RUMAH SAKIT

"Selamat pagi buk" sapa gadis itu ramah kepada seorang pasien yang terlihat sedang menyantap sarapan paginya.Bekerja selama dua tahun sebagai suster membuat Celine sudah terbiasa mengumbar senyumnya meskipun dia tidak sedang dalam kondisi untuk bisa terseyum lepas.

"Pagi bu suster" jawab wanita berkepala tiga itu ramah sembari membalas senyuman Celine.

"Bu suster rajin banget pagi pagi udah ke sini aja" puji sang pasien karna memang sejak dia datang kesini satu bulan yang lalu Celine selalu saja datang pagi dan pulang malam,dia juga beberapa kali sempat memergoki suster cantik itu sedang menangis di kamar mandi wanita tapi pasien itu tidak tau apa masalah dari wanita Cantik itu.

"Seperti biasa,ada shift pagi" jawab Celine tersenyum.

"Kata dokter hari ini ibu sudah bisa pulang ya" ucap Celine saat dia sudah menyelesaikan pemeriksaannya.

"Terimakasih bu suster " ucap si pasien dengan senyum lebar miliknya.

Setelah menyelesaikan pemeriksaannya Celine pun segera keluar dari kamar itu untuk melanjutkan tugas nya memeriksa kamar kamar pasien yang lainnya.

"PASIEN UGD!!!" ucap salah seorang suster yang terlihat sedang mendorong brankar,isyarat kepada semua orang yang ada di koridor untuk menyingkir dan memberikan mereka jalan.

Celine yang mengetahui itu segera menyingkirkan tubuhnya ke tepian koridor memberi jalan kepada orang orang yang membawa brankar itu.

"Awas!" ucap seorang pria dingin itu kepada Celine,nampak nya pria itu menganggap Celine mengganggu perjalanannya.

"Maaf tuan" sebagai suster dia sudah di wajibkan untuk mengelah,jadi mau tidak mau Celine pun akhirnya mengalah dengan menundukkan pandangannya dan meminta maaf terlebih dahulu kepada sang pria.

Tapi sayang,pria sombong itu sudah tak ada lagi di depan Celine saat wanita itu mengangkat wajahnya.

"Cih dasar pria sombong" hardik Celine,di saat saat seperti ini dia mulai membandingkan pria itu dengan calon suaminya yang sudah meninggal sejak 1 bulan yang lalu,Menegaskan jika memang tidak ada pria yang lebih baik dari dia yang bisa mendampingi Celine.

"Selamatkan ibu saya dok! Berikan yang terbaik untuknya. Masalah biaya jangan khawatir" ucap pria itu menuntut kepada sang dokter yang juga terlihat kewalahan.

"Kami akan berusaha sebaik mungkin tuan" ucap dokter itu setelahnya dia pun menutup pintu ruang gawat darurat dan menambah rasa cemas dari pria itu.

Putra,pria itu terlihat terus saja mondar mandir di depan ruangan UGD,tak jarang pria itu membuang nafasnya kasar,kesal karna di saat saat seperti ini dia tidak bisa membantu sang ibu.

"Bagaimana kondisinya?" tanya putra tepat saat dokter baru saja keluar dari ruangan itu dengan ekspresi yang sulit di tebak oleh Putra,yang lagi lagi berhasil menambah rasa khawatir nya.

"Kondisinya masih kritis" ucap si dokter.

"Tapi dia akan baik baik saja kan dok?"tanya putra lagi,bagaimana pun dia yang membuat ibunya menjadi seperti itu tadi.Jika saja dia tidak membahas tentang ke tidak mauannya untuk menikah mungkin sang ibu masih sehat dan tersenyum kepadanya saat ini.

"Berdoa saja yang terbaik" ucap sang dokter,kemudian dia pun langsung meninggalkan putra sendiri di sana.

oOo

Keesokan harinya seperti biasa Celine selalu menjadi suster yang pertama datang ke rumah sakit dan langsung mengerjakan tugasnya seperti biasa.

"Halo?" ucap Celine saat salah satu rekannya menelpon.

"Celine? Bisakah kau menolong ku? Aku tidak bisa ke sana pagi pagi karna anak ku sedang sakit.Bisakah kau menggantikan tugas ku sebentar?" pinta seseorang di seberang sana yang terdengar sedikit panik di telinga Celine.

"Baiklah,di ruangan berapa?" tanya Celine,lagi pula dia tidak memiliki banyak tugas pagi ini jadi dia bisa menolong rekannya itu.

"Di ruang rawat 403,dia adalah pasien yang baru datang kemarin.Tapi dokter bilang dia sudah sadar makanya dia menyuruhku untuk memeriksanya" jelas nya lagi.

"Baiklah. Jangan khawatirkan pasien,urus saja anak mu dahulu" ucap Celine,lalu gadis itu pun segera mematikan panggilan itu dan berjalan menuju ruangan yang di maksud.

"Nenek!" pekik Celine terkejut saat nenek itu terlihat hampir terjatuh saat dia hendak mengambil air putih di sebelah brankar nya.

"Uhuk uhuk! Haus" ucap si nenek yang tak lain adalah ibu dari Putra.

"Biar Celine nek" ucap Celine,kemudian gadis itu pun segera berjalan ke arah si nenek dan mengambilkan air minum.

"Terimakasih nak" ucap nenek itu,dia bahkan memberikan senyuman termanisnya untuk Celine meskipun tak terlalu terlihat oleh Celine karna di tutupi oleh wajah pucat wanita tua itu.

