Bab 3 - sesama teman

Tiba-tiba Doni dan temannya datang ke arah meja Syeira biasa selalu menggoda Syeira. Karena memang Syeira orangnya mudah bergaul juga memiliki kulit putih bersih, cantik, dan memiliki senyum manis. Tinggi badan yang bisa dibilang bagus, wajar jika banyak yang menyukai nya.

" Haloo cantik," sambil mengedipkan matanya sebelah. " Duh senyumnya manis banget kayak gula aren." Ucap Doni dengan gombalannya.

" Apa sih Don, udah sana balik kemeja mu!"

" Bener kata Doni mangkin cantik aja kamu ra." Ucap Dika teman geng nya Doni.

" Eits, jangan salah tuh Nana juga cantik dan menggemaskan ingin ku cubit idungnya kek kucing peliharaan ku." Jawab Soni teman Doni

Nana juga memiliki kulit putih sama seperti Syeira tetapi lebih putih Syeira daripada Nana, hidung mancung mata biru. Tetapi memiliki tinggi badan lebih pendek dari Syeira.

"Gombal aja truuuss... udah basi semua! Udah sana balik ke meja kalian." Suruh Nana ke mereka sambil mencebikkan mulutnya.

" Nih cewek marah mulu cepet nenek-nenek tau rasa lu!" Ucap Doni sambil memeletkan lidahnya.

" apa kamu bilang! "

" Husst udah-udah sana godain mulu deh." Usir Syeira kepada ketiga cowok itu sambil mengibas-ibaskan tangannya.

Pelajaran dimulai siswa mengerjakan tugas yang di berikan guru kelas untuk persiapan memulai ujian kelas yang sebentar lagi akan diadakan. Semua mengerjakan dengan tenang karena memang siswa-siswa di kelas Syeira banyak yang memiliki prestasi. Tetapi walaupun begitu mereka tidak pernah pelit ilmu kepada sesama temannya ketika ada yang tidak bisa mengerjakan tetapi bukan berarti menyontek saat ulangan, tetapi mereka saling belajar bersama ketika istirahat atau jam mata pelajaran kosong.

****

Di perusahaan

Alex sedang meeting dengan klien untuk membicarakan tentang kerja sama yang ada di luar negeri. Alex memiliki potensi yang luar biasa di bidang bisnis maka dari itu banyak saham yang dia tanam di luar negeri maupun didalam negeri. Mungkin itulah salah satu jiwa bisnis yang mengalir di keluarga William.

Selesai meeting Alex dan Sekretaris Miko masuk keruangan untuk membicarakan kembali hal yang berkaitan dengan pengajuan kerja sama yang diberikan kliennya.

" Batalkan kerja sama nya dengan kita jika mereka berbuat licik," ucap Alex dingin lalu berjalan kearah meja kerja nya.

" Aku tidak mau mengurusi masalah sepele seperti itu! Membuat kepalaku pusing saja, masih banyak klien yang mengikuti aturan kita." Duduk dikursi sambil membuka laptop nya.

" Baik tuan, saya akan memberitahukan ini kepada klien kita." Jawab sekretaris Miko sedikit menundukkan kepala.

" Kalau begitu saya kembali keruangan saya dahulu tuan."

"Hemm.." Ucap Alex tanpa mengalihkan tatapannya dari laptop.

Miko keluar dari ruangan Alex berjalan kearah ruangannya sendiri karena memang Miko mempunyai ruangan sendiri dan juga memiliki sekretaris pribadi juga. Ketika dia mengerjakan pekerjaan yang memang sulit atau harus pergi keluar negeri untuk menggantikan Alex dia menyuruh sekretarisnya untuk menghandle kerjaannya dahulu.

Ruangan Miko terdapat tepat disebelah Alex karena jika Alex membutuhkan sesuatu hal yang penting tidak akan memakan waktu banyak untuk sampai keruangan Alex.

" Em.. tuan ini berkas yang anda butuhkan." Ucap sekretaris Alex bernama sofi yang kebetulan bertemu di depan pintu ruangannya.

" Ya masuk keruangan ku." Jawab Miko berjalan kearah pintu ruangannya.

" Sofi kau sudah menemukan manajer marketing yang baru?" Tanya Miko berjalan kearah meja kerja.

" Belum tuan, sulit untuk menemukan pengganti Sari."

Sari adalah manajer marketting yang sangat berprestasi, dia keluar dari perusahaan karena pindah keluar negeri untuk mengikuti suaminya.

" Kau cepat cari penggantinya jangan lama-lama agar kemarkettingan kita cepat berjalan dengan baik." Ucap Miko sambil membuka berkas yang diberikan Sofi.

" Baik tuan, saya kembali keruangan saya dahulu."

" Ya ."

*****

" Ra, kamu nerusin kuliah di mana?" Tanya Nana duduk di kantin sambil minum juice.

" Enggak tau kayaknya aku mau kerja aja untuk menambah penghasilan ibu." Jawab Syeira duduk dihadapan Nana sedang makan bekal yang dibawa tadi.

" Owh gitu, aku juga gitu supaya cepat dapat penghasilan sendirikan?" Ucap Nana yang mulai membuka bekal makan siangnya.

