Seminggu sudah Wawa ditempat pelarian nya. Tapi belum juga mendapat pekerjaan, uang saku nya mulai menipis. Dia sudah mencoba mencari teman-teman lama nya lewat media sosial, tapi dia hanya dijamu untuk sekedar makan dan menginap 1 hari.
"Seharusnya sebelum pergi aku menyusun rencana dulu, harus apa . Harus apa". Ucapnya geram dalam hati.
Bagi nya ini sangat berat, bahkan mencari pekerjaan pun susah. Apa lagi dia tak punya ijazah. Tentu saja itu akan meragukan siapapun. Dengan penampilan nya yg seperti gembel saat ini, mustahil ada yang percaya.
"Dicari secepatnya, yang cekatan , tidak kuliah, siap tinggal ditempat kerja, usia maksimal 23th... Yaaaaaah,, usia lagi, usia lagi. Memang nya kenapa kalau aku tua. Aku juga masih lebih hebat dari yg usia nya 23th" kata Wawa pada diri nya sediri.
Dia bahkan tak menyadari jika seseorang sudah berdiri memerhatikan nya sejak awal datang nya. Pria itu berbadan kurus, mengenakan celana jeans hitam dan kemeja maroon. Dipinggang nya nampak celemek berwarna hitam juga bertuliskan "Tentang Kita". Tak lupa topi hitam polos. Seperti nya itu seragam pegawai disitu. Terlihat didalam juga beberapa orang mengenakan baju yang sama.
" Ayo masuk ?" Kata lelaki itu, sambil merapikan posisi kacamata nya. Wawa yang merasa heran hanya berbalik badan sebentar lalu, berniat akan pergi. Tapi lelaki tadi menghalangi nya.
"Kau mau kemana ?? Apa kau yakin tidak akan bekerja disini ?"
" Usia ku 25th, apa perlu ku keluar kan tanda pengenal ku ."
"Siapa yang perduli kamu berusia 23 atau 25. Ayo masuk lah. Kita sudah sangat membutuhkan bantuan. " Kata lelaki itu, dia pun menarik tangan Wawa untuk manaiki beberapa anak tangga lalu masuk lewat pintu samping .Tak lupa, tadi plang info lowongan pekerjaan sudah dicopot nya.
"Ini lemari mu, pegang kunci nya. Barang2 mu bisa kau simpan disini. Ruangan ini kamar mu. Bisa kau tinggal disini lebih baik. Ini seragam mu. Berkemas lah. 30 menit saya tunggu didepan." Kata lelaki itu sambil terus mengembangkan senyum nya. Dia nampak ramah dan baik. Berbeda dengan si raja raja itu. "Hedeeeh, kenapa juga aku memikirkan nya. Entah benar dia yg menolong ku atau membekap ku. Aku tak peduli. Toh aku sama-sama tak melihat wajah nya. Walau suara mereka hampir mirip. Ahhh,, bodo amat lah. Sekarang aku sudah mulai kerja. Sudah dapat tempat tinggal. Harus mulai perbaiki semua nya, memulai dari benar benar nol. Semangat wa. Kamu pasti bisa". Kata Wawa sambil memasang celemek itu dipingganng nya. Dia berdiri didepan cermin yg persegi panjang, disudut kamar itu. Menatap diri nya dengan seragam nya. "Waaaah, lumayan keren lah" ucap nya. Dia melirik hp nya, mengetuk nya dua kali lalu memeriksa jam nya 09.45 am. "Oke waktu nya berjuang" kata nya pada diri sendiri sambil memakai topi hitam diatas jilbab hitam nya yg masing2 sisi nya sudah dia kaitkan keleher nya agar nanti tak mengganggu pekerjaan nya.
Saat dia sudah berada diluar. Dia sedikit Shok dengan apa yg dilihat. Terlihat pegawai sedikit kerepotan dengan banyak nya pengunjung. " Waaaaah, pantas saja Abang Abang tadi terlalu semangat untuk merekrut ku." Ucap Wawa dalam hati.
"Oh, kamu udah siap ? Sini aku jelasin sedikit" kata Reza. Yap, lelaki tadi adalah Reza sahabat raja. Tapi Reza tak menyadari jika perempuan yg dihadapan nya saat itu adalah perempuan sama dengan yg dilihat nya dirumah raja sekitar seminggu yg lalu. Setelah memberikan sedikit edukasi , Wawa mulai bergerak sesuai instruksi. Dia menjadi pelayan disana. Mengantarkan makanan dari meja dapur kemeja pelanggan yg sudah menunggu. Setelah itu, dia merapikan meja lagi yg sudah selesai digunakan pelanggan. Mencatat pesanan pelanggan dan menyimpan catatan nya itu dikeranjang kecil yg memang khusus untuk org dapur.
