Novel Pindah Akun

Novel Pindah Akun

Chapter 01 - Embun yang hilang (Revisi)

Seorang anak perempuan bermabut kuning menemukan dirinya dikelilingi oleh sekelompok orang yang pasti tidak asing: hidung mancung, mata merah, bibir tipis, wajah bulat, leher pendek, kulit putih mulus, dan telinga runcing panjang. Pria dan wanita tinggi. Mereka semua memiliki rambut keriting, warna kemerahan, hingga ke bahu. Pakaian mereka bahkan sudah tidak asing lagi. Mereka adalah pelayan wanita.

Anak perempuan rambut kuning terkesan dengan dirinya sendiri. Bahkan dalam keadaan kelelahan, ia dapat mengamati dan menggambarkan penampilan dan pakaian orang-orang di sekitar seperti seorang profesional hanya dengan beberapa pandangan. Informasi tersebut kehilangan artinya ketika ia mulai mencium bau makanan.

Hanya ada roti dan semangkuk sup, tapi itu cukup untuk anak perempuan rambut kuning itu mengeluarkan air liur. Ia segera mengambil makanan dari tangan seorang wanita. Setelah mengucapkan terima kasih, anak perempuan bermabut kuning menggali dengan rakus. Roti segera menghilang dan mangkuk sup mengikuti setelah beberapa suap. anak perempuan rambut kuning akhirnya merasakan perutnya kembali. Ia masih ingin makan lebih banyak dan dengan ragu-ragu mulai mengajukan pertanyaan, namun karena tidak sempat bertanya. Dua orang baru tiba-tiba muncul.

Yang lain segera menghentikan diskusi mereka dan tampak sangat menghormati para pendatang baru. Anak rambut kuning sudah bisa menebak identitas mereka.

Mereka adalah para penguasa Hutan Lepus, Manuel Neuwer dan seorang istri bernama Madam Greean. Mengenakan tunik berkerah dengan lengan pas dan sepatu bot setinggi lutut. Menunjukkan aura bermartabat dan mulia yang mereka pancarkan.

Melihat mereka membuat Anak rambut kuning langsung memanggil salah satu dari mereka berdua, "Paman Neuwer!"

"Michelle. Untunglah Kamu baik-baik saja," kata Manuel Neuwer dan Madam Greean melanjutkan, "Kami hampir mengira kamu tidak akan bangun. Sudah seminggu Kamu tidak sadarkan diri."

Kata-kata Madam Greean membuat Michelle terdiam dan bergumam pada dirinya sendiri. "Satu minggu? Selama itu?"

"Tenang Michelle," kata Madam Greean yang kemudian mengalihkan pandangannya ke suaminya, "Sayang, tolong periksa."

"Ulurkan tanganmu." Ucap Manuel Neuwer.

"Bagaimana sayang?" Tanya Madam Greean yang terlihat sangat cemas tapi, Maunel Neuwer menjawab, "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Godlariom-nya masih utuh."

Mendengar perkataan Godlariom membuat Michelle Light sedih, bayangan tentang apa yang terjadi padanya mulai muncul. Noda darah dari para pelayan dan ksatria yang melindungi orang-orang juga terbakar oleh api namun, satu hal membuat air mata jatuh dengan mudah meskipun Michelle berusaha keras untuk menahannya.

"Kakak. Aku gagal, aku gagal. Maafkan aku."

Suara tangisan Michelle Light dibiarkan terdengar. Bahkan para pelayan yang berdiri tidak bisa membantu dan menutup mata mereka dengan erat, namun, insiden mengejutkan terjadi. Di tengah air mata yang teringat kakaknya. Michelle Light mendapat pelukan dari Madam Greean.

"Insiden itu bukan salahmu, jangan menyalahkan dirimu sendiri." Kata Madam Greean, yang terlihat sangat berempati. Melihat sang istri memeluk Michelle Light, Manuel Neuwer melepasnya karena sudah mengetahui perasaan yang diberikan dari balik pelukan tersebut.

Pelukan Madam Greean tidak hanya berhasil menenangkan Michelle Light, tetapi juga membuat gadis itu tertidur. Pelukan lama yang sangat berarti bagi Michelle.

Madam Greean melepas pelukannya dan bertanya kepada suaminya, "Apakah ada harapan?" Manauel Neuwer menjawab, "Tentu saja. Karena masih dalam tubuh, seharusnya tidak ada masalah, tapi akan sangat sulit untuk menjaga Godlariom jika keberadaannya dilacak."

"Karena yang diinginkan musuh adalah Godlariom jadi kita harus meningkatkan keamanan," kata Madam Greean dan Manauel Neuwer juga menambahkan, "Godlariom bukan hanya milik keluarga kerajaan tapi, semua orang. Pelayan, penjaga dan penduduk kota atau desa juga memilikinya. "

"Tingkatkan keamanan mencapai batas Sungai Eridanus! Kita tidak akan membiarkan musuh masuk dengan mudah! Ini perintah! Cepat lakukan!" Pintah Manuel Neuwer.

Michelle Light yang saat ini sedang tidur tidak tahu bahwa seseorang akan menunggunya dalam tidurnya.

