Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, dan secepat itu waktu berlalu, tak terasa hari H sudah di depan mata, tinggal menghitung jarum jam ijab qobul segera terucap kan. Ya, esok adalah hari penantian bagi Ardi, penantian panjang yang ia yakini berbuah manis, semanis prosesnya, yaitu menikahi Alya gadis pujaan hati yang namanya tak pernah lepas dalam sujudnya, dan tak pernah tertinggal sekalipun dalam doa nya. Namun lain bagi Alya, iya hanya mampu memeluk kedua lututnya di atas ranjang, dengan sesekali menyeka air matanya yang turun dengan lancang.
" Bahkan hingga hari ini, kamu tak ada sama sekali menghubungi ku Mas? Apa kamu baru menyadari sekarang bahwa kasta kita memang jauh? Bahwa aku tak sederajat denganmu, dan tak pantas untuk bersanding denganmu, mengapa kenyataan semenyakitkan ini?" Protes Alya dalam hati.
Tok tok tok
Terdengar suara pintu kamar Alya diketuk, disusul suara Bu Ratih meminta izin " Nduk Ibu masuk ya." Mendengar itu Alya langsung menghapus sisa kristal bening miliknya, Ibu Ratih yang tak mendengar sahutan dari dalam lantas bergerak masuk.
" Nduk acara pengajian sudah mau dimulai kita ke depan yuk." ajaknya, lalu meraih dua pundak Alya dan menuntun nya berjalan keluar, malam ini dirumah milik Alya memang diadakan pengajian, sebagai bentuk doa agar acara esok berjalan dengan lancar, dan malam ini rumah Alya ramai oleh para tetangga, sanak serta saudara yang berdatangan mengikuti prosesi doa yang dipimpin pemuka agama .
•
•
•
Esok pun tiba...
Suara kokok ayam jantan bersahut sahutan, fajar pun mulai menyingsing ke peraduannya, aktivitas pagi sudah dimulai seawal mungkin bagi sebagian orang .
Di kamar nya Alya sudah siap dengan kebaya putih modern nya, wajahnya sudah di poles seayu mungkin dari ba'da subuh tadi, rambutnya disanggul lalu dibubuhi bunga melati, dan sekarang yang terlihat hanyalah wanita dewasa yang siap di pinang kekasih hati, namun lagi-lagi tak ada senyum semerekah bunga di pagi hari dan tak secerah mentari yang menyinari, yang ada hanya wajah murung.
Tapi demi Ibu Ratih sebisa mungkin Alya menunjukkan senyum ceria nya, meski berat hati melangkah ke jenjang ini, apalah daya bahwa rasa sakit yang tertoreh tak mampu menghalangi.
" Wahhh abege gue cantik banget hari ini ." celetuk Ira langsung memberikan pujian saat ia tanpa permisi masuk ke kamar Alya, Ira pun sudah tampak rapih dengan dress dusty pink nya, tak lupa juga memoles sedikit pewarna ke dalam wajahnya.
Alya hanya memberenggut memberi reaksi pada Ira.
" Dah ngapain sih lu cemberut-cemberut begitu, yang ada ntar lu kaya badut mampang tau ngga, Alyaku tuh udah cantik sekarang, udah mau jadi istri orang lagi, hihi gue gabisa bayangin ya Al nanti lu anu ama Mas Ardi, terus lu awww ... ckck kenapa pikiran gue kok jadi kotor ya ." ucap Ira masih dengan suara cekikikan.
" Ishh ribet lu Ra, anu apalagi maksud lu ?" timpal Alya tak mengerti dengan ucapan sahabatnya.
" Haha ngga Al, tapi semoga aja lu ngga teriak-teriak apalagi kabur ya. " ucapnya lagi masih menggoda Alya.
Dahi Alya mengkerut, berpikir sesaat dan plakkkkk begitu ia menyadari kemana arah pembicaraan Ira.
" Ihh sakit tau Al ." ringkihnya sambil mengusap usap bagian yang ditabok Alya.
" Lu tuh ngomong nya lagian kemana mana." sungut Alya.
" Hehe sorry deh, vis gue cuma becanda ." dengan mengangkat kedua jarinya membentuk huruf v.
" Nduk ." akhirnya suara Ibu Ratih menghentikan cengkrama antara Ira dan Alya .
" Iyaa Bu ." balas Alya.
"Keluarga Nak Ardi sudah datang Nduk, dan semuanya sudah siap, tinggal menunggu kamu keluar katanya, Ibu kesini ingin menjemput mu , tapi sebelum itu Ibu ingin bicara denganmu nduk." terang Ibu Ratih, beliau sudah mulai mendudukan diri ditepian ranjang yang ada dikamar putrinya.
"Ada apa Bu? " Ibu Ratih melirik ke arah Ira seperti memberi titah untuk meninggalkan mereka berdua, Ira yang mengerti akan situasi ini segera beranjak pergi.
" Al, gue keluar duluan ya, Ibu aku permisi ." pamit Ira.
Mereka berdua hanya mengangguk mempersilah kan Ira untuk keluar. Ibu Ratih menatap putri sulungnya dengan penuh haru, tak disangka sebentar lagi putri kecilnya yang dulu beliau timang-timang, beliau rawat dengan sepenuh hati, kini akan di miliki seorang lelaki.
" Nduk Ibu mau berpesan pada mu ." suara Ibu Ratih begitu lembut menusuk kalbu.
"Katakanlah Bu."
**********
Jangan lupa tinggalkan jejak yaaa 🙏😇
to be continue ❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
LENY
KAYAK NYA ARDI LAKI2 YG BAIK. BLM TENTU COWOK YG DICINTAI ITU BAIK APLG KELUARGANYA YG GAK SETUJU.
2024-08-10
0
Diana Yulita
/Smile//Smile//Smile//Smile//Smile/
2024-01-16
0
Diana Yulita
like
2024-01-10
0