BAB 4. BISU

Suaranya tercekat tanpa mampu mengucap satu patah kata lagi, begitu juga bibirnya yang berubah kelu tanpa mampu merasakan nikmatnya bahagia karena hari ini ia wisuda. Dadanya sakit, dan hatinya teriris seolah-olah daging tubuhnya pun ikut terpotong-potong oleh kejamnya pisau kehidupan. Pikirannya berkecamuk, begitu juga dengan perasaannya yang terus merutuki diri dan juga nasib buruknya.

Apa tak boleh sedikit saja aku merasa bahagia?

Tak bolehkah sedikit saja aku melihat senyum bangga di wajah mereka?

Apa salahku sampai dengan cara seperti inilah aku justru berpisah dengan mereka?

Jahat!

Jahat!

Napasnya memburu cepat, secepat gerak kakinya yang terus menyibak kaki-kaki orang didepannya. Kesal, rutukan, sedih dan hancur bergumul menjadi satu memenuhi dirinya yang tengah kehilangan. Ditengah kesibukan acara wisuda yang seharusnya penuh suka cita, mengapa ia dari banyaknya dan dari ribuan umat manusia yang hadir disini yang harus mengalami hal kejam seperti ini?

Dadanya sakit, saking sakitnya terus ditekannya kuat. Tidak ada yang mengerti apa yang coba dilakukan oleh seorang mahasiswi dengan kebaya longgar dibalut baju kebesaran wisuda seperti dirinya ditengah kericuhan rektor, dosen dan juga wisudawan lain yang tengah berbahagia dengan melempar tawa, ucapan selamat dan senyuman. Tapi, cukup! Ia tidak peduli, benar-benar tidak peduli.

Apalagi setelah mendengar kabar dari sambungan telepon beberapa menit lalu dan siapa pula yang mampu menahan kepiluan sedemikian rupa seperti ini jika mengalami apa yang ia alami saat ini. Benar-benar kejam!

Nana berhenti sejenak, setelah mengatur napasnya yang memburu cepat dan juga air matanya yang sedari tadi tidak mau diajak kompromi untuk setidaknya mengumumkan pada dunia, bahwa ia tegar. Ia tegar, jadi tolong jangan kasihani wanita rapuh ini dengan tatapan heran campur kasihan kalian!

Beberapa menit lalu.

Wajahnya sumringah tanpa mampu ditutupinya lagi tentunya. Senyum manis khas milik gadis itu terbit. Suaranya berusaha dilirihkannya saat bertanya sudah sampai mana keluarganya, dengan sabar ia berharap semoga jawabannya adalah mereka sudah sampai parkiran dan tinggal masuk untuk bergabung ke dalam aula kebesaran ini saja.

“Halo mak? Halo?”

Suara diujung telepon terdengar amat bising oleh lalu lalang orang hingga Nana menjarakkan ponselnya sedikit dari daun telinga yang terbalut jilbab berwarna cerah tersebut.

“Aa halo mbak?”

Deg, tanpa sadar jantung Nana berdetak cepat. Itu bukan suara ibunya, itu suara yang amat asing milik seorang wanita.

“I-iya halo? Ini siapa? Ini kan ponsel ibu saya, anda siapa?” Nana menundukkan kepalanya kebawah supaya tidak mengganggu para wisudawan lain termasuk Nia dan mamanya.

“Halo mbak? Halo? Maaf mbak jaringan disini jelek, halo? Apa anda dengar suara saya, halo?”

“Iya saya dengar, halo mbak?”

“Mbak, saya tim medis yang nangani keluarga anda.”

“Apa, tim medis?” Kening Nana sampai berkerut mendengar informasi aneh tersebut.

“Maksudnya gimana?” tanyanya lagi.

“Keluarga anda kecelakaan mbak di Minas. Mobilnya masuk jurang dan terbakar, semuanya meninggal di lokasi kejadian mbak. Halo mbak? Halo? Bisa anda ke Minas sekarang mbak?”

“Halo mbak? Anda dengar suara saya mbak?”

