*Tak, tak, tak!!
Aku menoleh ke belakang ketika mendengar suara orang mengikutiku. Tapi anehnya begitu aku menoleh ternyata tidak ada siapapun dibelakangku. Karena rasa takut yang menderaku membuat aku segera agar biaa segera sampai ke rumah atau mencari pertolongan. Seperti dugaanku, orang itu langsung berlari mengejarku. Tanpa menoleh kebelakang aku terus mempercepat langkahku hingga aku terjatuh karena tersandung batu.
Seseorang mendekat ke arahku membuat aku semakin ketakutan.
Jangan sampai aku tertangkap Tuhan, kirimkan seseorang yang bisa menolong ku ya Allah, aku belum mau mati.
"Kamu gak papa?" ucap seseorang mengulurkan tangannya
Aku menatap wajah lelaki itu sebelum menerima uluran tangannya.
Sepertinya dia bukan orang jahat,
"Aku gak papa kok," jawabku menerima uluran tangannya
"Kaki kamu terluka, bagaimana kalau aku antar ke Klinik?"
"Tidak usah, nanti aku kasih obat merah juga cepat sembuh, terima kasih atas bantuannya," ucapku kemudian meninggalkan lelaki itu tanpa tahu siapa namanya.
Seperti biasa setelah sholat isya aku langsung memulai siaran untuk mencari kacang (bean yang bisa ditarik sebagai penghasilan).
Malam ini room ku sangat ramai, membuat aku semakin semangat.
"Raya, polbek dong," ucap Mahen
"Done, mau naik ga?" Jawabku
"Mau,"
"Kuy!"
"Yah di rebut orang kursinya,"
"Makanya cepetan, keburu di gaet orang kan!"
"Gendong,"
"Diih manja, tunggu bentar!" seruku mengunci satu kursi dan menggendong si Mahen naik ke atas
"Berat tahu," keluhku
"Terima kasih Raya," ucapnya kemudian mengirimkan combo bucket kepada ku.
"Sama-sama, btw thanks buat bucketnya Mahen,"
"Hmmm, btw aus nih, gak ada es kelapa apa jus gitu?"
"Hmmm," aku langsung memberikan es kelapa padanya
"Satu kurang dong, maunya combo,"
"Jangan ngelunjak deh dikasih hati minta empedu sue!" cibirku
"Mati dong," jawabnya dengan emot ketawa
"Biarin aja mati sekalian aku buang ke rawa-rawa biar gak ada yang tahu," sahutku
"Diih jahat,"
"Ember,"
"Sadis oii,"
"Btw sorry ya kemarin, gara-gara gue Lo putus sama Ka Senja,"
"Oh itu, bukan karena kamu kok kita putus," jawab Mahen
"Aku benar-benar gak tahu kalau kalian pacaran, sekali lagi maaf,"
"Makanya jangan suka manggil semua cowok dengan panggilan sayang, PHP tahu. Bagaimana kalau cowok lo di panggil sayang sama cewek lain?" tanya Mahen
"Tuh kan bener, kalian putus gara-gara gue,"
"Ish, nih bocah gak nyambung amat ya, maksudnya lo jangan memanggil setiap cowok dengan panggilan sayang, coba bayangkan bila si cowok udah punya cewek terus dia lagi sama ceweknya, kan bahaya,"
"Gak dong, aku manggil sayang cuma sama cowok jomblo aja,"
"Sotoy, buktinya Lo manggil gue sayang, padahal ada pacar gue,"
"Hehehe, maaf gue kan gak tahu," ucapku membela diri
"Makannya jangan seperti itu lagi, berhentilah jadi cewek penggoda,"
"Diih, siapa yang penggoda!" ucapku geram
"Sorry, maksudnya manggil sayang ke cowok-cowok, cukup ke gue aja," jawabnya terkekeh
"Anj*r, dasar kampret!" sahutku
Begitulah awal pertemanan ku dengan Mahen hingga kami menjadi benar-benar teman karib walaupun cuma di halu.
"Raya," sapa Ka Juna
"Iya Ka, Lo jangan deket-deket sama Mahen, dia bukan cowok baik-baik,"
"Maksudnya?"
"Semua anak-anak udah pada tau kalau si Mahen itu cowok yang suka deketin Sulton, buat digeber jadi pacarnya setelah dia dapat sesuatu yang diinginkannya dia kemudian mutusin cewek itu, seperti yang terjadi sama Senja. Dan sepertinya dia sekarang sedang deketin lo, jadi hati-hati sama dia, Aku gak mau kalau kamu jadi korban berikutnya," ucap Juna
"Masa sih, selama ini dia baik kok, dia juga gak celamitan gift,"
"Itu karena dia emang lagi jaga image di depan lo, biar Lo mau jadi ceweknya,"
"Gak mungkin ah, aku gak percaya, btw makasih infonya, mulai sekarang gue bakal hati-hati sama dia tapi bukan berarti gue unfollow dia ataupun tidak berteman lagi dengan dia ya Ka, karena bagiku kalau belum melihat sendiri buktinya gue gak percya kalau Mahen orang seperti itu,"
Setelah obrolan hari itu dengan Ka Juna bukannya membuat gue makin jauh dengan Mahen justru kami semakin dekat.