Allahuakbar. . . Allaaahuuuakbaaar. !!!
Sejenak Wawa tertegun saat mendengar suara adzan disalah satu masjid yg tak jauh dari situ. Setelah merapikan meja pelanggan terakhir. Dia pun mencari Reza.
"Bang, lihat pak Reza gak ?" Kata Wawa pada salah satu org yg juga berprofesi sama dengan nya. Siang itu ,cukup lengang. Beberapa pegawai juga terlihat duduk sambil meregangkan otot nyA.
"Dia lagi Nerima telpon barusan dibelakang" kata nya yg ditanyai.
"Makasih yah ? " Kata Wawa sambil menepuk pelan bahu lelaki tadi, berusaha mengakrabkan diri.
Wawa terlihat sangat tomboy dengan penampilan, dan cara berjalan nya. Dia benar-benar pergi untuk membuang diri nya. Dia melahirkan diri nya yg baru dengan menciptakan Wawa yg lain, Wawa yg selama ini selalu hidup diam-diam disisi lain dalam diri nya. Sisi yg selalu dia tutupi dengan kuat selama bertahun-tahun ini. Rasa nya ada yg lain bisa menjadi diri sendiri dengan bebas, begitu fikir nya
"Iyah, Iyah 2-3 hari lagi aku balik. Udah ketemu juga. Kamu... Weeeeh... Kamu... Weeeeey, aku belum selesai ngomong. Aaaargh sialan"
Brak.!!!
Dia menepuk benda tinggi disamping nya yg menimbulkan suara bising, tapi juga sukses mengejutkan diri nya sendiri. " Ahh, sialan bikin kaget ajA" kata nya pada lemari tempat rak sepatu pegawai itu.
"Pak Reza, maaf mengganggu ?" Ucap wawa pelan.
"Eh, kamu ? Dari kapan disitu ? Menguping pembicaraan saya yah ?" Kata nya menatap tajam kearah Wawa. Mendapat tatapan itu, tentu saja Wawa takut. Dia pun menunduk sangat dalam
"Heeey, santai saja. Aku hanya bercanda. Hihihi.... Maaf. Tadi tuh lagi nelpon sama pemilik rumah makan ini. Udah minta saya balik kecabang yg ada di pulau S. Tapi rasa nya disini nyaman banget. Masih mau tinggal disini 2-3 hari dulu. Aahh, dia itu gak bisa banget liat orang seneng dikit".
"Bos nya galak yah pak ?"
"Bang Reza aja. Usia kita gak terpaut beda jauh. Kamu panggil bapak, kayak kamu ibu dari anakku saja. Ih, kamu ini" kata nya sambil memukul pelan lengan Wawa genit. Tentu Wawa sedikit geli dengan kelakuan orang aneh yg baru dijumpai nya pagi tadi
"Ekh, he'emmmh. Sudah lupakan saja. Aku hanya bercanda. Ku harap kita bisa saling akrab saja. Krn mungkin nanti kita akan jadi partner kerja yg baik. Oh iya, tadi kamu mau bilang apa ?? " Tanya nya kemudian. Dia pandai berekting dan membuat orang takut
"Emmmh, anu pak. Eh, bang.. saya mau ijin keluar sebentar boleh ?" Kata Wawa
"Mau kemana ?"
"Urusan pribadi bang. Gak akan lama. Saya janji. Semua barang saya dikamar tadi. Handphone dan lain2. Kunci kamar juga saya gak bawa kok"
"Santai aja sih. Kenapa harus panik begitu. Ini memang jam istirahat. Usahakan balik sebelum jam 2 yah. Karna kita harus siap-siap untuk buka lagi". Kata Reza tersenyum. Dia pria yg cukup manis dan murah senyum.
"Memang nya sekarang tutup bang."
