Novel ini adalah fiksi belaka, semua adegan, dalam novel ini adalah murni imajinasi dari authornya jadi jangan diperdebatkan atau di samakan dengan sejarah aslinya.
"Ada apa ini, kenapa semuanya berkumpul disini, apa yang terjadi?" tanya seorang lelaki tampan menatap lekat kearah ku.
"Yang Mulia Senopati!" seru mereka langsung menunduk memberi hormat
Senopati, apakah dia Dyah Lembu Tal tokoh yang sangat fenomenal itu.
Dyah Lembu Tal atau Dyah Shingamurti, hidup sekitar abad 12 hingga abad 13, dia adalah seorang tokoh kontroversial karena ada yang menyebutnya sebagai perempuan dan ada yang menyebutnya seorang laki-laki.
Dyah Lembu Tal adalah cucu Ken Arok dari pernikahannya dengan Ken Dedes, namun banyak yang menyayangkan kenapa ia tidak menjadi Raja Tumapel selanjutnya menggantikan ayahnya Mahisa Cempaka atau Bhatara Shingamurti.
"Tidak ku sangka, aku aku akan bertemu dengan leluhurku disini, ck, ck, ck," ucapku sembari menatapnya intens
"Tidak baik berada di luar saat kau baru pulih Dinda," ucapnya sembari menggandeng tanganku dan mengajakku masuk ke dalam paviliun.
"Kenapa kau tidak memberitahukan aku jika Dinda Prameswari sudah siuman?" tanyanya kepada Layung Sari
"Mohon maaf Yang mulia Senopati, Ndoro Ayu baru saja siuman satu jam yang lalu, dan hamba tidak tahi kenapa beliau langsung menunju ke halaman pendopo," jawab Layung Sari
"Lebih baik kau istirahat dulu Dinda, aku harus menemui Kanda Kertanegara, akan mengunjungimu lagi nanti malam dan aku janji akan menginap di sini untuk menjagamu," jawabnya sembari memasang selimut dan kemudian mencium keningku
"Hmmm, pergilah," jawabku langsung mengusap keningku membuat lelaki itu menatap tajam kearahku.
"Aish, kenapa dia harus bersikap manis padaku, kenapa dia tidak bersikap dingin atau arogan saja seperti dalam novel-novel romance agar aku tidak jatuh hati padanya. Ingat Sora kau tidak boleh tergoda dengan pria tampan itu. Kau harus ingat ini negeri dongeng semuanya yang ada di sini hanya fake sama seperti di dunia halu. Sekarang yang terpenting adalah mencari tahu kenapa wanita ini bisa koma dan kenapa aku harus berada di tubuh wanita ini, baiklah untuk itu aku harus mereplay adegan sebelum aku tiba di tempat ini."
"Tunggu... sepertinya dulu ayah pernah meramalkan masa depanku," aku kemudian mencoba mengingat kembali saat ayahku melihat masa depanku.
