Hari ini Fira terlihat tak bersemangat, ternyata lamaran kerjanya ditolak perusahaan besar itu. Mungkin karena ia belum berpengalaman, membuat pihak kantor tak mau menerimanya. Mencari pekerjaan seperti sekarang memang sangat susah, banyak orang-orang yang mengeluhkan hal ini, apalagi sekali kita juga harus bersaing dengan tenaga asing, membuat rakyat jelata seperti mereka sangat kesulitan.
Padahal Indonesia ini sangat luas, tapi entah mengapa menjadi semakin sulit hanya karena banyaknya orang-orang yang egois. Pekerjaan saja begitu sulit, padahal mereka malah mencari tenaga asing bekerja. Benar-benar bodoh!
"Ada apa lagi dengan wajah mu? Udah jelek, malah dibuat tambah jelek." ejek Abi sambil menghabiskan sarapannya.
"Biarin aja jelek, gini-gini banyak yang suka tahu!" bohong Fira, mana pernah ia pacaran. kakaknya selalu melarang untuk hal satu itu, ia bilang bikin dosa aja. mending langsung nikah aja dari pada pacaran!
"Mana mau cowok sama kamu, bangun aja kesiangan terus." Abi semakin menggoda sang adik yang mulai bersungut-sungut kesal.
"Kak Abi! kau kejam sekali."
Abi berlagak tak peduli dengan rengekkah adiknya, ia merasa sudah sarapan dan akan pergi untuk bekerja, tapi Fira langsung menghentikannya. Abi kembali duduk dengan menyadap Fira bingung.
"Kak, aku mau tanya?"
"Apa?"
"Duduk dulu kak ... Aku tidak diterima bekerja di perusahaan besar itu, aku mau cari kerja ditempat lain." Abi mengangguk mendengar perkataan adiknya.
"Bukankah kamu ditawari pekerjaan sama sahabat mu? Kenapa tidak bekerja disana saja?" tanya Abi.
Fira menggeleng lemah. "Kak tahu? kakaknya Alya seorang duda!"
Abi mengernyit heran, ia pikir masalahnya apa? Sampai adiknya harus menolak. Toh seratus seseorang tidak berpengaruh apapun, atau ....
"Lalu apa masalahnya?" Lebih baik bertanya kan? Dari pada menerka-nerka.
"Ayo lah kak, Bagaimana jika terjadi seperti yang dinovel itu? Dimana sang wanita dan pria akan jatuh cinta, bagaimana jika ... oh tuhan itu sangat menakutkan!" Fira berteriak seolah-olah itu semua sudah terjadi.
Abi mengambil air menyiram wajah adiknya dengan kesal, otak adiknya ini sungguh kekanak-kanakan. Bagaimana ia bisa membandingkan dunia novel dengan dunia nyata, lagi pula novel itu fiksi, tak mungkin juga terjadi.
"Kakak! Basah kan ...." Fira tak terima wajahnya basah disiram Abi.
"Kau mau kerja atau cari suami? Pergi mandi sana, pagi-pagi sudah kotor aja otak mu dek." Meskipun Abi mengejek, tapi ada rasa takut juga dalam hatinya, bagaimana pun sesuatu bisa saja terjadi, dan ia merasa tidak senang akan hal itu.
Abi pergi ke bengkelnya dengan lesu, otaknya sudah penuh dengan ucapan adiknya tadi. Sebagai seorang kakak tentu saja ia tidak rela jika adiknya mendapatkan seorang duda. Tapi jika sudah jodoh dari Allah ia juga tidak bisa menolaknya, yang terpenting baginya Fira bahagia meskipun dengan siapa pun ia menikah nanti
‘Apaan sih? Fira Hanya bercanda dan aku sudah cemas ini begini ... yang benar saja!' maki Abi dalam hati.
******
Meskipun otak Fira pas-pasan, tapi ia tetap semangat untuk mencoba bekerja di perusahaan-perusahaan seperti impiannya dulu. Mau tidak mau Fira terpaksa menelepon Alya untuk bertemu, hanya sahabatnya itu yang bisa membantunya masuk dalam perusahaan kakak Gibran. Lagi pula Fira tak terlalu kenal dengan pria itu, karena kakak Alya itu dingin dan dia juga sudah menikah dulu, tak mungkin ia bisa dekat.
Dan disini lah sekarang, mereka bertemu di sebuah kafe seperti yang dijanjikan.
"Ada apa mau ketemu fir? Ada hal penting kah?" tanya Alya yang diaguki Fira.
"Aku mau minta bantuan sama kamu, itu pun jika kamu mau?" Ada rasa gengsi dalam diri Fira, tapi ia berusaha untuk menepisnya saat ini, bagaimana tidak, kemarin dia yang menolak dan sekarang dia sendiri yang mau, benar-benar memalukan.
"Ada apa sih Fir..? kamu jangan bikin kesel orang dong." Fira hanya menyengir malu.
"Aku terima tawaran kamu Al. Aku mau kerja di kantor kakak kamu."
“Tawaran yang mana?”
Fira dengan mengerucutkan bibirnya kesal, “tawaran bekerja di perusahaan kakakmu,”
Brakkk
Fira terlonjak kaget saat Alya memukul meja dengan keras, bahkan tangan gadis itu sampai memerah, bersamaan dengan wajahnya karena malu dilihat banyak orang. Hampir semua pengunjung kafe itu melihat mereka berdua, membuat Alya menyengir bersalah sembari mengucapkan maaf.
"Kamu bikin malu aja Al!! ayo cepat duduk!" sungut Fira kesal. Apa harus separah itu reaksi sahabatnya, mana membuatnya semakin malu lagi.
Gadis berhijab itu kembali menurut. "Salah kamu sendiri sih. kenapa gak dari kemarin aja, sekarang posisinya itu sudah diduduki orang lain." Jelas Alya kesel.
Fira melotot kaget mendengar berita itu, apa harapannya pupus lagi untuk mulai bekerja? Pada akhirnya ia tetap menjadi pengangguran lagi, kalau begini untuk apa ia repot-repot bertemu Alya?
"Loh, kok gitu Alya ... terus aku gimana dong?"
"Nanti aku tanya sama kak Gibran deh, mungkin di punya tempat untuk kamu bekerja." usul Alya.
"Janji ya."
"Iya bawel. Ayo cepat makanan, kita harus jalan-jalan udah ini." Ajak Alya, yang diaguki Fira.
"Kita mau kemana emangnya?"
"Kemana aja, yang penting jalan-jalan."
mereka tertawa kecil setelah berucap. Begitulah sahabat, meskipun tidak ada yang lucu bagi orang lain, tapi mereka tetap tertawa dengan bahagia.
*****
Jangan lupa Tinggalkan jejak cantik kalian, biar aku semakin semangat untuk menulis.
Salam cinta Ara putri 😘❤️💖💓
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
kia
jangan gengsi for ,gengsi GK bikin kenyang
2023-03-08
0
Ida Blado
di pengenalan yg pertama nongol gibran,,,, tpi dri para komentator readers kok nikahnya ma kaivan
2022-11-14
1
Nur Lizza
lanjut
2021-11-10
0