AJAKAN DINNER

Pagi ini seperti biasanya Putra terlihat sudah rapi dengan pakaian kantornya dan berniat untuk kembali bekerja setelah tiga hari dia absen dari kantor dengan alasan masih berkabung atas kepulangan sang ibunda.

"Perhatikan anak itu baik baik. Jangan sampai dia mengacau" ucap putra kepada baby sitter sewaan nya sesaat sebelum dia meninggalkan kediaman nya.

"Baik tuan" jawab sang baby sitter sambil menundukkan kepalanya dalam dalam takut hanya untuk sekedar menatap mata elang milik atasan nya itu.

Setelah mendengar jawaban dari pesuruh nya,Putra pun segera bergegas untuk menuju ke kantornya dengan pikiran yang masih semrawut akibat wasiat dari sang ibu.

Sesampainya di kantor terlihat semua karyawan menunduk patuh setiap kali dia berpapasan dengan Putra.Mereka yang memang sudah tahu tabiat kejam yang selalu di perlihatkan oleh lelaki itu hanya bisa diam dan menunduk saat melihat sang atasan.

"Selidiki semua hal tentang gadis yang bernama Celine. Yang aku tahu dia adalah salah satu suster di rumah sakit tempat mama di rawat. Aku ingin kau memeriksa se detail mungkin tentang wanita itu dan cari kelemahan nya" ucap Putra kepada sekretaris kepercayaan yang sudah hampir sepuluh tahun ini menemani karirnya.

"Baik tuan" jawab sekretaris itu patuh, dia sama sekali tidak berniat untuk menanyakan kenapa sang bos membutuhkan biodata dari gadis itu karna hampir selama sepuluh tahun bermitra dengan seorang Pramudia saputra membuat dia tahu bagaimana kebiasaan dari atasannya itu, jika dia bertanya maka saat itu pula lah dia akan langsung di letakkan dalam daftar buku hitam dari si bos.

"Berikan padaku dua jam lagi" imbuh lelaki itu lagi sambil menatap sang sekretaris memberikan pernyataan dengan tatapan itu jika lewat dari dua jam tidak dia berikan padanya maka dia tidak akan baik baik saja.

"Baik tuan,saya mengerti" jawab si sekretaris lagi.

"Baiklah kau boleh pergi" ucap putra dan tanpa di ulang lagi si sekretaris pun langsung meninggalkan ruangan pengap itu,ruangan yang akan membuat semua orang lupa cara bernafas saat berada disana.

ooOoo

"Bagaimana?" tanya putra kepada sekretarisnya tepat pada saat sang orang kepercayaan baru saja menginjakkan kakinya di ruangan itu dengan sebuah berkas di tangannya,dan Putra sudah bisa menebak jika itu merupakan berkas tentang Celine.

"Dia adalah anak tunggal dari dari bapak Damar dan ibu Ningsih,tapi keduanya sudah wafat tujuh tahun yang lalu karna kecelakaan lalu lintas-" jelas si sekretaris yang langsung di potong oleh Putra.

"Jadi dia sebatang kara?"Putra mulai menyimpulkan setelah mendengar sepenggal penjelasan dari sekretarisnya.

"Tidak tuan,dia hidup bersama nenek nya yang sedang di rawat di tempat dia bekerja" jelas sekretaris itu lagi.

"Hanya itu?" tanya Putra lagi.

"Tidak tuan. Dia dahulu pernah berpacaran selama tujuh tahun,tapi sang calon suami meninggal tepat tujuh hari sebelum pernikahan mereka di laksanakan" si sekretaris menjelaskan semua yang dia ketahui tentang Celine dan membuat putra manggut manggut saat mendengar cerita melo itu.

"Umur?" tanya putra sambil tangannya perlahan mengambil berkas yang masih di pegang oleh sekretarisnya tadi.

"25 tuan" jawab singkat si sekretaris.

"Baiklah aku mengerti, sekarang kau boleh pergi" ucap putra sambil matanya tak lepas dari map coklat yang di bawa oleh sekretarisnya.

"Aa! Satu lagi. Buatkan janji makan malam bersama wanita ini malam ini" ucap Putra lagi tepat saat sekretarisnya baru saja hendak menutup pintu ruangannya.

"Baik tuan" ucapnya dan kemudian dia langsung menutup pintu ruangan itu meninggalkan Putra yang masih bergelut dengan pikirannya.

Jam sudah menunjukkan jam empat sore saat Celine baru saja selesai dengan shiftnya hari ini. setelah dia menerima surat dari Siska dia pun mulai memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa menyelamatkan anak malang itu dari ayah kejamnya hingga tak sadar hal itu pun sedikit mengurangi rasa bersalahnya terhadap Siska.

"Kau akan menjenguk nenek mu?" tanya rekan kerja Celine yang memang sudah tahu jika hari ini adalah hari dimana Celine akan menghabiskan waktunya bersama sang nenek,karna jika tidak sudah di pastikan jika gadis malang itu akan bekerja hingga larut malam sebagai upaya untuk menghabiskan waktunya secara cepat.

"Iya. Kata dokter nenek udah bisa menggerakkan jarinya" jawab Celine dengan senyum sumringah di wajahnya.

"Mmm Cel, maaf sebelumnya tapi kenapa kamu sampe bela belain mau membiayai nenek kamu sampai seperti itu? Bahkan kamu sendiri tahu jika kemungkinan nenek untuk sadar tidak sampai 20%?" tanya rekan kerja Celine hati hati,takut menyinggung perasaan gadis itu.

