Pukul 8 malam, Keyra turun dari kamar nya menuju arah ruang makan. Di sana sudah ramai dengan Andri, Indira, Garen dan juga Alisa yang duduk seraya bercanda ria.
Namun, saat dirinya datang, keadaan langsung hening, Andri dan juga Alisa yang tiba-tiba menampilkan wajah tak minatnya sementara Indira dan Garen langsung menawarinya makanan.
“Makan dek, yawoh kamu kurus banget kayak mayat idup,” ejek Garen melihat bentuk tubuh adik nya yang nampak kurus.
Indira meletakan lauk pauk di piring lalu menyodorkan nya pada Keyra, “Bener kata Abang kamu Key. Makan yang banyak! Tidur nya dijaga jangan sampe begadang,” titahnya.
Suara kursi terdorong kebelakang mengalihkan atensi semuanya, Keyra meneguk ludahnya kasar melihat tatapan tak bersahabat Papa nya itu.
“Mah, Papa tunggu di kamar,” ujarnya dan berlalu menaiki tangga menuju kamar utama berada.
“Aku selesai. Selamat malam Mama, Abang,” Alisa ikut beranjak mendekati kursi Indira dan Garen seraya mencium pipi keduanya seraya bergantian.
“Mah, Bang. Keyra---”
“Keyra makan yang banyak biar kuat!” potong Indira cepat, “mereka cuman cape doang kok Key, jadi langsung ke kamar,” ujar nya beralibi.
Garen mengacak pelan rambut Keyra,
“Abang sayang samu kamu, Key. Jangan sedih! Kamu jelek kalo sedih gitu.”
Keyra mendengkus lalu gadis itu menghembuskan napasnya lega. Beruntung jika Abang dan Mama nya tidak membencinya, jika keduanya sama seperti Papa dan Kakak perempuan nya, mungkin Keyra tak mampu untuk berada di rumah itu. Pikirnya.
*****
Di hari kamis yang cerah, Keyra bersiap untuk pergi ke sekolah nya. Ia hari ini tak di antar oleh Garen karena pria itu harus cepat-cepat berada di SMK tempat Friski bersekolah.
Kaki nya melangkah menyusuri jalanan dengan sesekali bersenandung.
Tinn.. tinnn tinnnn...
“Astaga Dragon!" Keyra mengusap dadanya kaget, kepalanya menoleh kesamping. “Apa sih Af? Lo kalo mau nabrak gue, tabrak aja! Nggak usah pake klakson segala," sarkas Keyra.
Cowok yang memakai seragam dengan baju dikeluarkan itu nampak tercengir lebar.
"Ga asik akh kalo lo mati duluan, nanti siapa yang jadi babu gue? Ayo cepetan naik!" Cowok itu menyugar rambut legam nya kebelakang.
Keyra menatap motor matic milik cowok itu, "Gue? Naik ke motor lo? Nggak, nggak! Mending gue jalan kaki,” ujar Keyra, ia menolak tawaran dari Rafka karena ia sangat malas berdekatan dengan cowok itu.
Bayangan tentang buku gambar nya yang dibuang hingga terbakar oleh Rafka masih terngiang di kepala nya sampai sekarang.
Rafka menganggukan kepalanya,
“denger-denger di jalan pintas yang sering lo lewatin itu banyak setan sama preman nya loh,” Keyra mengabaikan. Ia memilih melanjutkan langkah kakinya dari pada meladeni cowok menyebalkan itu.
“Dan... Rumor nya disana udah beberapa cewe yang di perkosa dan mayat nya—” Keyra memundurkan langkah kakinya, ia langsung menaiki motor Rafka dan menepuk bahu pria itu, “cepetan berangkat!” Rafka tersenyum miring, ia lantas mengemudi kan motornya dengan kecepatan tinggi.
👍👈🙏
Sesampainya di Warung Laperpoll yang letaknya tepat berada di belakang sekolah SMP Bina Abadi, Keyra langsung turun dan beranjak pergi. Namun urung kala sebuah tangan mencekal lengan kirinya.
"Lo jadi cewek ga ada rasa terimakasih nya? Ya! Nyesel gue nganterin, mana kagak nyumbang uang bensin lagi!" Cetus Rafka.
Keyra berdecak, gadis itu membalikan badannya dan menunjuk Rafka dengan telunjuknya.
"Gini ya Af. Gue nggak maksa buat lo anterin, terus... Perasaan lo boncengin Cewek kagak pernah tuh di tagih, lah sama gue? Astaga berasa ngojek gue tau nggak?!" Keyra menyahut sewot.
Rafka menautkan alisnya, “lo tau dari mana kalo gue kagak pernah nagih ke cewe yang gue anter?”
“Aciee, Kekey merhatiin cewek yang dibonceng Rafka nih, YSJ noh.” Rafka dan Keyra menoleh, menatap Rivan yang baru saja datang bersama Friski.
