Tugas

Aku dan kedua sahabat ku pun masuk kedalam kelas kami. Dua sahabat ku sibuk ngobrol, sedangkan aku hanya diam saja. Aku masih memikirkan cara apa yang bisa aku lakukan agar aku bisa dekat dengan pak Rama.

"Woi ... Bisakah kamu tidak terus melamun seperti itu Rania?" kata Bayu mengangetkan aku.

Aku pun sangat kaget, belum bisa bicara apapun. Aku hanya berusaha menurunkan kembali darah ku yang tiba-tiba naik, karna teman ku usil ini. Aku ngurut dada ku agar perasaan terkejut ku hilang.

Setelah hilang, aku bagun dari duduk ku. Aku kenuju tempat duduk Bayu yang jaraknya hanya beberapa langkah saja dari tempat duduk ku. Aku hadiahkan Bayu sebuah pukulan, karna ia telah membuat aku kaget pagi ini.

"Aduh."

Sontak Bayu meringis kesakitan saat tangan ku memukul pundak kekarnya. Bukannya merasa bersalah, aku malah sangat puas saat melihat wajah kesakitan Baju.

"Makan tuh, enakkan?" kataku dengan senyum dibibir ku.

"Enak-enak, sakit tahu gak!" kata Bayu marah.

"Tahu sakit, makanya jangan bikin aku kaget," kata ku sambil berbalik badan dan kembali duduk.

Disamping kiri ku, Safat tertawa terbahak-bahak melihat Bayu meringis kesakitan.

"Kau sih Bay, suka cari gara-gara sama anak singa. Lupa kau ya, kalau Rania ini adalah anak singa?" kata Safat.

"Kamu juga mau ya Fat, mau merasakan apa yang Bayu rasakan, hah?" kataku sambil memandang wajah Safat.

"Eh ... Gak kok, mana mau aku merasakan hal itu. Kau jangan macam-macam sama aku ya, aku tidak ganggu kaukan," kata Safat sambil merasa ngeri.

"Dasar macam lu Ran, sakit banget rasanya. Pedih, nyeri deh rasanya bahu aku ini," kata Bayu masih mengelus bahunya.

"Mau lagi kamu Bay?" kataku sambil melirik kearah Bayu.

Dengan cepat Bayu mengangkat tangan dan menggelengkan kepalanya. Ia terlihat sangat takut sama apa yang aku katakan.

"Makanya, jangan bikin kanjeng Ratu jadi sakit hati. Paham!" kataku.

"Ratu konon, ratu penghayal dan ratu pengharap hal yang tidak mungkin ia deh kayaknya," kata Bayu.

Aku melihat Bayu dengan tatapan mata yang tajam. Bayu meringis, ia berusaha menarik senyum agar aku tidak memukulnya lagi.

Selang beberapa saat, dosen yang mengajar hari ini pun masuk kedalam kelas. Menyapa kami semua yang ada disalam kelas. Yang telah siap menerima pelajaran yang akan dosen itu berikan.

"Selamat pagi semuanya ...."

"Pagi pak ...." jawab kami semua serentak.

"Apa kabar kalian semuanya?" kata pak Dosen dengan ramahnya menanyakan kabar kamu.

"Alhamdulillah baik pak ...."

"Baikkk pak .... "

Jawab semuanya dengan beragam jawaban masing-masing. Pak dosen pun tidak mau membuang waktu lagi. Dengan banyak bicara hal yang tidak penting didalam kelas kami. Dosen itu pun meminta kami mengumpulkan tugas yang ia minta kami kerjakan minggu yang lalu.

"Bagaimana semuanya, apa tugas yang bapak minta sudah kalian selesaikan?" kata pak dosen.

Ada yang menjawab sudah, dan ada yang menjawab belum. Ada juga yang tidak menjawab sama sekali apa yang pak dosen tanyakan. Mungkin, mereka takut untuk menjawab atau pun sengaja malas mengeluarkan suara emas mereka.

"Rania, kumpulkan tugas yang telah selesai," kata dosen pada ku.

"Baik pak," kata ku sambil bangun dari duduk ku.

Aku pun berjalan dari satu bangku kebangku yang lain. Mengambil buku tugas yang teman ku sediakan diatas meja mereka masing-masing. Kemudian, aku membawakan buku tugas itu kepada pak dosen.

"Ada berapa orang yang tidak menyelesaikan tugas ini, Rania? kata pak dosen.

"Hanya ada dua orang yang tidak menyelesaikan tugas ini pak, yaitu Bram dan Joni, kata ku lantang.

Kedua temanku yang tidak menyelesaikan tugas mereka hanya bisa menundukkan kepala mereka saja.

"Baiklah, kamu antarkan tugas ini kemeja pak rektor. Karna ia yang meminta bapak memberikan tugas ini pada setiap kelas," kata pak dosen.

Aku pun bahagia bukan kepalang, mendengarkan aku dapat tugas mengantarkan tugas kemeja pak rektor. Hal yang sangat buat aku bahagia, yaitu bertemu pak rektor.

"Baik pak," kataku sambil senyum manis.

Yang lain hanya bisa geleng-geleng kepala saja saat melihat aku bahagia. Mereka tahu, hal itu yang sangat aku nanti-nantikan. Padahal, bagi sebagian temanku, mereka sangat takut saat disuruh menemui rektor. Tapi, lain halnya dengan aku. Saat disuruh menemui rektor malah bahagia.

Aku pun berjalan cepat, meninggalkan kelas ku. Aku berjalan dengan hati yang bahagia kearah ruangan rektor. Seakan melupakan penolakan dan kekesalan pak rektor tadi pagi padaku.

Aku pun sampai di ruangan pak rektor, ruangan yang terpampang jelas nama lengkap pak rektor. Aku ketuk ruangan itu dengan tangan yang penuh rasa bahagia.

Terdengar suara pak Rama mengatakan sesuatu dari dalam ruangan itu.

"Masuk saja, pintunya tidak saya kunci," kata suara pak Rama.

Terpopuler

Comments

Rani

Rani

nyesel dulu kagak ngejar guru b Inggris 🤣🤣 waktu ngk bisa diputar

2021-10-19

0

💫 R.I.P (R€$T IN P@R@DI$€) 💫

💫 R.I.P (R€$T IN P@R@DI$€) 💫

berasa flashback zaman sekolah, meskipun lokasinya gak Sama. tapi roman²nya sama.

2021-02-09

0

💢💞lee__sali💓💢

💢💞lee__sali💓💢

hmm snyum2 sndr😁

2020-07-20

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!