Malam ini aku memutuskan ke pantai. Suara deburan ombak yang bersahutan menambah suasana malam itu semakin indah. Aku membuka pintu mobil untuk Gadis itu.
"Kenapa kita kemari?" tanyanya dengan mengernyitkan dahinya.
"Mencari Angin segar," jawabku sembari memegang tangannya yang mungil dan lembut.
"Boleh aku bertanya sesuatu?"
"Silakan" jawab gadis itu kemudian tersenyum hangat.
"Apa yang kau lakukan dini hari di halte? Aku hampir setiap hari melihatmu di sana." tanyaku dengan rasa penasaran.
"Seperti yang kau tahu itu kan tempat dimana seorang wanita malam menunggu pelanggannya," jawab gadis itu menunduk dan meremas tangannya.
Entah apa yang ada dipikirannya saat ini. Aku melihat gadis ini dengan tatapan sayu. Aku pun melanjutkan kembali pertanyaanku padanya.
"Maaf jika pertanyaanku ini menyinggung perasaanmu."
"Jika kau seorang wanita malam kenapa tidak terlihat dari perkataan dan stylemu berpakaian. Bukankah itu caranya menarik pelanggan?" tanyaku lagi.
"Aku tak memiliki pakaian selain ini, dan aku pun tak pandai merayu pria, oleh sebab itu aku tak pernah mendapat pelanggan," jawabnya lirih.
"Maaf ... jika menyinggung perasaanmu," sahutku sembari memegang punggung tangannya.
"Tidak apa-apa, jika Tuan tidak berminat pun tidak apa," ucap gadis itu mengiba.
Ucapan gadis itu membuatku antara percaya dan tidak. Namun jika dilihat dari gerak-geriknya dia tak berbohong. Aku semakin ingin mengenal gadis ini lebih dekat lagi.
"Kau tinggal di mana Nona?"
"Di perumahan Permata Garden Tuan." jawabnya singkat.
Aku membelalakkan mata mendengar jawaban gadis ini. Pasalnya Perumahan yang dimaksud gadis ini adalah Perumahan yang didirikan oleh Perusahaanku. Dan aku tau benar, orang-orang yang tinggal di sana bukan orang sembarangan. Melainkan orang berkelas.
"Apa kau tak salah alamat Nona?"
"Ti-tidak Tuan. Aku hanya sebagai Pembantu di sana," desisnya lirih.
"Oh maaf" sahutku kembali.
Sekarang aku semakin tak mengerti dengan gadis yang ada di depanku sekarang. siapa dia sebenarnya? Kenapa aku bisa penasaran dengannya.
"Aku memiliki teman yang tinggal di sana, mungkin kau mengenalnya Nona."
"Siapa Tuan?" jawabnya dengan menoleh ke arahku.
"Justin Pradikta"
"Aku mengenalnya Tuan, aku bekerja di kediaman beliau." tandasnya.
Aku pun mengangguk-anggukkan kepalaku mendengar jawaban gadis ini. Aku berinisiatif menanyakan tentang gadis ini pada Justin.
Justin adalah sahabatku semasa kuliah namun dengan latar pekerjaan yang berbeda-beda membuat Aku dan Justin jarang bertemu. Namun adakalanya di saat tertentu kami berkumpul bersama.
***
Pagi ini cuaca cerah sangat mendukung untuk bekerja. Aku bergegas berangkat ke kantor. Aroma sarapan pagi itu membuatku tertarik untuk menikmati sarapan di rumah.
"Selamat Pagi Mamaku sayang," ucapku sembari mencium pipi Mama.
"Pagi sayang, Wahhh anak Mama Tampan sekali," tandas Mama sembari mencium pipiku. Tak lupa juga senyumnya yang khas menyambutku pagi ini.
Aku dan Mama menikmati sarapan pagi ini dengan tenang. Usai sarapan aku pun berpamitan pada Wanita berusia hampir setengah abad itu.
***
"Pagi Pak." ucap Sean.
"Pagi Sean." jawabku singkat sembari duduk di kursi kebesaranku.
"Sean, aku ingin kau mencari tahu tentang gadis yang semalam."
Sean mengernyitkan dahinya. seolah tak percaya dia kembali menanyakan padaku tentang permintaanku.
"Bapak tidak salah berbicara kan?"
"Tidak Sean, Aku sudah lama ingin tahu tentang gadis ini."
"Baiklah namanya siapa?" tanya Sean.
"Na-Nama? Arghhhhhh ... Aku lupa menanyakan Namanya." keluhku kesal.
Sean memutar bola mata jengah. Dan aku tersenyum kikuk di hadapannya. Aku menggaruk tengkuk leherku yang tidak gatal.
Sean melemparkan benda kecil ke arahku dengan wajah kesal. wajar saja Sean kesal, bagaimana dia mencari kebenaran jika namanya saja tak tahu.
