Kabar Bahagia

🌺

🌺

🌺

🌺

🌺

Indi cepat-cepat melangkahkan kakinya, diotaknya sudah terbayang tempat tidur dan Indi ingin cepat-cepat membaringkan tubuhnya.

"Enak banget ya di boncengin sama Bang Alex," sindir Rara dengan lantangnya.

Indi hanya melirik sebentar kearah Rara dan melanjutkan lagi langkahnya. Indi tidak mau meladeni Rara yang selalu menyindir Indi dengan mulut pedasnya.

Rara yang merasa kesal karena diabaikan oleh Indi, tidak pantang menyerah hingga pada saat Indi ingin membuka pintu rumahnya, Rara kembali melemparkan sindiran pedasnya kepada Indi.

"Pasti kamu sudah merayu dan menggoda Bang Alex kan, sehingga Bang Alex mau boncengin kamu? dasar wanita tidak tahu diri," sarkas Rara.

Indi yang awalnya ingin masuk kedalam rumahnya terlihat menghentikan langkahnya, Indi menghembuskan nafasnya kasar dan kemudian membalikan badannya menghadap Rara.

"Maaf Rara, aku tidak pernah merayu atau pun menggoda siapapun tadi kebetulan saja aku bertemu dengan Bang Alex di jalan dan dia menawarkan tumpangan. Maaf kalau begitu aku masuk dulu," seru Indi.

Rara tampak kesal dengan jawaban Indi,Rara memang orangnya centil dan genit setiap pria tampan selalu digoda sama Rara tapi sayangnya setiap pria tampan yang dia suka justru malah suka kepada Indi.

Indi menghempaskan tubuhnya ke atas kasur, hatinya begitu sakit Rara selalu saja menghinanya, tanpa terasa air mata Indi pun menetes dengan sendirinya.

"Aku bukan seorang perempuan penggoda, aku memang anak orang miskin tapi pantang buat aku menggoda seorang pria," gumam Indi dengan menenggelamkan wajahnya di bantal.

Karena lelah menangis, akhirnya Indi pun terlelap. Cukup lama Indi tidur, hingga Indi terbangun ketika mencium harum masakan Ibunya yang mengundang rasa lapar.

Perlahan Indi bangun dan merentangkan kedua tangannya, kakinya masih terasa pegal akibat seharian jalan kaki mencari pekerjaan. Dengan langkah gontai, Indi pun keluar dari kamarnya dan dilihatnya Ibunya sedang berkutat didapur dengan masakannya.

"Ibu masak apa? harum sekali," tanya Indi dengan memeluk Ibunya dari belakang.

"Astaga Indi ngagetin aja, sana kamu ke kamar mandi dulu habis itu kita makan malam bersama, Ibu masak sayur asem kesukaanmu," sahut Ibu Ninik.

"Asyik, ya sudah kalau begitu Indi mandi dulu."

Indi pun dengan cepat melangkahkan kakinya ke kamar mandi, setelah selesai mandi dan shalat maghrib, Indi pun menghampiri Ibunya yang sedang duduk lesehan didepan televisi sambil menunggu anak kesayangannya keluar.

Mereka memang terbiasa makan lesehan sembari nonton tv, maklum mereka hanya tinggal di kontrakan yang sempit jadi mana ada meja makan disana.

"Ibu kok malah melamun bukannya makan duluan," seru Indi sembari duduk disamping Ibunya itu.

"Ibu sedang nungguin kamu Sayang," sahut Ibu Ninik.

Indi pun tersenyum dan dengan cekatan Indi mengbilkan nasi dan lauk pauknya untuk Sang Ibu tercinta. Mereka makan dengan khidmatnya tidak ada suara yang keluar dari mulut mereka berdua hanya suara dentingan sendok yang terdengar saat itu.

Sesaat Indi memperhatikan wajah sang Ibu yang menandakan gurat-gurat kelelahan ada perasaan miris dan sakit di hati Indi, dengan cepat Indi segera memalingkan wajahnya dan menghapus air matanya yang menetes.

