Pertemuan Pertama

🌺

🌺

🌺

🌺

🌺

Hari ini adalah hari pertama Indi bekerja, dia sudah siap-siap dari tadi subuh Indi tidak mau sampai terlambat dihari pertamanya kerja.

Indi dengan semangatnya melangkahkan kakinya keluar dan cepat-cepat mengunci rumahnya karena Ibu Ninik sudah berangkat sejak pagi-pagi sekali.

Dilihat didepan rumahnya seperti biasa, Azzam si penjual tampan itu sedang sibuk meladeni Ibu-ibu centil dan genit yang sudah mengerubunginya.

"Bang Azzam, saya beli dua ya dibungkus cepetan," seru salah satu Ibu-ibu.

"Saya dulu Bang Azzam, saya lima bungkus nih uangnya," Ibu-ibu yang satunya langsung memberikan uangnya kepada Azzam.

"Hai Bu Malla, anda tidak lihat apa saya sudah dari tadi mengantri tolong dong budayakan mengantri," ketus Bu Ema.

"Ih apaan sih, saya itu mau cepat-cepat pergi kerja jadi saya duluan, saya tidak seperti kalian Ibu-ibu pengangguran," cibir Ibu Malla.

"Astaga, Bu Malla sombong banget memangnya Ibu saja yang punya kerjaan, kami juga sama punya banyak kerjaan walaupun kebanyakan kerjaannya ngeghibah sih," sambung Ibu Tini.

"Aduh, Bu Tini kok malah dikasih tahu sih kerjaan kita apa," sahut Bu Ema.

"Sudah Ibu-ibu yang cantik dan manisnya kebangetan, jangan pada berkelahi ya nanti Abang Azzam buatin satu per satu buat Ibu-ibu semua, soalnya kan aku cuma punya dua tangan jadi yang sabar ya," rayu Azzam.

"Pokoknya saya duluan Bang Azzam soalnya saya mau kerja takut telat," sahut Bu Malla.

"Siap Bu Malla yang cantik," ucap Azzam.

Bu Malla yang dibilang cantik oleh Azzam merasa berbunga-bunga hatinya, sementara Ibu-ibu yang lainnya tampak ngomel-ngomel ga jelas soalnya antriannya di serobot oleh Ibu Malla.

Sedangkan Indi yang melihat kelakuan Ibu-ibu itu hanya geleng-geleng kepala, bisa-bisanya semua Ibu-ibu disini ngefans sama Azzam.

"Bang Azzam duluan," teriak Indi.

"Ok...Indi hati-hati dijalan," Azzam pun membalas dengan teriakan juga dengan sekilas melirik Indi karena saat ini Azzam sibuk banget.

Indi segera menghentikan angkot dan .berangkat menuju tempat kerjanya. Sesampainya di tempat kerja, Indi langsung disambut oleh sang Pemilik toko bunga yaitu bu Arsella.

"Assalamualaikum Bu Arsella," sapa Indi.

"Waalaikumsalam, eh Indi sudah datang ayo masuk," sahut Bu Arsella dengan ramahnya.

Indi pun mengikuti Bu Arsella masuk kedalam toko bunga dan Bu Arsella membawa Indi ke lantai dua tempat dimana ruangan yang dijadikan Kantor oleh Bu Arsella.

"Mari silahkan duduk Indi."

"Terima kasih Bu."

"Baiklah Indi, hari ini kamu mulai bekerja di toko bunga saya seperti yang sudah saya katakan kemarin, gaji disini tidak terlalu besar ya maklumlah Indi seperti yang kamu lihat, ini bukan toko bunga yang besar jadi saya tidak bisa menggaji kamu dengan gaji yang besar juga," ucap Bu Arsella.

"Tidak apa-apa Bu, dengan Ibu mengizinkan Indi kerja disini saja Indi sudah sangat berterima kasih sama Ibu, yang penting Indi bisa bekerja dan mudah-mudahan Bu Arsella senang dengan kerjaan Indi," sahut Indi.

"Ok, ya sudah kalau begitu sekarang kamu sudah bisa mulai bekerja kamu jangan khawatir, kamu tidak bekerja sendirian kok ada satu orang Karyawan saya yang akan menemani kamu namanya Novi," seru Bu Arsella.

"Iya Bu terima kasih, kalau begitu Indi mulai bekerja dulu Bu permisi."

