#2

Malam ini, kedua keluarga mengadakan pertemuan untuk membahas pernikahan kedua pewaris tunggal perusahaan. Sejujurnya, Sabrina tidak ingin ikut dalam pertemuan ini. Tapi mau bagaimana lagi, pertemuan ini mengharuskan dirinya hadir dan ikut serta.

Pertemuan ini diadakan di sebuah restoran berkelas. Restoran besar yang dibooking oleh kedua keluarga hanya untuk pertemuan ini. Jadinya, suasana restoran megah mendadak sunyi. Hanya ada kedua keluarga saja yang berkunjung.

Sabrina dan Satya mereka sediakan meja yang terpisah. Meja yang bernuansa romantis dengan lampu remang-remang. Dan letaknya agak dipojokan. Sedangkan kedua orang tua, memilih meja yang lebih terang dan berada tak jauh dari ruang utama restoran.

Suasana sepi dan canggung terlihat jelas di meja yang Sabrina dan Satya duduki. Setelah pelayan meninggalkan mereka berdua, hanya keheningan yang menemani keduanya. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

Satya sebenarnya cowok yang ganteng. Dengan tubuh tinggi dan kulit putih, ditambah gigi ginsul yang ia miliki. Ia terlihat tampan dan sempurna untuk jadi incaran para kaum hawa.

Siapa yang tidak kenal Satya di kampus? Kayaknya, semua sudah kenal dengan Satya ini. Dia adalah tiga dari laki-laki idaman para gadis. Selain ganteng, dia juga kaya raya. Anak pemilik perusahaan terbesar yang pastinya banyak gadis mendambakan dirinya untuk jadi pacar.

Kekurangan yang Satya miliki hanyalah, ia tidak punya ilmu bela diri untuk melindungi orang yang ia sayang. Jangankan orang yang ia sayang, dirinya saja tidak bisa ia lindungi. Karena ia adalah anak manja yang hanya tahu mengandalkan kekayaan papanya saja.

Itu adalah hal yang sangat menjadi perhitungan bagi Sabrina. Ia tidak suka cowok manja yang hanya mampu berdiam diri di bawah kekuasaan orang tua. Sabrina sangat benci cowok manja seperti Satya ini. Sabrina menganggap, cowok seperti ini tidak punya apa-apa untuk dibanggakan.

Pemikiran Sabrina ini sangat jauh berbeda dengan pemikiran gadis pada umumnya. Kalau gadis pada umunya memilik laki-laki dari harta, ketampanan yang laki-laki itu punya. Tapi Sabrina tidak. Ia memilih laki-laki sebagai dengan melihat kemampuan apa yang laki-laki itu punya.

Tapi pada kenyataannya, ia malah harus terjerat dengan perjodohan konyol ini. Perjodohan dengan laki-laki yang sangat ia benci sifatnya. Tidak ada yang bisa ia banggakan. Laki-laki yang tidak punya kemampuan sama sekali di mata Sabrina.

Suasana hening masih saja berlanjut di antara keduanya. Tidak ada yang berniat untuk angkat bicara sedikitpun. Mereka menikmati makan malam tanya suara sama sekali.

"Kalian kok diam aja sih?" kata mama yang tiba-tiba datang entah sejak kapan. Membuat Sabrina dan Satya sama-sama kaget dengan kehadiran mama yang tiba-tiba.

"Eh tante," kata Satya sambil melihat mama Sabrina.

"Kapan mama datang sih ma?"

"Baru aja. Mama mau ke kamar mandi. Mama lihat kalian gak ngomong sepatah katapun. Ya mama hampiri lah."

"Ya kita lagi makan ma. Gimana mau ngomong kalo lagi makan," kata Sabrina.

"Lagi makan apa sengaja mode hening?" tanya mama sambil melirik Satya dan Sabrina bergantian.

"Udah selesai ma pembicaraannya?" tanya Sabrina balik pada mama. Ia tidak ingin mama terus membahas apa yang sedang terjadi antara dia dan Satya.

"Belum sih."

"Masih lama?"

"Masih lumayan. Apa kalian bosan disini?"

"Nggak kok tante. Kita gak bosan kok."

"Bosan ma," kata Sabrina bertolak belakang dengan Satya.

"Kalo bosan, kalian bisa jalan-jalan berdua dulu. Sambil menunggu kami para orang tua bicara."

"Gak usah deh. Disini aja kayaknya," kata Sabrina menolak dengan cepat.

"Ya sudah. Kalo kalian gak mau bosan, ngobrol kalian berdua. Hitung-hitung untuk saling mengenal lebih dekat."

"Iya tante (ma)," ucap Satya dan Sabrina bersamaan.

Mereka saling tatap untuk beberapa saat. Ada rasa tidak suka dalam tatapan Sabrina pada Satya. Sedangkan mama, ia malah tersenyum melihat kekompakan anak dan calon menantunya ini.

"Duuuh ... kompak banget."

Sabrina semakin kesal dengan apa yang mama katakan. Ingin rasanya ia tonjok wajah tampan Satya karena telah membuat hatinya kesal. Tapi itu tidak mungkin ia lakukan. Bisa-bisa, mama akan marah besar padanya jika ia lakukan hal yang hatinya ingin lakukan.

"Ya udah, mama tinggal dulu ya. Kalian ngobrol dong biar gak bosan."

Terpopuler

Comments

♕𝒴𝓾𝓛 🐍👏꧂

♕𝒴𝓾𝓛 🐍👏꧂

jgn nolak2 sabrinaa... tgl di ajarin aja tu satya nya bela diri mah... kn gmpng.. 🤭🤭

2021-06-27

1

Phoenix VR

Phoenix VR

diam² ternyata satya pandai dlm hal ilmu bela diri tp g' ad yg tau,wah kejutan banget pasti

2021-06-15

0

MUKAYAH SUGINO

MUKAYAH SUGINO

Sabrina jangan galak galak

2021-05-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!