BAB 2. TELEPON

Nana hanya menatap heran pada layar ponsel yang menampilkan nomor tidak dikenal disana. Perasaan yang semula bergemuruh karena teringat akan masa lalunya kini dipenuhi oleh tanda tanya. Belum sempat ia mengambil keputusan, telepon masuk tersebut akhirnya berhenti. Namun beberapa detik kemudian berdering kembali.

“Huuufth, ya udahlah angkat aja ….”

“Tapi aneh bener, begitu di aktifin ponselnya bisa langsung ada yang nelpon?” Tangan kanannya memagut dagunya pelan dengan tatapan yang masih menatap heran pada nomor yang tidak dikenal itu.

Ia masih menimang-nimang dan akhirnya senyum khas milik wanita muda itu terulas singkat. Tampak ciprat ide nakal tercetak pada paras cantiknya.

“Angkat aja deh, kali aja penting. Ketok ketok berhadiah boleh juga, hahaha. Mana tahu kan aku menang doorprize apa gitu, tapi masa iya sih? Haduh, bismillah angkat ….” Putusnya diikuti tawa renyah.

Nana pun mengklik ikon berwarna hijau. Jedag-jedug jantungnya berdetak. Asli penasaran tapi ya heran juga, kayak campur-campur gitu perasaannya. Gimana ya bilangnya, ya aneh tapi nyata. Ah, itulah intinya.

“Nanaaaaaaaa! Alhamdulillah ya Allah, alhamdulillah diangkat juga ….”

“Yaa Allah, untuk sekian lama akhirnya diangkat juga, hekh … hekh … hu-hu-hu ….” Tambahnya diikuti isakan tangis.

Detak jantungnya yang tadi sempat bergemuruh karena harap-harap cemas perihal telepon aneh yang masuk tersebut begitu mendengar suara perempuan diujung telepon semakin membuatnya sesak. Air matanya yang sedari tadi hanya menggenang di pelupuk mata ketika mendengar suara perempuan itu ditambah lagi isakan tangisnya yang amat jelas terdengar, membuatnya turut terisak pula.

“Ni-Nia?”

“Ni-Nia? Ini beneran kamu kan?” tanya Nana menahan isakannya sejenak.

Suara isakan diujung telepon mereda sejenak dan terdengar pula perempuan tersebut menarik napasnya dalam.

“Bodoh! Nana bodoh! Bodoh banget! Kebangetan! Gue benci sama lo! Bisa-bisanya lo ngilang dan nggak ngabarin apapun sama gue sampai tiga tahunan! Lo jahat Na! Jahat! Sedikit aja nggak bisa lo mikirin perasaan gue, hah?!” umpatnya kesal.

“Hekh … hekh … hu-hu-hu … sekali aja, coba sekali aja lo mikirin perasaan gue Na, yaa Allah … sesusah itu ya bagi sedih lo sama gue? Senggak penting itu gue di mata lo?” Tambahnya.

Isakan Nana terdengar semakin berat dan lama setelah mendengar ucapan Nia barusan. Apa yang dirasakan Nia yang merupakan sahabatnya lamanya itu juga turut dirasakannya. Ia ingin sekali menjelaskan banyak hal, mengucapkan banyak hal namun hatinya kelu dan sakit hingga hanya satu kata yang mampu terucap dari bibirnya yang bergetar pelan.

“Ma-maaf ….”

“Na … hekh … hekh … kamu tahu nggak gue kangeen banget sama lo. Kangeen Na … kangen!”

“Aku juga! Aku juga kangen sama kamu Nia! Kangen banget ….”

“Bohong! Lo tahu Na, air mata gue sekarang nggak mau berenti ha … gara-gara siapa coba?” Terdengar Nia mengatur napasnya kembali seraya menyeka ujung hidungnya yang sampai berair.

“Hih sampe ingusan, hahaha ….” Ledek Nana seraya turut menyeka air matanya dengan ujung jilbab.

“Bodo amat! Punya sohib dari kecil dicintai kek anak sendiri malah tiba-tiba ngilang nggak ada kabar sama sekali. Entah tinggal dimana pun orang nggak tahu, ditelponin nggak pernah diangkat, di smsin setiap hari juga nggak pernah dibales, sibuuuk terus teleponnya, mana gue nggak ada nomor baru lo lagi. Sadar nggak lo hah? Kenapa sih Na? Kenapa sampe kek gini? Lo nggak anggep gue lagi?”

