1 (revisi)

Setelah pulang dari pertunjukan ballet tadi atau lebih tepatnya stelah ia menemui wanita yang berhasil membuat dadanya berdebar, Kevin benar-benar tidak bisa tidur sekarang. Ketika ia mencoba untuk tidur ia selalu keringat akan wajah cantik wanita tadi. Ia menyesal tidak menanyakan namanya.

Kemudian terdengarlah suara. Suara kucing kesayangannya yang bernama Molly. Tidak banyak yang tahu bahwa Kevin memiliki kucing peliharaan dirumahnya. Sesaat Kevin pun langsung mengangkat tubuh kucing Persia itu.

“kau lapar Molly?”tanya Kevin dengan lembut. Ia hanya berbicara dengan nada seperti itu kepada kucing peliharaannya dan ibunya saja. Kepada orang lain, Ia akan berbicara dengan nada yang dingin.

Kucing itu hanya menatap lekat mata Kevin yang mungkin menyiratkan bahwa ia memang lapar. Kevin terkekeh pelan melihat kucingnya yang sangat lucu.

Kevin langsung turun dari kasurnya dan beranjak ke dapur. Ia mengambil makanan Molly dan menaruhnya di mangkok makanan kucing itu. Benar saja Molly langsung melahap makanannya. Kevin yang melihat itu hanya tersenyum melihat kelakuan kucing kesayangannya. Ia lebih menyayangi Molly dari semua orang terdekatnya.

“Kau tau Molly... tadi aku pergi ke pertunjukkan ballet itu. Awalnya biasa saja sampai aku melihat wanita itu. Ketika aku melihatnya aku seperti merasakan perasaan aneh di dadaku,”ucap Kevin pada kucingnya yang tentu saja tidak dihiraukan oleh Molly.

“Kau benar-benar kucing paling malas dan cuek yang pernah kupelihara. Untung saja aku sangat menyayangimu,”ucap Kevin.

...***

...

Di lain tempat Kimberly baru saja sampai di rumahnya. Ia sangat lelah dengan pertunjukan tadi tetapi Ia sangat puas dengan hasil kerja kerasnya. Ia berlatih dengan sangat keras selama satu bulan hanya untuk acara itu.

Ia mengingat hal tadi sebelum Ia bersiap untuk pulang. Ia tanpa sengaja menatap pria itu yang akhirnya membuat mereka jadi tatap-tatapan. Ia hanya bisa tersenyum melihat pria itu. Ia sedang tidak ingin membukakan hatinya setelah hubungannya yang dulu.

Ia bergegas membersihkan diri. Dia hanya ingin tidur setelah hari yang melelahkan ini. Setelah selesai Kimberly langsung merebahkan dirinya di kasur empuknya itu. Tapi entah kenapa wajah pria itu selalu terbayang-bayang. Ia pun memaksakan diri untuk melupakan pria itu dan menganggap bahwa pria tadi hanya kebetulan saja menatapnya. Dan karema kelelahan Kimberly pun akhirnya tertidur.

...***

...

Hari pun sudah pagi. Kevin sedang bersiap untuk pergi kerja. Ia menyiapkan makanan Molly untuk sehari karena Ia akan pulang malam. Setelah selesai Ia pun menggendong Molly lalu menciumnya. Itulah kebiasaannya sebelum berangkat kerja.

Kevin pergi ke garasi mobilnya dan masuk kedalam mobilnya dan langsung melaju menuju kantornya. Sesampainya ia di kantor dia langsung disambut oleh sekretarisnya untuk memberitahu jadwal hari ini. Hari ini ada meeting dengan calon partner dan Ia langsung bergegas keruang Meeting.

Diruang meeting mereka pun membahas tentang kerja sama. Kevin yang bergerak di bidang perhotelan akan bekerja sama dengan Alex yang bergerak di bidang kuliner. Mereka berencana membuat restoran yang diatasnya terdapat hotel.

