Sementara Arya yang berada di IGD untuk mend0norkan d4r4h untuk adiknya, pandangannya tidak pernah lepas dari Aleksa.
"Dek, kakak harap setelah ini kamu cepat sadar, kasian ayah, Dek pasti khawatir banget sama kamu." Harap Arya dengan mata berkaca-kaca.
Dokter datang menghampiri Arya.
"Baiklah, d0nor d4r4hnya sudah cukup, setelah ini Bapak sebaiknya istirahat dulu untuk pemulihan,"ucap dokter kepada Arya sambil memerintahkan perawat membuka alat-alat yang terpasang ditangan Arya.
"Baiklah, Dok. Terimakasih, saya harap setelah ini adik saya segera sadar. Kalo begitu saya keluar menemui yang lain."
Arya berlalu keluar ruang IGD untuk menemui ayah dan saudaranya.
Melihat Arya keluar ayah dan saudaranya membantu arya duduk karena arya terlihat begitu pucat.
"Arya duduk dulu, kamu harus istrahat dulu untuk pemulihan," ucap Arga.
"Nak, terimakasih kamu sudah menolong adikmu," ucap ayah terharu.
"Ayah jangan bicara seperti itu, sudah seharusnya Arya melakukan ini, karna arya sayang adek, kita semua sayang adek," sanggah Arya.
"Setelah ini kita harus lebih ekstra menjaga adek kalo perlu kita pasang CCTV dikamar adek dan disetiap sudut rumah, supaya kita bisa tetap memantau kegiatan adek Yah, kak." Saran Alex dan disetujui ayah dan kakaknya
"Ia sebaiknya kita pasang CCTV," ucap Arga.
"Kak sebaiknya kita pasang sekarang saja, lebih baik adek tidak tau kalo kita pasang CCTV untuk memantau setiap gerakannya," ucap Arya.
"Baiklah, Arya segera hubungi asisten mu, lakukan sekarang."
"Baiklah, Yah. Arya akan hubungi sekarang."
Arya segera menghubungi asistennya dan segera dilaksanakan oleh asistennya.
Tidak lama kemudian dokter keluar dari ruang IGD, dan menemui keluarga Aleksa.
"Dok, bagaimana keadaan putri saya?" tanya ayah.
"Bapak tenang dulu, putri bapak sebentar lagi akan dipindahkan keruang perawatan dan bapak bisa menemuinya setelah putri bapak berada diruang perawatan," ucap dokter tersenyum menerangkan kepada keluarga Aleksa.
"Alhamdulillah," ucap syukur ayah dan 3 A.
"Baiklah kalo begitu saya permisi dulu pak, Mas."
"Ia terimakasih, Dok," ucap ayah.
Perawat membawa aleksa keluar dari ruang IGD menuju ruang perawatan VVIP, diikuti oleh ayah dan 3 A.
"Terimakasih, Suster," ucap ayah.
"Sama-sama, Pak. Semoga putri Bapak lekas sembuh, kalo begitu saya permisi, assalamualaikum."
"Aamiinn, Wa'alaikumssalam warahmatullahi wabarakatu," jawab ayah dan 2 A serentak.
Di dalam ruang perawatan Aleksa begitu sunyi, mereka diam memperhatikan Aleksa. Berharap Aleksa segera sadar.
"Kalian pulanglah istirahat, biar ayah yang menjaga adek."
"Tidak, Ayah. Biar Arga yang jaga adek, kalian pulanglah. Kalian harus istirahat untuk persiapan pengajian untuk bunda besok."
"Tapi, Nak. Ayah khawatir dengan keadaan adek."
"Ayah tenang saja, Arga akan jaga adek disini."
"Arya pulanglah kamu harus lebih banyak istirahat, dan Arya pulanglah ajak ayah dan Alex."
"Baiklah, Kak. Kami pulang,"ucap Alex tidak membantah karna memang mereka harus istrahat untuk persiapan pengajian untuk sang bunda besok.
"Kalo begitu kami pulang, Ga. Kamu juga harus istrahat, hubungi ayah kalo adek sadar atau terjadi sesuatu, kami pulang."
"Ia, Yah. Tenang aja."
"Baiklah, assalamualaikum." Ayah, Arya dan Alex serentak kemudian berjalan keluar ruangan..
Dan sekarang tinggal Arga sendiri diruang perawatan, dia terus berada didekat adiknya dan memegang tangan adiknya berharap sang adik cepat sadar. Arga mengusap dan mencium kepala sang adik guna menyalurkan rasa sayangnya. Tidak terasa air mata Arga jatuh dikala mengingat bundanya.