Nana menggeleng kuat, tentu saja ia tidak pernah berpikir atau pun melupakan sahabatnya ini. Nia adalah sahabatnya dari kecil, namun harus terpisahkan karena Nia dan keluarganya pindah ke Pekanbaru saat mereka masih duduk di bangku SMP. Dan akhirnya mereka berjumpa lagi dibangku kuliah dengan jurusan yang sama pula.

“Nggak gitu Ni … aku nggak pernah punya maksud kayak gitu Nia, serius!”

“Terus apa? Ngilang sampe tiga tahun Na, bayangin tiga tahun! Lo pikir tiga tahun itu bentar? Setiap hari Na, nggak pernah nggak gue coba nelepon lo. Perasaan gue nggak pernah berubah, kadang … pernah kepikir juga, apa mungkin Nana udah nggak nganggep gue sahabatnya lagi? Apa mungkin Nana udah nggak mau berhubungan sama masa lalunya? Tapi kenapa? Di masa lalu lo kan ada gue, Na! Ada persahabatan kita! Jahat!”

Isak tangis Nana semakin mengencang mendengar ucapan Nia barusan. Rasa sakit didadanya pun semakin bertambah, begitu juga dengan air matanya yang semakin menderas. Rasanya apa yang sudah dilakukannya yaitu keputusan untuk menghilang dan menyendiri bukanlah keputusan yang baik, karena ternyata bukan hanya dirinya saja yang terluka, tapi sahabat dan kerabat yang coba diabaikannya juga.

“Yaa Allah ….” Batinnya lirih.

“Ma-maaf … aku pikir, keputusan ini yang tepat. Maaf … maaf Nia … aku nggak ada maksud buat kamu susah juga kayak gini ….”

“Kamu ternyata sampai coba ngehubungin aku terus tapi aku nggak tahu, ponselnya kumatikan. Nggak berani dinyalain, sakit Ni … sakit banget rasanya ditinggal sendiri di dunia yang bahkan nggak tahu kalau keluarga sedarahku semuanya udah nggak ada lagi ….” Tambah Nana.

Nia menarik napasnya dalam mendengar penuturan sahabatnya itu. Beginilah Nana, Nana biasanya dan akan selalu jadi tempat curhatnya bahkan untuk perihal yang kecil sekalipun, tapi apa? Wanita ini justru lebih sering memendam perasaannya dan berkutat dengan logikanya sendiri.

“Dasar! Dasar! Ngeselin! Memang cuma lo yang paling nyebelin Na! Nyebelin! Nyebelin-nyebelin tapi … gue sayang banget! Gue sayang banget sama lo Na … Lo nggak sendiri … gue akan selalu ada, tapi kenapa lo lupa? Lo yang bilang persahabatan kita bukan hanya persahabatan di dunia aja, tapi kita juga sahabat ke surgaNya kan Na?” tanyanya klise.

Ada ciprat senyum lega di sudut bibirnya saat mengatakan hal itu. Baginya hanya ada satu sahabat dan itu sudah cukup, yaitu Nana. Naisyila Putri. Atas ucapannya barusan, tangis Nana entah kenapa semakin mengencang, hingga wanita itu terdengar beberapa kali terisak kuat yang justru membuat Nia merasa bersalah. Mungkinkah ia sudah kelewatan marahin sahabatnya itu?

“Udah dong nangisnya, gue nggak beneran marah sama lo … perasaan gue seneng, seneng banget. Tapi entah kenapa pengen marahin kebodohan lo juga, nggak salah paham kan? Gue seneng Na, saking senengnya bisa bikin candi sekarang juga!” candanya hingga membuat tangis Nana mereda dan berganti dengan tawa renyah yang sangat enak didengar.

Ah iya, ngomong-ngomong dua perempuan ini sebenarnya punya karakter yang beda banget. Jadi, Nana itu lebih banyak diamnya tapi receh banget, jadi suka ketawa bahkan untuk hal sepele dan kecil sekalipun. Sebenarnya nggak pendiam banget sih, tipe introvert kalau sama orang baru tapi bisa asik banget diajak ngobrol kalau sama sahabat atau keluarga, nah begitu. Dan karena sudah kebiasaan juga dari kecil kalau ngomong itu bahasanya ‘aku, kamu’ beda sama Nia yang anaknya ekstrovert abis dan suka seru-seruan. Gaya ngomongnya juga kalau sama teman sejawat lebih sering pakai ‘gue, lo’.

