menatapnya. " helm kamu ketinggalan." ucapnya dengan menunjukkan helm yang ada di atas meja kasir.
Dhira yang mendengar teriakan Citra lantas berbalik dan menggelengkan kepala karena melupakan helmnya, Berjalan cepat dengan mengambil helmnya.
" Terima kasih." ucapnya dengan tersenyum serta berlari kecil untuk cepat keluar.
" Hati-hati.!!" ujar Citra dan mendapatkan acungan jempol dari Dhira.
Tidak jauh dari penglihatan Revan saat dia menyudahi makan dan berjalan untuk keluar dari cafe, ia melihat gadis kecil yang menggodanya sedang berjalan cepat dengan membawa helm serta berjalan keluar dari cafe.
Mengerutkan kening saat melihat gadis itu yang seharusnya bekerja kembali, malah kini keluar dari cafe.
Mau kemana dia.!" gumam Revan tanpa sadar.
Berjalan untuk keluar dari cafe menuju parkiran dan kembali untuk melanjutkan aktifitasnya.
***
Base camp Armory.
Tempat bengkel serta perkumpulan anak remaja yang sekitar enam orang di dalam rumah dengan dua lantai nuansa classik serta nominan warna abu, putih.
Garasi yang terbuka memperlihatkan para remaja sedang memperbaiki motor ataupun hanya sekedar mengecek keadan motor mereka saat akan bertanding nanti.
Motor yang Dhira kendarai kini berhenti tepat di depan garasi, turun dari motor dan menghampiri teman-temannya yang sedang menunggunya
" Maaf lama." ujar Dhira dan membuka helmnya.
" Santai sist, mana kunci motornya." ucap salah satu teman Dhira yang bernama Dika, melemparkannya dan di tangkap baik oleh temannya untuk segera mengecek motor Dhira yang akan di buat balap malam nanti.
Dhira tidak perlu ragu karena dia sudah mempercayakan motornya pada dika yang selalu merawat motor Dhira saat akan bertanding maupun tidak, dia juga membayar dika itu setiap bulan. Anggap saja untuk uang ceperan karena dia lah yang sudah merawat motor Dhira.
" Aku tinggal dulu ke atas." ucap Dhira dan di anggukkan oleh Dika.
Berjalan menaiki tangga, berada di lantai dua dengan memperlihatkan sepasang kekasih yang sedang berciuman.
Sudah terbiasa Dhira melihat pemandangan seperti ini saat teman cowoknya selalu membawa kekasihnya ke bace camp dan ada juga yang bergonta ganti wanita hanya untuk mencari kesenangan.
Dhira wanita satu-satunya yang ada di clab ini, dan dia wanita yang selalu di jaga oleh semua teman cowok tidak sedikit pun mereka berani menyentuh Dhira ataupun merusaknya karena mereka sudah menganggap Dhira sebagai adik dan dia wanita yang tidak pernah manja serta sering membantu.
Dhira memasuki ruangan khusus yang dua tahun lalu di buat oleh seorang cowok yang diam diam menyukainya. Ruangan yang membuat Dhira nyaman saat berada di sana dan melupakan segalanya saat ia sedang sedih atau merasa perlu menyendiri.
Membuka pintu ruangan itu, memperlihatkan cowok yang sedang menunggunya di balkon dengan memainkan gitar.
.
" Kamu baru datang.?" ucap cowok itu dengan tersenyum saat menyapanya.
" Hhmm, iya. Kamu dari tadi" tanya Dhira.
" Lumayan." jawabnya, berjalan kembali dalam ruangan dan duduk di sofa memperhatikan Dhira yang sedang mengambil buku di rak yang berjejer rapi.
Cowok itu tau jika Dhira suka sekali dengan buku novel, untuk sekedar membaca saat ia merasa bosan. Dia tau semua kesukaan dhira, dari dia yang suka bermain gitar, fotografer dan terjerumus menjadi pembalap.
berawal saat Dhira membantunya dari hadangan tiga pria yang akan mengeroyoknya. Merelakan helm sekitar harga lima belas juta yang dia punya untuk memukul orang yang akan mengeroyok cowok itu hingga tak sadarkan diri.
