Chapter 2
"Lo yakin, Ge? Apa nggak keterlaluan?" tanya Tomi.
Gerald duduk dan memeriksa dokumen satu per satu dan menandatanganinya. Ia pun menoleh ke arah Tomi yang masih mematung.
"Apa IQ lo masih lemah kayak dulu? Kenapa masih bengong di situ?"
"Kalau IQ gue down, lo nggak akan senyaman ini dengan aset keluarga lo yang setumpuk Gunung Himalaya, Bro," sahut Tomi ketus.
Tomi segera mengerahkan anak buahnya di semua divisi karena lima menit yang lalu ia sudah menerima kabar tentang keberadaan Karina.
"Pak Jefry, bisa ke ruangan saya sebentar sekarang?" perintah Tomi.
Tanpa basa-basi Pak Jefry langsung ke ruangan Tomi dan duduk di depannya dengan sikap gugup. Pak Jefry menyerahkan data karyawannya kepada Tomi. Ya, mata Tomi tertuju pada nama sang nona muda ia pun mengukir senyum di bibirnya dan membuat Pak Jefry mengerutkan kening heran.
"Pak Jefry, kenapa karyawan yang begitu kompeten ini Anda taruh di divisi rendah?”
Pak Jefry bertambah gugup dan menjawab, "Tapi sejak awal staf ini melamar secara reguler waktu itu, Pak.”
"Kalau begitu dia akan menjadi asisten presdir lebih tepatnya sekretaris," ucap Tomi tegas.
Sejak saat itu, Karina diminta untuk melapor ke ruangan presdir. Ia sedikit gugup, tetapi pengalamannya sebagai nona muda tidak membuatnya gentar ataupun ragu. Karina menaiki lift eksekutif untuk pertama kalinya.
"Hm ... dasar orang kaya munafik! Lift aja gak mau barengan sama stafnya. Padahal tanpa kerja keras karyawan, perusahaannya nggak akan semulus ini!" gerutu Karina sambil menunggu lift berhenti.
TING!
Karina perlahan masuk, seorang sekretaris cantik dan seksi menghampirinya.
"Tuan, Nona Karina sudah datang."
"Suruh dia masuk dan tolong aku tidak mau menerima tamu siapa pun itu," perintah Gerald pada sekretarisnya itu.
Karina duduk tepat di depan Gerald. Pria itu menutup laptopnya dan kembali pada urusan Kirana. Ada hawa kecanggungan yang terjadi di antara keduanya.
Hm ... cantik juga. Aku tidak menyangka calon istriku secantik ini, tapi sayangnya aku harus mendisiplinkannya dulu, gerutu Gerald dalam hati tanpa memalingkan pandangannya dari boneka Barbie di hadapannya itu. Sedangkan Karina merasa salah tingkah dengan tatapan jahil Gerald.
"Ada hal apa Bapak memanggil saya?" tanya Karina gugup.
"Mulai besok kamu bekerja menjadi sekretaris saya. Rena akan saya pindahkan ke ruangan Pak Tomi."
"Tapi, Pak, kalau boleh saya tau … atas dasar apa saya dipindahkan? Karena saya baru bekerja di sini dan saya tidak mau kenaikan posisi ini karena koneksi."
"Emangnya kamu punya koneksi?”
Karina sontak berubah gugup dan takut ketahuan. "Ituuuu ... hmm ... mmm tidak sih, Pak, cuma aneh aja. Takutnya staf yang lain nanti bikin gosip yang nggak-nggak."
"Biarkan saja mereka bicara, itu hak mereka. Emang kamu peduli, ya?"
"Baiklah, kalau begitu. Saya hanya tidak mau Anda merasa tidak nyaman dengan berita dari seisi kantor, Pak."
Karina berpamitan dan ia pun tak lupa membagi beritanya kepada Anggi. Setelah makan malam, keduanya melanjutkan sisa pekerjaan mereka yang dibawa pulang untuk diselesaikan.
"Lo beruntung, Karina. Seluruh cewek di atas bumi ini bertarung abis-abisan buat dapet perhatian big boss kita dan lo tanpa berbuat apa-apa si panah Dewi Fortuna dateng sendiri."
"Masa, sih? Apa hebatnya bos kita? Biasa aja. Yang bodoh emang perempuannya, kurang kerjaan."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Susilawati Dewi
dasar gerald
2021-08-04
0
Nur Ain
Belum kenal tu calon nye
2021-04-25
0
Wina Ningsih
kita lihat bisakah gerald menaklukan karina
2021-03-31
0