“Nah, gitu kan enak ketawa. Hampir aja lo bikin gue takut Na. Oh iya, apa kabar sohib gue yang ngilangnya gak kira-kira? Sehat kan? Kalo gue sama keluarga alhamdulillah sehat semua ….” Tanya dan jelasnya kemudian.

Senyum Nana terulas sempurna mendengar ucapan sahabatnya barusan.

“Oh iya, ada satu sih yang nggak sehat,” tambah Nia lagi.

“Siapa? Om Ahmad baik-baik aja kan? Tante gimana?” buru Nana dengan napas tertahan.

Baginya, papa dan mama Nia sudah seperti orang tuanya sendiri, itu mengapa jika kondisi keduanya sampai tidak sehat sudah pasti akan membuatnya kepikiran juga.

“Alhamdulillah sehat, yang nggak sehat itu abang gue Na.”

“Emang abang kamu kenapa?”

“Umurnya udah tiga puluhan, tapi masih aja betah single. Kan gedeg gue liatnya, tu orang gila kerja banget! Na, daftar gih jadi kakak ipar gue, ya-ya-ya?”

Nana terkikik kecil seraya menggelengkan kepalanya mendegar ucapan sahabatnya itu. Ia sendiri juga belum ada kepikiran untuk menikah dan mereguk nikmat cinta lagi, apalagi jika itu cinta yang berasal dari manusia. Ia masih terluka dan masih takut jika harus mencintai dan kehilangan lagi.

“Ih kok ketawa aja sih lo? Ditawarin juga.” Dengus Nia sebal.

“Kek apa aja ditawarin, aku juga belum ada kepikiran mau nikah Nia. Oh iya, gurls gimana Ni? Kamu masih jaga kontakkan sama temen kuliahan kita kan?”

“Geng gurls lo kebanyakan udah pada nikah sih, tapi ada juga yang belum. Oh iya Na, gue ada permintaan dan ini harus diturutin. Plis, maksa!”

Tawa Nana semakin pecah mendengar ucapan Nia barusan, minta tapi maksa gimana ceritanya?

“Apa?” balas Nana santai.

“Ke pekanbaru ya? Plis … kangen banget. Pengen peluk, belanja bareng, makan terus curhat-curhatan lagi. Plis, gue tahu lo ada di Rokan Hilir sekarang, walaupun gue nggak tahu rumah lo tepatnya dimana yang sekarang, soalnya pernah kami cariin hari itu, jung-ujungnya nggak ketemu. Dan sekarang lo bisa ditelpon, alhamdulillah banget, dan sebagai gantinya … plis jan ngilang-ngilang lagi. Beresin pakaian lo, besok cus ke Pekanbaru. Oke?”

DEG.

...***...

Bab 1 ada dua? Iya, memang ada dua karena nggak sengaja keupload dua kali.

Selain itu, untuk tulisan bab 1 tidak bisa author perbaiki tulisannya karena naskahnya tidak sengaja terhapus di platform. Maaf atas ketidaknyamanannya, selamat membaca.

Terpopuler

Comments

Lia Shechibie'slove

Lia Shechibie'slove

Thor aku Org Duri Riau, mampir kerumah ya....