Friski merupakan anak SMK yang letak nya lumayan jauh dari SMP Bina Abadi. Entah mengapa cowok itu berada di sini sekarang.
Keyra mendelik, "Rivan--- lo mau gue bejek-bejek hah? Inget, orang yang sok tau biasanya mati duluan!” Kata Keyra tajam.
Rafka tertawa mendengarnya.
"Eh buset Key, lo pas SD imut-imut kek babi, kok gedenya sadis bener tu bibir. Makan berapa cabe lo pas lulus?"
Tanya Friski.
“Tau tuh Kekey omongan nya pedes bener, untung adik ipar!" Ujar Rivan ngegas yang membuat Keyra menyikut perut Cowok itu keras.
“Adik ipar your head! Gue mirror dari lo kali Ki!" sahut Keyra dan berlalu pergi meninggalkan ketiga cowok itu.
“Bener-bener adik ipar durhaka!” Itu teriakan Rivan yang terakhir Keyra dengar, gadis itu semakin mempercepat laju langkah nya.
"Kenapa sih harus lewat gerbang belakang? Gue kan harus muter-muter,” dumel Keyra meraih tas nya dan mencari sesuatu disana, hari ini merupakan hari terakhir ia akan mengikuti penilaian akhir semester satu.
Karena terlalu fokus dengan tas nya, saat ia akan berbelok, Keyra menabrak seseorang hingga tubuhnya hampir oleng.
“Jalan tuh liat depan! Ga usah so' sok-an jalan sambil nunduk! Lo tuh pendek dan gampang keinjek." ujar seorang dengan nada dinginnya.
Keyra mati-matian menahan emosinya, “lo kira gue semut? Seenak gigi lo ngatain gue pendek lagi! Lo nya aja yang ketinggian," ujarnya dengan masih menunduk mencari pena dan juga buku nya.
Tiba-tiba dagunya di cengkram kuat oleh Cowok di depannya, “kalo ngomong sama gue tuh liat orangnya! Ga usah nunduk, lo ngomong sama lantai?"
Keyra mendongak. Matanya menyipit tajam melihat Cowok di depan nya ternyata Ervin —si cowok beku.
Keyra menepis tangan milik Ervin.
“Mending gue nunduk, dari pada ngeliat komuk lo yang kek setan--- Rey." ujarnya dan berlalu dengan berlari.
Di tempat nya, Ervin menyunggingkan senyum sinisnya, “baru kali ini, ada yang manggil nama itu, lagi.”
****
🔨🔨🔨🔨
“Pstt, oi Key,” Keyra memutar matanya mendengar desisan milik Ivan.
“Paan?” Tanya Keyra. Posisi duduk di ruangan 11 tempat Keyra mengisi lembar jawaban, Ivan duduk di meja ketiga di bagian tengah, sementara Keyra duduk di meja paling pojok di belakang.
Ivan menggerakan jarinya membentuk angka lima. Keyra mengangguk kecil dan mengambil sebuah kertas di laci meja nya, ia menulis sesuatu di sana. Dengan cekatan, Keyra meremas kertas itu dan melemparnya tepat di meja milik Ivan.
Sementara di tempat Ivan duduk, cowok itu dengan antusias membuka kertas dari Keyra, matanya melebar kala mendapati kertas itu kosong, hanya ada tulisan angka ‘5’ di sana.
"Sialan lo, Key!" Umpatnya mendesis.
₱₱₱₱₱
Bel pulang sekolah berbunyi, berhubung ini hari terakhir Keyra mengikuti penilaian akhir semester satu. Keyra memutuskan untuk langsung meluncur menuju kantin dimana tempat kedua sahabat nya berada. Menunggu staf guru mengumumkan info tentang study tour untuk seluruh siswa kelas 9.
“Key!” Seseorang melambaikan tangannya pada Keyra, gadis itu memilih mendekat kearah stand makanan untuk memesan batagor dan juga Es jeruk kesukaannya. Lalu Keyra berjalan menghampiri kedua sahabatnya.
Keyra duduk di kursi yang berhadapan dengan Aura dan juga Shahila. “Lo berdua kok cepet banget? Biasanya juga gue duluan yang keluar kelas kalo urusan ulangan.” Ujar Keyra.
Aura menoleh sinis, “lo tau nggak Key? Gue mati matian ngejawab itu soal! Mana depan belakang tempat gue duduk, mantan gue semua lagi,” Keyra dan Shahila tertawa cekikikan.
“Andai pas ulangan gue seruangan sama lo, merdeka bat hidup gue!” Aura menampilkan raut nelangsa nya.
Shahila tertawa pelan mendengarnya, “makannya belajar Ra! Untung baru semester satu, gimana kalo dua? Auto nggak lulus lo,” tutur Aura.
