Syakirah dan teman - temannya sudah sebulan bekerja di pabrik XX ini. Saat ini mereka sedang beristirahat di kantin, mereka duduk dan memakan makanan mereka masing-masing, sambil berbicara tentang pekerjaan mereka.
"Kita sudah bekerja di pabrik ini selama sebulan dan kita juga selalu menyelesaikan pekerjaan kita dengan baik. Aku ingin sekali melamar sebagai karyawan tetap, bagaimana dengan kalian?" ujar Syakirah
"Aku juga ingin melamar sebagai karyawan tetap, lagi pula bukankah tidak ada larangan untuk menjadi karyawan tetap, hanya saja kita harus menyelesaikan seleksi dengan benar." jawab Wahyu.
"Bagaimana kalau kita tanya kepada Bu Ariana?Dia pasti akan menjelaskannya dan kamu Navile. Aku heran melihatmu. Kamu sudah bekerja di pabrik ini selama kurang lebih tiga tahun. Tapi, kenapa kamu tidak ada niat untuk menjadi karyawan tetap disini?" tanya Syakirah kepada Navile.
"Aku menunggu kalian disini. Aku mau kita sama-sama melamar sebagai karyawan tetap. Aku memang berniat seperti itu, temanku sudah mengajakku satu tahun yang lalu, sebelum dia pindah dari pabrik XX ini. Tapi aku menolaknya karena aku ingin melamar sebagai karyawan tetap bersama kalian, sudah banyak sekali orang mengajakku, tapi aku selalu menolaknya." jawab Navile
"Hmm... kenapa kau menunggu kami? Bukankah itu sangat merugikan dirimu sendiri. Karena kau sudah menyiakan kesempatanmu, bukankah lebih cepat lebih baik?" tanya Ryan kepada Navile.
"Aku pikir kita bisa melamar bersama. Karena umurku yang lebih tua dari kalian, jadi aku menunggu kalian." jawab Navile.
"Itu tidak masalah. Lebih baik kita pikirkan bagaimana caranya kita bisa menjadi karyawan tetap disini. Kita harus bertanya kepada Bu Ariana." saran Wahyu.
"Iya kita harus tanya kepadanya nanti saat pulang." ujar Rey.
Mereka semua sudah setuju akan bertanya kepada Bu Ariana saat pulang kerja nanti. Bel Waktu selesai istirahat sudah berbunyi dan mereka sudah beranjak dari tempat duduk mereka dan masuk ke ruangan mereka dan mulai duduk di tempat mereka masing-masing.
***
Bel pulang untuk karyawan siff pagi sudah berbunyi. Syakirah dan teman - temannya sudah ada di ruangan Bu Ariana. Mereka sedang bertanya-tanya kepada Bu Ariana tentang karyawan tetap.
"Bu maaf sudah mengganggu waktunya. Saya ingin bertanya. Bu, saya dan teman - teman saya ingin melamar sebagai karyawan tetap di pabrik XX ini. Bagaimana caranya agar kami bisa melamar Bu?" tanya Syakirah kepada Bu Ariana tadi.
Mendengar pertanyaan dari Syakirah, Bu Ariana tidak terkejut karena dia sudah menantikannya sejak mereka masuk ke pabrik XX Ini, terutama Navile. Navile sudah beberapa kali di tawari untuk menjadi karyawan tetap, tapi Navile tetap menolak karena alasan yang sama. Bu Ariana memaklumi hal itu.
Akhirnya Bu Ariana menjelaskan tentang menjadi karyawan tetap. Mereka harus melewati seleksi terlebih dahulu dan di uji beberapa tugas terlebih dahulu. Karena menjadi karyawan tetap tidak semudah menjadi karyawan kontrak. Karena karyawan tetap harus menyelesaikan tugasnya tepat waktu, tidak seperti karyawan kontrak yang bisa menunda perkerjaannnya selama kurang lebih tiga hari. Jadi tidak heran jika karyawan tetap memiliki gaji yang lebih besar daripada karyawan kontrak.
Setelah mendengar penjelasan dari Bu Ariana tadi, mereka sepakat akan melamar menjadi karyawan tetap seminggu lagi.Akhirnya mereka pulang kerumah masing-masing.