" Iyah cantik. Pergi lah. Selesaikan urusan pribadi mu. Saya juga harus istrahat. Sampai ketemu 2 jam lagi" kata nya lalu melambai dan berlalu. Wawa tersenyum, tak disangka ternyata masih ada tersisa 1 org baik dari sejak beberapa hari disini dia hanya selalu bertemu orang lain yg pura-pura baik. Bahkan dingin dan aneh seperti raja. Yg memeriksa handphone nya tanpa ijin. "Waaaah, bener-bener tuh org" kata Wawa sambil menggelengkan kepala nya, mengingat bagaimna manja nya dia pada ibu nya tapi dingin saat berbicara dengan nya. "Kenapa juga aku memikirkan nya, aku bahkan tak melihat wajah nya" kata Wawa pada diri nya sendiri.
***
"Kamu ada dapet kabar Wawa gak ?"(Tania)
"Bukan nya dia keluar grub beberapa waktu lalu yah "(Ima)
"Jangan-jangan dia beneran terbang kekorea gak pamit kekita 😭"(Tania)
"Kemarin insta nya aktif 50menit yg lalu sebelum aku masuk. Tapi sampe sekarang belum aktif lagi"(nisa)
"Pergi susul gih Tan"(nisa)
"Iyah, cuma kamu yg punya kesibukan gak berarti didunia ini. Hahahaha "(Ima)
"Kalo aja aku tau dia kemana, tanpa kalian minta pun udah ku susul. Mau cekik leher nya, berani banget dia pergi gak ngajak-ngajak"(Tania)
"Dia kessel sama kamu tuh ?"(Ima)
"Iyah, soal nya kamu cuma selalu ngetawain dia kalo lagi susah"(nisa)
"Bukan nya kalian juga sama"(Tania)
"Pokok nya kalo ada apa-apa kamu yg duluan dihantui,haha hahahaha"(nisa)
"Kalian kenapa sih malah jadi ngebuly aku😭, jangan buat aku jadi semakin bersalah. Waaaaa, maafin aku"(Tania)
"Bego, Wawa gak ada digrub. Mana dia tau kalo kamu minta maaf"(Nisa)
"Jadi aku harus gimana ?"(Tania)
"Yah susul lah"(Nisa)
"Kamu yakin dia kekorea?"(Tania)
"Cari dulu yg jelas woi. Korea juga gak sekecil itu buat kamu nyari dia"(Ima)
"Apa keluarga nya gak nyari ?"(Ima)
"Minggu lalu Abang nya nelpon aku, kata nya kalo Wawa ada kbar minta beritahu dia. Aku juga disuruh bujuk Wawa buat ngabarin dia. Klo pun gak mau balik gak apa-apa kata nya. Asal kasih tau aja dia dimana."(Tania)
"Dia gak mati disuatu tempatkan?😭"(Tania)
"Lapor polisi ayo"(Tania)
"Otak mu itu baikin woy, kek baru kenal aja kamu sama Wawa. Dia gak mungkin mati semudah itu"(nisa)
"Ibu negara, kamu kan polisi ? Bantuin lah?"(Tania)
"Cuma pekerja lepas juga. Sembarangan Banget kami ngomong nya"(Ima)
"Terserah, dimataku kamu polisi"(Tania)
"Bego, kamu laporin aja sendiri. Aku gak berurusan sama orang yg sengaja melarikan diri"(Ima)
"Kamu nih temen apaan sih ? Gak setia kawan banget. Padahal kan kamu temen kecil nya dia. Lebih Lamaan dia kenal kamu dari pada aku"(Tania)
*Ima_off*
"Malah kabur lagi,Sok sibuk Luh"(Tania)
"Udah Tan, aku juga coba hubungin dia diinsta. Ima juga gak akan diam aja kok. Dia begitu juga peduli banget. Kita tunggu aja kabar nya"(nisa)
"Iyah deh nis, kamu jaga kesehatan yah disana. Kalo Wawa ada kabar, lgsung kabarin aku juga ya ?"(Tania)
"Iyah. Kamu juga yah, kabarin aku info Wawa yg terbaru"(Nisa)
"Iyah Nis"(Tania)
*Nisa_off*
*Tania_off*
*author POV: " teman-teman mohon dukungan nya, like dan komen kalian berarti banget. kritik dan saran nya dong.biar aku semangat update nya. terimakasih 🤗"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Nurwana
Wawa klu pergi pergi itw bwa ijazahlah, spy m mudahkan tuk cari kerja.
2021-07-02
0
Nurwana
Wawa klu pergi pergi itw bwa ijazahlah, spy m mudahkan tuk cari kerja.
2021-07-02
0