Novel ini adalah fiksi, semua karakter, kejadian dan peristiwa yang terjadi di sini adalah imajinasi dari author saja tidak ada kaitannya dengan Sejarah.
"Sebenarnya apa yang akan anda lakukan Ndoro?" ucap Layung Sari panik
Ia kemudian mengintip dari balik celah jendela dan langsung membulatkan matanya ketika melihat apa yang dilakukan oleh Gayatri Prameswari.
"Duh Gusti, kenapa anda melakukan hal semacam itu Ndoro, kalau Yang Mulia Senopati tahu anda bisa dihukum lagi,"
*Tak, tak, tak!
Layung Sari segera menengok kearah sumber suara.
"Gawat, Permaisuri datang, apa yang harus aku lakukan!" ucapnya kebingungan
"Apa Selir Gayatri ada di dalam?" tanya Dyah Sawitri
"Ndoro Ayu sedang istirahat yang mulia," jawab Layung Sari
"Buka pintunya, aku ingin melihatnya sendiri!" serunya sinis
Aduh, bagaimana jika permaisuri tahu apa yang sedang dilakukan oleh Ndoro, Sang Hyang Widhi apa yang harus hamba lakukan.
"Buka Pintunya!, apa kau tidak dengar!, buka pintunya sekarang!" seru Sawitri dengan lantang
"Tapi...Ndoro baru saja tidur, hamba takut kalau kedatangan anda akan membangunkannya," jawab Layung Sari gugup
"Lancang sekali, kau pikir siapa berani berkata seperti itu padaku!" serunya sembari mengangkat tangannya hendak menampar wajah Layung Sari
"Turunkan tangan anda yang mulia, Yang Mulia Senopati sedang menuju kemari, akan berbahaya jika dia tahu apa yang anda lakukan pada dayang rendahan itu," bisik seorang dayang kepada Dyah Sawitri
Wanita itu tersenyum dan kemudian mengintip apa yang terjadi di dalam ruangan itu.
Apa dia melakukan ritual ilmu hitam, oh tidak...aku rasa dia menjadi gila setelah kejadian itu, apa kau seputus asa itu Gayatri...dasar bodoh.
"Apa yang kamu lakukan Dinda?" tanya Lembu Tal
"Aku ingin mengunjungi Gayatri, tapi dayangnya melarang ku, katanya dia baru saja tidur, aku hanya ingin memastikan kondisinya baik-baik saja, makanya aku mengintipnya kanda," jawabnya lirih
"Kau pasti sangat khawatir, dia memang sedang istirahat, aku yang menyuruhnya, jadi lebih baik kau kembali ke paviliun mu, biar aku yang akan menjaganya,"
"Tapi Kanda, baru saja aku melihat Gayatri tidak tidur tapi ia sedang melakukan ritual aneh di kamarnya, aku takut terjadi sesuatu dengannya," ucapnya dengan nada khawatir
"Biar aku yang akan melihatnya sendiri,"
Dyah Sawitri tersenyum senang ketika melihat Lembu Tal berjalan kearah pintu kamar Gayatri.
Sekarang tamatlah riwayat mu Gayatri, aku yakin setelah melihat mu melakukan ritual aneh itu Kanda Lembu Tal akan membencimu, dan tidak ada yang akan melindungi mu lagi di Tumapel ini.
*Braakkk!!
"Kau!!" seru Lembu Tal ketika melihatku sedang membaca mantera, dab kemudian mengobral-ambrik meja sesaji.
"Apa yang sedang kau lakukan Dinda!" seru Lembu Tal dengan penuh amarah.
"Ndoro, Yang Mulia Senopati memanggilmu," ucap seorang dayang membuyarkan lamunan Dyah Sawitri
"Iya...."
"Senopati menunggumu di dalam,"
"Baiklah, aku tidak sabar melihat Gayatri yang bodoh itu ketakutan," ucapnya dengan senyum sumringah.
Seketika senyumnya langsung menghilang dari wajahnya ketika melihatku sedang makan lahap di dampingi oleh Kang Mas Lembu.
Sial, kenapa tidak seperti yang kubayangkan.
