Bab 3

3 bulan kemudian

***

Hari ini siska akan mengikuti ujian nasional tingkat SMA. Pukul 05:00 pagi mama heni sudah membangunkan anak pertamannya itu, lalu mama heni pun mendekat ke arah kamar siska dan mengetok pintu kamarnya, katanya: "Siska, bangun nak... sudah pukul 5 pagi sekarang, nanti kamu terlambat lho berangkat ke sekolah, apa lagi hari ini kamu akan mengikuti ujian."

Lalu jawab siska dari dalam kamarnya, "Ia ma, ini aku lagi mau bangun."

Setelah siska bangun, ia pun segera merapikan kamar tidurnya, mandi dan setelah selesai mandi ia pun menuju ke meja makan untuk sarapan pagi bersama keluarnya. Saat mereka sedang sarapan papa adi pun bertanya kepada siska, katanya: "Kakak, hari ini ujiannya berapa mata pelajaran?"

"Hari ini cuma 1 mapel saja pa. Hanya saja siska sedikit deg-degan pa, karena hari ini jadwal ujiannya pelajaran matematika. Kan papa tahu sendiri aku tuh masih takut sama mapel ini," ucap siska kepada papanya dengan ekspresi muka yang sedikit ditekuk.

Maka papa adi pun berkata kepada siska sambil tersenyum, katanya: "Kalau kamu sudah berusaha dan belajar dengan baik, percaya deh sama papa, hasilnya tidak akan mengecewakan usahamu nak."

Siska diam sejenak sambil memikirkan kata-kata yang barusan diucapkan papa adi kepadanya. Kemudian siska pun menarik nafas panjang dan menghembuskannya keluar secara perlahan. "Baiklah pa, makasih karena papa dan mama selalu support aku saat aku down seperti sekarang," ucap siska kepada papa mamanya. Papa siska hanya mengangguk sambil tersenyum cerah pada siska.

"Ya sudah, kalau begitu kamu cepat habisin sarapan nya, biar nggak terlambat ke sekolah. Nanti papa yang antar kamu sama helen ya," kata mama heni kepada kedua anaknya.

Setelah mereka semua telah selesai sarapan pagi, papa adi pun mengantar kedua putrinya itu ke sekolah mereka masing-masing. Siska tiba disekolah pukul 06:45, itu artinya siska masih punya waktu untuk mereview kembali materi-materi yang telah ia pelajari semalam. Saat siska sedang duduk dibangku taman depan kelasnya datanglah sela, dan mia menghampiri siska yang sedang belajar. "Morning beb," katanya sambil duduk disamping siska kemudian disusul oleh sela.

"Morning too," jawab siska kepada sela dan mia, tanpa menoleh ke arah kedua sahabatnya, karena matanya sedang berfokus pada buku pelajaran yang ia pelajari. Sela dan mia hanya menggelengkan kepala mereka, melihat tingkah sahabatnya itu.

"Fokus banget kamu sis, aku saja semalam cuma belajar sedikit. Maklumlah, otak aku itu nggak bisa kalau hafalin semua rumus yang ada di buku matematika," ucap mia kepada siska. Kemudian sela membuka bukunya dan ia pun mendekati siska dan bertanya kepada siska, karena ada beberapa contoh soal yang tidak dimengerti oleh sela.

"Sis, kalau yang nomor 5 itu cara kerjanya gimana ya? soalnya aku sudah coba untuk kerja semalam, tapi aku masih bingung, please jelasin dong," ucap sela dengan muka memohon. Siska berhenti dari fokusnya dan melihat soal yang tidak dimengerti oleh sela. Lalu, siska pun menjelaskan cara mengerjakan soal itu kepada sela, hingga akhirnya sela pun mengerti. Mia hanya duduk dan memperhatikan kedua temannya yang sedang fokus belajar.

Karena siska melihat mia hanya diam sambil menatapnya dan sela yang sedang belajar bersama, siska pun menoleh ke mia dan berkata: "Mia kamu nggak belajar? Nih belajar pake catatanku saja, biar kamu lebih mudah memahaminya, karena kalau di buku kan penjelasannya panjang banget, aku takut kalau kamu nggak mengerti jadi pake buku aku aja ya," kata siska sambil memberikan bukunya kepada mia.

