part 4.

pagi ini, setelah bangun tidur, Mala merasakan kepalanya seperti berputar. keringat dingin perlahan mengalir di tengkuk dan dahinya. wajahnya pucat pasi. pandangannya menjadi tidak fokus.

semalam dia bergadang untuk menyelesaikan tugas-tugas kuliah. dan entah kenapa pagi ini perutnya mual dan kepalanya terasa pusing.

Dewi tidak tidur dikamarnya. dia sedang pulang ke pekalongan karna ada acara keluarga yang harus ia hadiri.

perlahan Mala merangkak dan meraba-raba di laci meja belajarnya, mencari kotak obat yang memang selalu tersedia disana.

dia mengambil satu buah tablet paracetamol dan meminumnya. kemudian dia memejamkan matanya diatas tempat tidur. Mala masih merasakan telinganya berdengung.

masih ada waktu 2 jam sebelum penyerahan tugas kuliahnya. dan dia ingin memanfaatkan waktu itu untuk beristirahat sejenak.

alarm diponsel Mala berbunyi nyaring. hampir 2 jam sudah berlalu, dan dia segera mandi dan bersiap-siap berangkat ke kampus.

sebenarnya kepalanya masih oleng, dan pandangannya masih kabur. tapi dia memaksa tubuhnya untuk berjalan menuju kampus.

Mala keluar gerbang kos berbarengan dengan Micko yang menatapnya sekilas. Mala tidak mempedulikan pria itu. dia bahkan membiarkan saja saat Micko berjalan tepat dibelakangnya. Mala sedang berusaha untuk fokus ke jalanan.

Micko terus memperhatikan Mala. gadis itu seperti tidak fokus saat berjalan. dia berkali-kali memegangi kepala dan perutnya. tapi Micko diam saja. dia tidak menanyakan hal apapun kepada Mala.

Mala masih bertahan sampai kelas selesai. setelah menyerahkan tugas-tugasnya, Mala berniat keluar dari ruangan. Micko yang yang sedang mengobrol bersama teman-temannya melihat kearah datangnya Mala.

dia melihat wajah Mala yang semakin memucat dengan tatapan sayu. berkali-kali Mala terhuyung dan jatuh menatap ke tembok.

"Mala, kau tidak apa-apa? wajahmu pucat sekali." tanya salah seorang temannya.

"aku tidak apa-apa Via."

"apa kau sakit? ayo aku akan mengantarmu pulang atau kerumah sakit?" Via juga nampak menghawatirkan kondisi Mala.

"tidak usah, aku masih bisa jalan sendiri kok Via. kamu tidak perlu khawatir." Mala menolak dengan halus. walaupun kepalanya terasa semakin berat dan pandangannya semakin kabur. dia tidak suka merepotkan orang lain. dia merasa masih kuat berjalan.

"yasudah, hati-ha ....."

Brukkk..!!!

Mala sudah tidak kuat menopang tubuhnya. dan seketika itu dia ambruk kelantai.

"Mala.! Mala.! kamu kenapa? Mala.!" teriak Via sambil menepuk-nepuk pipi Mala berusaha membangunkannya.

dengan spontan Micko berlari menghampiri tubuh Mala yang sudah lemah tak sadarkan diri. dengan sigap Micko menaikan tubuh Mala ke punggungnya dibantu beberapa orang yang mengerumuni Mala.

Micko berlari dengan sangat cepat. membawa tubuh lunglai Mala dibelakang punggungnya dan terus berlari menuju kerumah sakit yang berada tak jauh dari kampus.

sesampainya dirumah sakit, dokter segera mengambil tindakan kepada Mala. Via yang datang dengan membawakan tas Mala menghampiri Micko dengan nafas terengah-engah.

"mas Micko, ini tas Mala." kata Via menyerahkan tas Mala kepada Micko.

"trimakasih.. kalau kamu sibuk, kamu boleh pergi, biar aku yang menunggunya."

Viapun pamit dan menitipkan Mala kepada Micko.

raut wajah Micko nampak sangat khawatir. dia terus memperhatikan setiap tindakan yang dilakukan dokter kepada Mala. berkali-kali dia mengusap wajah tampannya dengan gelisah. berharap sesuatu yang buruk tidak terjadi kepada Mala.

dokter memasukkan sesuatu kedalam tenggorokan Mala, dan seketika itu Mala memuntahkan isi perutnya. dan perlahan Mala mulai bisa bernafas dengan normal walaupun matanya masih sulit untuk dibuka.

setelah kondisi Mala stabil, dokter datang menghampiri Micko.

"bagaimana dok?"

"sepertinya dia meminum susu yang sudah kadaluarsa sehingga menyebabkan keracunan. tapi tenanglah, dia sudah stabil." jelas dokter.

Micko nampak bernafas lega dan mengucapkan terimakasih kepada dokter itu. kemudian dia menghampiri Mala yang masih tertidur dengan selang infus di tangan kanannya.

wajah Mala sudah mulai berubah. tidak pucat lagi. Micko memperhatikan wajah itu dengan lekat. bahkan sampai ke lobang hidungnya pun dia perhatikan. dia seperti ingin mengukir bentuk wajah itu.

hari semakin malam, tapi Mala masih tertidur pulas. bahkan saat dipindahkan keruangan perawatan gadis itu masih tertidur. Micko ingin pergi membeli makanan, tapi tidak ada yang menjaga Mala. dia merasa tidak tega kalau harus meninggalkan gadis itu sendirian. padahal perutnya sudah keroncongan.

dengan terpaksa Micko menahan lapar. sangking laparnya, dia sampai tertidur disamping ranjang Mala. rasa lapar itu membuatnya tertidur lelap.

Terpopuler

Comments

ike

ike

koq so sweeet ya, jgn2 emang suaminya Mala 😉

2023-12-29

0

kusrini 09

kusrini 09

aqkalo laper tdk bisa tidur

2022-09-15

0

Maminya Nathania Bortum

Maminya Nathania Bortum

sepeetinya cinta terpendam.cinta terpendam itu menyakitkan lho

2022-04-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!