Ruang rektor

Dengan hati yang penuh dengan kebahagiaan, aku langsung membuka pintu ruangan pak Rama.

"Permisi pak," kataku dengan sangat bahagianya.

Saat melihat aku yang masuk kedalam ruangannya, pak Rama yang semulanya sibuk dengan buku-buku diatas mejanya pun menghentikan pekerjaannya. Ia menghela nafas kesalnya saat melihat aku yang berdiri didepannya.

"Kamu lagi, kamu lagi. Apa gak ada tempat tampa kamu ya di kampus ini?" kata pak Rama padaku.

Aku hanya tersenyum saja saat mendengarkan apa yang pak Rama katakan padaku. Sebenarnya, bukan aku gak punya hati. Atau bukan aku tidak pernah merasa sakit hati, saat pak Rama mengatakan hal-hal yang menyingung perasaan ku. Hanya saja, aku selalu menebalkan muka dan menutup telinga ku. Aku tidak pernah ingin memasukkan apa yang pak Rama katakan kedalam hati ku.

"Maaf pak, saya hanya disuruh pak Agung untuk mengantarkan tugas keruangan bapak," kataku dengan senyum manis.

"Ya sudah, tarok saja disitu," kata pak Rama sambil menunjuk kemejanya.

Aku pun meletakkan kertas yang berisi tugas yang sedari tadi aku pegang dengan eratnya. Aku pun pamit pada pak Rama setelah meletakkan kertas tugas itu dimejanya.

"Saya permisi pak," kataku sambil memutar badanku. Namun, aku ingat sesuatu sebelum aku melangkahkan kaki ku meninggalkan ruangan pak Rama. Aku pun kembali memutar badanku menghadap pak Rama yang sedari tadi sibuk dengan pekerjaannya.

"Emmmm ... Pak Rama, apa bapak ada waktu luang pak?" kataku.

"Gak," jawab pak Rama singkat namun dengan nada tinggi.

"Masa sih pak gak ada waktu luang sedikit pun, kalau ada sih .... " belum juga aku selesaikan kaliamat ku itu, pak Rama sudah nyambar aja.

"Saya bilang gak ada ya gak adalah, kamu kapan sih ngerti bahasa saya?" kata pak Rama dengam kesalnya.

"Ya ... kan mungkin gitu lho pak, secara itukan manusia dikasi waktu yang sama gitu. Pasti bapak ada waktu, saya hanya ingin minta bapak ajarkan bagaimana cara memanfaatkan waktu yang benar saja pak," kataku panjang lebar dari tadi.

"Kamu bisa kembali kekelas mu sekarang juga, karna saya masih banyak pekerjaan yang harus saya kerjakan. Saya harap kamu paham sama apa yang saya katakan, agar saya tidak perlu merasa tekanan darah saya terus naik saat kamu ada disekitar saya," kata pak Rama dengan mata tajam yang menatapku sangat kesal.

"Baik pak, saya permisi dulu. Sampai bertemu lagi pak rektor," kataku sambil berjalan meninggalkan ruangan pak Rama.

...

Sampainya aku dikelas ku, dosen ku yang baik hati itu tidak ada menanyakan apapun perihal aku yang lama baru kembali dari mengantarkan tugas yang ia berikan. Namun, kedua makhluk yang menjabat sebagai teman ku itu lah yang super duper sibuk menanyakan kenapa aku lama baru kembali.

"Hei Rania, lama kali kau perginya. Apa yang kau lakukan sih diruangan pak Rama itu?" kata Safat padaku.

"Gak ada, aku hanya mengantarkan tugas kemudian pergi. Mana ada lama, kalian pasti iri aja sama aku yang diizinkan pak dosen untuk keluar sedangkan kalian tidak pernahkan," kataku sambil senyum dan mencibir Safat.

Tidak ada yang bisa temanku lakukan kalau sedang berhadapan dengan aku. Karna aku perempuan, poin pertama yang mereka jadikan alasan untuk mengalah dengan ku.

Pelajaran pun berjalan lancar, aku tidak banyak tertinggal pelajaran hanya karna aku mengantarkan tugas yang pak dosen berikan padaku.

Apalagi, pak dosen yang baik hati itu selalu mengutamakan aku saat ia masuk kekelas ku. Karna aku adalah anak dari temannya, jelas saja ia sangat kenal dengan ku.

Terpopuler

Comments

Kusuma Dewie

Kusuma Dewie

coba mampir

2020-10-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!