Indi takut kalau Ibunya mengetahuinya menangis, Ibunya pasti akan khawatir. Setelh mereka berdua selesai makan, seperti biasa Indi dengan cepat mencuci piring dan gelas bekas mereka.

"Ibu istirahat saja, biar Indi yang membereskan semuanya," seru Indi.

"Ya sudah, Ibu istirahat dulu ya Sayang mata Ibu sudah tidak bisa diajak kompromi lagi, kamu juga setelah selesai beres-beres langsung tidur jangan bergadang terus baca Novel online," ucap Ibu Ninik.

"Iya Bu," sahut Indi dengan nyengir kuda.

Ibunya Indi tahu banget kalau Indi sangat suka sekali membaca Novel.

Setelah beres, Indi pun memasuki kamarnya dia merebahkan tubuhnya diatas kasurnya tatapannya menerawang jauh ke langit-langit kamarnya.

"Ya Alloh, mudah-mudahan besok hamba diberikan kelancaran dan mendapatkan pekerjaan, amin."

Lama-kelamaan mata Indi pun mulai layu dan dalam hitungan menit, Indi pun kembali masuk kedalam alam mimpinya dan berharap esok hari lebih indah dari hari ini.

***

Pagi ini Indi terlihat lebih segar dan bersemangat setelah shalat subuh dan mandi Indi tidak tidur lagi, Indi langsung beres-beres rumah.

Indi merasa sangat bersalah karena selama ini selalu Ibunya yang membereskan rumahnya, karena kebiasaan Indi yang suka bergadang untuk membaca Novel online membuat dirinya selalu tidur lagi kalau sudah shalat subuh.

"Sayang, kalau mau sarapan kamu beli ya didepan Ibu tidak sempat masak nasi goreng soalnya Ibu harus cepat-cepat kerumahnya Bu Sarah," seru Ibu Ninik.

"Iya, Ibu berangkat saja jangan khawatirkan Indi."

"Ya sudah Ibu berangkat dulu ya Nak, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

Sebelum berangkat, Indi menyempatkan diri dulu untuk menyapu halaman rumahnya karena daun-daun kering sudah banyak berserakan di halaman rumahnya.

"Bubur..bubur..bubur ayam sedap dan nikmat," teriak Azzam.

"Bang Azzam,aku mau dong buburnya satu porsi," teriak Rara.

"Siap Rara cantik."

Azzam menghentikan gerobak buburnya di depan rumah Indi, karena memang rumah Indi dan Rara bersebelahan.

"Lagi bersih-bersih Indi cantik?" sapa Azzam.

"Eh Bang Azzam, iya Bang."

"Rajin benar sudah cantik, rajin pula ciri-ciri istri idaman nih."

"Ah Bang Azzam bisa aja. Oh iya, dagangannya ganti lagi Bang?" tanya Indi.

"Iya Indi, jualan roti untungnya sedikit jadi aku coba jualan bubur ayam sekarang," dusta Azzam.

Sebenarnya bukan untungnya sedikit tapi emang kebanyakan tebar pesona dan gombal sana-sini makannya Azzam sampai tidak memperhatikan Ibu-ibu yang sudah memanfaatkan kebaikan Azzam.

"Bang Azzam cepetan kok malah ngobtol sih," teriak Rara dengan ketusnya.

"Oh iya Rara, tunggu sebentar ya cantik."

Rara yang disebut cantik langsung berbunga-bunga hatinya, Rara terus saja menempel kepada Azzam yang sedang meracik bubur sehingga membuat Azzam sedikit kesusahan.

"Ra, bisa geser sedikit ga? Abang susah nih meracik buburnya," seru Azzam dengan senyuman khasnya.

"Bang Azzam, Abang itu tampan lho kenapa ga jadi artis aja? emangnya Bang Azzam ga malu apa jualan seperti ini?" tanya Rara dengan centilnya.

"Mana ada yang mau jadiin Abang artis, kejauhan itu dan satu lagi, Abang tidak pernah malu bekerja seperti ini kenapa mesti malu karena menurut Abang apa pun pekerjaannya yang penting halal dan tidak merugikan orang lain, iya kan Indi?" teriak Azzam karena menyadari Indi masih disana belum selesai menyapu halamannya.