Mengajaknya berteman dan bergabung ke dalam klubnya hingga lama-lama dia menyukai Dhira. Dia gadis yang tomboy, tidak banyak bicara, tangguh, mandiri dan tidak manja. Dan itulah yang dia sukai dari diri Dhira.
Kenzi alfaro, dua puluh dua tahun yang masih berstatus mahasiswi di universitas xxx. Cowok yang sering sekali bergonta ganti pacar sebelum mengenal Dhira.
Hingga sekarang masih banyak yang ingin menjadi pacarnya, banyak yang mengejarnya meskipun Kenzi menolak untuk tidak berpacaran selama dua tahun ini. Mungkin karena sudah malas dengan cewek manja atau mungkin karena Dhira.
Yang di tunggu mungkin tidak peka atau mungkin ia sudah tau, tapi tidak ingin untuk berpacaran karena dia masih ingin menikmati kehidupannya sendiri, karena baginya adalah keluarganya kakaknya yang dia utamakan dalam hidupnya.
" Nanti jam berapa balapnya?" tanya Dhira, tersadar dari lamunannya karena mendengar suara Dhira saat mengingat pertama kali bertemu dengan wanita yang ada di depannya.
" Nanti jam sepuluh." jawabnya dan di anggukkan oleh Dhira. " Kamu sudah makan." tanya Kenzi
" Sudah, kamu." tanya Dhira.
" Belum." ucapnya dengan melihat Dhira yang sedang membuka buku.
" Kenapa." tanya Dhira dan beralih menatapnya.
" Belum lapar saja." ucapnya " Kamu mau menemani ku makan?" pinta Kenzi
" Di depan ada mie ayam, kamu mau.?" katanya lagi, membuat Dhira menatapnya dan tersenyum.
" Ayo." ajak Dhira dan berdiri dari duduknya, merasa senang karena Dhira tidak menolak ajakannya hingga dia pun ikut berdiri dan berjalan terlebih dahulu.
Membuka pintu lagi-lagi mendapatkan teman yang sedang asyik berciuman hingga membuat Kenzi berkacak pinggang.
" Woy, kamar.!" geramnya hingga membuat sepasang kekasih melepaskan ciumannya, perempuan itu menunduk malu sedangkan teman Kenzi hanya menggaruk kepalanya serta menyengir kuda.
" Kayak loe dulu enggak pernah saja." gerutu temannya hingga membuat Kenzi menatapnya dan Dhira hanya tersenyum samar serta menggelengkan kepala.
turun dari lantai atas dan menghampiri Dika yang sedang mengecek motor Dhira.
" Dik, kamu sudah makan." tanya Dhira
" Belum, kenapa." jawab Dika dengan menatap Dhira.
" Mau mie ayam gak."
" Ya mau lah, gratis kan." tanya dika dan di anggukkan oleh Dhira.
" Pesenin tiga ya."
" Sama siapa.?" tanya dika.
" Sama gue, loe kira gue enggak laper apa." sahut Kenzi dengan cepat serta memasang muka asam.
" Wihh, kecipratan nich.!" seru dika dengan tertawa senang dan berjalan menghampiri gerobak mie ayam yang berada di sebrang jalan tidak peduli melihat muka Kenzi yang merasa sebal.
Sungguh tidak mudah untuk mengajak Dhira makan berdua, wanita itu lebih suka makan ramai-ramai bersama teman bila di base camp. Mengajak Dhira keluar pun juga sulit, entah kenapa? tapi kenzi tidak pernah menyerah untuk merebut hati Dhira meskipun beberapa kali Dhira selalu menolaknya.
.
.
.
🍃🍃🍃
Ciye? ada saingannya babang kadal nich.😁😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Lutha Novhia
yaah kenzi bertepuk sblah tangan donk
2021-11-07
1
Eni Trisnawati Mmhe Winvan
semangat author 💪💪💪💪💪
2021-11-05
0
clararine
itu cewek idola aku bangget tomboy gk manja
2021-10-14
0