Keyra merangkul bahu Shahila. “Nah bener nih kata sahabat gue! Nanti lo netep di kelas 9, si Riki makin semangat deketin lo.” timpal Keyra mengejek.
Aura mendengus, “jahat bener lo berdua, gue ke kantin sebelah aja lah.” kata Aura pura-pura merajuk.
“Elah, baperan amat lo. Op baperan!”
Teh Anisa datang dengan menaruh sepiring batagor dan es jeruk pesanan Keyra, wanita itu langsung berlalu saat Keyra mengucapkan 'terimakasih'.
“Wih, adik ipar gue pada akur, ya. Duduk bareng mulu,”
Keempat cowok berparas memikat itu duduk di kursi yang kosong dekat Keyra dan kedua sahabatnya.
“Yo, kekey.”
Sapa Rivan pada Keyra yang tengah memakan batagornya dengan lahap, mengacuhkan keberadaan keempat cowok itu.
“Gue nggak punya kakak cewek ya, Van. Lo mau kawin sama kakak cowok gue?” tanya Aura sinis.
“Tau tuh, gue ada nih Mbak Kun. Keknya dia cocok banget sama lo yang ganteng Van,” timpal Shahila. Bukan hal aneh lagijika gadis itu berkata seperti itu, gadis yang disebut-sebut bisa melihat dan ber-interaksi langsung dengan makhluk tak kasat mata.
Rivan bergidik ngeri mendengar kedua ujaran yang keluar dari mulut Aura dan juga Shahila.
“Dih, nggak jadi dah! Mending gue sama kakak nya si Kekey!” Ujar Rivan merangkul bahu Keyra layaknya teman lama.
“Sekali lagi lo manggil gue ‘Kekey’, gue cekek lo Van!” ancam Keyra.
“Oh, lo mau sama Bang Garen nih, Van? Oke,” Sambung gadis itu.
"Nggak ada yang bener lo bertiga. Lebih cocok si Rivan sama Keyra aja, sering ribut tandanya jodoh.” celetuk Ivan memakan Bakso milik Aura yang notabe-nya adalah pacarnya.
Uhuk uhuk....
Keyra terbatuk mendengar nya. Tangan Abian menyodorkan minuman yang langsung di terima dengan senang hati oleh Keyra, “pelan-pelan! Nggak akan ada yang ngambil batagor lo,” tutur nya.
“Mama gue nggak bakalan setuju kalo punya mantu kek si Rivan onta,” bukan Keyra yang menjawab melainkan Rafka. Cowok itu mengikuti jejak Ivan dengan mengambil alih piring batagor milik Keyra dan memakannya.
Keyra mendelik pada Ivan “Syalan lo, Ipang! Kalo gue mati karena kesedek gimana?” Ivan hanya tertawa dan menggombali Aura kembali. Mata Keyra memincing tak mendapati si cowok beku.
“Bian! Itu batagor gue diambil Afka! Kata lo nggak bakalan ada yang ambil,” sungut Keyra sebal.
Abian mengangkat bahunya acuh.
“Maksud gue manusia, Rafka kan setan makan nya bebas ngambil.”
“Buangke lo, Yan.” umpat Rafka tak terima.
Tangan Keyra di gunakan untuk menopang dagu gadis itu. Ia memandang Rafka dan Abian bergantian, “Af, Bi. Lo berdua mau nggak jadi cowok gue?” tanya nya dengan polos.
Uhuk uhuk..
Kali ini giliran Rafka yang tersedak batagor. Cowok itu meraih minuman milik Keyra dan langsung menegaknya cepat.
Sementara Abian hanya berdeham pelan.
“Lo waras, Key? Nembak satu aja dong! Masa temen gue, lo embat semua,” Ivan bersua tak suka.
Ada apa dengan Ipang?
“Sinis bener lo sama gue,” ujar Keyra. Yang lain nya hanya diam menyimak adu argumen keduanya, “niat nya sih mau sekalian sama si beku alias Rey, tapi dia nya nggak ada ya udah duo curut aja yang gue tembak.” ujar Keyra tanpa beban.
Mata Ivan melotot. “Heh, mayat idup! Trio curut mau lo gaet semua?” kata nya keras.
“Heh, Babi ngepet! Itu tadi gue ngewakilin adik kelas yang mau gaet kalian semua, ya! Dih, baperan lo Ipang oneng! Op baperan,” jelas Keyra yang langsung beranjak pergi. Aura dan Shahila yang merasa di meja itu terasa hening pun spontan berdiri dan langsung berlari mengejar Keyra.
****
Tadi gue baper duluan, anjing!
.
.
.
Tetteeeeeet
Typo n kalimatnya kagak jelas:v
Thanks yang udah buacaaaaaaaa:v
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Rafana afandi
garem
2023-12-09
0
human
silsilah
2023-11-26
1
Sis Fauzi
Keira rakus amat 😀❤️
2021-08-16
1