"Bunda, Arya harap bunda tenang disana, jangan khawatir dengan adek, Arya janji akan menjaga adik-adik Arga dan ayah." Doa Arga dalam hati.
Pandangan Arga tertuju ke Aleksa sambil terus meneteskan air mata karna memikirkan sang adik, karna mungkin ketika Aleksa sadar dia akan mencari-cari bunda.
"Dek, kamu yang kuat yaa, cepat sadar. Kakak janji setelah ini apapun yang adek minta dan mau kakak akan berusaha turutin kemauan adek."
"Adek tahu tidak kalo ayah sangat khawatir dengan adek, kasian ayah dek baru ditinggal bunda untuk selama-lamanya, dan adek juga saat ini sakit, jadi kakak mohon cepat sadar dan sembuh, Dek," ucap Arga mencium punggung tangan sang adik.
Sementara di kediaman Dwijaya, Ayah, Arya dan Alex tiba di rumah dan tanpa suara mereka berjalan menuju kamar masing-masing untuk istirahat.
Di kamar ayah langsung membarikan tubuhnya dan mengambil foto sang istri di nakas dekat ranjang.
"Bunda, kenapa bunda menyembunyikan ini semua dari ayah. Ayah kangen bunda." Tidak terasa ayah meneteskan air mata kala mengingat sang istri.
"Ayah sayang bunda, ayah janji akan menjaga anak-anak kita, ayah akan melakukan apapun untuk anak-anak kita, terutama untuk putri kecil kita," ucap ayah terisak memeluk foto istrinya.
"Ayah akan mendampingi putri kecil kita sampai menemukan pendamping hidup yang tepat untuknya." huuuhuuuu hiks hiks, (suara ayah menangis terisak.)
Tanpa pak Dwijaya sadari, Alex mendengar semua kata-kata sang ayah, dan itu membuat Alex merasa sakit melihat ayah menangis pilu seperti itu. Alex berlalu cepat ke kamar agar ayahnya tidak mengetahui keberadaannya.
"Ayah Alex janji akan membantu menjaga adek, ayah tenang saja, dan bunda juga tenang disana adek banyak yang sayang disini." janji Alex kepada ayah dan almarhumah bundanya.
Sementara di kamar Arya, Arya sudah terlelap karna begitu lemas setelah mend0n0rkan d4r4hnya.
Sinar matahari pagi telah masuk melalui celah-celah gorden di setiap ruangan di kediaman Dwijaya. Pak Dwijaya memerintahkan kepada Bik Wati untuk menyiapkan pengajian untuk sang istri.
"Bik Wati siapkan segera untuk pengajian, jangan lupa undang anak yatim piatu, dan perintahkan pak Adi untuk turun ke jalan membagikan makanan."
"Baik, Tuan. Segera saya laksanakan, kalo begitu saya permisi, Tuan."
"Baiklah terimakasi, bik."
"sama-sama, Tuan." jawab bik Wati kemudian berlalu menuju dapur untuk melaksanakan perintah tuan besar.
Sedangkan bik Ira menyiapkan sarapan untuk penghuni rumah, karena mulai sekarang bik Ira lah yang akan menyiapkan makanan untuk majikannya. selama ini bunda Miranda yang menyiapkan semua makanan untuk keluarga tercintanya. Tapi sekarang semua berubah.
Setelah siap bik Ira bergegas memangil tuan besar serta anak-anaknya.
"Tuan? Makanan sudah siap, silahkan." Bik Ira dengan hormat kepan pak Dwijaya.
"Terimakasih, Bik. Langgil Arya dan Alex, saya tunggu dimeja makan."
"Baik, Tuan. Permisi." Bik Ira segera menuju ke kamar Arya dan Alex.
Tok tok tok
"Den Arya, sarapan sudah siap, aden ditunggu tuan dimeja makan."
"Iya, bik. Sebentar lagi saya ke sana," Jawab Arya dari dalam kamar.
"Baiklah, den. Kalo begitu saya permisi."
Bik Ira berjalan menuju kamar Alex.
Tok tok tok
"Den ini bik Ira, aden ditunggu tuan di meja makan."
Alex membuka pintu
"Yasudah, Bik. Alex ke sana sekarang," Jawab Alex kemudian berjalan menuju ruang makan.
...Selamat membaca🌼🌼...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Silvi Aulia
semangat Thor aku suka sama karya karya nya author
2023-07-20
2
mama zha
semangat aja aku juga gitu tapi tetap semangat kok banyakin promo aja
2023-07-01
1
Dahlia Anwar
smngt ka padahak seru cerita nya kenapa sepi ya ...
2021-05-23
1