"Iya Bang," jawab Indi dengan ramahnya disertai dengan senyumannya yang lembut.

"Masya Alloh Indi seyumanmu itu seperti Matahari yang menyinari bumi membuat hatiku menjadi hangat," ucap Azzam.

Rara yang mendengar Azzam merayu Indierasa kesal dan marah, sehingga tanpa sadar Rara menambahkan banyak sambel di buburnya.

"Nyebelin," ketus Rara yang langsung membawa buburnya ke teras rumah dengan menghentak-hentakan kakinya.

"Indi...," panggil Azzam dengan bergelayut manja di pagar rumah Indi.

"Ada apa Bang Azzam?"

"Abjad dimulai dengan ABC, angka dimulai dengan 123, lagu dimulai dengan DO RE MI, Indi tahu ga kalau cinta dimulai dengan apa?" tanya Azzam dengan memainkan jari-jarinya.

"Indi ga tahu Bang."

"Kalau cinta dimulai dengan aku dan kamu," ucap Azzam malu-malu dengan menggigit-gigit kecil topi lepetnya.

"Astaga Abang, pagi-pagi sudah gombal aja," sahut Indi dengan geleng-geleng kepala.

"Aduh, nafas aku kok sesak banget ya Indi," ucap Azzam yang memegang dadanya sembari pura-pura membungkuk kesakitan.

Indi yang melihat Azzam kesakitan langsung menghampirinya dibalik pagar rumahnya karena panik.

"Abang, Abang kenapa?" tanya Indi panik.

"Nafas aku sesak banget Indi," seru Azzam.

"Sesak kenapa Bang? Abang punya Asma?" tanya Indi lagi.

Azzam hanya menggelengkan kepalanya...

"Terus, Abang sesak nafas kenapa?"

Tiba-tiba Azzam menoleh kearah Indi...

"Karena separuh nafasku ada dikamu," seru Azzam dengan gombalannya sembari cengengesan.

"Astagfirullah Abang, kirain Indi Abang beneran sakit, Indi panik lho Bang," ucap Indi yang reflek memukul lengan Azzam.

Sementara itu Rara yang dari tadi melihat kedekatan Azzam dan Indi semakin kesal, Rara masih saja mengaduk-ngaduk buburnya hingga Rara memasukan satu suapan bubur itu kedalam mulutnya.

Seketika mata Rara melotot dan langsung memuntahkan buburnya.

"Aaaaa...kok pedas banget sih," teriak Rara dengan berjingkrak-jingkrak kepedesan.

Azzam dan Indi yang melihat tingkah Rara merasa bingung.

"Kenapa tuh si Rara?" tanya Azzam.

Indi hanya mengangkat kedua bahunya tanda tak tahu...

"Sudah ah, kalau begitu Indi masuk dulu mau siap-siap."

Indi pun pergi memasuki rumahnya untuk bersiap-siap, sementara Azzam tampak tertawa terpingkal-pingkal melihat kelakuan Rara yang jingkrak-jingkrak kepedasan.

"Bang tampan mau dong buburnya," teriak salah satu Ibu-ibu.

"Aku juga mau Bang Azzam."

"Aku dua porsi Bang."

Segerombol Ibu-ibu datang menghampiri gerobak bubur Azzam.

"Alamak, rombongan ondel-ondel datang," gumam Azzam.

Indi pun sudah siap dengan pakaiannya sederhananya lengkap dengan hijab yang menambah kesan cantik dan anggun seorang Indi.

"Bang Azzam, Indi pergi dulu," teriak Indi.

"Iya Indi," Azzam hanya bisa mengangkat tangannya karena Ibu-ibu sudah mengerubunginya.

Kali ini Indi naik angkot, karena Indi berencana mau mencari pekerjaan agak ke Perkotaan yang rame. Setelah sekitar 30 menit, akhirnya Indi pun turun dan mulai berjalan kaki menyusuri setiap pertokoan dan rumah makan yang berjejer di sepanjang jalan.