2022-07-22

0

Aprilianti~

Aprilianti~

waaaaahhhh, aku jg orang Pekanbaru😇

2022-04-16

1

Eman Sulaeman

Eman Sulaeman

kaya nya seruuuu nih

2022-04-15

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 1. BANGKIT
3 BAB 2. TELEPON
4 BAB 3. KELAM
5 BAB 4. BISU
6 BAB 5. PELUK CIUM, MUAH MUAH!
7 BAB 6. SHOPPING!!
8 BAB 7. GUE DI PRANK YA?
9 BAB 8. THE BEGINNING, ASHIAP!
10 BAB 9. DIA, BERBAHAYA!
11 BAB 10. KEPUTUSAN
12 BAB 11. APA?!
13 BAB 12. BOLEH KAH AKU BAHAGIA?
14 BAB 13. BICARA
15 BAB 14. POSESIF
16 BAB 15. INDAH DAN HANGAT
17 BAB 16. DRIVING ME CRAZY
18 BAB 17. GAGAL
19 BAB 18. LAMA
20 BAB 19. MALAM YANG PANJANG ?
21 BAB 20. MORNING LOVE
22 BAB 21. PERTEMUAN PERTAMA
23 BAB 22. KECEWA
24 BAB 23. MAAF
25 BAB 24. PETIKAN MASA LALU
26 BAB 25. DINI HARI
27 BAB 26. TAK TERBALAS
28 BAB 27. SURPRISE!
29 BAB 28. BELUM BERAKHIR
30 BAB 29. RENUNG
31 BAB 30. NEW MEMBER
32 BAB 31. PADANG
33 BAB 32. PANTAI
34 BAB 33. TEMARAM
35 BAB 34. PRIA ANEH
36 BAB 35. SIAPA ILY?
37 BAB 36. RINDU
38 BAB 37. PERMULAAN
39 BAB 38. PERNIKAHAN NIA
40 BAB 39. LOVE BIRD
41 BAB 40. TING!
42 BAB 41. PETAKA
43 BAB 42. RETAK
44 BAB 43. CHAIRUL SALIM
45 BAB 44. BUNA
46 BAB 45. TABAYYUN
47 BAB 46. KAMU DIMANA SAYANG?
48 BAB 47. TAMU
49 BAB 48. YANG TELAH LAMA PERGI
50 BAB 49. TITIK TERANG
51 BAB 50. TERUNGKAP
52 BAB 51. BERHENTI!
53 BAB 52. POSISI
54 BAB 53. MARAH ATAU RINDU?
55 BAB 54. RESTART (1)
56 BAB 55. RESTART (2)
57 BAB 56. KENANGAN MAKASSAR (1)
58 BAB 57. KENANGAN MAKASSAR (2)
59 BAB 58. BYE!
60 BAB 59. AL VS CHAIRUL
61 BAB 60. NGIDAM?
62 BAB 61. VIDEO CALL
63 BAB 62. BERAKHIR
64 BAB 63. WELCOME BACK!
65 BAB 64. KITA BICARA
66 BAB 65. CERITA
67 BAB 66. PUZZLE KEHIDUPAN
68 BAB 67. MAKAN MALAM
69 BAB 68. CURHAT
70 BAB 69. MORNING SICKNESS
71 BAB 70. KIRANA SARASWATI
72 BAB 71. ROSE
73 BAB 72. KAMU BISA MEMILIH
74 BAB 73. SEWARNA
75 BAB 74. DROP
76 BAB 75. SYAFAKALLAH SAYANG
77 BAB 76. SINYAL
78 BAB 77. THE REAL HUNTER
79 BAB 78. BLOSSOM
80 BAB 79. HER FIRST STEP
81 BAB 80. MONSTER GENDUT
82 BAB 81. TAMU TAK DIUNDANG
83 BAB 82. RESIGN
84 BAB 83. JANGAN BOHONG
85 BAB 84. SEARCHING
86 BAB 85. ANGRY BIRD
87 BAB 86. SWEATEST
88 BAB 87. BIG PLAN
89 BAB 88. FOR TWICE
90 BAB 89. KLARIFIKASI
91 BAB 90. OWN WAY
92 BAB 91. CANCEL
93 BAB 92. KAMU TIDAK SENDIRI
94 BAB 93. KEBETULAN YANG MANIS
95 BAB 94. KEEP CALM, OKAY?
96 BAB 95. ROLL
97 BAB 96. BERAT
98 BAB 97. KELU
99 BAB 98. PRINSIP
100 BAB 99. CUKUP
101 BAB 100. RESAH
102 BAB 101. RIBUT
103 BAB 102. KEBENARAN
104 BAB 103. KORBAN
105 BAB 104. TITIK BALIK
106 BAB 105. TERIMA KASIH
107 BAB 106. THE TWIN (1)
108 BAB 107. THE TWIN (2)
109 BAB 108. KABUR!
110 BAB 109. PRICE
111 BAB 110. RIBET
112 BAB 111. YANG DITUNGGU
113 BAB 112. MERAH MUDA
114 BAB 113. FIT
115 BAB 114. HATI
116 BAB 115. IKATAN
117 BAB 116. RINTIK
118 BAB 117. DETAK
119 BAB 118. NOSTALGIA
120 BAB 119. DEBARAN
121 BAB 120. SPECIAL
122 BAB 121. CONGRATS!
123 BAB 122. SUIT
124 BAB 123. MALAM
125 BAB 124. THE DAY!
126 BAB 125. SATU LUSIN
127 BAB 126. DUA
128 BAB 127. AMBYAR
129 BAB 128. GLUDUK
130 BAB 129. SUDUT PANDANG
131 BAB 130. LIDYA
132 BAB 131. RIAK
133 BAB 132. RUSUH
134 BAB 133. ABU-ABU
135 BAB 134. BU-IBU
136 BAB 135. COMPLETE ME (1)
137 BAB 136. COMPLETE ME (2)
138 Teruntuk Readers Tersayang + Novel Baru
139 Extralove : Kirana Melahirkan! (1)
140 Extralove : Kirana Melahirkan! (2)
141 Extralove : Kenangan Sebuah Figura
142 Extralove : Gemboknya Dimana?
143 Extralove : Mendekapmu Sepanjang Sore
144 Extralove : Yang Hampir Dilupakan
145 Extralove : Karena Daniyal
146 Extralove : Last But Not Least, Complete Me!
147 Season II – Bab 1 – Awal Dari Semuanya
148 Season II - Bab 2 - Tanggung Jawab!
149 Season II – Bab 3 – Tidak Berarti Apapun
150 Season II – Bab 4 – 1 3 4
151 Season II – Bab 5 – Tidak Berarti Apapun (2)
152 Season II – Bab 6 – “Safe Flight, Ca”
153 Season II – Bab 7 – Kala Hujan Turun
154 Season II – Bab 8 – Raib
155 Season II – Bab 9 – “Maafkan aku ….”
156 Season II – Bab 10 – Tak Bisa Tidur
157 Season II – Bab 11 – Berlanjut
158 Season II – Bab 12 – Our First Monday in Banjarmasin
159 Season II – Bab 13 – Menyebalkan
160 Season II – Bab 14 – Edgar Maxmillan
161 Season II – Bab 15 – Tiba-Tiba
162 Season II – Bab 16 – Sinar Bulan
Episodes