***
Syakirah sudah sampai di rumah. Dia sudah membersihkan tubuhnya dan sudah menunaikan ibadah sholatnya. Dia berniat untuk bermain kerumah sepupunya ( Kiya ), karena sudah lama sekali dia tidak berkunjung kerumah Kiya akibat dari pekerjaannya yang begitu melelahkan. Karena ini juga malam minggu dan dia sudah mendapatkan gaji pertamanya, dia ingin mentraktir sepupunya ini. Dia juga sudah memberi ibunya uang untuk belanja kebutuhan sehari-hari dan tambahan untuk sekolah adiknya, meskipun ibunya sempat menolak karena Syakirah mempunyai impian untuk membuat rumah sendiri agar tidak membebani orang tuanya dan ingin hidup mandiri. Tapi Syakirah tetap memaksa ibunya untuk menerimanya, karena mendapat paksaan dari Syakirah akhirnya ibunya Syakirah menerimanya dan berterima kasih kepada Syakirah.
Setelah memilih pakainnya untuk jalan - jalan bersama sepupunya. Syakirah berjalan ke rumah sepupunya. Rumah Kiya tidak jauh dari rumah Syakirah hanya beberapa meter saja dia akan sampai di rumah Kiya.
Saat sampai di rumah Kiya, Syakirah memanggil Kiya. Kiya mendengar suara Syakirah pun langsung bergegas untuk keluar rumah. Kiya sempat bingung karena sepupunya ini biasanya tidak pernah mencarinya semenjak Syakirah bekerja di pabrik XX. Saat dia keluar dia bertanya kepada syakirah.
"Ada apa? kamu tidak bekerja? tidak biasanya kamu mencariku? Apakah ada hal penting yang ingin kau bicarakan kepadaku?" tanya Kiya bertubi-tubi kepada Syakirah.
"Aku ingin mengajakmu jalan - jalan kak!"
"Hah? Apakah kamu tidak ada pekerjaan? tidak biasanya kamu mengajakku jalan - jalan semenjak kamu bekerja?"
"Aku sudah pulang kerja kak. Hari ini aku mendapatkan gaji pertamaku, jadi aku ingin mentraktirmu makan!"
"Tapi apakah kamu tidak lelah? Apa tidak sebaiknya kamu istirahat saja di rumah? Besok kamu juga harus bekerja kan?" tanya Kiya merasa khawatir. Syakirah hanya tersenyum, dia sangat senang memiliki sepupu seperti Kiya.
"Tidak kak, aku juga butuh jalan-jalan untuk menenangkan pikiranku juga."
Mendengar penjelasan dari Syakirah membuat Kiya bernafas lega. Karena Kiya tidak mau membuat Syakirah lelah karena dia sudah bekerja dari pagi sampai malam, tidak seperti dirinya yang hanya bekerja waktu pagi sampai siang saja.
Kiya bekerja sebagai guru SD di dekat rumahnya. Di desa yang Syakirah dan Kiya tinggal'i ada sebuah sekolah TK dan SD. Sebenarnya Kiya ingin bekerja bersama Syakirah di pabrik, mengingat dia hanya lulusan dari pesantren membuat dia susah untuk mendapatkan pekerjaan. Daripada menjadi pengangguran lebih baik Kiya menjadi guru. Meskipun gajinya tidak besar, tapi itu tidak jadi masalah baginya, karena dia mendapat uang dari kerja kerasnya. Lagipula Kiya juga malu untuk meminta uang ke orang tuanya, takut juga akan menjadi bahan gosip tetangga dan orang sekitarnya. Akhirnya Kiya menyetujui ajakan Syakirah.
"Ya sudah aku ganti baju dulu dan ambil tas serta ponsel ku dulu." setelah mengatakan itu, Kiya masuk dan mengambil tas serta ponselnya.
Tak lama kemudian mereka berangkat menggunakan motor mereka masing-masing. Mereka memutuskan untuk pergi ke pasar malam.
***
Setelah mereka sampai di pasar malam. Mereka memakirkan motor mereka ke tempat parkir dan mulai jalan-jalan. Di pasar malam ada banyak sekali penjual makanan dan juga ada arena bermain anak, dan banyak hal lain lagi.
