Bab 4

***

Hari ini siska akan mengikuti tes di Universitas Dharma Wijaya lewat jalur prestasi, dan untuk jalur reguler akan dilaksanakan lusa dan akan diikuti oleh Sela dan mia, jadi hari ini mereka akan menemani siska mengikuti tes di kampus. Siska diantar oleh papa adi menggunakan mobil kerja nya papa adi dan hal itu membuat siska tambah semangat untuk mengikuti tes sebentar. Setelah turun dari mobil, papa adi pun memeluk siska dan berkata: "Kamu pasti bisa nak. Ingat ya, apapun hasilnya nanti, baik kamu lolos dengan beasiswa prestasi atau nggak sekalipun papa dan mama akan tetap bangga sama kamu dan terus mendukung kamu." Ucap papa adi sambil tersenyum kepada siska.

"Siap pa, aku akan kerahkan seluruh kekuatanku sebentar, dan semoga aku bisa lolos ya pa. Supaya papa nggak usah repot-repot lagi membayar biaya kuliah aku. Nanti rencananya siska akan kuliah sambil bekerja supaya gaji siska bisa dipakai buat biaya sekolah helen."

"Kan sudah kewajiban papa untuk menanggung biaya pendidikan kalian berdua. Tugas kalian hanya belajar dan belajar agar kelak bisa menjadi orang yang sukses," ucap papa adi sambil tersenyum.

"Papa, aku akan berusaha semaksimal mungkin agar beasiswa itu bisa siska dapatkan. Supaya papa nggak terbeban sama biaya kuliahku, dan siska janji akan belajar giat demi mengubah masa depan keluarga kita menjadi lebih baik lagi. Aku mohon doa papa sama mama selalu ada buat siska ya. Aku sayang banget sama kalian."

"Tetap saja nggak boleh pa. Biaya kuliah disini itu mahal baget, makanya siska harus mengejar beasiswa agar bisa kuliah gratis di sini. Jadi, aku mohon doa papa sama mama buat siska. Okay"

"Iya nak. Papa sama mama selalu mendoakan yang terbaik bagi kalian. Papa bangga sama anak-anak papa."

"Makasih ya pa untuk support nya.... Kalau begitu, papa berangkat kerja ya, nanti terlambat lho."

"Ya sudah, papa berangkat kerja dulu ya nak. Kamu juga harus bisa ya," ucap papa adi sambil masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobil menuju perusahaan tempat papa adi bekerja.

"Siapp komandan," kata siska sambil memberikan tanda hormat kepada papa adi. "Hati-hati pa." Ucap siska sambil melambaikan tangan ke arah mobil papa adi yang sudah pergi.

Sesudah papa adi pergi, siska menuggu kedua sahabtnya itu dipintu gerbang kampus, dan ia melihat kedua temannya itu belum datang. Lalu siska mengambil handphone didalam tas nya dan mencari kontak mia, kemudian siska pun menekan kontak mia dan menelponnya.

Tuuttt...tuuttt...tuutt pertanda bahwa ponsel mia sedang aktif dan akhirnya mia pun mengangkat telepon dari siska.

"Halo mia... kalian dimana?" tanya siska dengan sedikit kesal.

"Sis...itu....anu...aku dan sela masih di taksi, jalan disini macet banget."

"Kebisaan banget sih kalian berdua. Kalau begitu kalian kan bisa chat, sms, atau nggak telfon aku. Biar aku tahu juga."

"Maafin kita ya sis, kita berdua sama sekali nggak bermaksud untuk nggak kasih kabar ke kamu," ucap sela.

"Ya sudah sel, nggak apa-apa kok kalian jangan buru-buru ya, nanti kalau sudah masuk di ruangan tes aku kabarin kalian. Guys aku minta doa dari kalian ya, semoga sebentar semuanya lancar. Amin."

"Tanpa kamu suruh kita pasti tetap mendoakan kamu sis. Semangat ya sis, kamu harus bisa dapat nilai tertinggi supaya kamu yang dapat beasiswa nya, kan lumayan sis."

"Btw... mahasiswa di kampus pasti ganteng-ganteng kan sis?" tanya mia dengan penuh penasaran.

Kemudian siska pun menjawab pertanyaan dari mia, "Menurut aku sih, nggak ada yang ganteng, malahan papa aku lebih ganteng dari mereka semua," kata siska sambil tertawa kecil.

"Kan memang beda sis, antara om adi sama mahasiswa disana. Kamu mah gitu...lagi serius juga, tetap saja dibuat bercanda," ucap mia sambil sedikit kesal karena dikerjain oleh siska.

"Sayang nya aku jangan ngambek-ngambek dong, nanti kalau ngambek mukanya cepat keriput tahu," kata siska sambil tertawa kecil.

"Tahu ah....aku marah sama kamu."

"Ya sudah kalau kamu ngambek, padahal aku ada rencana lho untuk ngenalin kamu sama salah satu mahasiswa yang good looking juga sih, mirip idol korea yang kamu tonton tiap saat."

"Yang bener sis?" tanya mia dengan penasaran.

"Iya sayangku....Kapan sih aku bohongin kamu?" tanya siska kembali pada mia.

"Hehe...memang nggak pernah sih...Kalau begitu, pas kamu selesai seleksi baru deh kita lihat yang mana orangnya, setuju kan?"

