Maria masih menangis menatap Pintu rumah yang yang sudah tertutup. Pintu Yang mungkin tertutup selamanya untuk Dirinya.
Berbagai kenangan terlintas dikepalanya, membuat Maria tersenyum meskipun air mata terus mengalir membasahi Pipinya.
Kebahagian Masa masa bersama Keluarganya masih teringat jelas dikepala nya. Sekalipun tak pernah Maria mendapatkan bentakan apalagi amarah dari Keluarganya. Ini merupakan kali pertamanya Maria mendapat Amarah Bukan hanya dari seorang, tapi dari seluruh keluarganya. Maria Sadar, Kemarahan Orang Tuanya Bukan pasal Maria yang memilih keyakinannya. Tapi kemarahan terbesar Keluarganya adalah saat Maria melakukan sesuatu Hal tanpa melibatkan Keluarganya seolah Mereka tidak ada.
Maria bangkit perlahan berdiri didepan Pintu rumah dan membungkukkan sedikit tubuhnya, sebagai bentuk penghormatan untuk Keluarganya.
"Aku pergi... semoga kalian selalu bahagia. Maafkan Aku." Ucap Maria pelan tersenyum menatap Pintu rumahnya, sebelum berbalik dan melangkah pelan meninggalkan Kediaman Ewart dengan membawa kesedihan bersamanya.
Brukk.....
Seorang Pria paruh baya yang sedari tadi mengintip dibalik gorden Jendela kamarnya, Jatuh terduduk lemas dilantai saat melihat dengan matanya sendiri. Putri kesayangannya, Putri yang selalu dijaganya dengan segenap jiwa dan Raga. Putri yang tidak sekalipun dibiarkannya menangis apalagi terluka, Pergi dari Kediamannya. Tempat perlindungannya karena Dia sendiri yang mengusir Putri kesayangannya tersebut.
Hancur, Bukan hanya Maria atau Istri dan Putranya yang sedih. Henry pun jauh lebih sedih dan kecewa saat ini. Henry sosok ayah yang begitu dekat pada Putrinya itu benar benar merasa hancur dan kecewa pada Maria.
"Maria...." Suara Helda terdengar pelan. Nama Maria terucap saat kesadarannya kembali.
Melihat di bawah Jendela Suaminya terduduk lemas memeluk lutut menangis. Membuat Helda tak bisa menahan laju air matanya yang mengalir deras bak anak sungai diwajahnya.
Helda sadar betul akan hal yang sudah menimpa keluarganya.
Dengan fisik yang masih lemah. Helda berusaha bangkit dan turun dari ranjang, Namun baru akan melangkah, Tubuh lemasnya kembali terjatuh dilantai.
Menangis dan menangis hanya itulah yang dapat dilakukan keduanya. Henry dengan cepat menghampiri Istrinya dan menangis dalam pelukan Istrinya. Helda dapat merasakan betapa Suaminya merasakan kesedihan yang lebih besar darinya. Keduanya menangis memikirkan Putri kesayangan mereka.
"Biarkan Bu, Biarkan dia hidup dengan pilihannya. Biarkan dia belajar atas kesalahannya. Ayah sangat kecewa padanya..." Ucap Henry lirih disela isak tangisnya.
"Ayah.... Apa ayah tidak menyayangi Putriku?" Tanya Helda pelan membelai lembut rambut Suaminya.
"Ayah kecewa padanya, Ayah sangat kecewa padanya....." ucap Henry lagi mempererat pelukannya.
"Baiklah.... Yah. Ibu juga kecewa padanya." Jawab Helda lagi lebih lembut agar Amarah Suaminya redup.
Nak, Dimanapun kamu berada. Ibu dan Ayah akan selalu mendoakanmu, Hiduplah dengan baik nak. Ibu janji akan membuat Ayahmu melupakan semua kekecewaannya padamu. Hiduplah dengan baik, Putriku. Kami sangat menyayangimu... Batin Helda yang juga masih menangis membelai rambut Suaminya.
.
.
.
.
Langit seakan turut merasakan Kesedihan yang dialami Maria. Rintik Hujan mulai turun membasahi Bumi.
Maria masih terus membawa langkah Gontai Nya Menapaki Aspal. Yang Ia sendiri tidak tau kemana Arah Kakinya melangkah, Bersamaan dengan derasnya Rintik Hujan yang mengalir bersama Air matanya.
Matahari mulai tenggelam. Namun Maria masih terus membiarkan Air Hujan yang membasahi Tubuhnya. Langkahnya membawa Maria tiba disebuah taman Yang terlihat sepi. Sepi pengunjung karena tidak akan ada Orang yang melakukan tindakan yang sama seperti dirinya yang membiarkan air Hujan membasahinya.
Maria berdiri di tengah tengah taman mendongakan kepalanya, menatap Langit yang mulai menghitam saat Matahari benar benar sudah tenggelam.
"Tuhan... aku tidak pernah menyesal karena sudah menjadi pengikutmu. Meskipun Niat awal ku karena Reyhan. Namun disatu sisi aku juga menyukai Ajaranmu, Aku juga mengagumi keagunganmu. Bukakanlah Pintu Maaf dari keluargaku Tuhan. Aku Siap jika mungkin ini memang hukuman dari mereka atas kekecewaan yang sudah aku berikan. Aku akan rela menerimanya, Tapi aku mohon Tuhan. Tolong lindungi dan bahagiakan selalu keluargaku, Lindungilah selalu mereka. Aku sangat menyayangi mereka."
"Ayah... Ibu.. Kakak...!! Maafkan aku..." Ucap Maria lagi memejamkan matanya membiarkan air hujan menghapus jejak air mata diwajahnya.
.
.
.
Seorang Pria tampan dengan sorot mata tajam berada didalam Sebuah Mobil mewah, yang melintasi jalan tersebut. Hanya bisa menggelengkan kepalanya, saat maniknya melihat seorang Wanita Yang bertingkah Bodoh mengundang penyakit untuk Dirinya sendiri.
"Cantik.... Tapi sayangnya Bodoh." Gumam Pria tersebut pelan namun dapat terdengar jelas ditelinga Supir yang mengemudikan Mobil tersebut.
Cantik. Siapa yang dikatakan Cantik Oleh Tuan. Sembilan tahun bersamanya baru kali ini aku mendengar ia menyebutkan kata Cantik selain pada Ibu dan adiknya. Batin sang supir Penasaran namun tetap Diam dan Fokus mengemudikan Mobilnya membelah jalanan Kota Surabaya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Lina ciello
😭😭😭😭
mengko jodone malag udu reyhan... malah faizan mengko
2022-08-24
0
Lina ciello
😭😭😭😭
2022-08-24
0
P'Kao 😎
dr selesai baca Naura + jenny, Maria udh lama di masukin list fav tp br sempet baca skrg.. & ternyata karya mu emg bagus² bgt smw ny 👍👍
2022-07-15
0