Selalu ditolak

Pagi ini, seperti biasanya aku kekampus dengan mobil sport hijau kesayangku. Aku berangkat sendiri, seperti hari-hari biasanya aku berangkat kekampus.

Saat aku sampai dikampus, kampus masih terlihat sepi. Karna aku terlalu pagi mungkin, jadi belum ramai penghuni kampus yang lainnya. Hanya ada aku, dan beberapa siswa teladan yang lainnya di kampus ini.

Tidak masalah bagi aku, mau datang penghuni yang lain atau tidak. Itu bukan urusan ku, yang penting aku tetap mengharapkan pak Rama datang.

Aku duduk, menunggu orang spesial ku datang. Ia biasanya akan datang setengah jam sebelum kelas semua siswa dimulai. Ntah apa yang ia kerjakan, tapi ia selalu datang kekampus setiap harinya.

Aku menunggu pak Rama dengan sabar di depan parkiran mobil kampus kami. Hal ini hampir setiap hari aku lakukan. Walau setiap hari itu juga aku dicuekin sama rektor tampan itu. Semuanya tidak ada pengaruh bagi hatiku, aku tidak pernah mengeluh dan tidak pernah menyerah.

...

Tak lama, orang yang aku tunggu datang juga. Mobil pak Rama berhenti tepat disebelah mobil sport ku.

"Selamat pagi pak!" kataku penuh semangat.

Pak Rama terlihat terlihat tidak suka sama apa yang aku lakukan. Namun aku tidak perduli dengan hal itu, mau suka atau tidak suka, aku akan lanjutkan mengejar hati pak Rama.

"Kamu lagi, kamu lagi. Apa kamu gak ada kerjaan lain selain mengganggu saya?" kata pak Rama sangat kesal.

"Saya tidak punya pekerjaan pak, makanya saja tungguin bapak. Biar saya dapat pekerjaan dari bapak." kataku sambil senyum manis.

Pak Rama menarik nafas, lalu membuangnya dengan sangat lambat. Aku rasa, ia sedang sangat kesal padaku saat ini.

"Kamu gak bosan ya, gak tahu bahasa manusia atau gimana sih kamu ini?" kata pak Rama dengan sangat kesal.

"Santai pak, saya bukan gak tahu apa yang manusia katakan. Tapi saya ini suka sama bapak, saya akan kejar cinta bapak." kataku tidak perduli dengan ekspresi yang pak Rama tunjukkan.

"Kamu suka sama saya, tapi saya gak suka sama kamu. Kamu tahukan apa itu artinya gak suka." kata pak Rama.

"Saya tahu pak, tapi saya yakin suatu saat bapak akan suka sama saya. Punggung pisau aja bisa tajam kalau sering diasah pak."

"Terserah kamu deh, apa yang kamu mau lakukan. Tapi tolong, jangan ganggu saya. Saya capek lihat kamu terus-terusan." kata pak Rama dengan suara tinggi.

Aku sangat kaget, namun kaget itu dengan cepat aku hilangkan. Ntah apa yang aku rasakan, bukannya marah sama apa yang pak Rama katakan padaku. Aku malah tertawa, yang membuat pak Rama semakin kesal saja.

"Slow dong pak, jangan marah-marah. Inikan masih sangat pagi pak, gak baik lho kalo bapak marah-marah di pagi hari." kataku sambil senyum.

Pak Rama tidak bisa bicara apa-apa lagi, ia selalu kehabisan cara saat berhadapan dengan ku. Hanya aku yang tidak mempan sama amarahnya pak Rama. Biasanya, setiap gadis dikampus ini akan selalu kabur saat suara tinggi pak Rama keluar. Tapj aku tidak, aku malah menaggapi suara tinggi pak Rama dengan tawa manis ku.

"Lho pak, mau kemana sih. Saya kan belum selesai bicara sama bapak." kataku sambil mengikuti langkah pak Rama dari belakang.

"Jangan ikuti saya, atau kamu akan saya laporkan sama pihak yang berwajib. Karna kamu telah menggaggu kenyaman saya." kata pak Rama sambil mengangkat telunjuknya dan mengarahkan padaku.

"Ya ampun, bapak kok menakutkan sekali sih pak." kataku diam ditempat aku berdiri.

Pak Rama tidak menanggapi lagi apa yang aku katakan. Ia terus berjalan meninggalkan aku yang diam mematung ditempat ku. Sedangkan aku, hanya bisa melihat punggung pak Rama yang berjalan semakin menjauh meninggalkan aku.

Apakah aku terlalu agresif ya, sehingga membuat pak Rama semakin tidak suka padaku. Dan membuat pak Rama semakin merasa tidak nyaman dengan kehadiran aku. Gumamku dalam hati sambil melihat punggung pak Rama yang semakin menghilang.

...

"Woi ... Tumben jadi patung pagi-pagi begini." sapa Bayu membuyarkan lamunan ku.

"Iya, tidak biasanya kau diam bagaikan patung seperti ini." kata Safat.

Aku kaget dengan kedatangan dua sahabat ku. Sahabat yang selalu ada bersamaku selama ini. Namun juga akan bikin aku merasa jengkel kalau mereka ada disampingku. Tapi saat mereka tidak ada, aku sangat kangen pada mereka.

"Hello ... Anak manis, ngapain kau malah bengong lagi saat pangeran tampan mu ini datang." kata Safat sambil melambaikan tangan di wajah ku.

"Woy... Gak perlu lambaikan tangan juga kale, aku gak ngelamun ya nak." kataku kesal.

"Gak ngelamun ya nak, tapi aku melamunkan pak Rama yang terus menolak ku." kata Bayu sambil menirukan apa yang aku katakan tadi. Namun ia menambahkan apa yang aku katakan dengan kata-kata yang ia buat sendiri.

"Apaan sih, sirik aja lu Bay." kataku jengkel.

"Ih, ogah banget aku sirik. Apa lagi sama kamu, kan gak masuk akal." kata Bayu.

"Serah lu padalah, aku mau kekelas saja." kataku sambil memutar badan dan melangkah menuju kelas.

Terpopuler

Comments

Rani

Rani

kata aku nya dikurangi

2021-10-19

0

Kanjeng Netizzen

Kanjeng Netizzen

Gua lbh suka bca novel cwenya bar bar cwoknya dingin

2020-08-24

6

Rama Nofianto

Rama Nofianto

cerita yg menarik.. sukses trus thor

2020-08-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!