*Flashback dua belas tahun lalu
Seorang gadis cantik memakai baju seperti putri Raja menghampiriku saat aku berusia delapan tahun. Dia mengajakku menemui ayahku yang sedang berbincang dengan Om Rangga dan Om Barra. Kalian pasti penasaran kenapa aku bisa melihat Om Barra kan?, itu karena aku adalah anak indigo mungkin kemampuan ayah dan ibu menurun padaku sehingga aku bisa melihat makhluk-makhluk tak kasat mata dari kecil
"Tidak terasa kita sudah semakin menua guys, bagaimana kita bisa menumpas kejahatan lagi, kalau tulang-tulang kita semakin rapuh," ucap Om Rangga gusar
"Benar, hanya gue yang tidak pernah menua dan tetap awet muda," sahut Barra
"Jangan takut Om, Sora akan menggantikan kalian," ucapku menghampiri mereka
"Sora kok ada disini?" tanya ayah
"Iya, tadi ada kakak cantik mengajakku ketempat ini," jawabku sumringah tapi saat aku akan menunjukkannya kepada mereka Kakak cantik itu sudah menghilang
"Jangan-jangan anakmu di bawa Wewe gombel ke sini Lang?" ucap Rangga
"Ah, gak mungkin mana ada Wewe gombel yang berani culik anak gue, kecuali Wowo gombal baru gue percaya," jawab Gilang sambil terkekeh
"Sue Lo!" seru Barra
"Emangnya Kaka cantik itu bilang apa ke Sora?" tanya Gilang
"Dia bilang aku harus jadi penerusnya dan menggantikan tugas ayah dan Om Rangga yang sudah mulai kehilangan kekuatannya," jawab gadis itu
"Wah kau benar, ayahmu adalah seorang titisan Ken Arok jadi kau juga memiliki darah kesatria darinya, jadi aku yakin kau akan menjadi wanita tangguh seperti Kaka cantik itu," ucap ayaj kemudian mengusap lembut rambutku
"Kau....!" seru ayah menggelengkan kepalanya
"Aku kenapa ayah?" tanyaku penasaran
"Kau memang akan menggantikan ayah suatu hari nanti, kau akan bisa melihat masa depan, kau akan menjadi putri yang tangguh yang bisa menyelamatkan sebuah kerajaan dari kehancuran, ayah bangga padamu nak," ucap Gilang
"Hanya satu pesan ayah, jadilah dirimu sendiri dan jangan pernah menjadi orang lain dan yakinlah pada kemampuanmu sendiri. Jangan pernah minder ataupun kecil hati karena sejatinya setiap manusia memiliki kelebihan sendiri-sendiri yang tidak dimiliki orang lain, dan itulah yang membuat dirimu berbeda dengan yang lain," ucapnya menepuk pundak ku
"Sekarang Sora masuk ke dalam dulu ya, nanti ayah akan menyusul,"
"Ok," aku segera berjalan menuju ke dalam rumah
"Apa yang kamu lihat Lang?" tanya Rangga
ucapan Om Rangga membuat aku penasaran dan menghentikan langkahku, kemudian aku bersembunyi di bawah rerimbunan bunga melati mendengarkan perbincangan ayah dan teman-temannya.
"Ada deh," sahut ayah
"Kasih tau dong, kepo nih," ucap Rangga
"Rahasia," bisik Gilang
"Diih gitu," cibir Rangga
Ayah menghela nafas panjang, dan menatap kedua sahabatnya.
"Jika suatu hari aku lebih dulu meninggalkan kalian, tolong jaga putriku dan istriku. Entah kenapa aku merasa kehidupan mereka akan menderita sepeninggal ku nanti," ucap ayah menerawang
"Aku melihat kehidupan putriku yang akan melakukan perjalanan waktu ke abad 13, dan bertemu dengan cucu Ken Arok Dyah lembu Tal yang penuh kontroversi. Dia akan menjadi selir tokoh terkuat di Singosari itu, akan tetapi dia akan menemukan banyak musuh di sana." imbuhnya menatap Barra
"Kenapa kau menatapku?" tanya Barra
"Karena hanya kau yang bisa melindunginya, jadi tolong jaga putriku, karena dari kita bertiga hanya kau yang akan hidup paling lama dan tidak pernah berubah," jawab Gilang
*Flashback off
"Aha!! aku tahu sekarang!" seruku membuat Layung Sari terkejut mendengar ucapanku
" Oh ada apa Ndoro, kenapa anda berteriak??" tanyanya penasaran
"Oh tidak apa-apa, aku hanya menemukan sesuatu yang sangat penting," jawabku sembari tersenyum dan mengangkat alisku
"Apa itu??"
"Ish kepo!" cibirku
"Kepo itu apa Ndoro?" tanyanya penasaran
"Kepo itu sama dengan ingin tahu, apa kau paham?" tanyaku menatapnya dari dekat
"Iya aku kepo, hihihi," jawab wanita paruh baya itu sambil tertawa
"Baiklah karena aku akan memberitahukan mu karena kau adalah dayang setiaku, bukan begitu?" tanyaku mendekatkan wajahku kepadanya.
