kasih sayang seorang kakak

Fira sudah sampai di perusahaan tempat ia akan bekerja, ia melihat bangunan pencakar langit itu yang begitu indah membuat ia tersenyum senang.

"Maaf pak, Tumpang tanya apa benar ini perusahaan xxx?" Sang sapam mengangguk.

"Bener. Mbak mau melamar pekerjaan?" tanya sang sapam Sopan.

"Iya pak. Kalau begitu saya permisi, Makasih pak." Fira berlalu masuk kedalam bangunan mengah itu dengan sejuta harapan. Berharap ia diterima bekerja disini dan dapat membatu keuangan kakaknya.

Dua jam sudah berlalu dengan Fira yang mulai meninggalkan bangunan itu dengan lesu, harapan untuk bekerja disana sangat kecil, peminatnya terlalu banyak untuk mencalonkan diri.

Fira mulai menghubungi kakaknya untuk minta dijemput, mood nya sedang buruk, jadi ia tidak bersemangat untuk pulang dengan angkutan umum, mungkin bertemu dengan kakaknya akan membuat hatinya sedikit senang.

"Assalamualaikum, kak.”

"Waalaikum salam, ada apa fir?” tanya Abi kawatir disebrang sana.

"Kakak, jemput Adek dong," rengek Fira, seperti biasa jurus andalannya keluar.

"Loh? Bukanya kamu lagi cari kerja?”

“Gak jadi!”

Tak terdengar suara lagi, membuat gadis itu mendengus kesal.

“Pulang pakai taksi aja ya, dek. Kakak lagi banyak kerjaan,”

"Gak mau Bang! Adek mau ke bengkel, Bosan dirumah terus."

"Baiklah,”

"Baiklah, akan ku tunggu."

Fira tersenyum manis, katakan lah ia terlalu manja pada kakaknya, tapi ia senang dengan begini mau bagaimana lagi.

Abi yang membuka usaha perbengkelan, tidak masalah jika sewaktu-waktu adiknya mengganggu. Memiliki usaha sendiri membuat Abi tidak terlalu terikat, ia bisa pulang kapan pun yang ia mau, lagi pula ia juga mempunyai dua karyawan, bisa dibilang usaha bengkelnya maju.

Belum sampai sepuluh menit Abi sudah sampai, ia menjemput Fira dengan motor sport nya. Dia terlihat begitu tampan, Dimata Fira. Adik mana yang tidak akan memuji kakaknya?

"Sekarang kemana?" Fira mengerutkan keningnya, bukankah tadi dia sudah bilang ingin kebengkel.

"Ayolah ... Aku ingin ikut mu ke tempat kerja," rengek Fira.

"Baiklah, tapi berjanjilah tidak akan mengganggu teman-teman kakak nanti."

"Janji!" teriak Fira bersemangat.

Mau tak mau Abi membawa Fira ke bengkel. Bukannya ia takut, hanya saja adiknya ini selalu mengganggu, pasti teman-teman tidak ada yang akan bekerja nantinya.

********

Seorang pria berwajah sendu sedang bersimpuh di makam istrinya, Sudah setahun mereka berpisah untuk selamanya, tapi sang suami belum juga rela menerima kenyataan bahwa istrinya sudah meninggal.

Baru menikah dua tahun dan ditahun ketiga istrinya pergi menghadap sang Ilahi, bahkan mereka belum merasakan menjadi orang tua, tapi Tuhan sudah berkehendak lain.

Dulu ia adalah tipe orang yang mudah tersenyum dan baik, hanya saja setelah istrinya pergi Gibran bersikap sedikit pendiam, ia hanya akan berbicara seperlunya saja.

"Sudahlah kak, jangan seperti ini terus. kakak ipar sudah pergi dengan tenang, jangan kau tangis lagi, ia akan merasa sedih disana." Alya mencoba membujuk kakaknya untuk pulang, hari yang hampir tengah hari membuat Alya sedikit tak nyaman berada diantara banyaknya kuburan. "Ayo kita pulang kak...."

Gibran tak menjawab, tapi ia menuruti perkataan adiknya. Meskipun ia tidak menitikkan air mata, tapi luka dihatinya tak dapat dijelaskan dengan kata-kata, kehilangan orang yang kita cintai benar-benar sebuah cobaan yang sangat berat.

"Kamu saja yang menyetir dek," ucap Gibran malas. Alya mengangguk Setuju sambil membuat pintu mobilnya.

"Kau tahu kak? Aku punya sahabat yang sangat baik dan ceria, Bahkan ia kehilangan kedua orang tuanya dari kecil, tapi dia selalu berusaha bahagia dan tersenyum didepan kakaknya, ia tidak ingin membuat kakaknya bersedih. Dan aku ingin menjadi seperti dia nanti, meskipun kehilangan seseorang aku akan berubah menjadi perempuan kuat." Alya berbicara sambil berapi-api, ia begitu semangat menceritakan sahabatnya itu.

Ia tidak hanya sekedar bercerita, ia ingin kakaknya mengerti dengan maksud yang ingin ia sampaikan, dan Gibran sangat tau itu.

"Lalu bagaimana dengan nasibnya sekarang?" Akhirnya Gibran tertarik juga untuk mendengar cerita sahabat adiknya.

"Tidak gimana-gimana, sekarang ia hidup bahagia dengan kakaknya. Ia bilang, ia sangat beruntung mendapatkan kakak seperti Abi, kakaknya bahkan tidak mau menikah sampai sekarang!"

"Kenapa tidak mau menikah?" Tanya Gibran penasaran.

Alya tersenyum senang, akhirnya kakaknya mau juga diajak mengobrol, padahal belakangan ini pria itu hanya mau melamun saja.

"Fira bilang, kakaknya tidak mau meninggalkan adiknya sendirian. Ia akan menikah apabila adiknya sudah menikah terlebih dahulu." Gibran mengangguk mengerti, ia benar-benar salut buat pria yang bernama Abi itu.

Bukan maksud Alya ingin mempromosikan temannya, hanya saja ia juga ingin berbagi bagaimana kuat Sahabatnya dalam menjalani hidup. Meskipun Alya tahu kakaknya masih berduka, tapi dengan mengobrol seperti ini mungkin kakaknya akan lebih baik.

*******

Tinggal jejak lagi ya kak

Salam cinta dari Ara putri 😘❤️💖💓

Terpopuler

Comments

kia

kia

baru baca menarik ,simple 👍

2023-03-08

0

FeVey

FeVey

jejak ku keliatan gak ya....????
menarik ceritanya...

2022-02-08

0

Bibit Iriati

Bibit Iriati

mampir...
lanjut

2021-11-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!