Nana diam, pendengarannya seolah menuli. Namun air matanya tak membisu seperti bibirnya dan tak kelu juga. Air mata itu pula tak seperti lidah yang walau tidak memiliki tulang, namun mampu mengucap kalimat dusta, ia jujur dan bahkan teramat sangat jujur menyampaikan isi hatinya yang terluka. Air mata itu terus jatuh membasahi kedua pipinya tanpa berniat untuk mereda barang sekejap. Nia yang melihat kondisi sahabatnya tiba-tiba menangis bukan main langsung terkejut begitu juga yang lainnya, namun Nana tak menggubris perlakuan sahabatnya barusan begitu juga dengan perlakuan yang lainnya.

“Nana?”

“Na, lo kenapa?”

“Na, jawab!”

“Nana!”

“Woy, kenapa?!”

Tiada yang didengarnya, berkali-kali tubuhnya diguncang namun wanita itu tetap diam. Tanpa mengucap atau bahkan menoleh pada yang lainnya, Ia bangkit dan melangkah pergi begitu saja. Hari itu, untuk pertama kalinya dunianya seakan runtuh, gelap dan tak bersahabat.

...*...

BLAM!

Detak jantungnya berdebar, bukan oleh cinta namun oleh ingatan yang menyakitkan itu. Nana membuka kedua matanya berat lalu menyeka air mata yang meluruh jatuh tanpa diminta di kedua pipinya pelan. Padahal tadi ia hanya tiduran setelah selesai bicara panjang lebar sama sahabatnya ditelepon, tidak menyangka sampai ketiduran dan teringat akan kejadian hari itu lagi. Tidak mudah memang melupakan sesuatu yang membekas seperti di hati walaupun hari telah berganti bulan dan bulan telah berganti tahun pula.

Ah, lagipula siapa yang tidak sedih jika harus kehilangan keluarga tercinta sekaligus dihari yang seharusnya bahagia? Benar-benar menyedihkan! Nana mengulas senyum kecutnya.

“Ayah, mamak, abang, aldi, angga, ayi … dulu dan sekarang, kalian memang luka yang nggak pernah bisa kuhadapi. Hem, ya aah udahlah. Lagipula, jika siap untuk mencintai berarti juga siap untuk terluka.”

...*...

Keesokan harinya, tepat jam empat sore lewat empat puluh menit di Pekanbaru.

Pagar besi berukuran tiga meter warna hitam kusam dibukanya pelan hingga tampaklah rumah bergaya minimalis modern bercat hijau muda dengan halaman rumah yang hanya mampu memuat sebuah mobil dan lima motor jika di parkir rapi. Nana memarkirkan CR-V putih susunya lambat setelah memastikan posisinya benar-benar sudah pas dan tidak terlalu memakan ruang. Kaki kanan yang dibalut kaos kaki berwarna nude beserta flat shoes warna hitam melangkah turun tidak lupa tangan kanannya turut menggamit tas warna hitam yang memang selalu dibawanya setiap bepergian.

“Alhamdulillah, sampai juga.”

Kedua sudut bibirnya mengulum senyum seraya menatap bangga pada bangunan rumah didepannya.

“Cie, udah sah ya jadi hak milik ….” Kekehnya sendiri teringat rumah itu akhirnya berhasil dibelinya juga.

Bukan rumah mewah, hanya rumah biasa dengan kamar tidur tiga dan kamar mandi dua. Istimewanya karena ini rumah pertama yang diinginkannya dahulu saking jatuh cintanya dengan Pekanbaru dan bermimpi untuk tinggal di kota ini untuk bekerja setelah lulus kuliah. Yah, walaupun sampai terpuruk sebelumnya, sebenarnya Nana tidak benar-benar menutup dirinya dari Pekanbaru jika boleh jujur.

Tepatnya sudah sejak satu tahun lalu ia mencoba untuk membuka diri dengan kota penuh kenangan ini, hanya saja untuk kembali menyapa orang-orang dari masa lalunya itu yang masih terasa berat olehnya. Tapi tidak masalah, karena setelah satu tahun itu berakhir, disinilah ia sekarang untuk kembali menyapa sahabatnya nanti dan teman-teman dari masa lalunya juga.

“Haaaaatchhhim!”

Ini adalah sambutan hangat pertama dari tubuhnya setelah membuka daun pintu yang sengaja di cat warna putih cerah, maklum, habis dibeli langsung ditinggal lagi. Ia memang lebih banyak menghabiskan harinya di Rokan Hilir, kalau bosan disana baru pulang ke Kisaran, kampung halamannya. Walaupun punya dua outlet usaha kecil di Pekanbaru, belum cukup juga untuk menjadi alasan bagi Nana menahan dirinya di kota ini.