"Ray, lo di cariin sama Si Mahen, katanya dia kangen, pengin curhat sama lo," tukas Eka
"Biarin aja, lagian kalau dia kangen kenapa gak dateng ke room gue,"
"Dia males kalau ada Ka Juna katanya,"
"Hmmm,"
Aku segera mengakhiri siaranku, karena banyak undangan dari Mahen.
"Kenapa kamu baru datang Ray, gak peka banget si Lo!" ucap Mahen
"Sorry gue harus siaran dulu, lo tahukan gue ini official jadi harus siaran setiap hari,"
"Iya tahu, tapi gue kangen,"
"Kenapa gak datang ke room aku kalau kangen,"
"Males Ah, kan ada Si Junot, aku gak tahu kenapa dia sekarang musuhin gue dan menjelek-jelekkan aku sama semua orang, segala nyebar berita hoak kalau aku ini playboy yang suka morotin Sulton lagi dasar brengsek!"
"Jangan marah-marah lagipula gue tahu kok Lo bukan orang seperti itu,"
"Thanks Ray, cuma lo yang ngertiin gue, btw lo harus hati-hati sama dia, sepertinya dia suka sama lo. Sekarang dia semakin benci gue karena deket sama Lo,"
"Gue udah tahu dia suka sama gue, tapi kan gue dah pernah bilang kalau aku gak mau cari pacar online,"
"Tetep aja lo harus hati-hati, gue punya firasat buruk sama dia,"
"Thanks atas perhatiannya, tapi Ka Juna itu baik kok, santuy Mahen aku pasti baik-baik saja,"
"Gue harap juga begitu,"
Hari berganti hari hubungan aku dengan Mahen tetap semakin dekat hingga banyak yang bilang kami pacaran tapi.
"Lo pacaran sama Mahen?" tanya Eka
"Gak kok, aku kan udah janji tidak akan mencari pacar online, takut kecewa kaya lo," jawabku
"Boong lo, masa di profil lo ada photo Mahen, begitu juga di profil Mahen ada photo kamu, terus di bio kamu ada nama Mahen dan Mahen juga mencantumkan nama kamu di bionya, terus apa namanya kalau bukan pacaran!" seru Eka geram
Gue langsung mengecek sendiri profil MAGO gue untuk memastikan apa yang dibilang Eka benar.
Astaghfirullah, ternyata benar. Tentu saja hal itu membuat aku marah dan langsung mengirimi DM (direct message) ke Mahen.
"Cek profile sekarang!" seruku
"Lo udah tahu Ray?" tanyanya santai
"Jadi lo udah tahu?" tanyaku penasaran
"Udah, sepertinya ada yang sengaja memfitnah kita, dengan membajak akun kita. Bagaimana kalau kita ikutin permainan orang ini, aku penasaran siapa yang sudah berani bermain api denganku," jawab Mahen
"Tapi…."
"Kalau lo rajut penggemar lo bakalan meninggalkan lo mending gak usah, biar gue yang akan bikin klarifikasi di room Rendy," sahut Mahen
"Yaudah aku mau, tapi aku harus gimana?"
"Lo harus jadi pacar boongan gue,"
"Ok, tapi cuma boongan ya," jawabku
"Iya, tapi kalau beneran juga gak papa, hehehe," sahut Mahen dengan emot ketawa
"Jangan ngarep,"
"Iya gue tahu, tapi untuk mengetahui siapa pelakunya kita juga harus bikin room klarifikasi nah disitu kita sekalian mendeklarasikan hubungan kita, tenang aja gue bakal top up supaya bisa memberikan cincin berlian buat lo," ucap Mahen
"Emang gue sematre itulah??"
"Walaupun lo gak minta tapi itu untuk membuat semua orang percaya,"
Malam harinya aku dan Mahen langsung membuka room klarifikasi dan disana kami memberitahukan kepada semua orang kalau kita sudah jadian.
Tapi alih-alih mengungkap siapa pembajak akun MAGO kami, aku justru mengalami teror di real setelah kejadian itu.
Awalnya hanya kiriman burung gagak mati di sertai tulisan dari darah.
PUTUSIN MAHEN ATAU KAMU MATI
KAU HANYA MILIKKU, TIDAK SEORANGPUN BOLEH MEMILIKIMU.