Setelah lelah menunggu, sosok itu akhirnya menyambut tamu yang sudah datang.

Michelle Light benar-benar mengenali sosok di depannya sekarang. Sosok yang menutupi wajahnya dengan penutup mata berukir unik dan tubuh jangkung terbungkus kerudung putih, membentang hingga ke kaki. Owl Godlarium, Fanecing.

"Lama tidak bertemu." Kata-kata dan senyuman Fanecing tidak dibalas seperti yang diharapkannya, bukan menerima senyuman sebagai balasannya. Fanecing malah mendapat wajah suram dari Michelle.

"Aku punya sesuatu untukmu. Tada, bunga matahari!" Melihat Michelle yang masih tidak mau menanggapi, kini rasa putus asa datang ke Fanecing.

Keinginan Fanecing untuk menghibur Michelle gagal. Terbukti dari kebiasaan MIchelle yang selalu tersenyum senang saat mendapat bunga matahari mulai pudar oleh perasaan murung.

"Jika kamu terus seperti ini, bukankah saudaramu akan sedih?" Meskipun pertanyaan Fanecing mulai ditanggapi. Tapi itu tidak mendapat respon yang menyenangkan melainkan wajah yang penuh air mata.

"Tidak ada harapan! Fanecing, saudaraku sudah pergi! Saudaraku tidak akan kembali!" Mendengar ini pun membuat Fanecing sedih. Dan hanya bisa menjawab, "Sangat sulit menerima keadaan yang telah terjadi tetapi, dari sisi lain harus ada cara untuk mengatasinya."

"Bagaimana bisa! Semua bangsaku telah dihancurkan! Tidak ada yang tersisa!" Isak tangis terus bermunculan dengan air mata. Fanecing mengenal Michelle dengan sangat baik, gadis yang sangat mencintai saudaranya dan tanah airnya pasti akan mengatakan ini.

Isak tangis yang masih terdengar mulai mereda saat Fanecing memeluk Michelle. Dalam situasi saat ini Fanecing tahu betul apa yang harus diberikan untuk menenangkan MIchelle, tidak lama, hanya beberapa menit.

"Aku tidak ingin melihatmu menangis, aku tidak suka melihatnya jadi aku mohon untuk berhenti," Dalam pelukan, Fanecing tidak akan melepasnya jika MIchelle tidak berhenti menangis, karena Fanecing hanya menginginkan Michelle kembali .

"Semua yang kamu miliki sudah hilang tapi, kamu masih memiliki aku. Aku akan terus bersamamu, aku berjanji," dalam kata-katanya. Fanecing kini berhasil membuat Michelle benar-benar berhenti menangis. Karena dia sudah merasa yakin Fanecing melepaskan pelukannya.

"Kamu berjanji?" Sebelum menjawab pertanyaan Michelle. Fanecing tersenyum, "Aku janji."

Namun, pandangan yang diterima Fanecing berbeda, Michelle masih memasang wajah muram.

"Mengapa? Apakah Kamu meragukan apa yang Aku katakan?" Pertanyaan yang ditanyakan untuk Michelle tidak terjawab, jadi Fanecing bertanya lagi, "Apakah ... menurutmu aku tidak cukup kuat?"

"Tidak ... bukan begitu," Fanecing sekarang melihat reaksi baru dari Michelle. Fanecing melihat rona merah di wajah MIchelle. Karena baru pertama kali melihatnya, Fanecing mulai menunjukkan perilaku nakal. "Kenapa? Kenapa? Katakan padaku?"

Perilaku Fanecing sukses membuat wajah Michelle menjadi semakin merah seperti tomat.

MIchelle, yang berusaha menyembunyikan rasa malunya, teringat mengapa dia menjadi dirinya yang sekarang. Dalam hidupnya sebagai seorang wanita, dia tidak pernah memeluk siapa pun kecuali kakaknya sendiri.

Fanecing yang tadinya merasa cemas sekarang menghentikan perilaku bodohnya dan mulai berpikir. Dari sebuah pemikiran yang rumit baginya, akhirnya ia menemukan jawabannya. "Malu? Apakah kamu ... malu ... padaku?"

Rasa malu Michelle sekarang melonjak dan sekarang telah mencapai tangki air penuh.

Meskipun Fanecing tidak menerima jawaban, dia yakin tebakannya benar. Namun, karena mendapatkan kembali Michelle masih belum terpenuhi. Fanecing mulai bertingkah nakal lagi.

"Jangan malu melihatku, aku tahu wajahku tampan." MIchelle berhasil mendengar kata-kata Fanecing dengan sangat jelas. Sekarang menyebabkan panas mengisi nadinya dan meluap karena dia tidak bisa menahannya lagi. Akhirnya, pukulan Michelle mengenai kepala Fanecing.

Masih belum puas, tingkah nakal Fanecing kembali terulang.

"Kenapa memukulku?" Kata Fanecing yang pura-pura sakit. Namun, Michelle yang sudah mengetahui tentang Godlariom sudah tahu bahwa Fanecing hanya berbohong.

