Chapter 03 - Kuping panjang sang pria hijau (Revisi)

Sinar matahari memasuki gedung dan saat saya mendengar suara burung berkicau, Michelle sekarang menyadari bahwa hari sudah pagi. Namun, niat untuk menggulung selimut untuk menghalangi suara dan cahaya masuk, kini tertahan setelah selimut yang ia gunakan terbang ke atap.

Michelle mencoba mencari dalang yang telah melakukan ini dan ia menemukan sosok yang sangat akrab. Pria jangkung dengan kemeja hijau dan celana panjang putih. Wajah putih dengan rambut pendek dan mata hijau, Sebastian Neuwer.

"Pagi Michelle," Michelle mulai bangun dan berkata kembali kepada Sebastian, "Selamat pagi."

Sebastian, yang mendengar jawaban Michelle, sudah menduga bahwa gadis ini pasti tidak akan menjawab dengan nada gembira. Biasanya Sebastian yang selalu mengucap perkataannya usai mengganggu MIchelle pasti mendapat balasan ejekan di akhir kalimat.

Namun, Sebastian mengerti. Karena dia tahu apa yang dialami MIchelle sekarang. Dan jika dia dalam posisi Michelle dia pasti akan merasakan perasaan gadis ini.

Sebastian menghela nafas dan bergumam. "Dugaanku benar, dia akan seperti ini. Kuharap ada harapan."

Sebastian tahu dia bukan tipe yang lucu, tapi dia memiliki salah satu sikap yang benar-benar membuat Michelle kesal, jadi sekarang dia mau mencobanya dan berharap itu akan berhasil.

"Pelayan! Bawa ke sini!" Perintah Sebastian dan seorang pelayan akhirnya datang dengan membawa nampan, "Ini tuan muda."

Michelle, yang masih diam, duduk termenung di atas ranjang. Namun, renungan itu rusak ketika suara Sebastian meminta salah satu pelayan untuk masuk.

Michelle, yang terdiam melihat Sebastian, masih tidak tahu apa yang akan dilakukan pria ini.

"Terima kasih, kamu bisa pergi." Kata Sebastian setelah mengambil wadah gelas dari nampan. Dan ternyata itu minuman favorit MIchelle.

"Aku sudah siapkan, satu jus wortel," ucap Sebastian saat menyerahkannya pada Michelle tapi, karena masih belum diambil, Sebastian menambahkan, "Aku tidak membuatnya, tapi pelayan tadi, jadi tenang saja. "

Di sini Sebastian menemukan wajah mencurigakan Michelle. Tapi dari belakang itu Sebastian berusaha tidak peduli dan meyakinkan MIchelle, "Kalau rasanya kurang enak kamu bisa memarahi pelayannya."

Karena mendapat wajah curiga dari Michelle. Sebastian sekarang mencoba untuk semakin meyakinkan Michelle, "Kalau begitu aku akan minum."

Michelle benar melihat Sebastian menghabiskan segelas minuman wortel dengan begitu cepat dan itu mulai membuat kecurigaan atas rasa dijahili mulai memudar. Karena dia tahu bahwa Sebastian sangat pilih-pilih makanan dan minuman, jadi jika tidak ada yang cocok dengan selera dia, dia akan mengomel.

"Lihat, sudah habis," kata Sebastian ketika gelasnya benar-benar kosong. Dan sekarang Sebastian mulai melihat wajah percaya Michelle, jadi dia memanggil pelayan lain, "Pelayan! Satu gelas lagi!"

Dengan cepat seorang pelayan masuk dan menyerahkan minuman itu pada Sebastian. Dan yang mengantarkan minuman itu adalah pelayan yang sama.

Setelah pelayan pergi. Sebastian menyerahkan jus wortel itu lagi ke MIchelle. "Ayo, minum."

Michelle yang semakin yakin mulai meminum minuman favoritnya dan setelah menyesapnya untungnya tidak ada masalah, menurut MIchelle rasanya sangat enak. Tapi apa yang tidak diduga MIchelle akhirnya terjadi.

