Beberapa waktu lalu di kediaman Arya ...
" Mau kemana kamu Arya? " tanya Ibu Maria, yang tak lain dan tak bukan adalah ibunda Arya.
" Ibu harusnya tak perlu bertanya Arya akan kemana! " balas Arya ketus.
" Arya! " bentak Ibu Maria.
" Kenapa Bu? Kenapa ibu diam saja mendengar Alya akan menikah dengan orang lain? Kenapa ibu tak memberi tahu aku bu? Apa susahnya sih tinggal menelpon Arya." Arya menggeram kesal.
" Arya, cukup! Tak perlu lagi kamu menemui wanita itu! " balas Bu Maria lebih meninggikan pita suaranya.
" Kenapa? Alasan masuk akal apa yang membuat aku harus berhenti mencintai Alya ku Bu? aku sangat mencintai nya dan ibu tau itu! ".
Tak kalah sengit Arya membalas ucapan ibundanya, dan tak habis fikir bagaimana cara otak ibunya itu bekerja, beliau bahkan tau bagaimana sangat sangatnya Arya mencintai wanita bernama Alya.
" Alasannya sudah jelas arya! Kamu pun harus nya menyadari itu, Alya itu tak sebanding dengan kita! " tegas Ibu Maria.
Arya memicingkan mata ke arah Ibunya, apa katanya? Hanya karena soal harta Ibunya sampai tega mengorbankan perasaan anaknya? gara-gara harta ibunya tega menghancurkan masa depannya?
" Aku tak habis pikir dengan cara kerja otak Ibu! ." Akhirnya pernyataan itu terucap juga dari bibir Arya, Ibu Maria memandang Arya dengan mata memerah.
" Apa itu yang diajarkan oleh Alya kepada mu? Supaya kamu bisa membantah ibumu sendiri Arya? Asal kamu tau, wanita itu hanya memanfaatkanmu, dia kan yang sudah menggodamu lebih dulu? " cecar Ibu Maria pada putranya dengan menjelekkan nama Alya.
" Cukup!! Alyaku tak semurahan itu Bu! Bagaimana bisa ibu berkata seperti itu sedangkan ibupun juga seorang wanita, ibu pun pernah berada di posisinya!!" dengan nafas terengah-engah Arya mencoba menguasai dirinya kembali, bagaimana orang yang ada didepannya kini adalah seorang wanita yg telah mengandung dan melahirkan nya. Sedangkan ibu maria hanya membungkam mulutnya.
" Sudahlah bu, jangan buat Arya menjadi pembangkang dengan segala ucapan ibu yang tak pantas di dengar itu! Dan sekali lagi aku bilang padamu bu, aku sangat mencintai Alyaku!" Arya segera melenggang kearah pintu setelah mengucap kan kalimat itu, Ibu Maria menatap kepergian putra semata wayangnya dengan pilu dan kemarahan dihatinya.
" Bahkan Arya lebih membelamu! Sebegitu pentingnya kah ia untuk putraku?"
•
•
•
Kini Ardi dan Alya sudah sah menjadi suami istri, meski saat ijab qobul tadi Ardi tak di temani Alya disampingnya , karena Alya pingsan lumayan lama. Tapi acara tetap berjalan khidmat dan lancar sebagaimana mestinya.
Waktu sudah menunjukan pukul 10 malam, dan pesta sudah berakhir satu setengah jam yang lalu, tapi masih banyak tetangga yang membantu membereskan sisa-sisa acara tersebut.
Alya sudah terlihat rapih dengan piyama tidurnya, ia berjalan menuju dapur untuk mengambil air, membasahi tenggorokan nya yang terasa begitu kering, ia bersandar pada ujung meja tempatnya mengambil minum sambil melamun.
Bagaimana ini? Apa yg harus aku lakukan jika mas Ardi meminta haknya malam ini? Aku mengenalnya saja baru satu bulan terakhir ini, bagaimana bisa aku menyerahkan kehormatan ku begitu saja padanya, dan lagi pula aku juga tidak mencintainya ?
Ahhh ayo berpikir alya.
Apa aku kasih obat tidur saja ya dia, ahh mana ada, akukan ngga punya obat tidur, lagi pula apotik kan juga jauh dari sini.
Ayolah otak, aku harus apa? Membayangkan cacing miliknya saja aku sudah merinding geli
Alya bergedik ngeri sendiri dengan pikirannya , otak nya berkelana entah ke arah mana. Ibu ratih yang memperhatikan ekspresi putrinya dari tadi ikut bingung sendiri, ada kening yang mengkerut lah, ada raut wajah yanh geli lah, dan terakhir Alya senyum-senyum sendiri.
" Apa yang sedang dipikirkan Alya yah? "gumam Ibu Ratih.
" Nduk." Tak ada sahutan apapun dari Alya.
" Nduk." panggil Ibu Ratih untuk yang kedua kalinya .
Dan pukkkkk
Ibu Ratih menepuk pundak Alya dari samping, karena putrinya tak memberi reaksi apapun dari tadi.
" Nduk." Alya terlonjak kaget.
" Ehhh iya Bu." sambil mengusap usap dada nya.
" Kamu ngelamunin apa dari tadi?" tanya Ibu Ratih.
" Hehee engga kok Bu, Alya ngga ngelamun." jawab Alya sedikit kikuk.
" Yaudah bu, Alya masuk kamar duluan ya." sambung Alya memutus obrolan, sebelum Bu Ratih ingin kembali bicara, daripada ditanya yang tidak tidak pikirnya.
————
Di kamar...
Ardi sudah merebahkan diri diatas ranjang milik Alya, eh ralat milik Alya dan juga dirinya, sepertinya ia kelelahan, ingin istirahat namun sang istri belum juga terlihat akhirnya ia memilih menunggu Alya saja. Melihat alya masuk, lantas Ardi mendudukan dirinya diatas ranjang, Alya ikut mendudukan tubuhnya namun dengan posisi memunggungi Ardi.
" Adek dari mana? " tanya ardi basa basi .
" Dapur." balas Alya singkat, karena sama sekali tidak berantusias untuk menjawab pertanyaan dari suaminya tersebut.
" Adek pasti lelah ya?" tanya Ardi lagi.
" Ngga."
" Sini mas pijitin." tawar Ardi.
Alya terlihat memicingkan mata melihat ke arah Ardi dari tempatnya.
Pasti ada maunya nih kalo begini, biasanya laki laki kan begitu, aku harus hati-hati.
" Kalo aku bilang ngga ya ngga." ucap Alya ketus.
Ardi nampak tersenyum, tak diambil hati, setidak nya Alya masih mau menjawab pertanyaannya. Dan itu sudah membuatnya cukup bahagia.
" Yasudah bagaimana kalau kita—"
" Ahhh ngga ya Mas, aku nggak mau, aku belom siap, lagi pula kita ini kenal belum lama, aku nggak bisa tiba-tiba nyerahin diri aku gitu aja, Mas juga harusnya begitu dong, bagaimana bisa Mas meminta itu pada orang yang baru mas kenal, pokoknya aku belum siap, aku belum siap." Alya memotong pembicaraan Ardi , sambil menghentak hentakkan kakinya ke lantai. Ardi makin tersenyum mendengar jawaban Alya , ingin rasanya ia mencubit pipi alya karena gemashhhh.
Apa sih yg kamu pikirkan dek? (Ardi)
" Adek ini ngomong apasih? Mas hanya ingin mengajak Adek untuk istirahat, bagaimana kalau kita istirahat saja? Itu maksud kalimat Mas. " ujar Ardi.
Yang malah membuat Alya menutup mulutnya yang menganga dengan kedua tangan. Jika tidak sedang memunggungi Ardi mungkin rona merah di pipi itu sudah tertangkap basah oleh sang suami.
Ahhh apa? Jadi dia ? dia hanya ingin mengajakku tidur? Dan bodohnya aku malah terpancing dengan pikiran ku sendiri.
Sial!
Bodoh bodoh bodoh
Alya memukul-mukul kepalanya sendiri, karena merasa dibodohi oleh pikirannya sendiri.
Ibu.... Alya maluuu
" Dek." panggil Ardi seraya menyentuh bahu Alya.
" Nggaaaaaak."
Alya malah lari keluar, berhenti dan menyadar ditembok yang berada didepan kamar, memegang dada sambil merutuki kebodohan nya.
Sial!
Sungguh memalukan!
...****************...
tbc...
jangan lupa tinggalkan jejak ❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
Siti Shiro
Alya 18tahun nh Ardi umuran berapa ya blm dijelasin atau q yg kelewat
2024-06-20
0
Diana Yulita
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2024-01-21
0
anonim
tidak ada malam pertama neehhhh😁😁😁
2023-11-03
0