Meeting pertama selesai dan akan dilanjutkan dengan meeting selanjutnya nanti. Kevin pun balik ke ruangannya bersama sekretarisnya itu. Sekretarisnya langsung memberikan setumpuk berkas yang harus Kevin periksa.

Setelah memeriksa setengah berkasnya itu. Tiba-tiba sahabatnya datang tanpa mengetuk pintu dan ia langsung menyapa Kevin. Kevin yang kaget mendengar sahabatnya itu seketika refleks melemparkan pulpen yang ia pegang ke dahi sahabatnya.

“Kau tahu kau baru saja melempar pulpen ke dahiku,”ucap Michael dengan kesal dan menahan sakit.

“Aku tahu kau sudah diajarkan sopan santun untuk mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk,”ucap Kevin dengan datar. Michael yang mendengar itu hanya bisa mendengus kasar.

“Dasar pecinta kucing. Lembutnya hanya dengan kucing saja,”ucap Michael yang rupanya dapat didengar oleh Kevin.

“Aku bisa dengar.”

Tidak ingin Kevin bertambah kesal padanya, Michael langsung mengalihkan pembicaraan. ”Bagaimana pertunjukan semalam?”

“Biasa saja,”jawab Kevin sambil memeriksa berkasnya.

Michael pun hanya tertawa mendengar jawaban sahabatnya itu.“Ayolah aku tau kau terpana melihat salah satu dari ballerina itu,”ucap Michael sambil menggoda Kevin yang hanya di balas dengan keheningan saja.

“Oh ayolah... ceritakan saja kepadaku. Jangan hanya bercerita kepada kucingmu saja,”ucap Michael yang mulai kesal dengan keheningan sahabatnya.

“Aku sudah bilang aku biasa saja saat menonton pertunjukan semalam dan jangan bawa-bawa kucingku.” Ucap Kevin yang hanya dibalas dengan helaan napas Michael.

“Aku lapar ayo ke cafe. Itu juga kalau kau mau ikut,”ajak Kevin. Michael yang mendengar itu pun langsung semangat.

“Itulah sebabnya aku disini,”ucap Michael sambil tertawa. Kevin pun hanya menggeleng kepalanya melihat kelakuan sahabatnya ini.

Sesampainya di cafe mereka langsung pesan. Cafe itu adalah cafe langganan mereka jadi tanpa melihat menu pun mereka sudah hapal apa yang akan dipesan. Selesai memesan makanan, mereka bercengkerama sambil menunggu makanan mereka datang. Saat menunggu mata Kevin tertuju pada wanita itu. Wanita yang sama yang telah memberikan perasaan aneh pada tubuhnya. Michael yang melihat arah lirikan mata sahabatnya pun hanya tersenyum.

“Kan aku sudah bilang kau terpana. Dengan salah satu ballerina di pertunjukan itu. Jangan bohong kepadaku Kev,”ucap Michael. Yang hanya dibalas dengan tatapan tajam Kevin.

Michael langsung berpura-pura mendapat telepon dari sekretarisnya untuk segera pergi ke kantor sekarang.

“Maaf Kev, aku harus pergi ada kerjaan. Perihal makanan kau suruh mereka bungkus saja nanti kirim ke aku,”ucap Michael sambil mengedipkan matanya. Kemudian ia keluar dari cafe tersebut.

Kevin yang mengerti arti dari kedipan mata sahabatnya pun langsung berdecak. Sekarang pilihannya ada dua, antara pergi ke wanita itu dan kenalan atau bersikap biasa aja melewatkan momen ini.

Tanpa berpikir panjang Kevin pun beranjak dari tempat duduknya dan langsung menghampiri wanita itu. Ia sangat gugup karena ini pertama kalinya ia mengajak ngobrol wanita secara non formal walaupun kegugupannya itu tertutup dengan wajah datarnya itu.

“Permisi.”

Dan untuk yang kedua kalinya mereka saling tatap tatapan.

“Ada apa?” balas wanita itu.

Terpopuler

Comments

Zulfa

Zulfa

Salken kak, JIKA mampir membawa like nih. Mari saling dukung.😍

2021-04-15

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!