“Yaa Allah, berdebu banget, mana hidung sensitif sama debu lagi,” gerutunya seraya mengambil ponsel dari dalam tas.

Baru saja Nana hendak menghubungi Nia, sahabatnya itu justru sudah menghubunginya duluan. Senyum Nana terulas tanpa sadar dan tanpa membuang waktu langsung menekan ikon warna hijau untuk segera menyambungkan telepon mereka.

“Iya Nia?”

“Udah sampe mana lo? Baru inget maren lupa nawarin, lo langsung ke rumah gue kan Na? Bukan yang di Garuda ya, rumah gue di Arengka sekarang.” Ingatnya.

“Alhamdulillah, ini baru juga nyampe Ni. Rumahku bedebu banget nih, kesini cepetan. Bantuin beresin, oke?”

Nia yang memang tadi menelepon Nana sambil tiduran sampai menegakkan tubuhnya tidak percaya mendengar permintaan sahabatnya barusan.

“Rumah? Gimana bisa? Lo punya rumah di Pekanbaru?”

Nana menganggukkan kepalanya tanpa sadar, “Iya ada, di Kartama. Makanya buruan kesini, bantuin beresin. Kalau sendiri nggak sanggup, kamu tahu kan hidung aku sensitif sama debu entar bersin mulu. Ya-ya-ya? Pliiiiiis ….” Ucapnya manja.

Nia menggelengkan kepalanya tidak percaya sekaligus keget juga.

“Tapi kok bisa sih? Kok gue nggak tahu kalau lo punya rumah disini. Belinya kapan?”

“Udah, ntar kukasi tahu tapi kesini dulu ya. Kutunggu, ntar lokasinya di share.”

“Okedeh, perlu bawa makan nggak? Laper nggak lo? Pengen makan masakan mama? A … tau ….” Ucapnya gantung seraya mencuatkan ide nakalnya yang baru saja terbesit dalam benaknya, “Lo mau makan masakan abang gue?”

“Hiiiii, apaan sih? Buruaaaan, nggak perlu bawa makanan ntar kita makan diluar aja. Aku tunggu, assalamu’alaykum Nia. Inget, nggak pake lama. Awas ya kalo lama!”

“Iyaaa, bawel ah! Wa’alaykumussalam.”

Panggilannya ditutupnya cepat walaupun kini ada tanda tanya baru didalam kepalanya. Nana punya rumah disini? Tapi sejak kapan? Lama tak berjumpa, entah mengapa rasanya sahabatnya itu penuh misteri sekarang.

...***...

