"Aku melompat," katanya dengan diiringi nada.
"Dia melompat," teriakku.
"Aku tiduran."
"Dia tiduran," teriakku kembali.
"Aku tebang."
"Lupakan saja kau bukan burung."
Listard dengan tubuh Rista hanya bisa mengembungkan pipinya menanggapi perkataanku barusan.
"Kau yakin ingin menggunakan wujud itu, bagaimanapun Rista hanyalah tubuh mesin?"
"Tak masalah, aku rasa aku bisa nyaman dengan ini.. wahh, aku bisa melihat menembus tubuhmu."
Dewi ini lebih kekanak-kanakan dari yang aku duga.
"Itu pandangan Xrey."
"Menarik.. jadi bagaimana jawabanmu?"
"Baiklah, aku akan membantumu setelah itu biarkan aku kembali ke dunia ini."
"Itu tidak mungkin, bagi seorang yang telah di kirim kedunia lain mereka tidak bisa lagi datang ke dunia yang sebelumnya mereka tinggali."
"Maksudmu aku akan mati?" tanyaku terkejut.
"Dalam arti harfiah seperti itu, tapi tenang saja kau tidak akan mati, aku hanya merubah ingatan semua orang bahwa kau sudah meninggal setahun sebelumnya... itu agar semua orang tidak menghawatirkanmu."
Itu pilihan sulit, meski begitu.. aku merasa tidak ada yang akan mempermasalahkan soal itu maupun menangis untukku, karenanya..
"Aku mengerti."
"Yos, baiklah... kita pergi sekarang."
"Aaaaaaaaaa....." dibarengi teriakanku, aku benar-benar telah berpindah tempat, hanya saja kenapa aku harus jatuh dari langit.
"Huuuuuaaa... bukannya ini menyenangkan Sten? Hahaha tutup mulutmu kalau kau tidak ingin memakan serangga."
"Tutup mulut apanya Dewi, ini mengerikan... aaaaaaa..."
"Haha."
Angin terus saja menerpa wajahku dengan kecepatan tinggi hingga sebelum aku menghantam tanah aku melayang sesaat dan akhirnya aku terjatuh dengan bunyi "brak".
"Bukannya barusan sangat gila?" kataku.
"Benarkah, menurutku biasa saja malah sangat menyenangkan."
Aku hanya mendesah pelan menanggapinya lalu berkata.
"Jadi kemana tujuan kita selanjutnya Dewi Listard?"
"Tidak, tidak, sebaiknya kau mulai sekarang memanggilku Rista, itu terdengar lebih baik, coba katakan!"
"Rista," ketika aku memanggil namanya dia tersenyum puas.
Apa Dewi ini akan baik-baik saja kedepannya? Yang jelas kami akan pergi ke kota kecil tak jauh dari sini.
Kami menaiki gunung, menyusuri lembah, melewati hutan, menyebrangi sungai.
"Lah.. tunggu sebentar, bukannya ini terlalu jauh jika di sebut dekat?"
"Alamak mungkin sedikit jauh."
"Kau pasti bergurau, kita sudah berjalan seharian.." kataku menggoyang-goyangkan bahunya sementara Rista hanya mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Yah..."
"Jangan hanya "yah" lakukan sesuatu?"
"Itu sedikit sulit.. ketika sihir di dunia ini menghilang kekuatanku juga ikut melemah, pada dasarnya sihir adalah anugerah Dewi yang kami turunkan dan itu juga mempengaruhiku."
"Dengan kata lain?"
"Selama kita disini aku hanya bisa membantumu sedikit, seperti menyapu, mengepel, mencuci pakaian serta pekerjaan rumah tangga lainnya, hanya itu yang bisa aku lakukan."
"Kau hanya bisa melakukan apa yang pelayan bisa lakukan?"
Rista mengangguk kecil sedangkan aku mendesah pelan. Aku yakin dengan kemampuanku, kami pasti bisa bertahan hidup.. ketika aku meyakinkan hal itu dalam pikiranku, tiba-tiba seekor serigala muncul di depanku.
Ini memang monster di peringkat sedang hanya saja itu sudah cukup membuatku kewalahan, tanpa peralatan memadai mengalahkannya memang lumayan sulit.
Serigala menjatuhkanku ke tanah selagi mendorong mulutnya yang berlendir ke leherku, aku mengambil batu di sampingku lalu menghantamkannya ke arah kepalanya hingga ia pun mati dalam sekejap.
"Sudah selesai?"
"Kerja bagus Sten."
Aku menatap langit yang berhiaskan awan-awan putih. Kurasa kedepannya akan menjadi lebih sulit dari yang aku bayangkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Rosehelty4
Cuma di getok pake batu mati?
2021-04-22
1