Chapter 1
Pagi itu Anggi memasukkan lamaran Karina ke divisi keuangan. Ya, sejak kuliah, dulu Kirana memang menonjol dalam kecerdasannya. Nggak heran dia, kan, nona muda. Nona muda yang bandel. Anggi sebagai sahabatnya sudah sangat kenal dengan sifat gadis periangnya itu.
Ya, meskipun seorang nona muda, tetapi Karina memiliki sifat simpatik yang dalam terhadap orang lain. Kepeduliannya terhadap sesama membuat ia dibenci oleh teman-teman dari kalangannya. Wajah oval mungil itu semakin menambah karismatik Karina. Anggi sangat bangga menjadi sahabat gadis bandel itu.
"Pak Jefry, saya bisa jamin teman saya ini handal dalam keuangan, bahkan dalam memperhitungkan harga saham di bursa saham internasional, Pak."
Anggi berusaha meyakinkan Pak Jefry, ketua divisi keuangan.
"Oke, besok bawa teman kamu itu. Dia bisa mulai kerja."
"Oke, siap, Pak! Saya jamin Bapak tidak akan salah pilih.”
"Sudah diam, sana kembali kerja."
Ya, seperti yang diinfokan Anggi. Karina mulai bekerja dan ia memberikan hasil kerja yang sangat memuaskan Pak Jefry. Tak jarang Pak Jefry mengajaknya ke rapat bulanan dan tahunan karena ide-ide yang cemerlang. Karina sangat brilian dan luar biasa, bahkan karyawan sehebat apa pun tak sampai berpikir ke arah ide Karina.
"Rin, makan siang, yuk!" ajak Anggi sehabis membereskan meja kerjanya.
Karina menuruni tangga karyawan karena tempat kerjanya berada di lantai dua untuk staf biasa. Berbeda dengan Anggi—manajer marketing—berada di lantai dua puluh, khusus para eksekutif. Anggi harus turun melalui lift khusus manajer, sedangkan untuk CEO dan presdir memang mempunyai lift sendiri.
Jauh di vila keluarga Pratama, tampak orang tua Karina tengah fokus dalam perbincangan mereka mengenai pembatalan perjodohan itu. Gerald yang menangkap topik mereka segera mendekat dan ikut bergabung.
"Kami sangat meminta maaf, Lohan, Nora atas ketidaknyamanan ini."
Ragep dan Farah menunduk hormat sebagai rasa penyesalan mereka. Akan tetapi, Nora dan Lohan malah merasa malu sendiri terhadap keramahtamahan tamunya itu.
"Sudahlah, Sis, kita tidak boleh memaksakan kehendak kita pada mereka," sela Nora.
"Ya, aku setuju dengan Nora. Kalau Karina menolak Gerald, kita harus hargai. Jadi perjodohan ini kita batalkan saja,” ujar Lohan dengan tegas.
Gerald mendekat dan memberi hormat pada tamu keluarganya.
"Kalau boleh tau apa yang dibatalkan dan siapa yang menolak?" tanyanya dengan tenang.
Nora dan Lohan menjelaskan maksud kedatangan keluarga Adesta, dan ada rasa tertantang dalam diri Gerald setelah mendengar cerita calon kerabatnya itu.
"Om, Tante, kalau boleh jangan dibatalkan. Boleh saya minta foto Karina?"
"Tentu saja, ini dia." Ragep menyodorkan amplop cokelat ke tangan Gerald.
“Sial! Wanita ini berani-beraninya nolak pria kayak gue? Cari mati, ya! Awas lo, Karina. Gue bukan Gerald Pratama kalau gak bisa membuat wanita mengemis cinta gue,” gumam Gerald setelah melihat foto di dalam amplop itu.
"Apa kau yakin, Nak Gerald?" tanya Ragep dan Gerald hanya mengangguk.
"Sudahlah, Nak Gerald … kami tidak mau kau terluka nantinya," sambung Farah.
"Tante jangan khawatir, serahkan semua urusan ini kepadaku. Aku hanya meminta waktu pada kalian, sampai tiba saatnya. Tolong, jangan dulu umumkan ke publik tentang pernikahan kami," pinta Gerald.
Kini kedua keluarga itu merasa sedikit tenang dan Gerald langsung menghubungi sahabatnya sekaligus asistennya.
"Tomi, temui aku di hotel sekarang!" perintah Gerald dengan tegas.
"Siap, Bos!" jawab Tomi dari suara seberang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Susilawati Dewi
ya semoga saja bisa takluk
2021-08-04
0
Wina Ningsih
tidak semua wanita itu sama gerald
2021-03-31
0