"Okay aku setuju. Ya sudah, kalau begitu aku masuk ruangan tes dulu ya, karena sudah waktunya untuk masuk."

"Iya sis, semoga berhasil tes nya, aku yakin kamu pasti bisa."

"Iya sel, makasih kalian selalu ada buat aku. Aku masuk dulu ya, kalian juga cepat kesini. Kalau sudah sampai tunggu aku di taman kampus. OK." Ucap siska kepada sela dan mia.

"Siap ibu negara," sahut mia.

Akhirnya telepon mereka pun berakhir dan siska langsung menuju ke ruangan tes. Siska mengerjakan semua soal yang ada dengan tenang dan orang pertama yang mengumpulkan kertas jawaban adalah siska. Setelah mengumpulkan kertas jawaban siska langsung menuju ke taman kampus dan menemui kedua sahabatnya itu.

"Sela, mia," teriak siska sambil melambaikan tangannya kepada sela dan mia.

"Sis, sini," jawab mia membalas lambaian siska.

Siska pun berlari ke arah keduanya dan langsung memluk sela dan mia.

"Guys aku senang banget, akhirnya selesai juga tes nya. Tapi, aku takut sama hasilnya nanti."

"Jangan nethink dong sayangku, kamu harus PD dong." Kata mia memberikan semangat kepada siska.

"Iya sih.... Cuma, aku takut kalau hasilnya nggak memuaskan. Aku takut mengecewakan papa mama."

"Kamu harus yakin sis, om adi kan pernah bilang sama kamu jika kamu sudah berusaha semaksimalkan mungkin percayalah maka hasilnya pun akan memuaskan. Asalkan kamu tetap yakin dan jangan berpikiran yang enggak-enggak."

Siska diam dan memikirkan apa yang diucapkan sela barusan.

"Baiklah, aku yakin 10.000% kalau hasilnya bakalan memuaskan, dan hasilnya nanti akan diumumkan sama kalian yang jalur reguler."

"Nah gitu dong. Kamu itu harus percaya diri nggak boleh mikir yang enggak-enggak. Kamu itu kan baik hati, cerdas, plus cantik pula. So, jangan minder-minder ya sis," ucap sela pada siska.

"Siapp ibu kita," kata siska.

"Guys, kita ke kantin yuk, aku lapar nih. Kan tadi aku habis perang habis-habisan jadi aku butuh makan nih, buat nambah kekuatan aku," ucap siska sambil merengek seperti anak kecil.

"Yuk kita ke kantin, sekalian aku mau lihat semua makhluk yang ada di kampus ini.

Setelah sampai di kantin, mereka pun memesan minuman dan makanan yang ada di kantin. Setelah menunggu 20 menit, pesanan mereka pun tiba. Sambil makan mereka pun terus mengobrol.

"Sis, tadi kamu bilang mau ngenalin aku sama salah satu anak kampus, yang mana orangnya?" tanya mia pada siska.

"Oh itu...Kemungkinan besar dia atlet kampus, soalnya tadi aku lihat dia lagi main bulu tangkis. Wajahnya juga ok kok, sepertinya cocok sama kamu."

"Yang bener sis?" tanya mia sambil tersenyum cerah.

"Iya mia ku....Nanti kalau aku lihat orangnya aku bakalan tunjukkin ke kamu."

"Woah, aku jadi nggak sabar tahu," ucap mia dengan sedikit malu.

Sambil mereka berbincang-bincang, tiba-tiba handphone siska berbunyi dan yang menelpon siska adalah mama heni. Siska pun menghentikan kegiatan makannya dan menjawab telfon dari mama heni.

"Halo ma?" jawab siska pada mama nya.

Tidak ada jawaban dari mama heni hanya terdengar suara isak tangis, hal itu membuat siska langsung panik.

"Ma..... Mama kenapa? Please jawab siska ma," tanya siska pada mamanya dengan perasaan gusar dan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Sis...ka.....Papa kamu nak."

"Papa kenapa ma? Jangan buat siska takut ma," ucap siska semakin panik.

"Papa kamu sis.... Papa kamu mengalami kecelakaan siska," ucap mama heni sambil menangis terseduh-seduh.

Sela dan mia pun kaget dengan kata mama heni. Mereka berdua pun mencoba untuk menenangkan siska.

"Mama please jangan bohongin siska ma...Papa nggak mungkin kecelakaan ma," ucap siska yang sudah terisak karena dia tak sanggup mendengar kabar itu.

"Nggak nak, mama nggak mungkin bohongin kamu. Sekarang juga kamu ke rumah sakit permata indah ya, karena mama sama helen sudah disini untuk melihat papa kamu. Papa sekarang berada di UGD sis, dan sepertinya papa butuh kehadiran kamu disini," kata mama sambil terus menangis terseduh-seduh.

"Iya ma, aku langsung ke sana sekarang. Tunggu aku ya ma."

Bagaimanakah keadaan papa adi? Akankah siska dan keluarganya mampu melewati rintangan ini?

Kalau penasaran baca terus ya novel ini 😁

Jangan lupa klik tombol 👍 dan tulis pendapat kalian tentang novel "I Love You Musuh Bebututan" di kolom komentar . Terima kasih 😊

Terpopuler

Comments

Caesal Finia

Caesal Finia

Feedback-nya yaaa kaa, saling mendukung satu sama lain demi majunya ceritaaa 🔥

Salam dari Aurora dari Little Space!

2021-05-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!