"Siapa dia?" tanyaku dengan polosnya
"Apa kau lupa?, dia adalah Dyah Sawitri permaisuri ku," jawab Lembu Tal ramah
"Oh," jawabku sembari memasukan paha ayam ke mulutku
"Pasti kecelakaan itu telah membuat mu melupakan semuanya, aku yakin kau sangat kesakitan waktu itu hingga kau sampai mati suri selama tiga hari. Kau harus sabar Gayatri aku berjanji akan selalu menjenguk mu agar kau tidak kesepian lagi di istana ini," jawabnya ramah
Dia pasti istri pertama Dyah Lembu Tal atau biasa disebut dengan Permaisuri. Tidak banyak informasi tentang dirimu dari sejarah bahkan namamu. Kau sangat cantik dan baik tapi kenapa aku merasakan aura permusuhan dari tatapan mu. Sebagai istri pertama wajar saja bila kau membenciku karena aku adalah madu mu. Tidak ada seorangpun wanita yang mau berbagi suaminya dengan orang lain, aku bisa merasakan itu dari tatapan matamu Sawitri walaupun kau menutupinya.
Pasti kalian bingungkan kenapa kejadiannya tidak seperti yang di bayangkan oleh Dyah Sawitri, atau kenapa Kang Mas Lembu Tal tidak memarahiku.
*Flashback sepuluh menit sebelumnya.
"Buka pintunya, aku ingin melihatnya sendiri!" serunya sinis
"Buka Pintunya!, apa kau tidak dengar!, buka pintunya sekarang!" seru Sawitri dengan lantang
"Aish, berisik sekali siapa yang berani menganggu ritual ku!" seruku kemudian membuka mataku dan beranjak dari tempat dudukku
Aku kemudian membuka sedikit pintu kamarku dan melihat apa yang terjadi.
"Siapa dia kenapa kasar sekali kepada dayangku," aku berpikir sejenak sambil memperhatikan keduanya.
"Tapi...Ndoro baru saja tidur, hamba takut kalau kedatangan anda akan membangunkannya," jawab Layung Sari gugup
"Lancang sekali, kau pikir siapa berani berkata seperti itu padaku!" serunya sembari mengangkat tangannya hendak menampar wajah Layung Sari
"Dasar brengsek, dia pasti istri pertama Dyah Lembu Tal, tapi kenapa dia sangat kasar kepada dayang ku, aku harus melakukan sesuatu sebelum dia menyakiti Layung Sari. Tapi tunggu sebentar, biarkan otakku berpikir sebelum bertindak,"
*Tik, tok, tik, tok!
"Yah sekarang aku tahu kenapa, dia sangat ingin menemuiku, pasti dia ingin memastikan apakah saingannya sudah mati atau masih hidup, bagaimanapun juga tidak ada dalam sejarah kalau istri pertama bisa akur dengan istri ke dua, semuanya bullshit!, kalau begitu aku harus segera menyelesaikan ritual ku sebelum mereka menggangguku," aku langsung bergegas menuju ke meja sesaji dan duduk lagi di sana ketika aku sedang mengambil dupa, aku melihat sepasang mata sedang mengawasi ku dari balik jendela.
"Astoge, apa yang dia lakukan, kenapa dia mengintip ku," aku langsung berlari ke arah pintu kamar dan melihat adegan selanjutnya
"Oh My God, Dyah Lembu Tal sedang menuju kamarku," aku langsung menutup rapat kamarku dan memasang kupingku lebar-lebar di balik pintu.
"Apa yang kamu lakukan Dinda?" tanya Lembu Tal
"Aku ingin mengunjungi Gayatri, tapi dayangnya melarang ku, katanya dia baru saja tidur, aku hanya ingin memastikan kondisinya baik-baik saja, makanya aku mengintipnya kanda," jawabnya lirih
"Kau pasti sangat khawatir, dia memang sedang istirahat, aku yang menyuruhnya, jadi lebih baik kau kembali ke paviliun mu, biar aku yang akan menjaganya,"
"Tapi Kanda, baru saja aku melihat Gayatri tidak tidur tapi ia sedang melakukan ritual aneh di kamarnya, aku takut terjadi sesuatu dengannya," ucapnya dengan nada khawatir
"Ternyata ada udang di balik bakwan, aku tahu kau akan melakukan hal seperti ini, untunglah aku ini gadis yang cerdik. Dyah lembu Tal adalah satu-satunya penganut Buddha di Singosari yang berhaluan Siwa atau mayoritas beragama Hindu. Sudah pasti ia akan membenci ritual sesaji seperti ini karena dilarang dalam ajaran Buddha, untuk sementara aku harus mengcancel dulu pemanggilan Om Barra demi keselamatan nyawaku,"
"Biar aku yang akan melihatnya sendiri," ucap Lembu Tal berjalan menuju pintu kamarku
Aku langsung mengunci pintu kamarku dan membereskan meja sesaji.
