Suara tangisan memenuhi kediaman Ewart.
Terlihat seorang wanita Cantik terisak menangis bersimpuh memeluk kaki seorang Pria paruh baya, yang juga tak dapat menahan tangis dan amarah yang memenuhi hatinya.
Sepasang Pria dan wanita muda lainnya, yang juga berada disana. Hanya bisa terdiam menatap drama kehidupan yang ada dihadapan mereka saat ini, tentunya dengan Air mata yang juga menetes membasahi wajah mereka.
Terlihat juga Seorang wanita paruh baya menangis tak kalah terisak, dari wanita yang masih setia bersimpuh dikaki Ayahnya.
"Ayah.... Tolong maafkan aku. Maafkan aku Yah, Aku mohon.... maafkan Aku!!" Ucap Maria Lirih disela isak tangisnya.
"Pergilah. Jangan menyebutku Ayah lagi. Aku bukan Ayahmu!" Jawab Sang Ayah, Henry Ewart. Berusaha melepaskan Kakinya dari Pelukan Maria.
"Tidak Ayah, Tolong jangan berkata seperti itu. Aku anak Ayah, Tolong ampuni Aku Yah..... Aku tidak bisa hidup tanpa kalian"
"Jika kau menganggapku Ayah mu. Harusnya kau mengatakan kepadaku sebelum memutuskan hal besar seperti ini. Aku benar benar kecewa padamu. Pergilah, Aku tidak ingin melihat wajahmu lagi." Ucap Henry Lagi menelan kepedihan dihatinya dan dengan Kasar mengentakan Kakinya, hingga terlepas dari pelukan Maria. Lalu Pergi meninggalkan Maria yang masih Terisak menangis disana.
"Ayah.....Maafkan aku..." Pekik Maria dengan suara serak menatap Punggung Ayahnya yang semakin menjauh
"Ibu... Apa ibu juga akan Membuangku...?" Tanya Maria merangkak Menghampiri Ibunya yang masih menangis sesegukkan duduk diatas Sofa.
"Ibu... tolong bicaralah. Ibu.. maaf!" Ucap Maria lagi menenggelamkam kepalanya dilutut sang Ibu.
"Kenapa Mar, Kenapa kamu lakukan semua ini?" Tangis sang Ibu semakin pecah antara sedih, Marah, kecewa dan Iba menjadi satu pada Putri yang sangat disayanginya Tersebut.
"Maafkan Aku Bu.... Ampuni aku." Hanya Itulah yang dapat Maria katakan atas kekecewaan yang telah ia berikan pada Keluarganya.
"Jika kamu menganggap Aku Ibumu, Ayahmu dan Keluargamu. Harusnya kamu membicarakan semua ini terlebih dahulu Mar. Tidak melakukan hal besar seperti ini tanpa Izin ataupun memberitahukan kepada kami. Apa kamu sudah menganggap kami tiada di dunia ini?" Ucap Sang Ibu bertanya dengan nada tinggi.
Maria hanya bisa menangis dan terus menangis menerima luapan kekecewaan dari keluarganya. Ingin menyangkal namun semua benar adanya. Maria benar benar sudah melakukan Sesuatu yang membuat Keluarganya kecewa.
"Kamu memutuskan Berpindah keyakinan tanpa mengatakan atau berdiskusi kepada kami. Jika benar kami sudah tidak artinya bagimu. Maka Pergilah Mar, Kamipun tidak akan menganggapmu ada dikehidupan kami." Serkas Ibu Maria bangkit ingin pergi menyusul suaminya, namun dengan cepat Maria melingkarkan tangannya. Memeluk kaki sang Ibu persis seperti yang sebelumnya ia lakukan Pada Ayahnya sembari menggeleng gelengkan kepalanya.
"Tidak bu, Tidak. Bu.... Maafkan Aku Bu. Aku melakukan semua ini karena aku sangat Mencintai Reyhan. Aku ngin Menikah dan hidup bersamanya. Maaf karena aku melakukan semua ini tanpa persetujuan dari kalian, Aku takut kalian tidak akan menyetujui keputusanku kali ini. Tolong maafkan Aku Bu.... maaf...!!" Terang Maria mempererat pelukannya dikaki Helda Ibunya.
"Mar, Ibu dan Ayah tidak pernah mengekang Anak anak kami. Kami selalu mengizinkan Putra Putri kami memilih apapun yang ingin mereka Lakukan. Apa selama ini kami pernah melarangmu? Tidak Mar, Apapun yang kamu dan kakakmu inginkan Kami selalu menurutinya. Bahkan Kami menuruti kemauanmu untuk menetap di Jakarta.
Jika Kamu meminta Izin terlebih dahulu kepada kami, Kami tidak mungkin melarang keputusanmu. Kami tau Jika kalian sudah dewasa dan berhak memutuskan sendiri pilihan kalian. Tapi tidak dengan cara seperti ini Mar. Dengan caramu yang sama sekali tidak Meminta Izin, ataupun Memberitahu semua ini. Sama saja artinya kamu tidak mengganggap kami Ada. Itu menjadi kekecewaan besar bagi kami Mar. Kenapa kamu harus menyakiti kami seperti ini Nak? Kenapa?" Tangis Ibu semakin pecah menatap kecewa pada Putri kesayangan nya tersebut, hingga perlahan kesadarannya menghilang dan terjatuh tepat diatas sofa.