Bu Arsella menganggukan kepalanya, Indi pun turun ke lantai bawah dan benar saja disana ada seorang wanita muda sedang membersihkan ruangan.

"Hai.." sapa Indi.

"Hai juga."

"Kenalkan aku Indi, Karyawan baru disini," ucap Indi dengan mengulurkan tangannya.

"Nama aku Novi Kak, akhirnya aku punya teman disini," sahut Novi dengan senangnya.

"Ya sudah, sini apa yang harus aku kerjakan?" tanya Indi.

"Kakak, beresin aja bunga-bunga itu dan tata dengan rapi didepan."

"Oh ok..."

Indi pun mulai mengerjakan pekerjaan yang diperintahkan oleh Novi, Indi begitu bersemangat tidak tahu kenapa hatinya begitu senang mungkin karena saat ini Indi sudah mendapatkan pekerjaan.

***

Sementara itu di sebuah Bandara, dua orang pria tampan baru saja sampai di Indonesia dengan ditemani oleh seorang Pengawal yang selalu ikut bersama mereka.

Kedua pria tampan itu tidak lain dan tidak bukan adalah Aiman dan Joe, mereka berjalan dengan gagahnya sampai-sampai semua orang yang berada di Bandara menoleh kearah mereka.

Seorang Pengawal itu dengan sigap membukakan pintu untuk Bosnya itu. Aiman dan Joe pun langsung masuk kedalam mobil.

"Tuan, sekarang kita mau kemana?" tanya Sang Pengawal.

"Kita ke Hotel saja, rasanya hari ini kita ingin istirahat dulu, iya kan Joe?" sahut Aiman.

"Iya."

"Baik Tuan."

Jalanan begitu sangat macet, maklum kalau tidak macet bukan Jakarta namanya. Mobil yang ditumpangi Aiman dan Joe berjalan dengan merayap sehingga membuat Joe kesal dan marah-marah.

"Ya ampun macet banget sih, Pak emang hotelnya masih jauh ya?" tanya Joe dengan ketusnya.

"Lumayan masih jauh Tuan," jawab Sang Pengawal.

"Sabar Joe," sahut Aiman.

Tidak lama kemudian, kebetulan Mobil Aiman berhenti didepan toko bunga tempat dimana Indi bekerja.

"Aduh, kok aku pengen ke kamar mandi ya," batin Aiman.

"Kenapa Im?" tanya Joe yang melihat duduk Aiman begitu tidak nyaman.

"Pak, mini market atau pom bensin masih jauh ya?" tanya Aiman.

"Iya Tuan, masih lumayan jauh. Ada apa Tuan?"

"Saya pengen ke toilet."

Sang Pengawal tampak celingukan kekiri dan kekanan, hingga pandangannya mengarah ke toko bunga yang ada disamping kiri jalan tapi Sang Pengawal merasa ragu-ragu untuk mengatakannya.

"Hmm anu Tuan..anu---"

"Ada apa Pak, Bapak mau ngomong apa?" tanya Aiman.

"Itu Tuan, disana ada toko bunga sepertinya disana ada toilet juga, mungkin Tuan bisa ikut ke toilet yang ada ditoko bunga itu," ucap Sang Pengawal ragu-ragu.

"Apa Pak Saad sudah gila, kan Bapak tahu kalau Aiman itu alegi bunga kalau Aiman sampai masuk ke toko bunga itu sama aja dengan membahayakan nyawa Aiman," bentak Joe.

"Maafkan saya Tuan," ucap Pengawal itu dengan menundukan kepalanya dia merasa takut dengan bentakan Joe.

"Pak, kita ke toko bunga itu saja," ucap Aiman yang langsung mendapat pelototan dari Joe.

"Jangan gila Im, kamu tahu kan apa akibatnya kalau kamu sampai dekat-dekat dengan bunga itu? kamu mau buat diri kamu sendiri dalam bahaya," seru Joe.

"Tapi Joe, aku sudah ga tahan nih pengen ke toilet kamu mau aku sampai bocor disini," sahut Aiman.

"Tapi Im----"

"Sudah Pak Saad, tolong kita mampir ke toko bunga itu dulu," seru Aiman.

"Baik Tuan."

Indi saat ini sedang merapikan bunga-bunga yang terlihat cantik ini, dengan senyuman yang mengembang dan diiringi dengan nyanyi-nyanyi kecil, Indi begitu sangat bersemangat.