"Kenapa tidak ada parfum untuk menghilangkan bau kemenyan ini,"
*Tok, tok, tok!!
"Oh Tuhan, dia sudah datang," aku langsung menyebar bunga tujuh rupa di sudut kamar agar bisa mengurangi bau kemenyan dan segera membuka pintu kamar.
"Halo Kanda?" sapaku dengan senyum menggoda
"Apa aku mengganggumu?" tanyanya lirih
"Tentu saja tidak,"
"Apa yang sedang kamu lakukan?"
"Aku sedang makan," jawabku sembari menunjuk meja makan ku.
"Kalau kau sedang makan kenapa kau mengunci pintu kamarmu dan menyuruh semua dayang keluar?" ucapnya menginterogasi ku
"Oh itu...anggap saja sebagai privasi, aku tidak mau mereka tahu kalau aku makannya banyak, maklum saja sudah tiga hari perutku tidak terisi jadi cacing-cacing dalam perutku sangat kelaparan," jelasku
"Baiklah terserah padamu saja, lakukanlah apa yang bisa membuatmu senang," sahutnya sinis
Ia kemudian berjalan keluar kamar memanggil Dyah Sawitri.
*Flashback off
"Kau benar Sawitri, aku hampir tak mengingat satu orangpun atau semua peristiwa yang terjadi sebelum kecelakaan itu, tapi kau perlu tahu ada satu hal yang selalu aku ingat dan tidak pernah aku lupakan walaupun aku kehilangan semua ingatanku," jawabku sumringah
"Apa itu??" tanyanya penasaran
"Tentu saja suamiku, Kang Mas Lembu Tal, dialah satu-satunya orang yang aku ingat dan selalu ada di hatiku, eeaaa," ucapku tersipu-sipu
Dasar selir penggoda, jangan harap kau bisa mendapatkan hati Kanda Shingamurti.
Aku langsung melirik kearah Sawitri, seketika wajahnya langsung kesal mendengar ucapan ku.
Ah kau pasti kesalkan, aku tahu itu, aku bisa melihat dari matamu. Tapi kau tidak usah khawatir Sawitri aku tidak tertarik dengan suamimu dan aku tidak akan merebutnya dari mu, santuy sis.
Sementara itu aku juga melirik kearah Lembu Tal yang mendadak dingin padaku.
Aish, tidak usah pura-pura dingin begitu, aku tahu kau senangkan mendengar rayuanku,
"Terima kasih dinda sudah mengingatku," ucap Lembu Tal
Ku lihat ada gurat kekecewaan dalam diri Sawitri ketika mendengar ucapan Lembu Tal.
"Kembali kasih Kanda," jawabku sumringah
"Kau pasti sangat mencintai Kanda Shingamurti hingga kau bisa mengingatnya meskipun kau sudah kehilangan ingatanmu," ucap Sawitri
Aku lihat tangan Dyah Lembu Tal menatapnya intens dan menggenggam erat jemari perempuan itu mencoba menguatkannya.
Kenapa juga harus pamer kemesraan di depanku, dasar brengsek,
"Aaaaarrrg!!" tiba-tiba aku bersendawa dengan keras setelah kekenyangan memakan semua sesaji, membuat keduanya langsung menatapku tajam.
"Hehehe, sorry kelepasan!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Ririn Santi
sora....sora....😁😁😁😁
2023-07-25
0
Ririn Santi
ais..... gak ada anggun-anggunnya sama sekali
2023-07-25
0
pristiana
❤️❤️❤️😍😍😍😍😍
2023-01-26
0