"Serangga!" Teriak Michelle setelah melihat kumbang mengapung di atas minumannya dan itu sudah cukup bagi Sebastian untuk menganggapnya berhasil.

Namun, bukannya menertawakan wajah Michelle saat dia terkejut. Sebastian malah memberikan saputangan untuk membersihkan noda minuman di wajah Michelle.

"Ambil ini." Namun, alih-alih mengambil sapu tangan, kata-kata Sebastian malah dijawab, "kelinci Angora sialan!"

Mendengar perkataan Michelle membuat Sebastian terdiam dan bergumam pada dirinya sendiri, "Aku akhirnya berhasil."

Setelah bergumam. Bukannya menunggu MIchelle mengambil saputangannya, Sebastian kini malah membersihkan wajah Michelle dan ini berhasil membuat MIchelle terdiam.

Wajah yang ada dihadapan Michelle adalah teman masa kecilnya, mereka selalu menghabiskan waktu untuk bertarung dan terkadang dalam pertarungan mereka diakhiri dengan kalimat mengejek. Mengingat masa lalu di usia 5 tahun membuat MIchelle menyadari bahwa Sebastian tidak berubah dan jika diingatkan sudah tidak bertemu sejak masa puber pertama mereka, yaitu 10 tahun.

Sebastian yang diingat Michelle adalah seseorang yang memiliki pendapat berbeda dengannya, sehingga mereka selalu bertengkar.

Sebastian adalah anak tunggal Raja Manuel Neuwer dan Ratu Madam Greean yang merupakan penguasa kerajaan hutan lepus.

Dan Untuk Sebastian sendiri. Ia tidak akan mudah melupakan gadis yang selalu meledeknya di akhir kalimat.

Kemudian hal terakhir dari Sebastian adalah: Yang dia lakukan kali ini pasti bukan untuk dirinya sendiri tapi untuk orang yang butuh dihibur misalnya sekarang. Seperti yang sudah jelas sebelumnya, Sebastian bukanlah orang nakal.

Michelle berjalan mengikuti jejak seorang pria yang memiliki sepasang telinga kelinci yang panjang. Itu adalah orang yang sama, Sebastian Neuwer.

Sebastian ingat alasan lain dia datang mencari Michelle. Setelah puas membuat gadis itu kembali dan berhenti melupakan kesedihan, ia diperintahkan oleh Manuel Neuwer yang merupakan raja untuk membawa Michelle ke ruang kerja ayahnya.

Sebastian tidak yakin apa yang ingin dibicarakan ayahnya tetapi, dia menduga bahwa itu ada hubungannya dengan kediaman MIchelle dan jika itu benar, dia berharap informasi itu tidak mengecewakan.

Sekarang Sebastian mulai fokus lagi setelah mengetahui bahwa gadis yang mengikutinya telah berhenti, dia menyadari bahwa Michelle sedang melihat ke lapangan.

Melihat banyaknya ksatria yang sedang berlatih membuat Michelle teringat akan banyangan kakaknya, teringat saat pertama kali berlatih pedang dengan kakaknya dan saat itu dia berusia 5 tahun.

Sebastian yang melihat Michelle masih fokus pada latihan pedang, kini mulai bergumam pada dirinya sendiri, "Lagi? Sepertinya ayah akan menunggu lama sekali."

Sebastian sekarang ingin melakukan sesuatu yang lain dan tentunya kali ini akan berbeda. Ia tahu bahwa ayahnya pasti akan menunggu lama, namun hal ini hanya untuk membuat Michelle ceria kembali dan yang terpenting ia telah menyiapkan alasan jika Sebastian akan berdebat nanti.

"Ayolah!" Sebastian dengan keputusan yang matang, ia langsung meraih tangan Michelle dan mendapat balasan, "Hei! Mau pergi kemana?"