"Bukankah kamu tidak akan merasa sakit jika kamu masih di dunia Whiword. Jadi tidak peduli seberapa sering aku memukulmu." Kata-kata Michelle tidak menakut-nakuti Fanecing, karena yang memberi tahu Michelle adalah Fanecing, untuk saat ini dia akan berpura-pura sementara Michelle terpancing.

"Hei-hei tunggu sebentar! Wajah tampan seperti bulan ini, pasti akan hancur jika kamu memukulnya dan pasti tidak akan ada gadis yang jantungnya berdebar ketika melihatku. Jadi jangan lakukan itu!" Michelle tidak peduli dengan kata-kata Fanecing dan menjawab, "Jika tidak ada gadis yang melihatmu, itu bagus. Setidaknya para gadis akan menertawakan wajah burukmu."

Selama berpura-pura, Fanecing bahkan dibuat tertawa oleh Michelle. Karena wajah yang sangat serius dan tidak menyadari bahwa MIchelle telah terjebak dalam kenakalannya, Fanecing dibuat tertawa terbahak-bahak.

"Kaulah orang itu! Mereka yang melihat wajahmu akan tertawa!" Kata Fanecing dengan tawanannya.

Sebaliknya, alih-alih menjadi marah, atau kesal, Mendengar tawa Fanecing tidak berhenti. Michelle bergumam di dalam hatinya. "Kamu tidak pernah berubah."

Fanecing yang masih tertawa dengan tawa burung hantunya tetap tidak berhenti tapi, secara tidak sengaja Michelle mulai sedikit tersenyum setelah menyadari bahwa Fanecing hanya bersikap nakal saja.

Terpopuler

Comments

Youyou

Youyou

di sini masih awal awal

2021-04-19

0

Linda

Linda

hallo ku tunggu fedbacknya ya thorrr

2021-02-12

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 - Embun yang hilang (Revisi)
2 Chapter 02 - Tanda-tanda Kiamat (Revisi)
3 Chapter 03 - Kuping panjang sang pria hijau (Revisi)
4 Chapter 04 - Informasi Dalam Embun (Revisi)
5 Chapter 05 - Bunga Matahari Yang Silau (Revisi)
6 Chapter 06 - Dua Sayap Yang Lembut (Revisi)
7 Chapter 07 - Kucing Debu dan Harimau Pendek (Revisi)
8 Chapter 08 - Malam Hari Aku Menguntit (Revisi)
9 Chapter 09 - Malam, Aku butuh Bantal (Revisi)
10 Chapter 10 - Kucing Pembawa Sial, Kabur (Revsisi)
11 Chapter 11 - Bunga Dandelion, Malam Penuh Bintang (Revisi)
12 Chapter 12 - Hale Deine, Yeah Ucapkan Itu (Revisi)
13 Chapter 13 - Daun Biru, Permata Emas (Revisi)
14 Chapter 14 - Kucing Hitam Makan Bulan (Revisi)
15 Chapter 15 - Buku Beku Siap Dimakan (Revisi)
16 Chapter 16 - Putih Yang Membara (Revisi)
17 Chapter 17 - Harimau Jantan Sang Peminpin Kecil (Revisi)
18 Chapter 18 - La Sola Historia Geminiorum (Revisi)
19 Chapter 19 - Baju Putih Ternoda Darah (Revisi)
20 Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
21 Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca
22 Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
23 Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
24 Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
25 Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
26 Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
27 Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
28 Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
29 Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
30 Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
31 Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
Episodes

Updated 31 Episodes

1
Chapter 01 - Embun yang hilang (Revisi)
2
Chapter 02 - Tanda-tanda Kiamat (Revisi)
3
Chapter 03 - Kuping panjang sang pria hijau (Revisi)
4
Chapter 04 - Informasi Dalam Embun (Revisi)
5
Chapter 05 - Bunga Matahari Yang Silau (Revisi)
6
Chapter 06 - Dua Sayap Yang Lembut (Revisi)
7
Chapter 07 - Kucing Debu dan Harimau Pendek (Revisi)
8
Chapter 08 - Malam Hari Aku Menguntit (Revisi)
9
Chapter 09 - Malam, Aku butuh Bantal (Revisi)
10
Chapter 10 - Kucing Pembawa Sial, Kabur (Revsisi)
11
Chapter 11 - Bunga Dandelion, Malam Penuh Bintang (Revisi)
12
Chapter 12 - Hale Deine, Yeah Ucapkan Itu (Revisi)
13
Chapter 13 - Daun Biru, Permata Emas (Revisi)
14
Chapter 14 - Kucing Hitam Makan Bulan (Revisi)
15
Chapter 15 - Buku Beku Siap Dimakan (Revisi)
16
Chapter 16 - Putih Yang Membara (Revisi)
17
Chapter 17 - Harimau Jantan Sang Peminpin Kecil (Revisi)
18
Chapter 18 - La Sola Historia Geminiorum (Revisi)
19
Chapter 19 - Baju Putih Ternoda Darah (Revisi)
20
Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
21
Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca
22
Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
23
Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
24
Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
25
Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
26
Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
27
Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
28
Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
29
Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
30
Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
31
Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!