Sebenarnya alasan Riri mau kuliah di kampus Bima Sakti, di jurusan pendidikan Fisika, karena Ibunya dulu, merupakan lulusan terbaik di kampus tersebut.
Setelah lulus dan menempuh pendidikan Pascasarjana, Ibunya menjadi seorang dosen di kampus itu, namun semenjak menikah dengan ayahnya, ibunya pindah dan berganti profesi menjadi guru, di salah satu sekolah SMA di kota tempat tinggalnya sekarang. Itu semua Ibunya lakukan, demi Riri yang tidak mungkin hidup berpisah, dari kedua orangtuanya.
Besok lusa adalah waktu yang di berikan ayahnya, untuk memutuskan segalanya. Ayahnya berpikir Riri tidak akan menerima syarat yang diberikannya, namun siapa sangka ambisi anaknya jauh lebih keras dari pada baja.
Malam hari Riri keluar dan duduk di sebuah ayunan, di taman dekat rumahnya. Dia termenung memikirkan ambisi atau harga dirinya.
Tiba-tiba ada yang mendorongnya dari belakang, ia pun terjatuh dengan posisi kedua lutut menempel di tanah. "Aw sakit!" Lirihnya.
Terlihat seorang anak lelaki berumur 5 tahun yang sengaja mendorongnya, dan seorang pria tampan yang telihat hampir seumuran dengan Riri menyusul dari belakang anak kecil itu. "Maafkan adik ku, dia memang sedikit nakal," ucap Angga.
Pria itu mendekati Riri dan menjulurkan tangannya bermaksud untuk membantu Riri bangkit.
Sebenarnya Ia merasa enggan berkontak fisik dengan orang lain, namun karena posisinya yang sulit untuk bangkit seorang diri, memaksanya harus menerima uluran bantuannya. "Terima kasih!" cetus Riri.
"Apa yang sedang kau lakukan disini sendirian?" tanyanya.
"Aku sedang memikirkan masalahku," jawabnya.
"Masalah apa?" tanya Angga pelan. Riri terdiam tanpa menjawab pertanyaannya.
"Terkadang dengan masukan dari orang lain, masalah yang kita anggap sulit, solusinya semudah membalikkan telapak tangan," sambung Angga sambil tersenyum.
Riri diam sebentar sebelum akhirnya mulai berbicara. "Sebenarnya Ayahku terlalu protektif pada setiap hal yang menyangkut diriku."
Pria itu menduduki ayunan tempat Riri duduk sebelumnya. "Wajar jika seorang ayah protektif pada putrinya. Dia pastinya hanya ingin kamu tetap aman dan terjaga."
"Aku tau, tapi bagiku masa depan adalah hal yang paling penting."
"Coba bicarakan pada ayahmu baik-baik, walaupun dia protektif asalkan dia yakin kalau putrinya aman, pasti dia akan setuju dengan semua keinginan mu," sautnya sambil tersenyum.
"Kau benar! Ternyata itu tujuan ayah, memastikan agar aku tetap aman, bukan hal lain. Baiklah aku sudah memutuskan, terima kasih atas sarannya," ucap Riri.
Dia pun segera berlari pulang meninggalkan mereka dengan penuh semangat, sesampainya ia di depan rumah, "Ayah! aku terima persyaratan ayah," teriaknya.
Saat sudah di dalam rumah, Riri berhenti berlari dan berdiri mematung, karena melihat ayahnya yang sedang duduk di atas sofa, memandanginya dengan tatapan tajam. "Kamu ini! Anak gadis kok teriak-teriak!" cetus ayahnya.
"Hehe maaf Yah, ini karena Riri sudah membulatkan tekad untuk tetap kuliah di sana," ucapnya malu-malu.
Riri segera berjalan kebelakang ayahnya, lalu dengan perlahan ia memijat punggungnya. "Riri terima persyaratan ayah, asalkan bisa kuliah di sana," ucapnya pelan.
Sontak Ayahnya terkejut mendengar jawabannya, Ia berusaha untuk tetap tenang menutupi perasaannya. "Ba-baik kalau itu keputusanmu, kebetulan besok ada teman ayah yang mau berkunjung, pergilah beristirahat," kata ayahnya.
Riri menempelkan jari telunjuk dan tengah di dahi sebelah kirinya lalu mengayunkannya ke depan. "Oke Bos. Siap laksanakan," sahutnya sambil tersenyum lebar, lalu pergi berjalan menuju ke arah kamarnya.
"Dasar… Putri kesayangan ayah, sama percis seperti ibunya, yang keras kepala… lihat sayang, putri kita ternyata sudah dewasa...," gumamnya mendesah seraya memandang foto yang terpajang di dinding.
Sikap yang keras kepala, akan menimbulkan bencana yang merugikan diri dan orang lain di masa depan. Keputusan untuk menikah di usia dini, hanya karena alasan sepihak, suatu saat hal itu akan menjadi sebuah penyesalan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Nurhayati Ho
pertemuan tak terduga 😆
2021-02-01
0