"Baiklah sis. Tapi... aku emang nggak bisa kalau MTK. Jadi percuma, aku sudah berusaha untuk ingat tapi tetap saja kalau sudah mulai ujiannya aku lupa lagi," ucap mia dengan raut muka yang cukup sedih. Siska pun memeluk mia dan menenangkan sahabatnya itu, katanya kepada mia: "Kamu itu nggak boleh menyerah sebelum mencoba, di dunia ini nggak ada orang yang nggak bisa. Kita semua itu bisa, hanya saja kita terlalu takut untuk mencoba. Jadi kalau kamu menyerah sebelum berperang itu namanya pecundang. Kamu mau disebut sebagai pecundang?" Mia tidak menjawab pertanyaan siska, dia hanya menggelengkan kepalanya.

"Kalau begitu ayo kita berjuang bersama, biar kita bertiga sama-sama mendapat nilai yang bagus. Kita kan sudah janji mau satu kampus lagi."

Akhirnya mia pun mau untuk belajar bersama, dan siska pun mengajarkan materi yang sudah dia ringkas dibuku catatannya pada mia dan siska. Bel masuk pun berbunyi, selama 2 setengah jam mereka mengerjakan soal-soal ujian.

***

4 hari sudah mereka melalui ujian nasional. Hari ini mereka akan ke rumah siska untuk bermain disana, karena sudah lama mereka tidak ke rumah siska.

"Tok...tok....tok..."

"Selamat siang.......Siska, ini aku sama mia," kata sela sambil mengetok pintu rumah siska.

"Iya sel... tunggu bentar ya." Teriak siska dari dalam rumahnya sambil keluar untuk membuka pintu. Siska pun membuka pintu rumahnya, dan menyuruh kedua sahabatnya itu untuk masuk kedalam.

"Kamu lagi ngapain sis? Kelihatannya lagi sibuk banget ya," kata sela.

"Iya nih sel, aku lagi bantu mama ngejahit baju pesanan orang. Lumayan sih karena banyak yang mesan, makanya aku bantu mama juga. Karena kasihan kan masa mama kerja sendri, mumpung kita juga udah free kan dari ujian. Cuma.... sekarang kan sudah waktunya untuk makan siang, tapi karena aku dan mama sibuk banget jadi belum masak guys," jwab siska sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil tersenyum menampilkan gigi putihnya.

"Hmmm... Kalau begitu aku punya ide sis. Kamu lanjut saja bantuin mama heni, biar urusan dapur jadi project aku sama mia. Iya kan mia?" tanya sela pada mia.

"Hehe... iya sih aku mau. Cuma, kalau aku nggak bisa ngapa-ngapain kamu maklumkan aja ya sel, soalnya aku jarang kerja di dapur," jawab mia kepada sela dengan sedikit malu.

"Nggak apa-apa, kan sekalian supaya kamu belajar," ucap sela.

Siska hanya melihat tingkah kedua sahabatnya itu dengan heran. Akhirnya sela dan mia yang memasak dan siska tetap membantu mamanya. 1 jam berlalu mia dan sela selesai memasak, mereka akhirnya memanggil siska dan mama heni untuk makan siang bersama. Kebetulan papa adi dan helen sudah tiba dirumah jadi mereka pun makan bersama. Saat mereka sedang makan papa adi bertanya kepada mereka, "Makanannya enak nih, siapa yang masak?" tanya papa adi kepada mereka semua. Siska pun menjawab: "Itu lho pa, sela sama mia yang masak. Gimana pa rasanya, enak kan mirip makanan resto gitu," ucap siska dengan wajah bahagia.

"Enak banget nak, tapi bagi papa masakan mama tetap the best," ucap papa adi sambil menatap mama heni. Mama heni pun tersipu malu dengan sikap papa adi barusan.

"Cieee cieee... papa mah memang paling the best kalau soal itu," ucap siska sambil tertawa kecil.

"Aku yang jomblo, jadi iri sama om dan tante," uap mia dan seketika membuat semua orang tertawa.

"Kamu nggak sendiri mia, kita bertiga lho masih jomblo, kamu lupa ya."

"Benar banget yang diucapkan sela," ucap siska sambil tersenyum.

"Sudah-sudah.... kalian itu harus fokus sama sekolah dulu, jangan pikirkan pacaran, karena kalau kalian sudah pacaran maka kalian tidak akan fokus pada pendidikan kalian. Nanti pasti, akan tiba waktunya buat kalian untuk menemukan orang yang tepat dalam kehidupan kalian. Ingat pesan mama ya," kata mama heni sambil meyakinkan mereka bertiga.

"Iya tan, pesan tante akan kami ingat. Iya kan guys?"