Terpopuler

Comments

Lia Shechibie'slove

Lia Shechibie'slove

Lanjut thor

2022-07-22

0

Eman Sulaeman

Eman Sulaeman

udah lama g ketemu gimana y

2022-04-15

0

Ayra Ayra

Ayra Ayra

ceritanya lambat thor

2021-11-13

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 1. BANGKIT
3 BAB 2. TELEPON
4 BAB 3. KELAM
5 BAB 4. BISU
6 BAB 5. PELUK CIUM, MUAH MUAH!
7 BAB 6. SHOPPING!!
8 BAB 7. GUE DI PRANK YA?
9 BAB 8. THE BEGINNING, ASHIAP!
10 BAB 9. DIA, BERBAHAYA!
11 BAB 10. KEPUTUSAN
12 BAB 11. APA?!
13 BAB 12. BOLEH KAH AKU BAHAGIA?
14 BAB 13. BICARA
15 BAB 14. POSESIF
16 BAB 15. INDAH DAN HANGAT
17 BAB 16. DRIVING ME CRAZY
18 BAB 17. GAGAL
19 BAB 18. LAMA
20 BAB 19. MALAM YANG PANJANG ?
21 BAB 20. MORNING LOVE
22 BAB 21. PERTEMUAN PERTAMA
23 BAB 22. KECEWA
24 BAB 23. MAAF
25 BAB 24. PETIKAN MASA LALU
26 BAB 25. DINI HARI
27 BAB 26. TAK TERBALAS
28 BAB 27. SURPRISE!
29 BAB 28. BELUM BERAKHIR
30 BAB 29. RENUNG
31 BAB 30. NEW MEMBER
32 BAB 31. PADANG
33 BAB 32. PANTAI
34 BAB 33. TEMARAM
35 BAB 34. PRIA ANEH
36 BAB 35. SIAPA ILY?
37 BAB 36. RINDU
38 BAB 37. PERMULAAN
39 BAB 38. PERNIKAHAN NIA
40 BAB 39. LOVE BIRD
41 BAB 40. TING!
42 BAB 41. PETAKA
43 BAB 42. RETAK
44 BAB 43. CHAIRUL SALIM
45 BAB 44. BUNA
46 BAB 45. TABAYYUN
47 BAB 46. KAMU DIMANA SAYANG?
48 BAB 47. TAMU
49 BAB 48. YANG TELAH LAMA PERGI
50 BAB 49. TITIK TERANG
51 BAB 50. TERUNGKAP
52 BAB 51. BERHENTI!
53 BAB 52. POSISI
54 BAB 53. MARAH ATAU RINDU?
55 BAB 54. RESTART (1)
56 BAB 55. RESTART (2)
57 BAB 56. KENANGAN MAKASSAR (1)
58 BAB 57. KENANGAN MAKASSAR (2)
59 BAB 58. BYE!
60 BAB 59. AL VS CHAIRUL
61 BAB 60. NGIDAM?
62 BAB 61. VIDEO CALL
63 BAB 62. BERAKHIR
64 BAB 63. WELCOME BACK!
65 BAB 64. KITA BICARA
66 BAB 65. CERITA
67 BAB 66. PUZZLE KEHIDUPAN
68 BAB 67. MAKAN MALAM
69 BAB 68. CURHAT
70 BAB 69. MORNING SICKNESS
71 BAB 70. KIRANA SARASWATI
72 BAB 71. ROSE
73 BAB 72. KAMU BISA MEMILIH
74 BAB 73. SEWARNA
75 BAB 74. DROP
76 BAB 75. SYAFAKALLAH SAYANG
77 BAB 76. SINYAL
78 BAB 77. THE REAL HUNTER
79 BAB 78. BLOSSOM
80 BAB 79. HER FIRST STEP
81 BAB 80. MONSTER GENDUT
82 BAB 81. TAMU TAK DIUNDANG
83 BAB 82. RESIGN
84 BAB 83. JANGAN BOHONG