" Iya aku udah tidak betah nahan ini itu ingin beli semua apa yang aku inginkan." Jawab Syeira sambil mengunyah makanan.

" Sama aku juga, udah kita emang sepemikiran setelah lulus nyari kerja sama-sama ya?"

" Okey sip." Jawab syeira mengedipkan matanya.

Mereka berdua memang bukan dari keluarga yang kaya raya dan bergelimang harta seperti teman-teman yang lain bisa jalan kesana kemari makan ini itu sesukannya. Mereka harus menabung dahulu jika ingin makan ini itu dan membeli apa yang mereka inginkan. Semua nya demi orang tua mereka sendiri-sendiri yang tidak ingin terlalu banyak meminta uang jajan sekolah. Maka dari itu mengapa Syeira selalu membawa bekal makanan kesekolah. Itu semata-mata untuk menghemat uang jajan yang diberikan ibunya untuk membeli bensin untuk pergi ke sekolah.

Tetapi bedanya Nana memiliki kedua orang tua yang masih hidup sedangkan Syeira hanya memiliki satu orang tua. Orang tua Nana juga bukan dari keluarga yang terpandang mereka bekerja serabutan maka dari itu Nana selalu menabung dan tidak pernah boros tentang uang jajan sekolah.

" Eh ra, kamu tau tidak apa yang di bicarakan si Donat tadi?" Tanya Nana sambil mengunyah makanan.

" Hah sapa donat?" Tanya Syeira mengenyitkan dahi.

" Ya hellah itu si Doni kan cocok tuh Doni Donat, hahaha." Jawab Nana tertawa.

" Yaampun bisa aja luh." Ucap Syeira sambil menggelengkan kepala.

" Trus apa tadi yang dibicarakannya."

" Yang mana tuh."

" Tadi yang di kelas mojok dipinggiran dinding kek taik ayam".

" Ha, taik ayam? mang taik ayam bisa ya mojok di dinding." Tanya Syeira mengkerutkan dahinya.

" Yak ellah itu mah cuma peribasa aja kupret!" Jawab Nana berbicara sambil mencondongkan badan keara Nana.

" Kupret kupret! mang guwe kutu kupret." Ucap Syeira kesal.

" Hehehe, piss maaf." Jawab Nana sambil mengacungkan dua jarinya ke kepala.

" Oh itu, kayaknya tentang class metting setelah ujian kan dia ikut Osis."

" Oh ku kira apa." Jawab Nana manggut-manggut.

" Kira-kira ngadain apa ya, semoga aja seru." Tanya Nana sambil berpikir

" Iya ya, supaya tambah ramai gitu ya biar seru."

" Itu sih menurutku tergantung pemikiran Osis mau buat apa, males aku kalau cuma cemen-cemen dan letoy."

" He.em apa lagi yang lain cuma bisa nyuruh doang tidak mau ikutan."

" Iya tuh gedek banget aku, dah ah yuk kekelas jam istirahat udah mau abis nih."

" Ayoo."

Mereka kembali ke kelas untuk meneruskan pelajaran sekolah karena tadi sudah istirahat. Berjalan kearah kelas sambil bercanda menggoda anak-anak, itu kebiasaan mereka. Mereka berteman kepada siapa pun dan semua temannya juga berteman kepada mereka tidak membedakan mana kaya dan miskin. Karena mereka berdua memang asyik untuk diajak ngobrol, bercanda, belajar maka nya banyak yang suka berteman dengan mereka. Tetapi beda cerita jika Itu teman yang bukan sekelasnya