Aiman segera turun setelah sebelumnya Aiman memakai topi dan kaca mata hitam untuk berjaga-jaga. Joe mau ikut turun juga tapi kebetulan bersamaan Ponsel Joe berbunyi, Joe mengangkat dulu telponnya.

"Maaf Nona, saya mau nanya---" ucap Aiman.

Indi yang sedang memegang beberapa tangkai bunga akhirnya membalikan tubuhnya, Aiman yang awalnya menutup hidungnya dengan tangannya, reflek langsung menjatuhkan tangannya karena merasa terpesona akan wanita yang berada dihadapannya ini.

"Masya Alloh, cantik banget wanita ini," batin Aiman.

Aiman tidak menyadari kalau bunga yang sedang dipegang oleh Indi sangat berdekatan dengan dirinya.

"Iya, Mas mau cari bunga yang mana?" tanya Indi ramah.

"Saya...haciww..haciww..."

Aiman tampak melambaikan tangannya pertanda dia tidak butuh bunga, tapi sungguh sulit baginya berbicara karena Aiman terus saja bersin-bersin.

"Mas kenapa?" tanya Indi bingung.

"Sa--ya haciw..haciw..ma-mau haciw..haciw," Aiman terus saja bersin.

"Iya, Mas mau bunga yang mana? yang ini atau yang ini?" Indi dengan polosnya menyodorkan bunga yang ada dikedua tangannya.

"Haciw..haciw..haciw..." Aiman kali ini tidak bisa menjawab dia terus saja bersin-bersin.

Joe yang baru selesai mengangkat telpon, membalikan tubuhnya dan betapa terkejutnya Joe saat melihat Aiman yang sudah bersin-bersin tapi Joe melihat seorang wanita yang terus saja menyodorkan bunganya kearah Aiman.

Dengan langkah yang tergesa-gesa Joe pun menghampiri Aiman, dengan amarahnya Joe langsung mengambil bunga yang ada ditangan Indi dengan kasar dan membuangnya.

"Lho Mas, kenapa bunganya dibuang?" ucap Indi dengan mata yang melotot karena bunganya dibuang begitu saja.

"Jangan dekatkan bunga itu kepada dia, ga lihat apa dia sudah bersin-bersin seperti itu," bentak Joe.

Novi yang mendengar keributan diluar langsung berlari menghampiri Indi yang sudah meneteskan air matanya karena mendapat bentakan dari Joe.

"Ada apa ini Kak Indi?" tanya Novi khawatir.

"Hei kamu, apa didalam toko bunga ini ada toilet?" tanya Joe dengan dinginnya.

"Ada Mas," jawab Novi.

"Bisa tolong antarkan kami, kami mau numpang ke toilet sebentar," sambung Joe lagi.

"Oh silahkan, mari saya antar," seru Novi.

Aiman yang masih saja bersin-bersin melirik sekilas kearah Indi yang saat ini menundukan kepalanya sembari menangis.

Indi melihat bunga yang tadi dibuang oleh Joe, kelopak bunganya sudah pada berjatuhan sudah jelas Indi harus mengganti rugi bunga itu soalnya bunganya rusak saat ada ditangannya.

Perlahan Indi memunguti bunga itu dengan air mata yang masih menetes.

"Sial sekali nasibku, baru saja hari pertama bekerja sudah harus ganti rugi," batin Indi.

Aiman dan Joe pun keluar dari toko bunga itu, Aiman masih melihat kearah Indi yang sedang memunguti bunga yang sudah hancur berantakan gara-gara Joe.

"Joe, kamu harus minta maaf sama wanita itu karena kamu sudah membentak dan menghancurkan bunganya," seru Aiman.

"Im, aku ga ngerti deh sama jalan pikiran kamu, bisa-bisanya kamu malah membela dia yang jelas-jelas sudah membuat kamu dalam bahaya," sahut Joe.

"Wanita itu ga salah Joe, dia ga tahu kalau aku alergi bunga makannya tadi dia nawarin bunga padaku, setidaknya kamu ganti rugi karena sudah menghancurkan bunganya," ucap Aiman.

"Tapi Im---"

"Aku tidak mau dihari pertama kita menginjakkan kaki di Indonesia, kamu membuat masalah, selesaikan semuanya aku tunggu dimobil, haciw...haciw," seru Aiman dengan terus bersin-bersin.

