Happy reading 📖😍
Sesaat setelah dipersilahkan masuk oleh suster, Danang hati-hati melangkah mendekati sekretaris Salsa yang tersenyum getir ke arahnya seraya menahan rasa sakit yang luar biasa dengan tatapan bening berkaca-kaca.
"Apa kau ingin bicara sesuatu Sa?" ucap Danang manakala melihat gadis itu tengah berusaha mengeluarkan suara namun terasa berat diucap.
Salsa yang malang terlihat mengangguk seraya berusaha tersenyum.
"Ma_aaf..., a_ku ti_dak bisa m_enjaga Lian d_engan baik," ucapnya gagap.
Sesaat Danang menghela napas berat, "Apa yang terjadi Sa?"
"Pe_mu_da itu. Z_Zane....," lanjutnya tertatih.
"Zane? Siapa Zane. Kenapa dengan dia?" Danang mengikuti setiap ucapan Salsa dengan sabar.
"Li_Lian.." baru saja ia berucap tiba-tiba gadis itu menjadi sekarat.
"Sa, Salsa bertahanlah. Kau mau bicara apa, siapa lelaki itu?" pekik Danang panik melihat perubahan kondisi Salsa.
Lantas membuat pemuda itu sigap menekan tombol darurat hingga dokter dan perawat segera berdatangan berusaha melakukan tindakan terhadap pasien.
"Dokter, tolong selamatkan dia dok. Cuma dia satu-satunya saksi kecelakaan ini," ucap Danang panik dengan air mata yang kian berjatuhan.
"Baik tuan, kami harap anda tenang. Kami akan mengupayakan yang terbaik untuk menyelamatkan pasien," jelas dokter yang sigap memulai aksi tangan dinginnya sebelum Danang benar-benar diboyong keluar dari ruangan tersebut oleh petugas kesehatan.
'Salsa, tolong Sa...., bertahanlah demi Lian,' gumamnya lirih seraya bolak-balik tidak tenang dari ujung ke ujung ruang ICU.
Pagi itu Danang tidak bisa menemani Salsa lebih lama karena harus mengurus kepulangan jenazah almarhumah calon isterinya untuk segera dikebumikan. Selain itu, Danang juga menghubungi pihak perusahaan Carnelian Group agar segera merujuk kepada pihak hospital K untuk perawatan lanjutan terhadap pegawai mereka sekretaris Salsa.
Usai mengebumikan Lian di sore harinya, Danang mendapat kabar duka selanjutnya dari hospital K bahwa pasien atas nama Salsabila Ananta telah menghembuskan napasnya yang terakhir. Jenazahnya akan segera dikirim kepada keluarganya oleh pihak perusahaan ke kampung halamannya di pulau seberang.
Danang sangat terpukul dengan peristiwa tersebut. Salsa adalah satu-satunya harapan sebagai saksi untuk mengetahui penyebab kecelakaan yang menimpa calon isterinya kini telah berpulang menghadap sang pencipta mengikuti jejak almarhumah calon isteri.
Beberapa kali Danang tersungkur dan jatuh pingsan akibat terpuruk membuat segenap keluarganya ikut merasakan penderitaan yang dialami putera semata wayang mereka itu.
Tiga bulan berlalu..
Menjelang pagi, mobil hitam edisi terbatas milik Danang memasuki area bagasi rumah milik Tuan Billy. Pemuda itu tiba-tiba mendapat panggilan khusus dari tuan mantan calon ayah mertuanya itu.
"Selamat pagi om. Aku datang memenuhi panggilanmu om," ucap Danang sopan.
"Duduklah," tukasnya datar.
Danang segera memposisikan duduknya di sebelah pria paruh baya yang tengah duduk sendirian di ruang keluarga.
Pria tersebut terlihat menyambut kehadiran Danang dengan menatap kosong pada pemuda itu.
Hening...
"Ada hal penting apa hingga om memanggilku sepagi ini?" tanya Danang memecah hening.
Tuan Billy menghela napasnya berat, "Om memanggilmu ke sini hanya untuk memberikan ini kepadamu," ucapnya seraya menunjukkan sebuah amplop besar berwarna cokelat,
"di sana kau bisa melihat sisi lain dari puteriku," lanjutnya seraya menghela napas berat.
Danang ikut memasang kening yang mengerut. Meraih map yang dimaksud oleh tuan Billy tersebut lalu meneliti sejenak isi dari amplop itu. Apa gerangan membuat pria paruh baya itu bersikukuh memanggilnya sekedar memberikan benda kenangan milik Lian kepadanya.
"Maafkan om karena sudah terlanjur melibatkanmu dalam hal ini," lanjutnya getir.
Danang menggut-manggut pelan. Pemuda itu tidak terkejut ketika mendengar ucapan tuan Billy mengenai sisi lain seorang Lian. Pemuda itu banyak mengetahui tentang Lian yang suka melampiaskan segala kekecewaannya dengan alkohol. Lian selalu kesepian semenjak ditinggal oleh sang ibu tercinta membuatnya terkesan kasar dan jutek manakala berhadapan dengan dunia yang kejam.