85 BAB 84. SEARCHING
86 BAB 85. ANGRY BIRD
87 BAB 86. SWEATEST
88 BAB 87. BIG PLAN
89 BAB 88. FOR TWICE
90 BAB 89. KLARIFIKASI
91 BAB 90. OWN WAY
92 BAB 91. CANCEL
93 BAB 92. KAMU TIDAK SENDIRI
94 BAB 93. KEBETULAN YANG MANIS
95 BAB 94. KEEP CALM, OKAY?
96 BAB 95. ROLL
97 BAB 96. BERAT
98 BAB 97. KELU
99 BAB 98. PRINSIP
100 BAB 99. CUKUP
101 BAB 100. RESAH
102 BAB 101. RIBUT
103 BAB 102. KEBENARAN
104 BAB 103. KORBAN
105 BAB 104. TITIK BALIK
106 BAB 105. TERIMA KASIH
107 BAB 106. THE TWIN (1)
108 BAB 107. THE TWIN (2)
109 BAB 108. KABUR!
110 BAB 109. PRICE
111 BAB 110. RIBET
112 BAB 111. YANG DITUNGGU
113 BAB 112. MERAH MUDA
114 BAB 113. FIT
115 BAB 114. HATI
116 BAB 115. IKATAN
117 BAB 116. RINTIK
118 BAB 117. DETAK
119 BAB 118. NOSTALGIA
120 BAB 119. DEBARAN
121 BAB 120. SPECIAL
122 BAB 121. CONGRATS!
123 BAB 122. SUIT
124 BAB 123. MALAM
125 BAB 124. THE DAY!
126 BAB 125. SATU LUSIN
127 BAB 126. DUA
128 BAB 127. AMBYAR
129 BAB 128. GLUDUK
130 BAB 129. SUDUT PANDANG
131 BAB 130. LIDYA
132 BAB 131. RIAK
133 BAB 132. RUSUH
134 BAB 133. ABU-ABU
135 BAB 134. BU-IBU
136 BAB 135. COMPLETE ME (1)
137 BAB 136. COMPLETE ME (2)
138 Teruntuk Readers Tersayang + Novel Baru
139 Extralove : Kirana Melahirkan! (1)
140 Extralove : Kirana Melahirkan! (2)
141 Extralove : Kenangan Sebuah Figura
142 Extralove : Gemboknya Dimana?
143 Extralove : Mendekapmu Sepanjang Sore
144 Extralove : Yang Hampir Dilupakan
145 Extralove : Karena Daniyal
146 Extralove : Last But Not Least, Complete Me!
147 Season II – Bab 1 – Awal Dari Semuanya
148 Season II - Bab 2 - Tanggung Jawab!
149 Season II – Bab 3 – Tidak Berarti Apapun
150 Season II – Bab 4 – 1 3 4
151 Season II – Bab 5 – Tidak Berarti Apapun (2)
152 Season II – Bab 6 – “Safe Flight, Ca”
153 Season II – Bab 7 – Kala Hujan Turun
154 Season II – Bab 8 – Raib
155 Season II – Bab 9 – “Maafkan aku ….”
156 Season II – Bab 10 – Tak Bisa Tidur
157 Season II – Bab 11 – Berlanjut
158 Season II – Bab 12 – Our First Monday in Banjarmasin
159 Season II – Bab 13 – Menyebalkan
160 Season II – Bab 14 – Edgar Maxmillan
161 Season II – Bab 15 – Tiba-Tiba
162 Season II – Bab 16 – Sinar Bulan
Episodes

