Fahmi kembali geleng-geleng kepala, malah Fahmi garuk-garuk kepalanya yang sebenarnya tak gatal. Tapi memang agak sulit menjawab pertanyaan Danu, Fahmi betul-betul ngga’ bisa menjawabnya sama sekali. Amat sulit memberikan penjelasan, Fahmi memang ngga’ bisa jawab.
“ Aku bahagia dengan Wita “.
“ Aku ngga’ nanya kau bahagia ama Wita atau sengsara karena ulahnya. Yang aku tanya, Cantik mana “.
“ No Comment “.
“ Masa itu aja kamu ngga’ bisa jawab “.
“ Aku memang ngga’ bisa jawab “.
“ Alasannya “.
“ Aku hargai Wita dan Bahagia dengannya “.
“ Lagumu “.
Fahmi tak berusaha untuk menjawab, ia hanya meneguk air minumnya dengan perlahan lahan saja, pandangan Fahmi lurus kebawah. Tapi benar, Fahmi sekarang bahagia bersama Wita, bukan karena cantiknya, tapi bagi Fahmi Wita adalah wanita yang ia inginkan selama ini, pengertian dan tidak banyak tingkah seperti ABG kebanyakan. Bukan masalah cantik, kalau Cuma hanya cantik yang jadi ukuran, terlalu banyak yang cantik didunia ini. tapi mencari yang berhati baik dan penuh pengertian yang susahnya minta ampun, dan rasanya saat ini Fahmi sudah menemukannya dalam diri Wita.
“ Dan. Cantik selalu menjadi hal yang pertama dilihat orang, tapi itu sah-sah saja, masalah yang harus diperhatikan adalah Sikap, Kepribadian yang datang dari hati yang paling dalam. Jadi, bukan hanya soal cantik aja Dan “.
“ Itu semuanya benar “.
“ Aku tak pernah pikirkan apapun, aku hanya ingin menjalani kedekatan dengan Wita dengan baik, aku ingin berjalan apa adanya “.
Danu akhirnya anggukkan kepala juga. Danu merasa tak guna lagi tanya itu pada Fahmi, dapat dipastikan Fahmi ngga’ bakal jawab sama sekali. Danu kembali angguk angguk kepala dan hirup air jeruknya perlahan lahan. Setidaknya saat ini Danu tahu kalau temannya Fahmi punya pikiran yang konsekuen dengan tidak mau banyak meminta. Tapi itu juga amat bagus.
“ Jadi Dewi gimana Dan ?”.
Danu memiringkan kepala kearah Fahmi. “ Dewi ?”.
“ Kamu kemanain Dewi ?”.
“ Sejak kapan Dewi hilang, dan apa alasan ente menuduh aku yang menjadi dalang penculikannya ?”.
“ Bukan itu maksudnya, dasar lu “.
Fahmi terus menerus geleng kepala. Sebanyak teman Danu, memang hanya Fahmi yang masih bertahan dan paling siap menerima Danu yang memang sering dan bahkan sering bertindak dan bersikap seenak perutnya aja.
“ Dewi gimana maksudnya “.
“ Memangnya Dewi kenapa ?”.
“ Pacar kamu kan ?”.
Danu berdiri, pegang kepala Fahmi dan goyang sekuat tenaga. Fahmi harus berdiri dan berontak berlari baru bisa melepaskan tangan Danu dari kepalanya, namun begitu keduanya tetap saja tertawa, tak ada kemarahan dikeduanya. Fahmi balik lagi kekursinya dan duduk.
“ Dewi pacar kamu kan ?”.
“ Masa kau temanku dari sejak lahir, 21 hari setelah lahir kita sama sama dibawa kemasjid, sejak belum sekolah, sekolah, hingga sekarang kita SMA terus berteman. Kok malah ikut-ikutan salah sangka “.
“ Salah sangka, Kok salah sangka ?”.
“ Ya.. Kamu sama dengan yang lainnya, salah sangka semua “.
“ Jadi ?”.
“ Aku ngga’ pernah pacaran ama Dewi “.
