"Jadi kau menemukan mainan baru," mengatakan itu dengan datar, Rista menatapku tajam
"Ini situasi yang tidak bisa aku kendalikan... tunggu... kau menganggapku orang seperti itu."
"Peningkatan hormon dan detak jantung terdeteksi."
"Jangan memindaiku," teriakku, sementara Alvidya yang terus menempel hanya memiringkan kepalanya.
Rista melanjutkan.
"Aku tidak melarangmu untuk menikah, hanya saja jangan pernah lupakan misi kita."
"Misi?
"Kami ingin mengembalikan sihir di dunia ini," bisikku di telinga Alvidya dan ia segera berdiri terkejut.
Semua petualang menatap kearah kami.
"Ah, bukan apa-apa.. Sten baru saja menggodaku," dan semua pria menatapku penuh permusuhan.
Aku tersenyum pahit saat Alvidya kembali duduk.
"Jika itu keputusan kalian, tolong libatkan aku juga, apapun aku bersedia membantu."
"Aku menghargainya," jawab singkat Rista
Ketika kami berbincang-bincang seseorang muncul lalu menggebrak meja, dia seorang petualang bertubuh besar dengan jenggot dan kumis.
"Kudengar kau petualang baru, bagaimana jika kau berduel denganku?"
"Jangan mengatakan hal mustahil... Sten masih berada di level satu, dia pasti akan kalah," aku akan memberikan jempol ke arah Alvidya yang berakting dengan baik.
"Bagaimana jika aku bertaruh sepuluh koin emas jika kau bisa mengalahkanku."
"Aku terima," jawabku demikian.
"Aku suka keberanianmu, jika kau kalah kau akan menjadi budakku."
"Tidak masalah."
Aku sempat mendengar beberapa orang berbisik-bisik ke arahku.
"Dia melakukannya lagi, ini ke sepuluh orang dalam seminggu terakhir."
"Petualang pemula yang harus berduel dengan Zakis."
"Aah, aku merasa kasihan pada mereka."
"Kalahkan dia Sten," teriak Rista, sedangkan aku harus berdiri untuk menghadapi orang bernama Zakis ini.
Semua orang mulai merapikan meja hingga di bagian tengahnya hanya di isi oleh aku dan Zakis, kami saling menatap beberapa saat sebelum Alvidya memukul lonceng di mulainya pertandingan.
Zakis yang mengandalkan otot langsung mengirim tinju ke arahku, aku menghindar dengan gerakan ayunan tubuh ke samping dimana posisi akhir aku berada di belakangnya.
"Kau lihat tadi... dia berhasil menghindarinya."
"Benar, aku bahkan tidak bisa melihat pergerakannya, apa memang dia berada di level satu?"
Lebih baik aku berusaha untuk tidak mencolok sekarang.
Aku terus mengikuti punggung Zakis hingga ia kehilangan kesabarannya.
"Sialan berhenti bermain-main."
Zakis berbalik dan kembali mengirim tinjunya, satu tinju mengenaiku lalu di susul tendangan yang mana membuat hembusan angin di sekitarku, para petualang wanita berteriak selagi menahan rok mereka untuk tidak terbang, meski begitu aku hanya diam dengan wajah polos.
"Apa?"
"Sten, kau ini pemegang sabuk hitam dari seluruh perguruan beladiri kan? Rasanya tidak sopan jika kau tidak melawannya dengan serius," teriak Rista.
Dewi ini tidak bisa membaca suasana.
Aku bisa mengalahkannya dengan mudah hanya saja itu pasti berdampak luar biasa padaku, terutama Zakis adalah peringkat A jauh dariku, seperti semua orang tahu, di guild petualang di bagi atas beberapa tingkatan... peringkat bawah D sementara paling atas S, seperti itulah.
Aku terus menghindari serangan yang di lesatkan Zakis hingga aku juga turut merasa bosan.
"Sial...sial... sial.."
Karena geram dia mulai menggunakan pedang, mengayunkannya dengan cepat aku menahannya dan pedangnya hancur berserakan.
"Oi... oi... kau pasti bercanda, pedang itu bukannya pedang yang di tempa sangat baik, mana mungkin bisa hancur."
"Mungkinkah dia berada jauh di level satu."
Zakis mulai ketakutan, ketika aku hendak menyerangnya dia berlutut selagi merapatkan tangannya meminta pengampunan.
Aku yang melihatnya hanya mendesah pelan lalu mengambil 10 koin emas yang ia sodorkan padaku.
Dengan begini dia tidak akan mengganggu petualang baru lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments