Don'T Forget Me
Pindah kerumah baru juga merupakan lingkungan yang baru baginya, Letak perabotan harus disusun dengan rapi, Meskipun rumah itu terbilang sederhana tapi keindahannya harus tetap terlihat
seperti Melody Alexandria, gadis cantik berusia 17 tahun yang sibuk mengatur letak barang barang di kamar bernuansa pink itu.
" ayo cepat pak, letakan lemarinya disebalah sana, dan meja belajarku disebelah sana, ah iya jangan lupa juga letakan vas bunga disana" ocehnya sambil menunjukan tangannya kesana kemari . Membuat orang orang yang membantunya berkemas merasa risih karna diburu buru olehnya.
setelah semuanya selesai, dia membuat origami berbentuk burung, capung, dan kupu kupu. Lalu ia gantung menggunakan benang berwarna merah muda dilangit langit kamarnya. tak lupa ia tempelkan beberapa foto keluarga dalam bingkai figura di dinding. Sesaat dia terdiam saat melihat foto itu.
Yatim piatu sejak lahir, besar bersama sang kakak selama 7 tahun, dan tuhan kembali mengambil Haikal, yang pergi karna insiden kecelakaan sepuluh tahun lalu, Sehingga menyebabkan dirinya yang sebatang kara hanya menangis sedih, dan harus menanggung beban seberat itu sendirian.
tapi semenjak itu Melody diasuh oleh Sandy, pamannya dan menetap di tengah kota. Namun sekarang, mereka sudah kembali ke desa, untuk menghindari hutang pamannya yang sudah menumpuk karna dia suka mabuk dan judi.
"meskipun kenangan masa kecilku sedikit menyenangkan, tapi kenapa mengingatnya begitu menyakitkan" gumamnya dengan air mata yang sudah terbendung. Fikirannya melayang mengingat momen bersama haikal.
...--------FLASHBACK--------...
"sudah cukup kakak, kalau aku makan terus nanti aku jadi besar" rengeknya sambil menyingkirkan sesendok nasi yang disodorkan kemulutnya oleh Haikal.
"makan terus apanya? kau belum memakan apapun, ayo cepat buka mulutmu" bujuknya
Melody menggelangkan kepala dan menutup rapat rapat bibir mungilnya.
"sayang, ayo cepat, apa kau ingin membuat kakakmu ini bersedih? ayo buka mulutmu, kapal akan mendaraat" ucapnya sambil terus membujuknya, namun Melody tetap menggelang tidak mau.
Haikal menghembuskan nafas kasar, dan menyimpan nampan dimeja, lalu memangku Melody kedalam pangkuannya. Memeluk gadis mungil itu dan sesekali mencium pipinya yang bulat.
"dengar, kakak selalu sibuk dengan pekerjaan dan seringkali menitipkanmu pada keluarga Algalasta, kalau kau manja terus nanti kau akan menyusahkan mereka, kau harus belajar mandiri Melody" nasihatnya.
"makannya kakak jangan bekerja, tetap disini bersamaku" ucapnya sambil membenamkan wajahnya didada bidang Haikal.
haikal melepas pelukannya dan menempelkan kedua tangannya dipipi gadis mungil itu"aku selalu bersamamu, percayalah!" senyumnya lalu menempelkan bibirnya diatas bibir mungil semerah cery itu.
...----FLASHBACK END-------...
kini, ciuman itu masih terasa hangat dibibirnya. Melody meletakan tangannya didada dan tersenyum, setetes air mata ikut terjun membasahi pipinya, dia yakin kalau kakaknya akan selalu bersamanya dan menetap dihatinya. Seperti yang dia katakan.
lalu pandangannya beralih pada foto seorang bocah kecil yang tampan sedang memeluknya. Yah, itulah sahabat masa kecilnya. Ada begitu banyak kenangan antara mereka berdua, sampai saat ini dia tidak pernah melupakan semua itu. Bagiamana bisa lupa, kalau dialah satu satunya teman yang Melody punya saat itu.
"kau sedang apa? ayo kita makan dulu!" tegur sang paman diambang pintu kamar.
Melody menoleh dan tersenyum, pamannya memang sangat baik, menyayanginya, menyekolahkannya, dan memberi perhatian lebih. Namun dia bilang semua itu harus ada imbalannya. Dengan cara halus dia menjual Melody pada pria hidung belang untuk menjadi pemuas nafsu mereka.
meski berulang kali menolak, namun Melody tak berdaya, pamannya sudah punya video rekaman dirinya saat dipaksa berhubungan intim dengan pria hidung belang. Tak hanya itu, ancaman halus pamannya seringkali membuat dia tak bisa berkutik,
"paman duluan saja, aku belum menyelesaikan dekorasi kamarku"
"baiklah" ucapnya lalu pergi.
Melody kembali memandangi foto foto itu, lalu dia mengusap air matanya dengan kasar.
