Bruuuaakkk,,,
"ahhh" gadis itu berjongkok dan langsung mengumpulkan buku dan kertas kertas yang berceceran di lantai setelah aku tak sengaja menabraknya saat kami berpapasan.
Aku sedang bergurau bersama kedua sahabatku dan kami saling mendorong hingga saat Dion mendorong tubuhku aku menabraknya. Merasa bersalah Dion dan Angga segera membantu gadis itu mengumpulkan kertas kertasnya. Aku tetap berdiri di tempatku ditemani Febby yang sibuk merapikan kemejaku yang agak berantakan. Dia tersenyum karena kali ini tak menolaknya. Namun matanya menyorotkan rasa tidak suka saat menyadari aku tak berkedip melihat gadis berhijab panjang yang masih menunduk sibuk merapikan kertasnya.
" ini" Dion mengulurkan kertas yang di tangannya pada gadis itu. Kulihat gadis itu berusaha mengambil kertas dari tangan Dion tanpa menyentuh tangannya. Begitu juga saat dia menerima uluran kertas dari Angga. Setelah selesai dia menangkupkan kedua belah tangannya ke depan dadanya seperti mengucapkan terima kasih. Tak sepatah kata pun ku dengar keluar dari bibirnya. Bahkan saat Dion meminta maaf padanya karena kami tak sengaja menabraknya tadi dia juga hanya membalas dengan anggukan pelan dan sopan.
Aku tak bisa melihat wajahnya karena dia mengenakan hijab bercadar. Aku hanya bisa melihat mata bulat hitam dengan tatapan yang teduh. Sejenak hatiku berdesir. Entah perasaan apakah itu namun sepasang mata itu sangat membuatku penasaran siapa sebenarnya pemiliknya.
Aku terus memandangi kepergian gadis itu hingga Dion menepuk bahuku dan mengajakku segera pulang. Di mobil aku duduk di depan seperti biasa membiarkan Dion menyetir. Di belakang ada Febby dan Angga. Mereka saling membicarakan hal hal yang sama sekali tak menarik perhatianku. Hampir sebulan jadian dengan Febby membuat wanita itu selalu ikut kemana pun kami pergi. Itu membuat kedua sahabatku akrab dengannya. Walau berada dalam mobil yang sama aku hanya diam tak mengimbangi obrolan mereka sama sekali. Pikiranku jauh melayang pada gadis berhijab tadi.
"Siapa dia? Kenapa selama ini aku tak pernah melihatnya? Dan matanya itu menyorotkan sinar teduh yang mampu mengusik hatiku" pikiranku terus melayang
"Aku turun dulu ya honey" suara Febby menyadarkanku. Aku melihat sekeliling dan baru menyadari kami telah sampai di depan rumahnya.
"Hmmm" sahutku pendek. Febby sedikit kesal dengan jawabanku itu tapi sama sekali tak memprotes dan langsung turun dan melambaikan tangannya pada kami sebelum kami melajukan mobil kami.
"sebulan menemaninya aku bahkan sama sekali belum pernah disentuhnya" gerutu Febby memandang kepergian kami lalu masuk ke rumahnya.
"Siapa gadis berhijab itu tadi?" tanyaku pada Dion
"gue gak tau bro,,, mungkin Angga tau? " jawabnya seraya melirik Angga dari kaca mobil
"hhaahh gue gak tau juga. kenapa emangnya bro? " tanya Angga balik padaku
"Gak apa apa,, " sahutku pendek
"Aku harus mencari tau sendiri siapa wanita itu" batinku
Keesokan harinya aku meminta sahabatku dan Febby untuk tak menggangguku. Aku hanya ingin sendiri dan menghabiskan waktuku membaca di perpustakaan kampus. Tak ada satu pun dari sahabatku memprotes karena mereka tau aku tak suka dilarang siapa pun saat aku ingin ke perpustakaan. Tempat itu merupakan satu satunya tempat yang paling aku sukai. Bahkan saat Febby meminta untuk ikut denganku mereka berdua menariknya pergi.
Aku memilih milih buku apa yang hendak ku baca. Mataku sibuk membaca setiap judul yang tertulis di buku buku itu hingga aku aku menghentikan kegiatanku saat mataku menangkap sosok wanita yang ku kenal
"Dia??" aku bisa mengingat pasti siapa sosok itu walau tak pernah sama sekali melihat wajah dibalik cadar itu.