Updated 162 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 1. BANGKIT
3
BAB 2. TELEPON
4
BAB 3. KELAM
5
BAB 4. BISU
6
BAB 5. PELUK CIUM, MUAH MUAH!
7
BAB 6. SHOPPING!!
8
BAB 7. GUE DI PRANK YA?
9
BAB 8. THE BEGINNING, ASHIAP!
10
BAB 9. DIA, BERBAHAYA!
11
BAB 10. KEPUTUSAN
12
BAB 11. APA?!
13
BAB 12. BOLEH KAH AKU BAHAGIA?
14
BAB 13. BICARA
15
BAB 14. POSESIF
16
BAB 15. INDAH DAN HANGAT
17
BAB 16. DRIVING ME CRAZY
18
BAB 17. GAGAL
19
BAB 18. LAMA
20
BAB 19. MALAM YANG PANJANG ?
21
BAB 20. MORNING LOVE
22
BAB 21. PERTEMUAN PERTAMA
23
BAB 22. KECEWA
24
BAB 23. MAAF
25
BAB 24. PETIKAN MASA LALU
26
BAB 25. DINI HARI
27
BAB 26. TAK TERBALAS
28
BAB 27. SURPRISE!
29
BAB 28. BELUM BERAKHIR
30
BAB 29. RENUNG
31
BAB 30. NEW MEMBER
32
BAB 31. PADANG
33
BAB 32. PANTAI
34
BAB 33. TEMARAM
35
BAB 34. PRIA ANEH
36
BAB 35. SIAPA ILY?
37
BAB 36. RINDU
38
BAB 37. PERMULAAN
39
BAB 38. PERNIKAHAN NIA
40
BAB 39. LOVE BIRD
41
BAB 40. TING!
42
BAB 41. PETAKA
43
BAB 42. RETAK
44
BAB 43. CHAIRUL SALIM
45
BAB 44. BUNA
46
BAB 45. TABAYYUN
47
BAB 46. KAMU DIMANA SAYANG?
48
BAB 47. TAMU
49
BAB 48. YANG TELAH LAMA PERGI
50
BAB 49. TITIK TERANG
51
BAB 50. TERUNGKAP
52
BAB 51. BERHENTI!
53
BAB 52. POSISI
54
BAB 53. MARAH ATAU RINDU?
55
BAB 54. RESTART (1)
56
BAB 55. RESTART (2)
57
BAB 56. KENANGAN MAKASSAR (1)
58
BAB 57. KENANGAN MAKASSAR (2)
59
BAB 58. BYE!
60
BAB 59. AL VS CHAIRUL
61
BAB 60. NGIDAM?
62
BAB 61. VIDEO CALL
63
BAB 62. BERAKHIR
64
BAB 63. WELCOME BACK!
65
BAB 64. KITA BICARA
66
BAB 65. CERITA
67
BAB 66. PUZZLE KEHIDUPAN
68
BAB 67. MAKAN MALAM
69
BAB 68. CURHAT
70
BAB 69. MORNING SICKNESS
71
BAB 70. KIRANA SARASWATI
72
BAB 71. ROSE
73
BAB 72. KAMU BISA MEMILIH
74
BAB 73. SEWARNA
75
BAB 74. DROP
76
BAB 75. SYAFAKALLAH SAYANG
77
BAB 76. SINYAL
78
BAB 77. THE REAL HUNTER
79
BAB 78. BLOSSOM
80
BAB 79. HER FIRST STEP
81
BAB 80. MONSTER GENDUT
82
BAB 81. TAMU TAK DIUNDANG
83
BAB 82. RESIGN
84
BAB 83. JANGAN BOHONG
85
BAB 84. SEARCHING
86
BAB 85. ANGRY BIRD
87
BAB 86. SWEATEST
88
BAB 87. BIG PLAN
89
BAB 88. FOR TWICE
90
BAB 89. KLARIFIKASI
91
BAB 90. OWN WAY
92
BAB 91. CANCEL
93
BAB 92. KAMU TIDAK SENDIRI
94
BAB 93. KEBETULAN YANG MANIS
95
BAB 94. KEEP CALM, OKAY?
96
BAB 95. ROLL
97
BAB 96. BERAT
98
BAB 97. KELU
99
BAB 98. PRINSIP
100
BAB 99. CUKUP
101
BAB 100. RESAH
102
BAB 101. RIBUT
103
BAB 102. KEBENARAN
104
BAB 103. KORBAN
105
BAB 104. TITIK BALIK
106
BAB 105. TERIMA KASIH
107
BAB 106. THE TWIN (1)
108
BAB 107. THE TWIN (2)
109
BAB 108. KABUR!
110
BAB 109. PRICE
111
BAB 110. RIBET
112
BAB 111. YANG DITUNGGU
113
BAB 112. MERAH MUDA
114
BAB 113. FIT
115
BAB 114. HATI
116
BAB 115. IKATAN
117
BAB 116. RINTIK
118
BAB 117. DETAK
119
BAB 118. NOSTALGIA
120
BAB 119. DEBARAN
121
BAB 120. SPECIAL
122
BAB 121. CONGRATS!
123
BAB 122. SUIT
124
BAB 123. MALAM
125
BAB 124. THE DAY!
126
BAB 125. SATU LUSIN
127
BAB 126. DUA
128
BAB 127. AMBYAR
129
BAB 128. GLUDUK
130
BAB 129. SUDUT PANDANG
131
BAB 130. LIDYA
132
BAB 131. RIAK
133
BAB 132. RUSUH
134
BAB 133. ABU-ABU
135
BAB 134. BU-IBU
136
BAB 135. COMPLETE ME (1)
137
BAB 136. COMPLETE ME (2)
138
Teruntuk Readers Tersayang + Novel Baru
139
Extralove : Kirana Melahirkan! (1)
140
Extralove : Kirana Melahirkan! (2)
141
Extralove : Kenangan Sebuah Figura
142
Extralove : Gemboknya Dimana?
143
Extralove : Mendekapmu Sepanjang Sore
144
Extralove : Yang Hampir Dilupakan
145
Extralove : Karena Daniyal
146
Extralove : Last But Not Least, Complete Me!
147
Season II – Bab 1 – Awal Dari Semuanya
148
Season II - Bab 2 - Tanggung Jawab!
149
Season II – Bab 3 – Tidak Berarti Apapun
150
Season II – Bab 4 – 1 3 4
151
Season II – Bab 5 – Tidak Berarti Apapun (2)
152
Season II – Bab 6 – “Safe Flight, Ca”
153
Season II – Bab 7 – Kala Hujan Turun
154
Season II – Bab 8 – Raib
155
Season II – Bab 9 – “Maafkan aku ….”
156
Season II – Bab 10 – Tak Bisa Tidur
157
Season II – Bab 11 – Berlanjut
158
Season II – Bab 12 – Our First Monday in Banjarmasin
159
Season II – Bab 13 – Menyebalkan
160
Season II – Bab 14 – Edgar Maxmillan
161
Season II – Bab 15 – Tiba-Tiba
162
Season II – Bab 16 – Sinar Bulan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!