Didikan lasak dan manjaan dari seorang ayah membuat puteri kecilnya itu tumbuh menjadi seorang gadis yang manja, keras kepala, dan bebas dalam bergaul.
Meskipun demikian Danang percaya bahwa Lian masih bisa menjaga kehormatan diri dan keluarganya. Lalu apa yang membuat pria paruh baya ini seketika menunjukkan rasa bersalahnya yang mendalam kepada Danang.
"Maafkan dia," ucapnya berat, "dia hanya gadis manja yang keras kepala. Tapi sesungguhnya dia orang baik," lanjutnya dengan tatapan berkabut kepada pemuda yang duduk disampingnya.
Rintihan seorang papa yang merasa tidak bisa menjaga puterinya dengan baik.
"Ya, om tidak usah khawatir lagi. Aku sudah memaafkannya sejak awal paman," balas Danang sopan.
"Jika ditelisik dari siapa yang paling bersalah terhadap diri Lian, maka om lah orang yang paling bersalah di sini karena om telah salah jalan dan tidak berhasil menjadi single parent yang baik buat mendiang Lian," jelas tuan Billy sebak.
Danang hanya bisa menenangkan pria paruh baya itu tanpa bisa banyak berucap.
"Om harap kau bisa mengikhlaskan kepergian Lian agar dia bisa tenang di alam sana," tambah tuan Billy.
Di keheningan fajar menyingsing...
Danang menyendiri di kamar sembari menatap intens isi amplop yang diberikan oleh tuan Billy kepadanya seminggu yang lalu. Pemuda itu tidak bisa fokus dengan kehidupannya yang sekarang. Urusan perusahaan diserahkan kepada sang ayah untuk mengatasinya.
Danang sudah mengetahui secara terperinci penyebab utama kecelakaan yang menimpa Puteri Carnelian Sanjaya.Pantas saja tuan Billy begitu ngotot untuk menyerahkan diari dan flash disk itu kepada dirinya.
Ya, Diari yang berisi perasaannya yang sesungguhnya kepada Diego yang bertepuk sebelah tangan, dan juga perjuangannya dalam merebut cinta pemuda itu hingga kepada perjalanan cintanya dengan Zane pria asal Spanyol yang berakhir mala petaka bagi dirinya di salah sebuah night club kota London.
Dalam diari itu ada sebuah kalimat yang membuat Danang merasa bahwa selama ini Lian menerima dirinya lantaran iba dengan perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtua mereka.
~Gue sedih, gimana ungkapkan semuanya ke Danang? Dia pemuda yang baik. Tidak sepantasnya dia mendapat pendamping hidup kayak gue. Jika boleh gue mau bilang ke dia 'carilah wanita yang lebih pantas untuk kau sanding dan itu bukan aku.' Tapi mau gimana lagi kalau sudah begini. Perjodohan tetaplah perjodohan. Lagian kasian papa yang sudah enggak punya siapa-siapa selain gue. -Lian.
Sedangkan flash disk itu sendiri berisi video penuturan sekretaris Salsa yang direkam oleh pihak HRD Carnelian Group atas permintaan almarhumah sendiri. Mengenai kronologi perayaan pesta kecil di Lounge milik Hotel K yang berujung pemerkosaan terhadap Lian dan juga maut bagi Zane.
Sementara kecelakaan mobil yang menimpa mereka adalah murni disebabkan oleh rem blong yang dialami oleh supir truk dari jalur yang berbeda hingga terguling menimpa mobil yang disetir oleh Lian dan akhirnya merengggut nyawa keduanya.
Danang merasa benar-benar terpukul. Bak tersambar petir di siang bolong. Kini sudah seminggu pemuda itu mendekam di dalam kamar. Wajahnya kusut tidak terurus.
Hatinya kini hancur berkecai tak berderai manakala mengingat sikap mendiang Lian yang selama ini berusaha baik di hadapannya namun sebenarnya menyimpan banyak luka yang tidak pernah ia ungkapkan kepada siapapun.
Apalagi kepada dirinya yang naif dan hanya sebatas calon suami yang tidak tahu menahu soal masa lalu calon isterinya sendiri.
•••••
Bersambung...
Teman-teman sekalian,
Terima kasih atas dukungan setia dari teman-teman semuanya. Jika ada yang tidak berkenan di hati bisa tinggalkan komentar yang membangun boleh ya..
Jangan lupa like rate dan vote juga favoritkan jika berkenan biar bisa ikuti kelanjutan cerita amburadul ini.🙏 😍
Salam lanjut dan saling dukung 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Bloom Atlon
sakitnya...
2022-03-14
0
Fira Ummu Arfi
likeeeeeee
2021-09-22
0
OceanoDolphin
like
2021-09-14
0