tuit,, tuit,, tuit,, tuit,, tuit,,.....
suara alarm mobil yang baru saja di tabrak Mala berbunyi dengan kerasnya. hampir semua orang melihat kearahnya.
lampu mobil sedan mewah itu terus berkerlip-kerlip. membuat Mala setengah bingung dan malu. suaranya juga tak kunjung berhenti.
"kenapa La?" tanya Dewi yang tergesa-gesa keluar dari minimarket dengan menenteng belanjaannya dan melihat wajah Mala yang nampak panik.
"wi.. aku tidak sengaja menyenggolnya. lalu dia berbunyi."
dari dalam mini market, keluarlah seorang pria berkacamata hitam. pria itu tinggi dan gagah dengan kemeja berwarna putih gading yang sedikit ketat, sehingga sedikit menonjolkan dada bidangnya. penampilannya sangat necis. alias keren abis.
dengan satu tangannya menenteng barang belanjaannya, sedangkan satu tangannya berada didalam sakunya. lengkap sudah kegagahan pria itu.
"apa yang kalian lakukan kepada mobilku?" tanya pria itu tegas. auranya luar biasa, Mala dan Dewi sampai merasa terintimidasi dibuatnya.
"kami tidak melakukan apapun." jawab Mala setengah takut.
pria itu terlihat menekan sebuah tombol dan mobilpun langsung terdiam.
"kalian harus membayar ganti rugi." kata pria itu lagi.
"ganti rugi apa?" tanya Dewi yang terkejut.
"kalian sudah melukai mobilku.!"
"melukai? melukai apa? memangnya ini benda hidup sampai bisa terluka?" sungut Mala yang mulai kesal.
"waahhh,,, kalian ini.! tidak sadar diri. kalian sudah membuat mobilku lecet."
"lecet dari mana? aku cuma menyenggolnya sedikit. bahkan bekas tangankupun tidak menempel disana." Mala bertambah kesal.
"La,, udah, sebaiknya kita mengalah." bujuk Dewi.
"enak saja mengalah."
"aku akan melaporkan kalian ke polisi." ancam pria itu.
"dengar ya tuan.! silahkan kalau anda mau melaporkan kami atau apapun itu. kami tidak peduli.! karna kami tidak merasa merusak mobil kesayangan tuan ini. permisi.!"
Mala menarik tangan Dewi dan pergi meninggalkan pria pemilik mobil itu. dia menatap kedua gadis yang berjalan pergi menjauh dari hadapannya.
sepanjang perjalanan menuju kos, Dewi terus mengomel tak karuan. intinya menjelek-jelekkan pria pemilik mobil tadi.
"sudah lah Wi, jangan mengomel lagi. tadi kamu diam saja, kenapa sekarang malah kamu yang terlihat sangat kesal. aku bahkan sudah tidak kesal lagi."
"hehe,, mana berani aku mengumpati pria dengan pesona luar biasa seperti itu La."
"kamu ini." keduanyapun cekikikan dan masuk kedalam kamar Mala.
sudah satu bulan sejak Mala pindah ke kos ini. dan sejak itu pula, Dewi lebih banyak tidur dikamar Mala. hubungan mereka menjadi lebih akrab dari hari ke hari. keduanya tak terpisahkan dimanapun berada.
...**********...
disebuah villa mewah di dekat kaki gunung merapi.
Gama Maziantara Gundala, sedang membolak-balik sebuah kartu mahasiswa ditangannya.
"Armala Anggun." gumamnya seorang diri. "aku harus memanggilnya apa? Anggun? sepertinya bukan itu,"
Gama mencoba mengingat-ingat panggilan dari Dewi untuk Mala tadi.
"sepertinya temannya memanggilnya La.. Armala? Mala?"
"Raden sedang memikirkan apa?" tanya pak Warsito. pengurus villa sekaligus kepala pelayan Gama.
"ah,, aku lebih suka memanggilnya Anggun. itu pas dengan wajahnya yang manis."
"Den.!" panggil pak Warsito lagi, karna sepertinya Radennya itu tidak mendengarkannya.
"oh.. ada apa pak?"
"Raden sepertinya sedang banyak fikiran ya,," ucap pak Warsito lagi. pria paruh baya itu meletakkan nampan berisi segelas jus dan sepiring camilan keatas meja kecil di samping kolam renang.
Gama yang sedang berbaring di kursi santainya dengan hanya memakai celana pendek menjawab pertanyaan pak Warsito dengan senyuman.
"Raden darimana saja? tadi tuan besar menelfon mencari Raden. katanya suruh cepat kembali ke jakarta."
"ah,,, pak tua itu. pasti mau mengatur kencan buta lagi."
"hush. sama papanya kok manggilnya pak tua. ndak boleh begitu Den. ndak baik." protes pak Warsito
"hahahahaha.." Gama tertawa saat melihat wajah pak Warsito yang seperti tidak terima tuan besarnya dipanggil pak tua.
alasan sebenarnya Gama berada dijogja adalah menghindari desakan kedua orang tuanya untuk segera menikah. tapi Gama selalu memghindar setiap kali kedua orang tuanya menjodohkannya dengan anak salah satu koleganya.
"jangan lama-lama jomblonya Den,, ndak bagus." ejek pak Warsito sebelum meninggalkan Gama.
"pak Ito belum tau ya, aku ini sudah menikah lho. tapi papa tidak menyetujui wanita pilihanku, jadi aku menikah diam-diam. hahahahahaha"
"Raden kalau mau bohong belajar lagi sana."
"tidak percaya ya sudah."
Gama mengakhiri obrolan itu dengan menenggak habis jusnya dalam sekali seruput. kemudian kembali menceburkan dirinya kedalam kolam renang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Ita rahmawati
weeehh masa iya si gama yg nikah sm mala bkn nya gama di cerita sebelah,,apa aku yg ketuker 🤣
2024-10-17
0
ike
tambah seru.nih 🥰
2023-12-29
0
Maminya Nathania Bortum
hadir lagi thor
2022-04-16
0