Sebastian kini menjawab setelah berhasil membawa Michelle ke lapangan latihan, "Ambil pedang ini." Karena Michelle masih belum mengambilnya, dia menambahkan, "Tenang, alasan yang dibutuhkan raja sudah saya persiapkan."

Michelle bergumam pada dirinya sendiri, "Saya tidak yakin itu akan berhasil." Michelle mengingat Manuel Neuwer dengan sangat baik. Ada banyak sifat yang dimiliki Manuel Neuwer sebagai raja, namun yang paling banyak diketahui orang adalah sikap tegas dan itu termasuk mendidik anak.

Sebastian yang merupakan anak satu-satunya telah diajari dengan sangat ketat dan salah satunya tepat waktu, jadi apapun yang diperintahkan ayahnya jangan sampai terlambat. Namun, Sebastian selalu percaya bahwa alasan yang dia berikan adalah benar dan harus diterima oleh ayahnya.

Namun menurut Michelle, sikap ini pula yang membuat Sebastian selalu berdebat dengannya dan sikap ini juga yang tidak disukai Michelle.

Melihat Michelle masih diam membuat Sebastian bergumam pada dirinya sendiri, "Aku tahu itu tidak mungkin tapi, tidak ada salahnya mencoba. Lagipula, pertarungan sudah menjadi hidupku." Sebastian melanjutkan, "karena yang penting sekarang adalah menepati janji tahun lalu."

Mengatakan itu membuat Sebastian teringat masa lalunya bersama Michelle. Di usia yang sama yaitu 10 tahun, tepat saat dia dan Michelle mendapat pubertas pertama mereka. Sebastian pernah berjanji tidak akan melupakan Michelle dan jika bertemu lagi dia tidak akan membuat gadis berambut kuning di depannya itu menangis.

Dan setelah berpisah, Sebastian memberi tahu Godlariom-nya untuk terus mengingatkannya tentang janji yang dia buat.

Para ksatria di lapangan menunjukkan banyak tanda tanya dan untuk menjawab semua pertanyaan, salah satu dari mereka memberanikan diri untuk bertanya, "Maaf, bukankah Anda putri geminorum, Nona Michelle dan tuan muda apakah Anda datang ke sini untuk berlatih?"

Suara ksatria itu membuat Michelle dan Sebastian berhenti diam dan malah menjawab secara bersamaan, "Aku ... kamu ... kamu duluan."

Kini bukan hanya ksatria yang tanda tanya nya semakin besar tapi, ksatria lain juga bertanya. Berbeda dengan sebelumnya yang saling mendorong untuk meminta salah satu dari mereka untuk bertanya, kini mereka hanya bisa diam dan menyimpan pertanyaan.

Sementara itu Michelle dan Sebastian mulai bergumam sendiri dan bertanya pada diri sendiri, "Mengapa ini?."

Merasa bahwa apa yang mereka gumamkan sama persis, kedua sosok itu saling membelakangi dan kini menjadi perhatian para ksatria lainnya.

Tidak berani bertanya lagi, ksatria itu menyuruh temannya untuk menggantikannya dan akhirnya teman ksatria itu setuju setelah berbisik, "Tuan Muda, sekarang kita tidak bisa lama-lama karena sudah waktunya kita pergi ke sungai Eridanus untuk menggantikan kesatria yang lain. . "

Kata-kata yang didengar Sebastian sekarang membuatnya fokus lagi dan berkat itu pula dia mulai bertanya, "Apa ini perintah dari ayah?"

"Benar sekali," jawab ksatria lalu dilanjutkan dengan ksatria lainnya, "Karena tragedi pembantaian Geminorum, raja memerintahkan untuk memperketat keamanan dan itu semua bukan hanya untuk rakyat atau kerajaan tetapi juga untuk melindungi Nona Michelle. "

Mendengar ini tidak membuat Sebastian berkomentar, tapi bertanya lagi, "Adakah kabar lain tentang Geminiorum?"