Namun semakin lama teror ini semakin banyak hingga sampai ke rumahku.
"Aku harus gimana Mahen, apa kita putus aja!" ucapku ketakutan
"Jangan dulu, setelah mendengar ceritamu aku semakin yakin kalau pelakunya itu adalah…."
Belum sempat aku selesai membaca pesan Mahen tiba-tiba aku menjatuhkan ponselku karena ada seseorang memakai baju serba hitam membungkam mulutku hingga membuat pandangan ku kabur dan gelap.
Aku mulai membuka mataku, dan menatap keseliling ruangan. Aku langsung kaget ketika menyadari berada di dalam kamar yang lebih tepatnya seperti penjara.
"Kami sudah sadar Raya," ucap seseorang terasa begitu familiar di telinga ku
"Siapa kau kenapa menyekapku!" ucapku geram
Lelaki itu membuka kacamata hitamnya dan mendekat kearahku.
"Apa kau tidak mengenaliku Raya sayang," ucapnya sembari menyunggingkan senyumnya
Aku menatapnya untuk memastikan siapa dia dari suaranya.
"Ka Juna, atau Ka Rama?" ucapku gugup
"Kau bahkan tidak bisa mengenaliku, tapi aku bisa mengenalimu hanya dari suaramu. Kau benar-benar membuatku kesal!" serunya dengan tatapan penuh kebencian kemudian
"Kenapa kau menghianatiku setelah apa yang sudah aku berikan padamu. Bukankah aku sudah bilang kalau Mahen bukan cowok baik-baik kenapa kau masih dekat dengannya dan sekarang kalian malah jadian. Dasar jal*ng!" serunya kemudian melayangkan tamparan keras ke wajahku.
*Plaaakkk!!
Aku hanya meringis menahan sakit tanpa
"Jadi selama ini yang mengirim teror ke rumah dan tempat kerja ku itu Kaka?"
"Benar, aku melakukannya karena tidak mau kehilangan kamu Raya,"
"Bagaimana kau bisa tahu rumahku dan tempat kerjaku, siapa yang sudah memberi tahukan mu?" tanyaku kaget
"Itu tidak penting sayang, sekarang putusin si Mahen, atau lo akan berakhir seperti mereka!" ucap Juna sembari menyalakan lampu kamar disebelaku. Betapa terkejutnya aku ketika melihat seorang wanita cantik yang di pasung di sebuah ranjang dengan penuh luka di sekujur tubuhnya.
"Kamu gila ya!" seruku mencoba melepaskan ikatan tangan ku.
"Aku memang tergila-gila padamu Raya," ucapnya sembari menunjukkan semua foto-foto ku di ruangan itu.
"Aku akan segera menikahi mu dan menjadikan kau Permaisuri ku dan mereka adalah para selirku!" ucapnya sambil tertawa keras
"Sekarang bersiap-siaplah, pakai baju itu dan berdandanlah yang cantik permaisuri ku," ucapnya kemudian melemparkan baju pengantin dan meke up kearah ku.
"Aku gak mau menikah dengan orang gila seperti mu!" tolakku dengan suara lantang
*Plaaakk!!
Sebuah tamparan keras mendarat di wajahku, hingga membuat bibirku berdarah.
"Maafkan aku sayang, maaf aku tidak bermaksud menyakitimu," ucapnya langsung menyeka darah di ujung bibirku dengan sapu tangannya dan menciumnya.
"Sekarang pakai baju itu atau aku akan menyakitimu lebih dari ini!" serunya sembari menjambak rambutku
"Dasar psikopat," ucapku lirih
Aku terpaksa memakai baju itu agar aku bisa selamat.
Aku harus mengikuti permainannya agar bisa kabur dari tempat ini,
Ketika aku melihat ia pergi dari ruangan ku, aku langsung bergegas keluar dari kamar untuk melarikan diri.
"Tolong keluarkan aku!" seru seorang wanita di sebelah kamarku penuh harap membuat ku iba.
Aku tahu tidak akan bisa menyematkan mereka berdua karena sulit bagiku untuk membuka pasungan mereka, tapi ketika aku berjalan meninggalkan keduanya hati nurani ku seakan tidak tega meninggalkan kedua wanita yang tidak berdaya itu. Aku langsung membuka pintu kamar kedua wanita itu yang memang tidak terkunci. Dan sepertinya Allah memberikan kemudahan kepada ku untuk menolong mereka.
"Cepat lari dari sini!" seruku mengajak mereka keluar dari tempat itu.
Aku merasa aneh ketika rumah seorang penjahat tidak memiliki CCTV ataupun penjaga untuk melindungi para tahananya, tapi semuanya tidak aku pedulikan yang terpenting adalah aku bisa keluar dari tempat ini secepatnya.
*Dor, dor, dor!!
