Happy reading 🙏😍
Lian mulai sadar sepenuhnya. Kali ini ia benar-benar kecolongan lantaran tidak bisa menjaga kehormatannya. Ia mulai terbayang akan wajah teduh sang calon suami yang begitu peduli dan sangat khawatir terhadap dirinya.
Rasa bersalah tiba-tiba meranah jiwa, mengungkung segenap raga yang mulai kehilangan separuh nyawa.
Air mata menggenangi wajah cantik yang mulai ketakutan melihat pemandangan asing di hadapannya. Pikirannya mulai bergelayut memikirkan nasib sahabatnya, Salsa.
Atau jangan-jangan Salsa juga mengalami nasib serupa dengan dirinya, pikirnya dalam hati.
Lian menangkap pantulan wajah seorang pria sangat mirip dengan sekelebat wajah yang sempat menabrak keras tubuhnya ketika ia dan Salsa baru saja memasuki area yang tiba-tiba menurutnya menjadi terkutuk. Lounge.
"Siapa kau, di mana temanku?" bentak Lian dengan dialek serupa.
"Kau tidak mengenalku nona? Aku rasa kau mengenalku dengan sangat baik..," ucapnya parau,
"dan jangan khawatirkan soal temanmu, karena dia baik-baik saja," jawabnya mengulur waktu. Suara khas angkuh milik lelaki itu membuat Lian seketika bergidik membayang sesuatu yang menurutnya tidak mungkin.
Jika benar demikian lalu bagaimana bisa pria itu mengetahui keberadaan dirinya di hotel K ini. Lalu mengapa ia sampai tega mengejar dirinya sampai di kota ini padahal masalah mereka sudah selesai sewaktu mereka di kota lama itu.
"Cepat katakan siapa dirimu atau aku akan menghubungi polisi sekarang juga," sergah Lian seraya meraba sesuatu disampingnya dengan tangan yang gemetar.
Pria itu tertawa licik, "Hhhh.., cukup mudah untuk menjebak seorang Lian," decitnya seraya melepas pelan topi dari kepalanya. Menampakkan wajahnya yang angkuh dan sangar.
"Kau?!" pekik Lian menutup mulutnya tidak percaya. Tepat dugaannya. Ternyata pria itu masih saja berusaha mencari keberadaan dirinya dan sekarang ia terjebak satu kamar dengan pria yang selama ini ia hindari itu.
"Ya,aku Zane yang kau hindari selama ini! Apa kau mencari ini?" ucapan datar pria licik itu seraya menunjukkan sesuatu digenggaman yang tidak lain adalah ponsel milik Lian.
"Kembalikan, itu milikku!" serang Lian setegas mungkin.
"Tidak gratis nona Lian! Jangan bilang kau sudah lupa dengan perbuatanmu ketika itu," serunya licik seraya melangkah perlahan mendekati gadis yang kian menggigil ketakutan.
"Jangan mendekat Zane!Apa maumu?" teriaknya mundur. Mencari pakaian yang ia kenakan semalam namun tidak berhasil karena pria ****** itu telah membuangnya sembarangan ke ruang tamu.
"Serahkan dirimu secara sadar atau aku akan menghubungi nomor yang sudah puluhan kali menghubungimu ini!" ancamnya dengan sebuah belati tajam yang ia genggam di tangannya yang lain.
"Ja_jangan sentuh aku, atau aku akan berteriak."
Plakk!
Satu tamparan keras mendarat di wajah Lian yang dilakukan oleh tangan kekar itu sukses membuatnya meringis kesakitan.
"Silahkan Lian, tidak ada yang akan mendengar suaramu di ruangan kedap suara ini," ucapnya seraya menarik kasar rambut Lian, "Di London kau bebas karena dilindungi oleh Diego dan pamannya yang memiliki segudang pengawal. Tapi tidak untuk kali ini! Kau harus membayar mahal perbuatan masa lalumu itu!" bentak pria yang bernama Zane itu kasar seraya mencium paksa bibir Lian.
Lian yang sudah benar-benar terikat oleh tangan kekar pria ****** tersebut tidak berdaya dalam tangisan pilu. Pria bejat itu benar-benar memperkosa dirinya untuk kali yang kedua dan kali ini dilakukan ketika Lian dalam keadaan sadar membuatnya merasa terpukul hebat dan tidak bisa memaafkan pria bejat itu.
Lian terpaksa menerima perlakuan Zane dengan tangisan dan dendam amarah yang membuncah. Ratapan dan jeritan yang jelas tidak mengubah pendirian orang bejat seperti pria asing seperti Zane yang pada dasarnya adalah seorang pria berhidung belang.
Lian benar-benar menyesal pernah berhubungan dengan Zane. Ya, Lian pernah menjadikan Zane sebagai umpan untuk merebut hati Diego dengan berpura-pura menjadi pacarnya lalu membuat Diego merasa cemburu.
Ketika itu Zane yang asalnya hidung belang,namun berkat kecantikan dan pesona seorang Lian telah membuatnya bertekuk lutut dan sukses jatuh cinta dengan tulus kepadanya. Namun Lian yang masih terobsesi dengan pesona Diego malah tidak menggubris perasaan yang dimiliki pemuda Spanyol tersebut meskipun ia juga menyadari bahwa pemuda itu tulus mencintainya.