"Hehehehe, iya," jawabnya meringis
"Hanya Om Barra yang bisa membawaku kembali ke dunia real dan meninggalkan negeri dongeng ini, jadi aku harus memanggilnya agar dia datang menolong ku,"
"Om Barra siapa, sepertinya aku belum pernah dengar nama itu di Tumapel maupun di Galuh Pakuan," ucap Layung Sari
"Dia adalah Om ku,"
"Om??" tanyanya semakin penasaran
"Aish, kamu pasti bingung dengan istilah Om bukan, Om itu sama dengan paman," jelasku
"Oh, tapi Ndoro...bukanya paman anda itu Senopati Rakeyan Wisanggeni, lalu Om Barra siapa?"
"Aish, dia memang dia bukan dari Galuh pakuan, jadi kau tidak mungkin mengenalnya. Tapi aku yakin hanya dia yang bisa membawaku pulang ke rumah, aku takut terjadi sesuatu dengan ibuku,"
"Pulang, apa kau ingin kembali ke Galuh Pakuan Ndoro?"
"Bukan ke Galuh Pakuan, tapi ke real, ke duniaku, ke Jakarta!," jawab ku emosional
"Real itu dimana Ndoro, apa Ndoro mau kabur lagi seperti waktu itu, tolong jangan lakukan lagi Ndoro, itu berbahaya Ndoro. Jika kemarin Ndoro bisa selamat itu adalah suatu keajaiban, tapi jangan lakukan hal itu lagi, aku mohon Ndoro," ucap wanita itu sembari bersujud di bawah ranjangku
Hmmm, sebenarnya apa yang terjadi dengan wanita ini, aku penasaran tapi ...itu tidak penting yang penting sekarang aku harus kembali. Aku harus pulang, aku takut terjadi sesuatu dengan ibuku dan aku takut akun MAGOku di bajak orang lagi,
"Ok, terima kasih atas perhatian mu dayangku, tapi saat ini yang aku butuhkan adalah sesaji untuk memanggil Om Barra, karena aku harus pulang," aku segera melompat dari ranjang ku dan menuju ke dapur.
"Ndoro mau kemana Ndoro, tunggu!" seru Layung Sari mengejarku
"Ada apa yang mulia datang ke dapur?" tanya seorang dayang
"Aku mau kopi hitam, ayam bakar sama kembang tujuh rupa, jangan lupa satu sisir pisang Mas," ucapku lantang
"Hmmm, terus apalagi ya sesaji untuk memanggil Om Barra,"
"Tambahkan bubur merah putih juga dan bawa semuanya ke kamarku," imbuhku
"Baik Ndoro!"
"Eits, satu lagi!" seruku membuat mereka bengong dan menatapku
"Apa lagi Ndoro?"
"Gak pake lama, semuanya harus cepat," ucapku kemudian meninggalkan mereka
"Baik Ndoro!" seru mereka langsung bergegas mengerjakan apa yang aku suruh
"Ah, rasanya senang juga menjadi seseorang yang memiliki kekuasaan, bisa memerintah orang seenaknya sendiri, tapi tetap saja aku harus segera kembali ke duniaku aku harus pulang, aku mau pulang!!"
Satu jam kemudian beberapa orang dayang membawa semua pesanan ku kedalam kamar.
"Ok, thank you semuanya!" seruku kemudian menutup pintu kamarku dan menyuruh mereka pergi.
"Semuanya sudah tersedia, tinggal aku membakar dupa dan memanggil Om Barra," ucapku sumringah
Aku kemudian menarik nafas panjang dan memejamkan mataku bersiap membaca mantera pemanggilan arwah.
*Braakkk!!
Aku segera membuka mataku ketika mendengar suara seseorang membanting sesuatu di depanku.
"Kau, apa yang sedang kau lakukan Dinda!" seru Lembu Tal dengan penuh amarah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Yuli Eka Puji R
itu rangga sm barra mana udh di ksh amanah buat bantu jaga anak sm istrinya rangga smp kaya begitu
2022-11-21
0
Ayuk Vila Desi
ternyata Soraya anak ya Gilang toh
2022-08-29
0
Mary my
kirain bar bar yg dateng udah kangen sm mas babar.😁
2022-04-07
0