Joe terlihat tampak kesal, tapi Joe harus mengikuti keinginan Aiman. Dengan dinginnya Joe menghampiri Indi yang baru saja selesai memunguti bunga-bunga yang sudah hancur.

"Maaf tadi aku ga sengaja," ucap Joe dingin dan ketus.

"Tidak apa-apa Mas, tapi lain kali jangan lakukan hal bodoh yang dapat merugikan orang lain," seru Indi dan langsung meninggalkan Joe.

"Hai tunggu," teriak Joe.

"Apa lagi Mas?"

"Ini buat ganti rugi bunga yang tadi saya hancurin," ucap Joe dengan mengeluarkan beberapa lembar uang kepada Indi.

Indi tidak bisa berkata apa-apa, karena memang Indi tidak tahu harus ngomong apa.

"Kenapa malah bengong, saya tahu saya memang tampan tapi jangan sampai bengong seperti itu, ini uangnya kalau begitu saya permisi dulu," ucap Joe menarik tangan Indi dan memberikan uangnya.

Joe pun pergi meninggalkan toko bunga itu, sementara Aiman dari tadi terus saja memperhatikan Indi dari dalam mobil dengan senyum yang tersungging dibibirnya.

"Semoga kita bisa bertemu lagi," batin Aiman.

Mobil Aiman pun pergi meninggalkan toko bunga itu, sedangkan Indi masih bengong melihat uang yang ada ditangannya.

"Tadi dia bilang apa? tampan? astaga percaya dirinya tinggi sekali, tampanan juga Mas nya yang tadi bersin-bersin, tapi kasihan juga tadi Mas nya aku kan ga tahu kalau Mas nya alergi bunga, mudah-mudahan Mas nya baik-baik saja," gumam Indi.

Indi pun kembali bekerja, hingga waktu pun berjalan dengan cepat dan saat ini waktu sudah menunjukan pukul 16.00 waktunya untuk pulang.

"Kak Indi, Novi duluan ya."

"Iya Nov, sampai jumpa lagi besok."

Novi pun pulang duluan, Indi pun kembali melangkahkan kakinya menyusuri trotoar dengan hati yang bahagia. Hingga suara klakson motor pun kembali terdengar, Indipun membalikkan badannya dan benar saja dibelakang Indi, Alex sudah menghentikan motornya dan tampak melambaikan tangannya.

"Bang Alex," ucap Indi.

"Hai Indi, darimana?"

"Habis kerja Bang," jawab Indi dengan penuh semangat.

"Wah Alhamdulillah akhirnya kamu dapat kerjaan juga, kamu kerja dimana Indi?"

"Tuh di toko bunga NUNA FLORIST yang ada di ujung jalan sana," tunjuk Indi.

"Selamat ya, nih," Alex menyodorkan helm kearah Indi.

"Apa Bang?"

"Kamu mau pulang kan, ayo bareng."

Indi pun tersenyum dan mulai memakai helmnya, dengan cepat Indi segera naik keatas motor Alex. Alex pun mulai melajukan motornya, hari ini Alex sengaja melajukan motornya dengan santai supaya bisa berlama-lamaan dijalan bersama Indi.

🌺

🌺

🌺

🌺

🌺

Hai..hai..hai..Author yang kece badai come back lagi🤭🤭🤭

Ayo dukungannya jangan lupa yang kenceng ya, biar Authornya makin semangat lagi🙏🙏😁😁

Jangan lupa

like

vote n

komen

TERIMA KASIH

LOVE YOU💋💋💋

Terpopuler

Comments

☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦ᴳᴬᴺᴰᴼˢ࿐𝐀⃝🥀

☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦ᴳᴬᴺᴰᴼˢ࿐𝐀⃝🥀

aku hnya bisa triak uhhhhhuuuuuuuuyyyyyyy

2021-04-08

0

☪wHEniA1102™◼KB☪

☪wHEniA1102™◼KB☪

Indi sama siapa ya jadi penasaran

2021-03-21

0

🌺ziRa_hEnY💞🐊🐊

🌺ziRa_hEnY💞🐊🐊

ga jauh2 dr ngeghibah itu si ibu2 🤣🤣🤣
akhirnya ketemu juga indi sama Aiman... 🤭pandangan pertamanya bikin syer2an yaa walau ada tragedi bunga pembawa alergi🤣🤣🤣

kak Poppy semangat yaa

2021-02-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!