“ Jadi ?”.
“ Kita Cuma teman aja kok. Teman aja, Dewi itu punya pacar anak STM di Rantau Prapat “.
Fahmi anggukkan kepala, Fahmi tetap terus percaya dengan apapun yang dikatakan Danu. Fahmi selalu begitu, tak ada satu hurupkan yang dilontarkan Danu tidak dipercaya olehnya, sebab Fahmi tahu kalau Danu tak pernah bohong padanya sejak dulu, dari dulu, dulunya dulu, Danu terus dan tetap jujur dan terbuka pada Fahmi, soal apapun, termasuk keluarganya.
“ Jadi pacar kamu siapa ?”.
“ Ngga’ ada “.
“ Masa ngga’ ada ?”.
“ Memang ngga’ ada. Ya.. ngga’ ada “.
Fahmi dan Danu sama terdiam. Dalam relung hati Danu yang paling dalam juga sering kepikir kenapa sampai sekarang Danu belum juga punya pacar, padahal sudah duduk dikelas III SMA. Fahmi saja udah punya Wita, yang lain juga begitu, tapi Danu memang ngga’ tahu apa yang dimaksud dengan jatuh cinta. Danu merasa tak pernah tertarik dengan siapa saja.
“ Kamu sering jalan kan ?”.
“ Memang “.
“ Masa tanpa ada rasa cinta “.
“ Dewi itu punya pacar Mi. masa aku harus bilang ampe dua kali “.
“ Kedekatan kamu, seringnya kamu jalan bareng. Kita kemana tetap Dewi yang menjadi temanmu, Masa Cuma temanan aja “.
“ Terserahlah.. yang pasti kenyataannya memang begitu “.
Danu akui satu kebenaran, Satu satunya wanita yang sering jalan dengan Danu memang hanya Dewi, kemanapun memang hanya Dewi, Pariwisata, Perkemahan, Peraktek Lapangan, kegiatan Karang Taruna, bahkan untuk sekedar mancing bersama juga Danu bawa Dewi, semua kegiatan tetap dengan Dewi, dari hal hal yang besar hingga hal yang sekecil apapun kalau ceritanya perempuan Danu selalu bawa Dewi, dan Dewi juga tampaknya begitu, selalu andalkan Danu. Wajar dan amat pantas jika banyak yang nyangka mereka tidak hanya sekedar teman biasa seperti yang lainnya.
“ Semua pasti sangka begitu Dan “.
“ Kenapa ?”.
“ Kedekatanmu dengan Dewi siapapun pasti menyangka bukan kedekatan biasa. Tidak hanya sekedar teman aja, ya.. spesial begitulah “.
“ Entahlah Mi, yang jelas tak ada yang spesial dari pertemanan itu, bagiku Dewi sama dengan Winda, sama dengan Rahma, Ester, Maria, Lusiana, dan lainnya “.
Fahmi hanya bisa anggukkan kepala saja. Terus terang, Fahmi sedikit terkejut dengan ungkapan Danu itu. Sebab seperti dikatakan diawal, semua orang pasti berikan anggapan bahwa Danu punya hubungan istimewa dengan Dewi, ya.. karena itu tadi, keakraban itu terlalu besar jika hanya dilakoni oleh dua sahabat biasa, terlalu dekat rasanya, bahkan kebersamaan Fahmi aja dengan Wita tidak sampai sesering Danu dan Dewi.
Danu akhirnya berdiri bersamaan dengan Fahmi. Bel tandamasuk terdengar sangat kencang. Tak sampai 50 langkah Danu dan Fahmi pisah arah, Danu masuk ke IPA-1 sedang Fahmi masuk Ke IPS-1. untuk kelas III inilah
mereka pisah, sejak SD Kelas I mereka terus satu kelas hingga kelas II SMA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 192 Episodes
Comments
Fira Ummu Arfi
lanjuttttttttttttt
salam ASIYAH AKHIR ZAMAN
2021-04-12
0
ARSY ALFAZZA
👍🏻👍🏻👍🏻
2021-03-12
0