"Maaf, kami tidak tahu apa-apa lagi tentang Geminiorum, namun menurut ratu masih ada harapan." Kata-kata ksatria itu kini mulai menambah rasa percaya diri untuk Michelle dan tentunya untuk Sebastian juga.

Sebastian sekarang meraih tangan Michelle lagi dan membawanya kembali ke gedung. Dia melakukan ini karena apa yang dia dengar cukup untuk meyakinkan tebakan yang sebelumnya tidak pasti sekarang akan dibuktikan setelah bertemu ayah dan ibunya.

Terpopuler

Comments

Youyou

Youyou

ini akan aku beriak ilustrasinya suatu saat nanti untuk sebastian neuwer

2021-04-19

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01 - Embun yang hilang (Revisi)
2 Chapter 02 - Tanda-tanda Kiamat (Revisi)
3 Chapter 03 - Kuping panjang sang pria hijau (Revisi)
4 Chapter 04 - Informasi Dalam Embun (Revisi)
5 Chapter 05 - Bunga Matahari Yang Silau (Revisi)
6 Chapter 06 - Dua Sayap Yang Lembut (Revisi)
7 Chapter 07 - Kucing Debu dan Harimau Pendek (Revisi)
8 Chapter 08 - Malam Hari Aku Menguntit (Revisi)
9 Chapter 09 - Malam, Aku butuh Bantal (Revisi)
10 Chapter 10 - Kucing Pembawa Sial, Kabur (Revsisi)
11 Chapter 11 - Bunga Dandelion, Malam Penuh Bintang (Revisi)
12 Chapter 12 - Hale Deine, Yeah Ucapkan Itu (Revisi)
13 Chapter 13 - Daun Biru, Permata Emas (Revisi)
14 Chapter 14 - Kucing Hitam Makan Bulan (Revisi)
15 Chapter 15 - Buku Beku Siap Dimakan (Revisi)
16 Chapter 16 - Putih Yang Membara (Revisi)
17 Chapter 17 - Harimau Jantan Sang Peminpin Kecil (Revisi)
18 Chapter 18 - La Sola Historia Geminiorum (Revisi)
19 Chapter 19 - Baju Putih Ternoda Darah (Revisi)
20 Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
21 Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca
22 Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
23 Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
24 Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
25 Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
26 Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
27 Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
28 Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
29 Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
30 Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
31 Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
Episodes

Updated 31 Episodes

1
Chapter 01 - Embun yang hilang (Revisi)
2
Chapter 02 - Tanda-tanda Kiamat (Revisi)
3
Chapter 03 - Kuping panjang sang pria hijau (Revisi)
4
Chapter 04 - Informasi Dalam Embun (Revisi)
5
Chapter 05 - Bunga Matahari Yang Silau (Revisi)
6
Chapter 06 - Dua Sayap Yang Lembut (Revisi)
7
Chapter 07 - Kucing Debu dan Harimau Pendek (Revisi)
8
Chapter 08 - Malam Hari Aku Menguntit (Revisi)
9
Chapter 09 - Malam, Aku butuh Bantal (Revisi)
10
Chapter 10 - Kucing Pembawa Sial, Kabur (Revsisi)
11
Chapter 11 - Bunga Dandelion, Malam Penuh Bintang (Revisi)
12
Chapter 12 - Hale Deine, Yeah Ucapkan Itu (Revisi)
13
Chapter 13 - Daun Biru, Permata Emas (Revisi)
14
Chapter 14 - Kucing Hitam Makan Bulan (Revisi)
15
Chapter 15 - Buku Beku Siap Dimakan (Revisi)
16
Chapter 16 - Putih Yang Membara (Revisi)
17
Chapter 17 - Harimau Jantan Sang Peminpin Kecil (Revisi)
18
Chapter 18 - La Sola Historia Geminiorum (Revisi)
19
Chapter 19 - Baju Putih Ternoda Darah (Revisi)
20
Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
21
Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca
22
Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
23
Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
24
Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
25
Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
26
Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
27
Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
28
Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
29
Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
30
Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!
31
Masih Tahap Revisi Jangan Dibaca!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!