Saya menghimbau kepada sahabat EP semua, agar kalian baca terlebih dahulu Suamiku Calon Mertuaku lalu Sekretarisku Canduku, agar kalian mengerti jalan ceritanya. Tentang Steve, Tania juga Nisa ada di judul Sekretarisku Canduku ya.
Selamat membaca!
Setelah menghubungi Owen, Ansel pun telah membuat janji untuk bertemu seorang pria yang bernama Lucas Andreas. Orang yang akan membantunya selama berada di Birmingham untuk menemukan Irene.
"Semoga saja dengan adanya Lucas, aku bisa tahu keberadaan Irene."
Taksi yang Ansel tumpangi kini sudah mulai memasuki area hotel. Sementara itu di pintu masuk menuju lobi, Irene tiba-tiba menghentikan langkah kakinya, hingga membuat Nisa pun diam mengikutinya. Namun, Ansel ternyata tidak melihatnya karena ia sedang sibuk mengirim sebuah pesan kepada Lucas untuk memberitahukan bahwa ia sudah tiba di hotel tempat mereka akan bertemu.
"Nisa, mana mungkin mereka mau menerimaku sedangkan perutku saja sudah kelihatan membuncit seperti ini."
Perkataan Irene dengan cepat disanggah oleh Nisa yang kemudian memberikan motivasi pada sahabatnya itu.
"Kamu itu enggak boleh putus asa, jangan suka mengatakan sesuatu yang mendahului takdir. Udah ayo kita coba dulu, masalah gagal tidaknya, yang penting kita kan udah usaha Irene."
Irene pun coba meyakini dirinya dan kembali melangkah untuk masuk ke dalam hotel, setelah Nisa menarik tangannya.
Baru saja Irene dan Nisa masuk ke dalam hotel. Taksi yang ditumpangi oleh Ansel, berhenti tepat di pelataran hotel. Setelah membayar biaya perjalanan taksinya, Ansel pun keluar dengan membawa kopernya.
"Hotel Park Regis, akhirnya aku sudah sampai. Rasanya lelah sekali, sepertinya aku harus beristirahat dulu sebelum mulai keliling kota untuk mencari Irene." Ansel pun melangkah masuk ke dalam hotel, saat itu jauh di depan sana, tepatnya di bagian resepsionis hotel, Irene dan Nisa terlihat sedang bertanya pada salah satu petugas resepsionis terkait masalah lowongan pekerjaan yang Nisa baca dalam sebuah portal berita.
Ansel terus melangkah menuju bagian resepsionis. Saat itu kedua matanya sudah dapat melihat kedua wanita yang saat ini masih berada di depan meja resepsionis hotel. Namun, Ansel tak menyadari bahwa wanita yang saat ini dilihatnya adalah Irene yang memang menjadi tujuannya datang ke Birmingham.
"Hotel ini lumayan bagus. Ternyata Owen memilihkan hotel yang tepat untuk aku tinggal selama di Birmingham," ucap Ansel yang sejenak mengedarkan pandangannya melihat sekeliling, sebelum ia melihat kembali ke arah meja resepsionis untuk melakukan check-in.
"Wanita itu! Kenapa semakin aku lihat malah semakin mirip dengan Irene ya?" tanya Ansel di dalam hati dengan menajamkan sorot matanya.
Ansel masih tak yakin dengan apa yang telah dilihatnya. Namun, semakin lama ia semakin yakin, bahwa memang wanita yang berada di depan meja resepsionis itu adalah Irene, jika dilihat dari postur tubuh dan rambut dari tampak belakangnya.
"Sepertinya itu benar Irene, lantas siapa wanita yang bersamanya itu? Apa itu temannya selama dia tinggal di sini?" gumam Ansel penuh pertanyaan dalam benaknya.
Demi menjawab rasa penasarannya, Ansel pun memacu langkah kakinya untuk memastikan apa yang dilihatnya. Jarak yang ada terasa panjang, karena pada kenyataannya memang lobi hotel Park Regis ini memang sangatlah luas dan benar-benar menampilkan kelas hotel yang mewah juga elegan.
Ketika langkah Ansel semakin tergesa, ia malah tidak fokus dalam melihat sekelilingnya, hingga seorang pengunjung tertabrak olehnya.
"Hai, hati-hati kawan kalau melangkah, pergunakan matamu!" tegur seorang pria yang tampak geram karena Ansel tak memperhatikan langkah kakinya.
Ansel pun melihat pria itu dengan raut penuh penyesalan, pria yang memiliki postur tubuh atletis dan sangat kekar itu kini tepat berdiri di hadapannya dan menghalangi pandangan matanya.
"Maafkan saya Tuan, jika saya kurang memperhatikan langkah saya," ucap Ansel melontarkan permohonan maafnya sambil mencari celah untuk dapat melihat ke balik tubuh pria kekar itu.
"Tapi apa mungkin itu Irene? Aku saja baru akan memulai pencarian, masa tiba-tiba Irene malah mendatangi hotel yang akan aku tempati," batin Ansel masih penuh keraguan dengan apa yang saat ini dilihatnya.
Ansel menepikan rasa penasaran dengan berpikir rasional. Ia sadar betul, jika kerinduan dan rasa bersalahnya terhadap Istrinya itu membuatnya selalu terbayang wajah Irene, bahkan banyak wanita yang dilihatnya sering menyerupai wajah istrinya itu.
🌸🌸🌸
Bersambung✍️
Berikan komentar kalian ya.
Terima kasih banyak atas dukungan kalian.
Jangan lupa vote ya, agar Ansel dan Irene bisa masuk ranking vote ya sahabat semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Henri Nugraheni
kalau gitu irene ansel pending dulu...pindah ke sekretarisku canduku😁
2021-07-27
0
Ira ajj
ughhh pdhl bener itu irene,napa ga dcari lg sehhhhh
2021-05-26
0
CebReT SeMeDi
makanya jgn sia2 in org yg baik ansel
2021-05-11
4