Aku merasakan tubuhku terasa sangat sakit ketika sebuah benda kecil bersarang di punggku hingga membuat ku kesulitan bernapas dan ambruk di lantai.
"Jika aku tidak bisa memiliki mu, maka orang lainpun tidak boleh memilikimu," ucap Juna sinis dan melempakan tubuhku ke sungai.
Perlahan aku mulai membuka mataku.
"Kau sudah siuman Raden ayu!" seru seorang wanita mengusap lembut rambutku
Tiba-tiba seorang lelaki langsung memeriksa denyut nadiku, aku rasa dia adalah dokter.
"Syukurlah, masa kritisnya sudah berakhir dan dia sudah baikan, aku akan memberikan resep obat herbal untuk memulihkan kondisi Raden Ayu," ucap lelaki itu sumringah
Dimana aku, kenapa tempat ini terasa begitu asing, kenapa para wanita disini memakai pakaian adat, apa sekarang hari Kartini hingga semua perawat dan dokter di rumah sakit ini memakai kebaya.
"Aku senang sekali akhirnya anda siuman juga, setelah beberapa hari tidak sadarkan diri,"
"Siapa kamu?" tanyaku sembari menatapnya
"Saya, Layung Sari dayang yang melayani anda yang mulia selir," ucapnya ramah
"Selir??, Aku seorang selir?" tanyaku kebingungan
"Iya Ndoro Ayu, anda baru saja dinikahi oleh Senopati perang Dyah lembu Tal, apa anda lupa?" ucap wanita itu tersenyum tipis
Dyah Lembu Tal, sepertinya nama itu tidak asing, tapi apakah mungkin aku manjadi seorang selir tokoh sejarah Singosari
"Tunggu memangnya berapa lama aku tidak sadarkan diri?" tanyaku memastikan
"Sudah tiga hari Ndoro,"
"Oh My God, mungkin inilah kenapa aku berhalusinasi," aku langsung membulatkan mataku ketika menyadari pakaian yang aku pakai.
"Oh no!!" Seruku membuat semua perajurit berdatangan ke kamar ku.
"Apa yang terjadi yang mulia selir, apa ada yang ingin mencelakimu.
Aku semakin kaget melihat para perajurit itu hingga membuat aku kembali pingsan.
*Bruuugghh!!!
"Ndoro Ayu, bangun!" seru wanita di sebelahku sembari menepuk-nepuk pipiku
"Oh, apakah aku bermimpi!" Seruku sembari menepuk-nepuk wajahku
"Tidak Ndoro, anda sedang tidak bermimpi,"
"Coba tolong cubit pipiku," pintaku dan Layung Sari langsung mencubit pipiku membuat aku langsung berteriak kesakitan.
"Awww!"
"Maaf Ndoro," ucapnya langsung bersujud di bawah tempat tidurku
"Berarti aku, memang tidak bermimpi, Jika aku hidup di masa Dyah Lembu Tal, berarti sekarang tahun 1250an, apakah benar?" tanyaku
"Benar Ndoro Ayu,"
Aish, tidak mungkin aku terdampar di negeri dongeng ini, aku harus menyaksikan sendiri apakah ini benar atau mimpi,
Aku langsung berlari keluar kamar untuk memastikan kebenaran tempat ini adalah kerajaan Singosari.
"Tunggu Ndoro, jangan berlari anda masih sakit!" seru Layung Sari mengejarku
Ketika aku berada di luar ruangan aku melihat semua perajurit dan para dayang menatapku dengan tatapan aneh.
"Yang mulia kenapa berlari sangat cepat padahal masih sakit," ucap Layung Sari terengah-engah
"Tutup mata kalian!" seru Layung Sari
"Ya ampun Ndoro, anda masih pakai dalaman kok keluar kamar sih, bagaimana kalau Permaisuri tahu bisa gawat ini," imbuhnya sembari memakaikan jubah padaku
"Ada apa ini, kenapa semuanya berkumpul disini, apa yang terjadi?" tanya seorang lelaki tampan menatap lekat kearah ku.
"Yang Mulia Senopati!" seru mereka langsung menunduk memberi hormat
Senopati, apakah dia Dyah Lembu Tal tokoh yang sangat fenomenal itu.
Aku terus menatap lekat lelaki tampan di depanku itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Ass Yfa
aku semakin suka ceritamu thor, bisa tahu sejarah....
2024-02-13
0
Imas Masripah
sy suka biasanya kan tema travel itu bangsa China kerajaan China, jarang sekali ke jamamg kerajaan bangsa Indonesia aku sangat suka💙💙💙💙💙
2023-06-30
0
Yuli Eka Puji R
berarti di novel ini rangga dan barra dah ga ada ya thor khusus anak gilang aja ya
2022-11-20
0