"sudah cukup, masa laluku tidak akan menpengaruhi masa depanku" Senyumnya agak dipaksakan.
gadis periang yang polos dan keras kepala itu selalu bisa tersenyum dalam setiap keadaan. Yah meskipun itu sulit tapi dia tetap berusaha tegar
********
Tak terasa waktu terus bergulir sampai matahari sudah berada dibagian barat. Melody menikmati indahnya pemandangan. Langit masih terlihat cerah dan membiru, hembusan angin menerpa kulitnya dengan lembut.
Alam pedesaan ini seperti sudah tak asing baginya, dulu ia memang pernah tinggal didesa. tapi tidak tahu desa yang mana.
"hey nona cantik!" sapa ke tiga preman yang menghadangnya.
"kalian mau apa?" tanyanya was was.
namun ketiga preman itu malah menyeringai dengan tatapan mesum. Firasatnya sangat buruk. Tanpa menunda waktu lagi dia segera berlari meninggalkan mereka.
aksi kejar kejaranpun berlangsung cukup lama. Melody sudah tak sanggup berlari dan dia berjalan tergopoh gopoh menyusuri gang sempit yang sepi.
Bruk!
Tak sengaja kakinya tersandung dan diapun tersungkur ke tanah. Memudahkan para preman itu untuk menangkapnya.
"sudah pasrah saja!" seringai salah satu pria berjanggut tebal itu.
"tolong, tolong jangan lakukan itu" Melody semakin memekik ketakutan
"tubuhnya bagus juga, ayo bawa dia"
Mereka mulai mendekat dan hampir menyentuh gadis itu
BUGH
BUGH
BUGH
seorang pria datang dan menghajar mereka sampai mereka melarikan diri
"kau baik baik saja?" tanya pria itu sambil membantunya berdiri
"i iya, terimakasih emm..."
"Aril!" Pria itu menampakan senyum terbaiknya. Lalu menyodorkan telapak tangan kanannya "Namamu?"
perlahan, Melody menerima uluran tangannya dan balas tersenyum. "Melody Alexandria, tapi kau hanya boleh memanggilku Alexa, mengerti?" ucapnya terdengar sebuah perintah.
lagi lagi Aril tersenyum, baru kali ini matanya melihat sosok gadis yang sangat cantik dan juga ramah seperti Melody. Sampai dia tidak bisa berhenti memandanginya
"hallo, apa kau mendengarku?!" sahut Melody sambil melambaikan tangannya didepan wajah Aril sehingga membuat dia sedikit terkejut.
"ah iya, apa kita bisa berteman sekarang?" ucapnya.
"tentu saja, kebetulan aku orang baru disini,
kau bisa memperkenalkan banyak tempat padaku" ucapnya kembali riang.
"tentu saja, oh ya, jangan terlalu sering jalan sendirian, disini banyak preman yang suka mengganggu, apalagi kau sangat cantik, harus lebih berhati hati" Nasihatnya langsung saja mendapat anggukan kecil dari Melody.
Mereka berjalan menyusuri tepi sungai,
meskipun tidak jauh dari kota, tapi alam pedesaan ini masih asri dan terjaga
"mau duduk disana?" tanya Aril sambil menunjukan sebuah ayunan yang tergantung dibatang pohon besar ditepi sungai.
Melody hanya mengangguk dan merekapun duduk bersama. "aku jadi teringat masa kecilku" ucapnya sambil mengayunkan kaki.
"oh ya? seperti apa?"
"10 tahun lalu, aku punya seorang sahabat, namanya Alga, aku sangat dekat dengan dia. Kami belajar bersama, sekolah bersama, mandi bersama dan tidur bersama. Kami benar benar sangat bahagia saat itu. Dan kami seringkali menikmati senja seperti ini" ucapnya begitu antusias.
Aril memperhatikan wajah ceria Melody lekat lekat. entah kenapa saat itu juga jantungnya mulai berdegup kencang. apakah ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama?
"tapi kebahagiaan itu..." Melody menjeda ceritanya. Dia tidak mau menangis lagi mengingat masa itu.
"kenapa?" tanya Aril penasaran.
"ah lupakan saja, sepertinya aku harus pulang sekarang" senyumnya.
Aril mengerucutkan bibirnya kesal. Padahal dia masih merasa sangat nyaman berada didekatnya.
"besok aku mulai sekolah, kau sekolah dimana?"
"Di SMA Starlight" senyumnya
"aku juga sekolah disana, semoga kita bertemu nanti, daah" senyumnya sambil melambaikan tangan dan pergi.
Aril menatap kepergian Melody yang perlahan menghilang, ada segurat senyum yang tersungging dibibirnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Okto Mulya D.
wahhh Melody hidupnya suram nihhh, kasihan nasib orang lemah bukan ditolong malah dimanfaatkan
2024-06-27
1
Whatea Sala
Udah pernah di jual pamanya..kenapa gak pergi aja ya..maju mundur mau baca.
2024-05-17
0
Bundanya Pandu Pharamadina
like
favorit
👍❤
2024-05-08
0