"Aku punya banyak alasan untuk tetap mempertahankan nenek, yang pertama karna dia adalah satu satu nya kerabat dekatku selain paman ku yang berada di malaysia dan yang kedua nenek jadi seperti ini juga karna aku,karna terkejut saat melihat ku hampir bunuh diri pada saat aku tahu Aa Riki meninggal" ucap Celine,menyebut kan nama Riki dalam kalimatnya sungguh membuat hati gadis itu kembali melemah.

"Maafkan aku Cel, aku tidak bermaksud untuk mengingatkan mu pada calon suami mu" rekan kerja Celine terlihat merasa bersalah saat dia tak sengaja membahas pasal pernikahan Celine yang tak jadi.

"Tidak apa apa kau tidak bersalah,hanya saja aku yang terlalu berlebihan" ucap Celine menenangkan si rekan kerja yang terlihat benar benar merasa bersalah padanya tersebut.

"Baiklah kalau begitu aku duluan Cel. Sekali lagi maaf karna sudah membahas itu" ucap Rekan kerja Celine lagi,kemudian wanita yang lebih tua dari Celine itu terlihat berjalan lebih dahulu dari Celine.

"Sore nek" sapa Celine pada sang nenek yang masih memjamkan matanya dan Celine bahkan tidak tahu kapan wanita tua itu akan bangun dari tidur panjangnya.

" Hari ini Celine mau cerita tentang Mama Siska, dia adalah wanita baik. Tapi dia meminta Celine untuk menikahi anaknya Nek,sedang kan nenek tahu sendiri jika Celine masih belum bisa ngelupain Aa Riki" curhat Celine berharap sang nenek akan dapat mendengar curhatan hatinya dan memberikan solusi padanya saat ini.

"Waktu dia minta Celine nikah sama anaknya,Celine langsung pergi Nek

Dan ternyata besok paginya dia udah meninggal,Celine benar benar merasa bersalah" lanjut Celine lagi kali ini dia terlihat sangat merasa bersalah ketika menceritakan cerita itu.

"Apa yang harus Celine lakuin nek?" tanya Celine kepada Neneknya yang masih terlihat belum memiliki tanda tanda untuk sadar dari tidurnya.

Tok tok tok.

Suara pintu kamar neneknya yang di ketuk membuat Celine langsung menatap ke arah sumber suara sambil bertanya tanya dalam hatinya siapa gerangan yang datang mengunjungi neneknya,karna seingatnya kerabat nenek hanya dia dan juga pamannya yang masih berada di malaysia dan sangat tidak mungkin jika sang paman akan berkunjung karna setahunya dia juga sulit untuk kembali ke negara asal karna pekerjaan yang mengharuskannya ada di sana.

"Siapa?" tanya Celine karna orang itu terus saja mengetuk pintu kamar neneknya tanpa berniat untuk membuka pintu itu.

"Boleh saya masuk?" tanya orang itu yang tak lain adalah sekretaris suruhan Putra.

"Masuklah" ucap Celine sambil terus memperhatikan bayangan orang itu yang perlahan tampak nyata bersamaan dengan pintu itu juga yang mulai terbuka.

"Siapa kamu?" tanya Celine lagi saat dia melihat orang itu dan sama sekali tidak mengenalinya.

"Saya Reydi sekretaris dari bapak Pramudia Saputra CEO dari perusahaan D&F entertaiment. Saya datang kesini atas permintaan pak Putra sendiri untuk mengajak nona Celine makan malam bersama beliau" jelas Reydi panjang lebar.

"Tunggu tunggu mungkin yang kau maksud dokter Celina kan? Maaf tuan kau salah orang aku Suster Celine nama kami memang sama" Celine berpikir jika pria itu salah orang.

"Tidak nona itu memang anda" jelas Reydi lagi.

"Tunggu! Aku bahkan tidak mengenalnya,lalu kenapa dia mengajak ku bertemu? Aaa bukankah D&F entertaiment perusahaan yang berkisar di dunia hiburan? Apa jangan jangan CEO mu itu ingin menyuruhku berakting? Benar begitu? Kalo gitu kamu pulang aja aku sama sekali tidak tertarik dengan akting" Celine menyimpulkan alasan yang paling masuk akal akan ajakan dari CEO terkenal itu.

"Tidak nona" ucap Reydi sambil menahan tawanya saat mendengar jawaban absuard dari Celine.

"Lalu?" Celine mulai mengerutkan keningnya.

"Beliau adalah anak dari ibu Siska" satu kalimat dari Reydi seakan menjawab semua pertanyaan yang sedang bersliweran di kepala Celine.

"Aa jadi dia. Baiklah jam berapa?" ucap Celine lagi, ini adalah kesempatan baginya untuk berusaha menolong Rara,pikirnya.

"Saya akan menjemput anda pada jam 19.00 tepat" ucap Reydi lagi.

"Baiklah" jawab Celine dan tak lama kemudian Reydi pun pamit kepada Celine untuk segera meninggalkan ruangan itu.

"Nek, sekarang Celine di kasih kesempatan buat nebus kesalahan Celine sama Mama Siska" ucap Celine,dia akan benar benar menggunakan kesempatan ini untuk menyelamatkan Rara, hanya untuk menyelamatkan gadis lucu itu.

"Doa in Celine ya nek" ucapannya lagi,berharap dengan begitu sang nenek akan mendoakannya dalam tidurnya.

Terpopuler

Comments

MakMak sholehot_69 mahahiya 💫

MakMak sholehot_69 mahahiya 💫

suka banget nih ceritanya😍

2021-04-03

1

MakMak sholehot_69 mahahiya 💫

MakMak sholehot_69 mahahiya 💫

aku lanjut lagi nih 🥰😍😍😍

2021-04-03

1

MakMak sholehot_69 mahahiya 💫

MakMak sholehot_69 mahahiya 💫

yeaiii,, ini menarik thor🥰😍😍😍

2021-04-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!