"Bagaimana keadaan nenek saat ini? apakah ada yang nenek keluhkan?" tanya Celine ramah,seperti biasa dia berkata dengan senyuman yang selalu menghiasi wajahnya.Senyum yang bisa membuat semua orang percaya jika dia baik baik saja.

"Kau memiliki senyuman yang sama persis seperti putraku" ucap Nenek itu tiba tiba dan seketika itu pula Celine langsung mengangkat wajahnya dan menatap nenek itu dengan tatapan tak paham.

"Maksud nenek?" tanya Celine yang tak mengerti arah pembicaraan sang nenek.

"Senyuman yang penuh dengan luka" jawab nenek itu lagi kali ini di sertai dengan senyuman di wajahnya.

Celine diam,dia tidak menyangka jika akan ada seseorang yang bisa melihat lukanya tanpa dia harus bercerita.Dan anehnya dia sangat nyaman saat berada di dekat nenek ini,dia seolah menemukan kembali sosok ibunya yang sudah meninggal tujuh tahun yang lalu.

"Nenek bisa aja" jawab Celine diiringi senyuman nya.

"Nenek punya keluhan?" tanya Celine lagi,kemudian wanita tua itu menggeleng gelengkan kepalanya pertanda jika tak ada yang tengah dia keluhkan saat ini.

"Kalo gitu Celine keluar dulu ya Nek.Malam nanti Celine akan ke sini bersama dokter untuk memeriksa Nenek" ucap Celine kemudian gadis itu pun segera memberseskan beberapa peralatan yang sempat dia bawa tadi dan undur diri untuk kembali melanjutkan kewajiban nya.

"Aw!" pekik Celine saat tak sengaja keningnya menabrak pintu kamar yang baru saja di buka dari luar bertepatan saat dia juga berniat akan membuka pintu itu.

Tanpa memperdulikan aduhan Dari Celine,pria yang tidak Celine ketahui namanya itu terlihat berjalan santai kedalam ruangan tanpa melirik ke arahnya.

"Pria dingin itu!" geram Celine saat melihat jika itu adalah pria yang sama dengan pria yang menambraknya kemarin.

Tak yakin akan mendapat permintaan maaf dari pria itu,akhirnya Celine pun kembali mengabaikan kejadian itu dan lebih memilih untuk segera meninggalkan ruangan itu.

"Bagaimana keadaan mama?" tanya putra saat dia sudah berada di dekat tempat tidur sang ibunda.

"Baik,apa kau bertemu dengan suster tadi?" jawab ibu putra dengan di akhiri dengan kalimat tanya di akhir perkataannya.

"Suster? Tidak" jawab pria itu berbohong,dia sudah sangat hapal watak dari wanita yang sudah melahirkannya ini,sudah pasti dia akan bertanya pendapat nya tentang suster itu dan lebih parahnya lagi,mungkin sang ibunda akan memintanya untuk menikahi wanita itu.

"Ah sayang sekali! Padahal dia sangat cantik" ucap wanita paruh baya itu yang menyayangkan tidak bertemunya dua insan itu.

"Putra tidak tertarik ma! Plis tolong jangan memaksa putra untuk menikah lagi" ucap pria itu tegas dengan nada selembut mungkin,dia tidak ingin ibunya terkejut dan kembali syok seperti malam tadi.

"Tapi kau membutuhkan seorang pendamping untuk mengurus mu dan juga anak mu" bujuk wanita itu,berharap si anak akan mempertimbang kan kembali tentang keputusannya.

"Putra bisa mengurus diri putra sendiri ma" ucap pria keras kepala itu lembut namun terdengar tegas.

"Tapi anakmu? Kau tidak bisa mengurus nya sendiri" ucap wanita itu tak mau kalah.

"Putra yang akan mengurusnya" ucap pria itu.

"Jangan bohong putra! Kau bahkan tidak pernah memberikan satu kecupan pun pada cucu ku yang malang itu" telak wanita itu.Putra terdiam,dia memang tidak pernah memperhatikan atau sekedar mencium anaknya sendiri,dia bahkan selalu menyalahkan kecil itu atas kematian ibunya.

"Sudahlah! Aku tidak mau berdebat lagi" ucap pria itu kemudian dia pun langsung meninggalkan wanita paruh baya itu.

Sementara itu pada saat yang sama,terlihat Celine yang tengah berjalan santai di koridor sambil sesekali menyentuh keningnya yang masih terasa perih dan terlihat memerah itu.

"Ada apa dengan jidat mu itu Cel?" tanya seorang dokter tampan kepada Celine yang masih memegang keningnya.

"Tidak apa apa dokter sam. Hanya kecelakaan kecil" ucap Celine hormat,kemudian dia pun berlalu dari hadapan dokter itu.

"Dia masih saja cantik seperti pertama kali dia datang ke sini" ucap Samuel,dokter itu yang menatap takjub kepada Celine,lalu setelahnya dia pun juga berlalu dari sana sambil sesekali melirik punggung Celine yang sudah terlihat menjauh darinya.

Terpopuler

Comments

Lisa Sul

Lisa Sul

bgus

2021-04-16

1

MakMak sholehot_69 mahahiya 💫

MakMak sholehot_69 mahahiya 💫

menarik 💗,, semoga makin menarik lanjutan nya😍😍

2021-04-03

1

MakMak sholehot_69 mahahiya 💫

MakMak sholehot_69 mahahiya 💫

aku mampir juga nih🥰😍😍

2021-04-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!