Episodes
1 Bab 1 - Pengenalan
2 Bab 2 - Mengobrol dari hati kehati
3 Bab 3 - sesama teman
4 Bab 4 - Sharing
5 Bab 5 - Merawat tanaman
6 Bab 6 - Berbincang
7 Bab 7 - Kebersamaan
8 Bab 8 - Keluar negeri
9 Bab 9 - Keseharian
10 Bab 10 - Bertemu adik
11 Bab 11 - Kebersamaan adik kakak
12 Bab 12 - Berbincang
13 Bab 13 - Bercanda dengan teman
14 Bab 14 - Kedatangan tamu
15 Bab 15 - Membantu ibu
16 Bab 16 - Melelahkan
17 Bab 17 - Guru killer
18 Bab 18 - Berpisah dengan adik
19 Bab 19 - Menguji kesabaran
20 Bab 20 - Menabrak
21 Bab 21 - Nonton bersama
22 Bab 22 - Kebersamaan keluarga
23 Bab 23 - Mengajari belajar adik
24 Bab 24 - Tentang kopi
25 Bab 25 - Catering
26 Bab 26 - Untuk olahraga
27 Bab 27 - Makan bersama
28 Bab 28 - Kebersamaan keluarga
29 Bab 29 - Quality time keluarga
30 Bab 30 - Naik jabatan
31 Bab 31 - Main
32 Bab 32 - Taman
33 Bab 33 - Main ke rumah Syeira
34 Bab 34 - Kebersamaan keluarga
35 Bab 35 - Quality time sendiri
36 Bab 36 - Keseharian
37 Bab 37 - Meminta doa restu
38 Bab 38 - Pagi yang cerah
39 Bab 39 - Memantau
40 Bab 40 - Obrolan
41 Bab 41 - Masih rencana
42 Bab 42 - Khawatir
43 Bab 43 - Meminta izin
44 Bab 44 - Kekesalan asisten
45 Bab 45 - Pembagian rapor
46 Bab 46 - Kebahagian prestasi
47 Bab 47 - Akhirnya sampai..
48 Bab 48 - Villa part 1
49 Bab 49 - villa part 2
50 Bab 50 - Villa part 3
51 Bab 51 - Villa part 4
52 Bab 52 - Pulang ke rumah
53 Bab 53 - Berbagi kebahagiaan
54 Bab 54 - Hari pertama kerja
55 Bab 55 - Dimarahi
56 Bab 56 - Cara berpikir
57 Bab 57 - Takut
58 Bab 58 - Tak tik bekerja
59 Bab 59 - Panti Asuhan
60 Bab 60 - Khawatir
61 Bab 61 - Berdetak kencang
62 Bab 62 - Musibah
63 Bab 63 - Mengerjai
64 Bab 64 - Calon mantu?
65 Bab 65 - Begitu saja terlontar
66 Bab 66 - Terkejut
67 Bab 67 - Malunya itu lhoo
68 Bab 68 - Menikah?
69 Bab 69 - Meminta pendapat
70 Bab 70 - Menikah
71 Bab 71 - Kamar hotel
72 Bab 72 - Satu ranjang
73 Bab 73 - Memasak di rumah baru
74 Bab 74 - hampir saja
75 Bab 75 - Sakit pinggang
76 Bab 76 - Menyiapkan keperluan suami
77 Bab 77 - Tidak jadi
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1 - Pengenalan
2
Bab 2 - Mengobrol dari hati kehati
3
Bab 3 - sesama teman
4
Bab 4 - Sharing
5
Bab 5 - Merawat tanaman
6
Bab 6 - Berbincang
7
Bab 7 - Kebersamaan
8
Bab 8 - Keluar negeri
9
Bab 9 - Keseharian
10
Bab 10 - Bertemu adik
11
Bab 11 - Kebersamaan adik kakak
12
Bab 12 - Berbincang
13
Bab 13 - Bercanda dengan teman
14
Bab 14 - Kedatangan tamu
15
Bab 15 - Membantu ibu
16
Bab 16 - Melelahkan
17
Bab 17 - Guru killer
18
Bab 18 - Berpisah dengan adik
19
Bab 19 - Menguji kesabaran
20
Bab 20 - Menabrak
21
Bab 21 - Nonton bersama
22
Bab 22 - Kebersamaan keluarga
23
Bab 23 - Mengajari belajar adik
24
Bab 24 - Tentang kopi
25
Bab 25 - Catering
26
Bab 26 - Untuk olahraga
27
Bab 27 - Makan bersama
28
Bab 28 - Kebersamaan keluarga
29
Bab 29 - Quality time keluarga
30
Bab 30 - Naik jabatan
31
Bab 31 - Main
32
Bab 32 - Taman
33
Bab 33 - Main ke rumah Syeira
34
Bab 34 - Kebersamaan keluarga
35
Bab 35 - Quality time sendiri
36
Bab 36 - Keseharian
37
Bab 37 - Meminta doa restu
38
Bab 38 - Pagi yang cerah
39
Bab 39 - Memantau
40
Bab 40 - Obrolan
41
Bab 41 - Masih rencana
42
Bab 42 - Khawatir
43
Bab 43 - Meminta izin
44
Bab 44 - Kekesalan asisten
45
Bab 45 - Pembagian rapor
46
Bab 46 - Kebahagian prestasi
47
Bab 47 - Akhirnya sampai..
48
Bab 48 - Villa part 1
49
Bab 49 - villa part 2
50
Bab 50 - Villa part 3
51
Bab 51 - Villa part 4
52
Bab 52 - Pulang ke rumah
53
Bab 53 - Berbagi kebahagiaan
54
Bab 54 - Hari pertama kerja
55
Bab 55 - Dimarahi
56
Bab 56 - Cara berpikir
57
Bab 57 - Takut
58
Bab 58 - Tak tik bekerja
59
Bab 59 - Panti Asuhan
60
Bab 60 - Khawatir
61
Bab 61 - Berdetak kencang
62
Bab 62 - Musibah
63
Bab 63 - Mengerjai
64
Bab 64 - Calon mantu?
65
Bab 65 - Begitu saja terlontar
66
Bab 66 - Terkejut
67
Bab 67 - Malunya itu lhoo
68
Bab 68 - Menikah?
69
Bab 69 - Meminta pendapat
70
Bab 70 - Menikah
71
Bab 71 - Kamar hotel
72
Bab 72 - Satu ranjang
73
Bab 73 - Memasak di rumah baru
74
Bab 74 - hampir saja
75
Bab 75 - Sakit pinggang
76
Bab 76 - Menyiapkan keperluan suami
77
Bab 77 - Tidak jadi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!