part 2.

Jemicko Putra Nawar, menghempaskan tubuhnya diatas kasur didalam kamarnya. Dia merasa lelah, setelah beberapa minggu ini menjadi seorang penguntit.

Perutnya sudah keroncongan. Karna dia melewatkan makan malam. Micko memejamkan matanya sesaat, berusaha mengusir rasa lelahnya.

"Mas Micko, makan malam sudah siap." panggil seorang wanita dari luar kamarnya.

"iya Rin, sebentar lagi.." jawab Micko

Karin, anak tetangga rumah yang berumur 20 tahun itu kembali ke meja makan setelah mendengar jawaban dari Micko.

Karin memang lebih sering menghabiskan waktunya dirumah keluarga Micko. Bahkan tidak jarang dia menginap disana. tapi itu kalau kedua orang tua Micko berada dirumah. kalau kedua orang tua Micko kembali ke sumatra, dia bahkan tidak berani memasuki rumah itu.

Dengan rasa berat Micko memaksa kedua matanya untuk terbuka, menyeret kakinya untuk masuk kedalam kamar mandi dan berendam didalam bathtub.

Setelah selesai Mandi, Micko keluar dari kamarnya dan berjalan menuju meja makan. Dimeja makan kedua orang tua Micko sudah menyelesaikan makan malam mereka.

"kamu mau pulang ke kos?" tanya Dahniar, mama Micko.

"iya ma,, selesai makan malam Micko langsung pulang ke kos." jawab Micko seraya menyendokan makanan ke mulutnya.

"Karin ikut ya mas..." rengek karin.

"ngapain kamu mau ikut?"

"karin pengen lihat kosan nya mas Micko..."

"karin, sudah malam. tidak bagus anak gadis keluyuran malam-malam." sanggah Mama Niar.

Karin yang mendengar itu langsung manyun. tapi dia mengalah dan mendengarkan perkataan mama Niar.

selesai makan malam, Micko mengemudikan mobilnya pulang ke kos yang berada lumayan jauh dari rumahnya. dia memilih ngekos karna jarak kos dengan kampusnya dekat. jadi dia tidak perlu berkendara kalau ingin pergi ke kampus. cukup berjalan kaki saja.

sesampainya di kos-kosan, Micko segera memarkirkan mobilnya dan berencana untuk segera menutup pintu gerbang. karna dia tidak melihat bapak penjaga kos yang biasanya menutupkan gerbang untuknya.

"mas Micko.!" panggil seorang gadis dari arah seberang jalan.

"ada apa Wi?"

"baru pulang mas?" Dewi berlari kecil menghampiri Micko.

"iya,, ada apa?" Micko mengulangi pertanyaannya yang belum dijawab oleh Dewi.

"ehmm,, mas Micko udah makan malam belum? kalau belum Dewi mau beli nasi goreng, barangkali mas Micko mau nitip."

"oo.. aku udah makan kok Wi,, kamu lanjut aja.."

"oh,, gitu.. yaudah Mas, maaf ganggu."

dengan tertunduk lesu, Dewi kembali masuk kedalam kos-kosannya dan tidak jadi membeli nasi goreng.

nasi goreng hanya alasan Dewi untuk bertemu dengan Micko. sebenarnya ada yang ingin ia tanyakan kepada Micko, tapi dia belum punya cukup keberanian.

...**********...

"pakde, bude, Mala sudah dapat tempat kos. rencananya besok Mala mau pindahan." pamit Mala kepada pakde dan budenya.

"kenapa harus kos sih La, kan bisa tinggal disini saja. minta ayahmu untuk membelikan sepeda motor."

"kos nya deket sama kampus kok pakde, lagipula Mala tidak bisa mengendarai sepeda motor."

"pakde agak tidak tega membiarkanmu sendirian disana. ayahmu sudah mewanti-wanti pakde."

"pakde tidak usah khawatir, Mala sudah bicara sama Ayah."

setelah selesai berbicara dengan pakde dan budenya, Mala masuk kedalam kamarnya. dia mengedarkan pandangannya kesekeliling ruangan bercat hijau itu.

kamar itu merupakan kamar bekas mbak Wati, anak Pakde yang baru saja menikah dan sekarang tinggal bersama suaminya di daerah Klaten.

Mala meraih kursi kayu yang berada di depan meja belajar dan meletakkan kursi itu di depan lemari. Mala ingin mengambil koper besar yang dia taruh diatas lemari itu.

Mala mulai mengambil satu-persatu tumpukan pakaiannya dari dalam lemari, dan memindahkannya kedalam koper. memilah barang-barang yang akan dibawanya besok. dia mengemas batang-barang yang penting saja. yang lain bisa dia cicil nanti saat ada waktu luang.

Mala berniat membersihkan tasnya dan menaruh buku-buku kedalamnya. tangannya meraba-raba bagian dalam tas itu, dan dia menemukan kaleng bekas minuman yang dilemparkan Micko tadi.

sebenarnya dia ingin membuangnya, tapi tidak menemukan tempat sampah, jadilah dia memasukkannya kedalam tas untuk dibuang nanti. tapi malah lupa.

sekilas terbayang wajah dingin Micko yang tampan. entah kenapa sikapnya seperti tidak menyukai Mala. apa pria itu bersikap seperti itu kepada semua orang? tadi waktu dikantin juga dia seperti malas meladeni para gadis itu.

"dasar sok tampan.!" Mala mengumpati kaleng bekas minuman ditangannya. dan langsung melemparkannya ke tempat sampah yang berada di belakang pintu. kemudian melanjutkan mengemas barang-barangnya.

Terpopuler

Comments

Ita rahmawati

Ita rahmawati

byknya cwe di sekitar micko 🤦‍♀️

2024-10-17

0

Maminya Nathania Bortum

Maminya Nathania Bortum

sukses sll thor

2022-04-16

0

👁️‍🗨️eHa🦄

👁️‍🗨️eHa🦄

micko mata2 suaminya ya

2021-05-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!