Pagi itu, Karina datang dengan sangat fresh dan santai seperti karakternya. Dengan kemeja blusky-nya, ia sangat percaya diri memasuki ruang presdir dan menyalakan komputernya. Ia juga sudah menerima schedule Gerald dari Rena.
"Selamat pagi!" sapa Gerald masih dengan iPad-nya.
"Selamat pagi, Pak!" jawab Karina seraya berdiri memberi hormat.
Gerald menduduki kursi direkturnya tanpa memalingkan pandangan dari iPad. Sementara Karina langsung berdiri di depannya dengan membawa iPad yang berisi agenda harian Gerald.
"Karina, kamu sudah print email yang saya kirim semalam?"
"Sudah."
"My coffee?"
"Sudah."
"Dokumen perjanjian kontrak?"
"Sudah."
"Laporan meeting kemarin?"
"Sudah."
"Email dari LA yang tadi pagi saya kirim?"
"Sudah semua, Pak."
Gerald terdiam dan terkejut. Lalu matanya baru menyadari kalau di meja kerja Gerald sudah berjejer semua tugasnya hari itu. Ia pun semakin terkejut ketika semua yang ia butuhkan sesuai keinginannya.
"Kapan kamu menerima iPad dari Rena?"
"Saya menerima iPad tadi malam, Pak, dan sisa tugas dari Bapak pagi Subuh tadi. Semuanya sudah saya siapkan. Tinggal menunggu keputusan Bapak."
Gerald melihat ke arah Karina dan langsung mengangkat alisnya, menuntun pandangan Gerald ke arah tumpukan dokumen yang tepampang di mejanya.
"Kamu robot atau manusia, sih?"
Pertanyaan Gerald membuat Karina mengerutkan kening.
"Ya, manusialah, Pak. Kalau tidak mana bisa saya menyelesaikan tugas saya dengan penuh tanggung jawab.”
Gila nih cewek! Pekerjaan yang bisa diselesaikan Rena dalam sejam, dia selesaikan secepat kilat gini. Bahkan semuanya sempurna. Di jam segini biasanya aku udah ngomelin Rena nggak keruan karena keterlambatannya, tapi nih cewek malah dengan secepat kilat menyiapkan semuanya, pas lagi. Gerald berperang dengan perasaannya pagi itu. Dengan saksama ia melihat dan mengamati dokumen yang diberikan dan tak ada satu pun huruf yang salah.
Karina kembali ke meja kerjanya dan mulai bergelut dengan komputer. Sementara Gerald sibuk menyelesaikan dokumen dengan perasaan tak keruan.
Mampus lo boss tengik! Lo pikir gue cewek bodoh apa? Gue sumpahin lo, abis ini jari-jari lo akan keram! Dan lo nggak akan bisa seenaknya lagi sama gue. Emang enak!
Jam delapan tepat, Gerald menyelesaikan pekerjaannya. Sementara Tomi baru saja datang ke kantor. Ia pun heran melihat Gerald sudah duduk santai dengan secangkir kopinya.
"Pagi, Bos. Mana dokumen yang perlu gue bantu selesaikan?" tanyanya seraya memeriksa semua dokumen. "Gila, cepet banget! Terus semuanya udah siap gini? Siapa ...."
Gerald menatap sinis pada sahabatnya itu. Tomi yang menyadari amarah Gerald dan segera menutup mulutnya rapat-rapat.
"Kalau begitu … ayo, kita cabut!" selanya lagi dan menatap ke arah Karina yang masih sibuk mengetik.
"Karina, apa agenda Tuan Gerald sudah siap?"
"Sudah, Tuan Tomi."
"Lalu apa yang kita tunggu? Tahun baru?!" bentak Gerald dengan nada menegaskan.
Karina menghentikan pekerjaannya, mengetik beberapa dokumen. Ia pun berjalan menuju kedua lelaki jahil itu. Ia membuka iPad-nya lalu membacakan satu per satu.
Kedua lelaki itu saling berpandangan dan beranjak dari tempat mereka. Namun, belum sempat melangkah, mereka berhenti karena ucapan Karina.
"Maaf, Tuan-tuan, saya tidak ikut."
Gerald menoleh dan menatap penuh emosi. Untuk pertama kalinya seorang bawahan membantahnya tanpa ragu dan takut.
"Apa katamu? Beraninya kamu …."
Tomi menahan tubuh Gerald yang sudah diselimuti emosi. "Tenang, Ge ... Nona Karina, bisa Anda jelaskan alasan penolakan ini?" tanya Tomi tenang.
"Tuan, sebelumnya saya minta maaf. Pagi ini Anda akan teken kontrak kerja sama dengan pihak Jerman untuk pembangunan hotel Zupperstar. Saran saya dibatalkan saja karena prospek perhotelan di Jerman kurang bagus dan itu akan mendatangkan kerugian di investasi nanti. Lalu kerja sama di Jepang dalam lingkup otomotif, saran saya sebaiknya Anda membuka cabang hotel di sana."
Gerald dan Tomi saling berpandangan. Dengan santainya mereka melipat tangan seolah menemukan berlian berkilau dalam tumpukan batu granit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Wina Ningsih
wawww....sekretaris lebih cermat dari bos nya
2021-03-31
1
anggita
karina😘
2021-02-04
0