"Iya kok, mama sama papa tenang aja, siska janji bahwa siska akan fokus pada pendidikan siska."

"Nah, itu baru namanya anak papa..... Oh iya sis, papa mau tanya kapan pengumuman kelulusann disekolah kalian?" tanya papa adi kepada siska.

"Minggu depan pa, baru diumumkan. Papa bisa datang kan?" tanya siska.

"Papa usahakan ya nak, nanti papa minta izin dulu sama bos papa," jawab papa adi kepada siska.

"Baik pa, tapi aku harap papa bisa datang, biar lengkap sama mama."

Mereka pun terus mengobrol sambil makan. Sampai sudah pukul 18.:00 sela dan mia pun pamit untuk pulang ke rumah mereka.

***

1 minggu berlalu dan hari ini adalah saatnya untuk mendengar hasil kelulusan. Siska sangat takut dengan hasil yang akan dia peroleh sebentar. Siska selalu mendapat juara 1 umum di jurusannya. Tapi karena ini, merupakan pengumuman kelulusan maka cuma ada satu juara umum.

Papa dan mama siska pun turut hadir di sekolah siska. Hal ini membuat siska semakin merasa tegang dengan hasil yang akan ia peroleh. Acara pun sudah mulai dan saatnya mendengar hasil kelulusan.

"Sel, mia, aku takut banget sama hasilnya," kata siska sambil menggenggam erat tangan kedua sahabatnya itu.

"Nggak apa-apa sis, apa pun hasilnya kita pasti bakal tetap dukung kamu kok. Om sama tante juga pasti tetap bangga sama pencapaian kamu sis. Tapi aku yakin sih, kamu bisa dapat juara umum. Secara, kamu kan murid yang berprestasi di angkatannya kita."

"Iya sis, apa juga setuju dengan apa yang dibilang mia."

"Makasih banget ya, kalian berdua selalu ada buat aku," ucap siska sambil memeluk kedua sahabatnya.

"Para hadirin sekalian yang saya hormati, bapak/ibu, orang tua/wali, dan semua siswa/siswi SMA Tunas Bangsa yang saya banggakan, disaat ini saya akan mengumumkan hasil ujian nasional dan saya akan memanggilkan satu nama anak murid SMA Tunas Bangsa yang mendapat predikat juara umum. Kepada nama yang akan sebentar dipanggil harap maju ke depan panggung bersama orang tua/wali yang ada."

Hasil menunjukkan bahwa semua siswa/siswi SMA Tunas Bangsa lulus 100%. Hal itu membuat mereka semua senang. Dan sekarang, tiba saatnya untuk pengumuman peraih juara umum tahun ini.

"Peraih juara umum SMA Tunas Bangsa jatuh kepada.........Siska Pricilia Pratama kelas XII Ipa 1. Kepada anak siska dipersilahkan untuk maju ke depan bersama orang tua/wali untuk mengambil piagam serta hadiah yang sudah disiapkan."

Siska dan kedua orang tuanya pun maju kedepan untuk mengambil piagam penghargaan dan hadiah. Siska sama sekali tidak menyangka bahwa ia yang menjadi juara umum disekolahnya. Setelah turun ia pun berlari ke arah dua sahabatnya itu sambil menangis karena terharu katanya: "Guys, aku nggak pernah menyangka kalau nama aku bakal dipanggil," kata siska dengan mata yang berkaca-kaca sambil tetap memeluk kedua sahabatnya itu.

"Aku kan sudah bilang pasti kamu yang bakal jadi juaranya, kamu sih nggak percaya."

"Bukan nggak percaya mia, tapi di angkatannya kita itu, juga banyak siswa yang berprestasi bukan cuma aku."

Setelah berbincang-bincang cukup lama mereka pun pulang ke rumah siska untuk merayakan keberhasilan sahabat mereka. Disana mereka membahas tentang Universitas Dharma Wijaya yang sudah menjadi universitas impian mereka bersama. Karena siska mendapat juara umum, maka kemungkinan siska untuk lolos seleksi di universitas Dharma Wijaya semakin besar, tinggal mia dan sela yang harus mempersiapkan diri untuk mengikuti seleksi.

Next bab akan muncul kejadian yang sangat menyedihkan bagi siska. Kejadian apakah itu? Kalau penasaran ditunggu ya update nya 😊 Jangan lupa like, dan comment karya pertamaku ini 😊

Note: Untuk para readers yang menunggu munculnya felix dan kawan-kawan, mereka akan muncul di bab 5 atau 6. So ditunggu ya 😁

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!