"Hehehehehehe." aku tertawa melihat Sean.
"Tapi tenang saja, Gadis itu tinggal di perumahan Permata Garden dan dia juga bekerja di kediaman Justin Pradikta, Sahabat kuliah kita dulu." ucapku menjelaskan Sembari berkutat di layar laptopku.
"Baiklah, siap laksanakan. Apakah goyangannya membuatmu candu Pak?" tanya Sean terkekeh.
Aku menatap tajam ke arah Sean dan membuat Sean tak berani beradu pendapat denganku. Ia pun berlalu meninggalkanku.
Aku menutup laptopku dan memijit dahiku. Betapa bodohnya aku sampai lupa menanyakan nama gadis itu. Aku pun tersenyum saat senyuman gadis itu terbayang di ingatanku.
Banyak gadis yang ku kenal tapi tidak ada secantik gadis ini. Aku terbuai dengan wajahnya yang teduh. Sama seperti wajah mama. tutur sapanya yang lembut membuatku semakin ingin dekat dengannya.
***
Sore itu usai pulang dari kantor. Aku dan Sean mampir di kafe seberang kantor. Aku ingin menanyakan tentang gadis itu lebih dalam lagi.
"Bagaimana Se?"
"Iya benar gadis itu tinggal di kediaman Justin. dan bekerja sebagai pembantu di sana. Dan dari informasi yang lain aku dapatkan bahwa Justin juga memperkerjakannya sebagai gadis malam, dan menguras habis seluruh hasil jerih payah gadis ini, dan satu lagi gadis ini juga menanggung semua kebutuhan rumah Justin."
"Apa tujuan Justin melakukan itu?" tanyaku penasaran.
"Aku tidak tahu Ndre, nama gadis itu Naina." sahut Sean.
"Naina .... Nama yang bagus sesuai dengan Parasnya."
"Ada lagi Ndre, Gadis ini juga pernah bekerja sebagai Wanita malam di Malaysia selama bertahun-tahun. Dia diperjual belikan oleh Justin. Dan informasi yang ku terima gadis ini terpaksa melakukan pekerjaan ini, karena takut dengan Justin. Dan dia juga memiliki trauma terhadap lawan jenis." ucap Sean menjelaskan panjang lebar.
Informasi yang di dapat Sean membuatku semakin merasa kasihan pada gadis itu. pantas saja setiap berbicara denganku dia selalu meremas tangannya sendiri dan keringat dingin.
"Naina sungguh aku iba padamu," ucapku dalam hati.
"Ada lagi Se?"
"Nah ... ini yang membuatku sedikit ragu, apakah informasi ini benar atau tidak."
"Apa ... katakanlah, jangan membuatku semakin penasaran." desakku pada Sean.
"Katanya Naina ini adalah adik kandung Justin."
"Apa!" ucapku terkejut dengan penuturan Sean.
"Ya itulah yang aku bingung, sejak kita mengenal Justin aku hanya mengenal adik perempuan satu-satunya dikeluarga mereka, yang bernama Cecillia Pradikta, yang tergila-gila sama lu dulu." kata Sean serius.
Aku hanya manggut-manggut mendengar penjelasan Sean tentang keluarga Justin Pradikta.
Keluarga Pradikta adalah keluarga yang memiliki kekayaan yang bisa dikatakan terpandang di Negeri itu. Perusahaan keluarga Pradikta juga berkembang pesat di dalam maupun di luar negeri. Dengan memiliki relasi di mana-mana membuat keluarga ini terkenal dikalangan bisnis.
Namun jika di bandingkan dengan keluargaku tetap saja mereka masih jauh di bawah titel keluargaku. Keluarga Pradikta juga terkenal dengan keangkuhan dan kesombongannya.
"Apakah masih ada informasi yang lain lagi?" sergahku pada Sean.
"Gadis ini tak memiliki tamatan, dan dia juga kurang tahu membaca dan juga menulis. bahkan menghitung pun kurang tahu, dia sering kali diperalat karena hal ini,"
Aku semakin tertarik dengan gadis ini, begitu pilunya kehidupan yang ia jalani. ada rasa iba, dan rasa haru akan dirinya.
"Semoga aku bertemu kembali denganmu Naina." ucapku dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Arinnn
Moga aja Naina ini malaikat maut ehh kok maut, maksudnya malaikat penolong yg bkal menarik Andre dri kubangan lumpur itu, biar insyaf atuhh dan kaga main cewe muluuu
2021-09-01
1
Asryn_RM09
kalau benar Justin itu kakaknya naina, berarti itu laki nggak punya perasaan, minta di santet online itu.
2021-07-19
0
Mars Infinity
Justin jahat deh 😥😥
2021-07-18
0