Mataku mengikuti kemana pun perginya gadis itu. Dan saat dia sudah duduk aku dengan sembarangan mengambil sebuah buku tanpa membaca judulnya. Aku hanya ingin memiliki alasan untuk duduk juga dan bila perlu mencari posisi agar dekat dengannya. Rupanya situasi pun mendukungku karena perpustakaan yang biasanya tak banyak pengunjung ini tiba tiba ramai hari ini hingga hanya ada satu kursi tersisa untukku itu pun tepat di depan gadis itu.
"ehem,,, permisi. Boleh aku duduk disini?" aku mencoba menyapanya. Dalam hati aku merasa aneh dengan sikapku sendiri.
"sejak kapan aku meminta ijin melakukan sesuatu" tanyanya dalam hati
Gadis itu menoleh dan matanya tertuju padaku.
Deggg,,,
Mata itu lagi,,,
Sejurus kemudian dia mengangguk dan melanjutkan membaca bukunya. Sama sekali dia tak menunjukkan sikap seperti wanita lain saat melihatku. Mereka berlomba mencari perhatianku. Seperti wanita wanita yang ada di pojokan ruangan ini yang sedang mencoba menarik perhatianku dengan menyingkapkan rok mininya dan melambaikan tangannya padaku. Aku hanya melengos tak tertarik dan kembali menatap gadis di depanku yang sama sekali tak menoleh atau pun melirikku.
Aku duduk perlahan. Memperhatikan gadis itu baik baik. Dia tetap sibuk dengan bukunya. Agar dia tak curiga aku membuka buku yang kubawa dan pura pura membuka buka halamannya seperti sedang membaca. Mataku sama sekali tak terlepas dari gadis yang tetap membaca itu.
"gadis ini sama sekali tak ingin memandangku,,, apa dia tak tau siapa aku? Tapi wanita mana di kampus ini yang tak mengenaliku? gadis ini sungguh berbeda dan membuatku penasaran." aku terus membatin sambil menatapnya.
Aku gelagapan pura pura membaca kembali saat aku menyadari gadis itu mulai menutup bukunya. Setelah merapikan semua dia beranjak ke meja penjaga perpustakaan untuk memberitahu buku apa yang dipinjamnya. Ekor mataku masih terus mengikuti kemana pun gadis yang sama sekali tak bergeming itu walau sudah begitu dekat denganku. Bahkan saat tadi berdiri dan meninggalkan meja dia sama sekali tak melirikku. Ku lihat dia sudah keluar meninggalkan ruangan ini. Aku segera beranjak menghampiri si penjaga.
"Eh mas Darren,,, mau dibawa pulang bukunya ini?" sapa si penjaga melihat buku yang ku bawa
"siapa nama gadis berhijab itu? kau pasti punya daftar nama peminjam buku disini kan?" ketusku dingin
Penjaga itu tergopoh gopoh membuka buku daftar peminjam buku dan setelah menemukan nama yang cocok dia membalikkan buku itu ke arahku agar aku bisa membacanya. Dia menunjukkan sebuah nama.
"CHAIRA FAJIRA"
Aku menepuk buku itu dan segera pergi mengejar Chaira yang belum jauh tanpa mengucapkan terima kasih pada penjaga yang langsung mengelus dadanya itu.
Dari daftar nama di buku itu aku tau Chaira adalah salah satu mahasiswi yang mengambil jurusan hukum. Dia sebenarnya berada di semester yang sama sepertiku tapi entah kenapa aku tak pernah melihatnya selama ini. Dari buku itu pun aku tau bahwa dia sering mengunjungi perpustakaan.
"kenapa juga aku tak pernah melihatnya" sesalku
Mataku mencari cari keberadaan Chaira. Aku senang saat melihatnya. Dia sedang berdiri berbicara dengan beberapa teman wanitanya. Samar samar ku dengar dia mengatakan ingin segera pulang. Suaranya yang hanya terdengar lirih di telingaku membuat aku ingin mendengar lebih banyak lagi. Tapi saat ku lihat dia mulai meninggalkan halaman kampus aku berniat untuk mengikutinya.
Jangan lupa vote dan like nya ya para pembaca
Terima kasih 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 246 Episodes
Comments
Lili Astuti
jatuh cinta pada pandangan pertama
2023-08-31
1
Ayu Nuraini Ank Pangkalanbun
g semua cwe yg itu sama kyk pemikiran kmu Darren
2023-02-08
1
Yovi Zakaria
faren sdh nunya kesempatan kok gak negur duluan siih kesempatan emas tuh
2021-08-18
1