Seperti biasa, satu persatu toko dan rumah makan itu Indi datangi tapi lagi dan lagi tidak ada yang membutuhkan Karyawan baru.

Sudah satu jam lebih Indi jalan kaki mencari pekerjaan, perutnya mulai lapar karena Indi beum sarapan sama sekali. Karena lemas akhirnya Indi terduduk didepan sebuah toko bunga.

"Ya Alloh, aku lapar banget tadi aku belum sarapan kalau begini caranya mana kuat aku jalan lagi," gumam Indi dengan mengelap keringat yang sudah bercucuran di wajah cantiknya.

Tiba-tiba dari dalam toko bunga itu keluar seorang perempuan, usianya bisa Indi perkirakan sepertinya seumuran dengan Ibunya, perempuan itu tampak cantik dan anggun.

"Lho kamu siapa?" tanya Perempuan itu.

"Maaf Bu, saya cuma numpan istirahat saja soalnya saya capek sudah tidak kuat berjalan lagi," sahut Indi.

"Masya Alloh, sini duduk di kursi jangan dibawah seperti itu kotor," tawarnya dengan ramah.

"Terima kasih Bu."

Perlahan Indi pun duduk di kursi depan toko bunga itu.

"Nama kamu siapa?"

"Indi, Bu."

"Kamu cantik sekali, kamu dari mana atau mau kemana?"

"Indi lagi nyari kerjaan Bu, tapi belum dapat juga."

"Masya Alloh, begini saja kalau mau kamu bisa bekerja disini."

"Hah..benarkah Bu, apa Ibu sedang mencari Karyawan baru?" tanya Indi dengan antusias.

"Sebenarnya sih saya tidak butuh Karyawan baru, tapi saya merasa kasihan saja sama kamu sudah lemas seperti itu, tapi itu pun kalau kamu mau dan maaf gajinya pun tidak terlalu besar," jelasnya.

"Mau..mau.. Bu, Indi mau banget tidak apa-apa gajinya kecilpun yang penting Indi bisa bekerja," jawab Indi dengan senangnya.

"Ya sudah kamu boleh bekerja disini, besok kamu kesini pukul 09.00 pagi ya dan pulang pukul 16.00 sore, kamu jangan khawatir ada uang makannya juga kok," ucapnya.

"Alhamdulillah ya Alloh, makasih Bu makasih banget," ucap Indi dengan menggenggam tangan perempuan pemilik toko bunga itu.

"Iya sama-sama Indi, kalau begitu sampai bertemu besok."

"Iya Bu, oh iya maaf nama Ibu siapa?" tanya Indi.

"Ya ampun saya lupa memperkenalkan diri, nama saya Arsella."

"Baik, kalau begitu saya permisi dulu Bu Arsella sekali lagi terima kasih Bu."

"Iya sama-sama Indi."

Indi pun pulang dengan perasaan yang sangat bahagia, perutnya yang tadi lapar tiba-tiba saja tidak berasa lapar lagi saking bahagianya, Indi ingin cepat-cepat pulang ke rumah dan memberitahukan kabar gembira ini kepada Ibunya.

Sementara itu diujung jalan Azzam sedang duduk sembari mengibas-ngibaskan topi lepetnya,hari ini dia ga mengalami kerugian yang besar seperti kemarin soalnya Azzam mati-matian menggoda Ibu-ibu sampai-sampai bibirnya dower.

🌺

🌺

🌺

🌺

🌺

Selamat malam Keluarga GC Poppy,,Author kece badai kembali lagi siapkan hadiahnya yang banyak buat Author🤭🤭

Jangan lupa

like

vote n

komen

TERIMA KASIH

LOVE YOU💋💋💋

Terpopuler

Comments

Patrick Khan

Patrick Khan

.bang azzam ada ada saja😆

2024-01-04

1

Nazla K. R

Nazla K. R

kok lgsung tidur gk nunggu isya dlu

2022-05-24

1

☪wHEniA1102™◼KB☪

☪wHEniA1102™◼KB☪

mas Azzam mah memang suka tebar pesona

2021-03-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!