"Ibu....." Teriak Mike dan Miranda Istrinya yang sedari tadi hanya menjadi penonton. Mike dan Miranda dengan cepat menghampiri dan coba menyadarkan Ibunya yang Pingsan.
Mendengar suara teriakan Mike. Henry dengan cepat keluar dari ruang kerjanya dan berlari menghampiri Mike yang masih berusaha menyadarkan Ibunya.
Kesedihan semakin dirasakan Maria, saat Ayahnya melarang dirinya untuk mendekat ataupun melihat Ibunya.
Dengan besarnya rasa kecewa yang dirasakan Henry, membuatnya menyeret paksa Tubuh Putri yang selama ini tidak sedikitpun dibiarkannya terluka itu. Menyeret tubuh Putrinya untuk Keluar dari Kediaman Ewart.
Semua pelayan yang melihat hanya bisa terdiam menatap Iba pada Putri majikan nya tersebut. Ingin menolong tapi itu diluar kuasa mereka. Mereka juga tidak menyangka Jika Sosok Maria yang juga sangat mereka sayangi dapat memutuskan hal besar tanpa meminta persetujuan dari keluarganya. Jika saja Keluarga Ewart tidak mengetahui dari orang suruhan Mike, yang senantiasa melindungi Maria tanpa sepengetahuan Maria. Maka ntah sampai kapan Maria akan menyembunyikan fakta tentang dirinya yang sudah berpindah keyakinan tersebut.
"Ayah... Ampuni Aku Yah.. tolong ampuni Aku..." Pinta Maria tidak merasakan sakit sedikitpun atas tubuhnya yang terseret dilantai tersebut.
Setiap orang tua pasti akan merasa kecewa saat Anak yang mereka sayangi sepenuh hati. Membuat Kekecewaan yang begitu besar seperti yang saat ini dilakukan oleh Maria. Meskipun rasa sayang itu tidak mungkin menghilang dari hati mereka, namun tetap saja rasa kecewa yang besar bisa membuat Mereka melakukan hal hal yang terlihat kejam seperti saat ini. Ketahuilah disetiap ucapan dan tindakan kasar tersebut, Hati orang tuapun juga sangat terluka bahkan sangat sangat terluka hingga tak ada kata yang bisa mengungkapkan betapa hancur dan terlukanya hati dan perasaan mereka.
"Pergilah, Hiduplah dengan pilihanmu tersebut. Jangan pernah menampakan Wajahmu lagi dihadapan kami, jika kamu masih ingin Kami berada di Dunia ini." Ucap Henry mendorong tubuh Maria lalu menutup Pintu dengan sangat Kencang.
"Ingat, Jangan ada satupun dari Kalian yang mengizinkannya masuk kerumah Ini." Ucap Henry lantang.
Maafkan Kakak Mar, Kali ini Kakak tidak bisa membelamu. Percayalah apapun yang kau lakukan, kami semua akan selalu menyayangimu. Semoga kamu bahagia dengan pilihanmu Mar. Ucap Mike dalam hati menatap senduh pintu rumah yang tertutup lalu beralih menatap Ibunya yang masih tak sadarkan diri.
Aku tau Cinta akan membuat pengaruh besar seperti ini. Aku berharap Cintamu akan membawakan kebahagiaan untukmu Mar. Bersabarlah, mungkin Ibu dan Ayah dapat mengeluarkan kata kata kasar padamu. Namun percayalah tidak ada orang tua yang benar benar marah kepada anaknya. Sebesar apapun kesalahan anaknya, Mereka nanti Pasti akan memaafkan nya. Bersabarlah Mar, Dan semoga Kamu bahagia dengan Pilihanmu. Kami selalu mendoakan yang terbaik untukmu. Batin Miranda Kakak Ipar Maria.
.
.
.
Selalu Author ingatkan Berikan Like kalian pada setiap Bab yang sudah kalian Baca, sebagai bentuk Apresiasi kalian atas karya Author. Jika berkenan berikan juga Vote nya. Kritik dan saran dari kalian juga dibutuhkan agar cerita ini semakin menarik.
Mohon selalu dukungan kalian. Terimakasih🙏☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
uups
kasian kali Maria,,,pada akhirnya pengorbanannya sia sia
2021-10-16
0
roesma yani
pindah keyakinan jgn krn mengikuti calon pasangan, pindah keyakinan harus didasari krn yakin dgn Yang Maha Kuasa, krn pindah keyakinan hanya berdasar pasangan, dikemudian hr apabila terjadi gelombang dalam rumah tangga bisa jd keyakinan itu akan goyah, (ini real yg terjadi dlm keluarga saya) 😔
2021-08-13
0
Arninyon
wow awal yg menarik thor...
2021-08-05
0