Halusinasi

Selamat membaca!

Ansel berusaha untuk memastikan apa yang saat ini dilihatnya. Namun, keberadaan pria bertubuh kekar yang masih berdiri di hadapannya, membuat Ansel masih tak dapat melihat jelas sosok wanita yang dipikirnya adalah Irene.

"Lain kali hati-hati!" titah pria itu dengan ketus, kemudian ia mulai beranjak, hingga pandangan Ansel kini mulai jelas melihat kedua wanita yang masih berdiri di depan meja resepsionis.

"Wanita itu memang mirip sekali dengan Irene." Ansel pun mulai melangkah untuk memastikannya. Namun, baru satu langkah, tiba-tiba tangan seseorang menepuk pundaknya, hingga membuat Ansel secara refleks menoleh ke belakang dan membelakangi meja resepsionis.

"Tuan Ansel, maaf jika saya datang terlambat," ucap Lucas menyapa Ansel dengan senyum ramah yang terbit di wajahnya. Ini adalah pertemuan pertama keduanya. Namun, situasinya kali ini benar-benar kurang tepat karena Ansel harus memastikan apakah wanita yang dilihatnya itu adalah Irene atau bukan.

Saat mengingat akan hal itu, Ansel seketika kembali membalikkan tubuhnya untuk melihat ke arah resepsionis dan mengabaikan Lucas sejenak, hingga akhirnya raut wajahnya tampak kecewa karena ternyata sosok Irene yang dilihatnya tidaklah nyata.

"Aku pikir yang aku lihat itu adalah Irene, ternyata wanita itu hanya sendiri dan aku hanya berhalusinasi saja. Sepertinya aku benar-benar harus beristirahat untuk menenangkan pikiranku yang saat ini begitu merindukan Irene," gumam Ansel menundukkan kepalanya dengan raut kecewa yang tampak jelas di wajahnya.

Lucas pun berdehem sembari menyentuh pundak Ansel yang seketika membuyarkan lamunannya.

"Tuan kenapa? Apa yang Anda lihat?" tanya Lucas yang merasa aneh, terlebih saat ini raut wajah Ansel terlihat pucat.

"Tidak apa-apa Lucas, aku ingin ke kamarku dulu, sepertinya kita mulai pencarian satu atau dua jam lagi ya. Apa tidak masalah kau menunggu?" tanya Ansel yang saat ini dalam kondisi yang kurang baik.

"Tentu Tuan, berisitirahat saja. Saya akan menunggu Anda di lobi ini."

"Jangan sungkan Lucas, ikutlah ke kamarku. Kamar itu cukup luas, kau bisa menunggu di sana."

"Baiklah Tuan, jika itu keinginan Anda."

Keduanya pun melangkah menuju sebuah lift yang berada di ujung lobi. Selang beberapa menit Ansel dan Lucas pergi, Irene terlihat kembali kehadapan Nisa, setelah ia menemui manager di hotel ini untuk interview singkat.

"Aku diterima Nisa dan mulai besok aku sudah bisa bekerja di hotel ini," ucap Irene menyampaikan kabar baik pada sahabatnya itu yang seketika disambut dengan penuh keceriaan oleh keduanya.

"Selamat ya Irene. Tidak ada usaha yang akan mengkhianati hasil kan. Akhirnya setelah dua tempat kita gagal, ditempat ketiga ini kamu diterima."

Tiba-tiba raut wajah Irene kembali datar. Bahkan tak ada lagi senyum di wajahnya yang kini berganti raut sendu.

"Tapi Nisa aku hanya sebagai pengganti saja, karena ada seorang karyawan resepsionis yang sedang cuti selama dua bulan, karena akan melahirkan. Mereka membutuhkan karyawan baru dengan cepat dan kebetulan cara penyampaianku dalam public speaking bagus, makanya walau aku sedang hamil, mereka tetap menerima dan menyodorkan aku kontrak selama dua bulan."

Nisa pun mendekati Irene dan mengusap punggungnya dengan senyuman untuk menghibur Irene. "Tidak masalah Irene, jangan dipikirkan nanti, yang terpenting saat ini kamu sudah diterima dan kita harus rayakan ini. Aku ingin mengajakmu jalan-jalan ke sebuah mall, apa kamu mau?" Perkataan Nisa seketika mengembangkan senyum yang manis di wajah Irene.

"Tentu aku mau." Irene memeluk tubuh sahabatnya itu dengan erat. "Terima kasih ya kamu sudah menjadi sahabat terbaikku," sambung Irene dengan penuh haru.

"Sama-sama Irene."

Suasana yang begitu mengharukan tercipta di antara keduanya. Namun, tiba-tiba suara seseorang membuat mereka dengan cepat melepas pelukannya.

"Maaf Nona, tolong jangan terlalu lama di depan meja resepsionis, karena menghalangi pengunjung lainnya!"

Raut wajah keduanya kini tampak memerah, karena menahan rasa malu yang seketika hadir di dalam diri mereka.

"Maaf ya, kalau begitu kami permisi dulu."

Keduanya melangkah dengan tergesa meninggalkan lobi hotel untuk menuju mobil Nisa yang terparkir di area samping hotel.

🌸🌸🌸

Bersambung✍️

Berikan komentar motivasi kalian agar saya bisa terus update banyak episode ya.

Terima kasih.

Jangan lupa like dan vote ya.

Terpopuler

Comments

Kusmiati Kus

Kusmiati Kus

moga saja dengan diterima nya irene disitu mereka cepat ketemu

2021-04-20

0

Nur Rini

Nur Rini

hore...

2021-04-18

1

Ita Sinta

Ita Sinta

lanjut

2021-03-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!