Pertemuan

Selamat membaca!

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 12 jam lamanya. Kini Ansel sudah tiba di Birmingham Airport.

Pria itu terlihat sedang mengedarkan pandangan untuk melihat sekitarnya, sambil terus menarik koper yang dibawanya. Tiba-tiba jauh di depan sana, Ansel melihat seorang pria menabrak wanita paruh baya, hingga membuatnya terjatuh. Ia pun bergegas menghampiri dan dengan cepat langsung menolongnya.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Ansel sambil membantunya untuk bangkit.

Wanita paruh baya yang berusia sekitar 50an itu, kini telah kembali berdiri dan sangat berterima kasih atas kebaikan Ansel karena telah menolongnya.

Tak lama kemudian seorang wanita cantik datang menghampiri dengan raut cemas di wajahnya. Wanita itu bernama Tania Angelica.

"Ya ampun, Oma kenapa?" tanya Tania yang langsung memapah tubuh wanita paruh baya itu.

"Oma baik-baik saja Tania, tadi ada seorang pria stres yang menabrak Oma," jawab wanita paruh baya itu dengan nada yang sangat kesal, hingga membuat Ansel tersenyum saat mendengarnya.

"Huss, Oma itu enggak boleh menghina orang lain seperti itu, mungkin yang menabrak tadi tidak melihat Oma atau bisa saja dia sedang terburu-buru karena sesuatu, jadi sebaiknya Oma maafin ya, yang pentingkan sekarang Oma baik-baik aja."

"Padahal Oma ini kan masih hidup, masa pria itu tidak melihat Oma," jawab wanita paruh baya itu dengan raut wajah yang masih diliputi oleh amarah.

"Sudah, sabar ya Oma. Nanti darah tinggi Oma kumat lagi."

Wanita parah baya itu pun mengembuskan napasnya dengan kasar. Amarah yang sejak tadi hinggap di pikirannya, kini mulai mereda saat ia mengingat kebaikan Ansel saat menolongnya tadi.

"Oh ya, kamu harus berterima kasih pada pria ini, dia yang sudah menolong Oma!" titah wanita paruh baya itu untuk memberitahu cucunya.

Tania kini langsung melihat Ansel dengan senyum yang terlukis di wajahnya. "Terima kasih ya, karena Anda telah menolong Oma saya."

"Tidak masalah Nona, tapi sebaiknya jangan meninggalkan Omamu sendirian di tengah keramaian seperti ini!"

"Iya, maafkan saya untuk hal itu."

"Ya sudah kalau begitu saya permisi dulu. Hati-hati selalu ya Oma." Ansel pun berlalu dari hadapan Tania dan wanita paruh baya itu, yang masih menatap kagum dengan sosok Ansel.

"Jarang sekali ya ada pemuda seperti itu, peduli dengan orang lain, walaupun tidak saling kenal," puji wanita paruh baya itu dengan mengulas sebuah senyuman di wajahnya.

"Ayo Oma, Steve sudah satu jam menunggu kita. Dia pasti akan memarahiku, karena kita terlambat. Padahal semua bukan kesalahanku, pesawatnya aja kenapa bisa delay," gerutu Tania yang paling malas, jika mendengar ocehan Steve saat sedang marah.

"Tenang saja! Selama ada Oma, kakakmu itu tidak akan berani memarahimu," jawab wanita paruh baya itu sambil terus melangkah beriringan dengan Tania, yang senantiasa berada di sampingnya.

"Untung saja ada pria itu, padahal aku hanya meninggalkan Oma sebentar saja ke toilet," batin Tania kembali melihat ke arah Ansel yang terus menjauh darinya.

🍂🍂🍂

Setelah sampai di pelataran bandara, Ansel memanggil sebuah taksi yang berada tidak jauh dari tempatnya.

"Sekarang aku harus kemana? Bagaimana caranya aku bisa menemukan Irene di kota sebesar ini?" Ansel mendesah kasar dan terus memutar otaknya.

Tak berapa lama kemudian, taksi yang telah Ansel panggil itu berhenti tepat di hadapannya.

"Sebaiknya aku ke hotel dulu. Nanti aku bisa pikirkan lagi, kemana aku harus memulai untuk mencari Irene," gumam Ansel yang langsung masuk ke dalam taksi.

Taksi pun mulai melaju, setelah Ansel mengatakan tujuannya. Di dalam taksi, Ansel benar-benar memutar otaknya, terlebih saat ini ia berada di negara dan sebuah kota yang belum pernah dikunjunginya, itulah yang mempersulit langkahnya dalam melacak keberadaan Irene. Namun, tiba-tiba ia teringat dengan perkataan Owen sewaktu di bandara saat mengantarnya.

"Bukannya Owen mengirim sahabatnya untuk membantuku selama di Birmingham. Sebaiknya aku menghubungi Owen." Ansel langsung mengambil ponsel dari dalam kopernya dan mulai mengaktifkan ponsel yang selama di dalam pesawat ia matikan.

🌸🌸🌸

Bersambung✍️

Berikan komentar kalian ya.

Saya akan running update dulu ya, jadi maaf masih pendek-pendek episodenya.

⏺️ Steve dan Tania juga ada di Sekretarisku Canduku ya.

Terpopuler

Comments

CebReT SeMeDi

CebReT SeMeDi

tania adik steve ya tmn nisa

2021-05-11

0

Windy Veriyanti

Windy Veriyanti

selamat berjuang, Ansel ✊

maaf lohh...waktu kamu masih kasar sama Irene dan belum menyadari kesalahanmu...aku sering mengutuk kamu 😁😆

2021-04-24

0

Wida

Wida

suka ceritanya,, tp.behubung lom bca yg pacarku calon mertuaku jdi blik knan dlu bca yg it biar tua alurnya😘😘

2021-04-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!