Karena Diego sedikitpun tidak terpancing dengan trik gadis itu, akhirnya ia memilih untuk memutuskan Zane dengan alasan sang papa menolak keras menerima calon menantu orang asing.
Hal inilah menjadi alasan utama Zane membenci Lian dan menjebaknya suatu ketika namun berhasil lolos karena saat Lian melarikan diri ia berhasil diselamatkan oleh Diego teman semester mereka.
Kini ia terpaksa menerima konsekuensi dari masa lalunya itu. Pria itu dengan rakus menjamah ramah tubuh indahnya hingga ia pun larut dalam permainan birahinya sendiri. Karena memang Lianlah gadis yang ia cintai. Lian pura-pura ikut menikmati permainan tersebut.
"I love you Lian," ucapan senada diulang berkali-kali oleh Zane.
"I love you too Zane," timpalnya lirih namun penuh amarah dan dendam.
Manakala gadis itu merasa bahwa Zane lengah dalam pengawasan ia segera meraih vas bunga yang bisa ia gapai. Dengan sekuat tenaga ia menghantam mengenai kepala Zane tepat di batok tempat otak kecilnya bersemayam.
"Mampus kau sialan!" pekiknya penuh benci dengan cucuran air mata berbalut amarah kian berkobar.
"Mati kau, kubunuh kau dengan tanganku sendiri!" teriaknya makin menjadi. Seringai getir menghiasi wajah cantiknya yang kian memudar. Yang ada sekarang hanyalah pikiran terkutuknya untuk segera menghabisi nyawa musuh besar yang telah menghancurkan hidupnya itu.
Lian tidak menyia-nyiakan kesempatan emasnya. Ia sigap meraih belati milik Zane yang semula digunakan untuk mengancam dirinya itu lalu menghujam berkali-kali ke wajah dan dada pria yang sudah memperkosanya itu. Hingga akhirnya pria tersebut terkulai tidak bernyawa.
Lian panik dan mundur beberapa langkah. Hatinya bagai disayat sembilu melihat tubuh pemuda yang bersimbah darah itu. Lantas menyapu pandangannya ke jemari dan tangannya sendiri yang berlumuran darah. Sekujur tubuhnya ikut bergetar.Biji matanya terasa panas. Urat nadinya serasa menegang, tulang belulangnya remuk. Lian mengikik, suaranya tercekat di tenggorokan dan dia ambruk seketika.
Beberapa menit kemudian Lian sadar dan mendapati tubuh polosnya masih berada di tempat terkutuk itu dan jasad Zane juga masih tergeletak di atas lantai.
Secara sadar ia berusaha menghilangkan jejak darah di badannya, membawa belati lipat yang menjadi barang bukti itu ke dalam genggamannya lalu meraih pakaian miliknya dan mengenakan seutuhnya kemudian mencari jalan keluar lewat pintu dengan sangat hati-hati dari pandangan orang-orang yang mencurigakan.
Lian berusaha mencari kamar miliknya. Ia segera memasuki kamarnya sesaat setelah ia mendapatkannya dan menekan tombol lalu Salsa terlihat berdiri mematung melihat penampilan Lian yang acak-acakan di hadapannya.
"Li, kau kenapa?" ucap Salsa yang baru tersadar sesaat setelah Lian menarik tubuhnya masuk ke dalam kamar.
"Jangan banyak tanya. Kita harus pergi sekarang sebelum pihak hotel melacak keberadaan kita," ucapnya dengan napas naik turun.
"Katakan dulu kau kenapa," sewot Salsa.
"Ceritanya panjang. Akan kujelaskan di perjalanan nanti oke," sanggah Lian tergesa-gesa.
Meskipun khawatir akan keadaan bosa sekaligus sahabatnya itu, Salsa tetap menuruti apa yang diucapkan oleh Lian. Kedua gadis itu buru-buru mengemas semua barang-barang bawaan mereka dengan perasaan yang berkecamuk dan rasa yang berbeda.
Usai mengemas, keduanya memilih untuk meninggalkan hotel K, tepat pukul 02.35 dini hari.
•••••
Bersambung...
Teman-teman sekalian,
Selamat bergabung di dunia fiktif karya IM Lebelan. Asli dari buah pikiran author yang berjuang mencari ide dan ini tidak untuk ditujukan kepada siapapun. Maaf ya, ini menyangkut karya fiktif dan perjuangan dalam membuat suatu karya yang jungkir balik, tidaklah mudah. Ya, sekedar menghibur hati kita semua yang sudah berjibaku dengan rutinitas harian dan lelah seharian.🤗
Maaf juga baru muncul lagi. Terima kasih atas dukungan setia dari teman-teman semuanya. Jika ada yang tidak berkenan di hati bisa tinggalkan komentar yang membangun boleh ya..
Jangan lupa like rate dan vote juga favoritkan jika berkenan biar bisa ikuti kelanjutan cerita amburadul ini.🙏 😍
Salam lanjut dan saling dukung 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
OceanoDolphin
keep a hand
2021-09-14
2
AmB2512
asyik
2021-09-13
2
oc7@r!c4_🌹
boleh saran ✌️
prolog bawah jangan banyak"
2021-09-08
3