Updated 162 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 1. BANGKIT
3
BAB 2. TELEPON
4
BAB 3. KELAM
5
BAB 4. BISU
6
BAB 5. PELUK CIUM, MUAH MUAH!
7
BAB 6. SHOPPING!!
8
BAB 7. GUE DI PRANK YA?
9
BAB 8. THE BEGINNING, ASHIAP!
10
BAB 9. DIA, BERBAHAYA!
11
BAB 10. KEPUTUSAN
12
BAB 11. APA?!
13
BAB 12. BOLEH KAH AKU BAHAGIA?
14
BAB 13. BICARA
15
BAB 14. POSESIF
16
BAB 15. INDAH DAN HANGAT
17
BAB 16. DRIVING ME CRAZY
18
BAB 17. GAGAL
19
BAB 18. LAMA
20
BAB 19. MALAM YANG PANJANG ?
21
BAB 20. MORNING LOVE
22
BAB 21. PERTEMUAN PERTAMA
23
BAB 22. KECEWA
24
BAB 23. MAAF
25
BAB 24. PETIKAN MASA LALU
26
BAB 25. DINI HARI
27
BAB 26. TAK TERBALAS
28
BAB 27. SURPRISE!
29
BAB 28. BELUM BERAKHIR
30
BAB 29. RENUNG
31
BAB 30. NEW MEMBER
32
BAB 31. PADANG
33
BAB 32. PANTAI
34
BAB 33. TEMARAM
35
BAB 34. PRIA ANEH
36
BAB 35. SIAPA ILY?
37
BAB 36. RINDU
38
BAB 37. PERMULAAN
39
BAB 38. PERNIKAHAN NIA
40
BAB 39. LOVE BIRD
41
BAB 40. TING!
42
BAB 41. PETAKA
43
BAB 42. RETAK
44
BAB 43. CHAIRUL SALIM
45
BAB 44. BUNA
46
BAB 45. TABAYYUN
47
BAB 46. KAMU DIMANA SAYANG?
48
BAB 47. TAMU
49
BAB 48. YANG TELAH LAMA PERGI
50
BAB 49. TITIK TERANG
51
BAB 50. TERUNGKAP
52
BAB 51. BERHENTI!
53
BAB 52. POSISI
54
BAB 53. MARAH ATAU RINDU?
55
BAB 54. RESTART (1)
56
BAB 55. RESTART (2)
57
BAB 56. KENANGAN MAKASSAR (1)
58
BAB 57. KENANGAN MAKASSAR (2)
59
BAB 58. BYE!
60
BAB 59. AL VS CHAIRUL
61
BAB 60. NGIDAM?
62
BAB 61. VIDEO CALL
63
BAB 62. BERAKHIR
64
BAB 63. WELCOME BACK!
65
BAB 64. KITA BICARA
66
BAB 65. CERITA
67
BAB 66. PUZZLE KEHIDUPAN
68
BAB 67. MAKAN MALAM
69
BAB 68. CURHAT
70
BAB 69. MORNING SICKNESS
71
BAB 70. KIRANA SARASWATI
72
BAB 71. ROSE
73
BAB 72. KAMU BISA MEMILIH
74
BAB 73. SEWARNA
75
BAB 74. DROP
76
BAB 75. SYAFAKALLAH SAYANG
77
BAB 76. SINYAL
78
BAB 77. THE REAL HUNTER
79
BAB 78. BLOSSOM
80
BAB 79. HER FIRST STEP
81
BAB 80. MONSTER GENDUT
82
BAB 81. TAMU TAK DIUNDANG
83
BAB 82. RESIGN
84
BAB 83. JANGAN BOHONG
85
BAB 84. SEARCHING
86
BAB 85. ANGRY BIRD
87
BAB 86. SWEATEST
88
BAB 87. BIG PLAN
89
BAB 88. FOR TWICE
90
BAB 89. KLARIFIKASI
91
BAB 90. OWN WAY
92
BAB 91. CANCEL
93
BAB 92. KAMU TIDAK SENDIRI
94
BAB 93. KEBETULAN YANG MANIS
95
BAB 94. KEEP CALM, OKAY?
96
BAB 95. ROLL
97
BAB 96. BERAT
98
BAB 97. KELU
99
BAB 98. PRINSIP
100
BAB 99. CUKUP
101
BAB 100. RESAH
102
BAB 101. RIBUT
103
BAB 102. KEBENARAN
104
BAB 103. KORBAN
105
BAB 104. TITIK BALIK
106
BAB 105. TERIMA KASIH
107
BAB 106. THE TWIN (1)
108
BAB 107. THE TWIN (2)
109
BAB 108. KABUR!
110
BAB 109. PRICE
111
BAB 110. RIBET
112
BAB 111. YANG DITUNGGU
113
BAB 112. MERAH MUDA
114
BAB 113. FIT
115
BAB 114. HATI
116
BAB 115. IKATAN
117
BAB 116. RINTIK
118
BAB 117. DETAK
119
BAB 118. NOSTALGIA
120
BAB 119. DEBARAN
121
BAB 120. SPECIAL
122
BAB 121. CONGRATS!
123
BAB 122. SUIT
124
BAB 123. MALAM
125
BAB 124. THE DAY!
126
BAB 125. SATU LUSIN
127
BAB 126. DUA
128
BAB 127. AMBYAR
129
BAB 128. GLUDUK
130
BAB 129. SUDUT PANDANG
131
BAB 130. LIDYA
132
BAB 131. RIAK
133
BAB 132. RUSUH
134
BAB 133. ABU-ABU
135
BAB 134. BU-IBU
136
BAB 135. COMPLETE ME (1)
137
BAB 136. COMPLETE ME (2)
138
Teruntuk Readers Tersayang + Novel Baru
139
Extralove : Kirana Melahirkan! (1)
140
Extralove : Kirana Melahirkan! (2)
141
Extralove : Kenangan Sebuah Figura
142
Extralove : Gemboknya Dimana?
143
Extralove : Mendekapmu Sepanjang Sore
144
Extralove : Yang Hampir Dilupakan
145
Extralove : Karena Daniyal
146
Extralove : Last But Not Least, Complete Me!
147
Season II – Bab 1 – Awal Dari Semuanya
148
Season II - Bab 2 - Tanggung Jawab!
149
Season II – Bab 3 – Tidak Berarti Apapun
150
Season II – Bab 4 – 1 3 4
151
Season II – Bab 5 – Tidak Berarti Apapun (2)
152
Season II – Bab 6 – “Safe Flight, Ca”
153
Season II – Bab 7 – Kala Hujan Turun
154
Season II – Bab 8 – Raib
155
Season II – Bab 9 – “Maafkan aku ….”
156
Season II – Bab 10 – Tak Bisa Tidur
157
Season II – Bab 11 – Berlanjut
158
Season II – Bab 12 – Our First Monday in Banjarmasin
159
Season II – Bab 13 – Menyebalkan
160
Season II – Bab 14 – Edgar Maxmillan
161
Season II – Bab 15 – Tiba-Tiba
162
Season II – Bab 16 – Sinar Bulan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!