Mereka memutuskan untuk mencari makan terlebih dahulu, karena Kiya belum makan malam. Akhirnya mereka berhenti di warung makan Soto Padang, mengingat cuaca yang dingin, mereka memutuskan untuk memakan-makanan yang berkuah.
Setelah memakan soto mereka. Mereka berjalan sambil melihat barang-barang yang di jual di pinggir jalan. Mereka menikmatinya sampai tidak sadar bahwa Syakirah menabrak seseorang dan membuat ponsel orang tersebut jatuh. Syakirah yang tersadar langsung mengambil ponselnya dan meminta maaf. Saat akan menyerahkan ponsel tersebut Syakirah terkejut, orang yang dia tabrak adalah Ahmad mantan kekasihnya dulu. Ahmad sedang berjalan-jalan bersama Hanifa kekasihnya. Karena malam ini adalah malam minggu, jadi mereka sedang berkencan.
Melihat hal itu membuat hati Syakirah perih sekali. Mungkin jika ada Wahyu, dia pasti akan langsung menarik tangan Syakirah dan menjauh dari Ahmad. Syakirah tersadar akan lamunannya dia langsung mengembalikan ponsel Ahmad dan meminta maaf.
"Maaf Aku tidak sengaja menabrakmu dan aku juga minta maaf karena sudah membuat ponselmu jatuh." ucap Syakirah kepada Ahmad dan memberikan ponselnya. Saat ahmad mau mengambil ponselnya, tiba-tiba saja Hanifa langsung merebut ponsel Ahmad dengan tatapan sinis.
"Hei kau sengaja kan menabrak Ahmad, agar kau bisa bertatapan lagi dengannya." ujar Hanifa dengan ketus.
"Tidak! aku memang tidak melihat kalian berdua sedang berjalan di depan ku. Lagi pula bukankah kalian berada ada di kanan jalan bukan kiri jalan, mungkin kalian yang salah memilih jalan. Seharusnya jika kalian melihatku tadi kalian langsung menghindar agar tidak terjadi tabrakan dan kita juga tidak akan bertemu." jawab Syakirah yang tak kalah sinis. Jujur saja Syakirah juga bingung kenapa mereka tidak menghindar saat melihat Syakirah tadi.
Melihat pertengkaran itu membuat Kiya merasa kesal sekaligus marah, pasalnya Ahmad sudah berjanji kepada Kiya bahwa dia tidak akan menemui Syakirah, jika dia sedang bersama Hanifa.
Ahmad melihat tatapan sinis dari Kiya yang membuat dia sadar, bahwa dia sedang berhadapan dengan Syakirah. Karena semenjak tadi Ahmad melamun.
Maaf aku mengingkari janjiku Kiya. Maafkan aku. Jujur aku masih sangat mencintai adikmu ini, bahkan kau juga melarangku untuk menemuinya, itu sangat membuatku frustasi. ujar Ahmad dalam hati
Ahmad memang berniat mengambil arah yang sama saat melihat Syakirah dan Kiya tadi.
Flashback on
Ahmad sedang berjalan-jalan di pasar malam bersama Hanifa kekasihnya. Meskipun sedang berjalan-jalan dengan Hanifa tapi pikirannya tetap ada pada satu orang, yaitu Syakirah.
Hati ahmad sudah di penuhi dengan Syakirah. Namun, dia tidak bisa menemui Syakirah untuk meminta maaf saja. Jika, dia menemui Syakirah bisa saja dia tidak bisa melihat Syakirah lagi. Karena Kiya pernah mengatakan sesuatu kepada Ahmad yang membuat nyali Ahmad menciut.
Jangan dekati Syakirah dulu! Aku sudah menyuruhmu minta maaf tiga tahun lalu, tapi kau tidak mendengarkanku dan malah mendengarkan perempuan licik itu. Jangan temui Syakirah! Jika kau berani bertemu Syakirah tanpa seijinku, meskipun aku bukan orang tuanya, aku akan membawa Syakirah pergi dari sini, menjauhi orang-orang br*ngs*k sepertimu!
Ya, itu adalah kata - kata yang diucapkan Kiya kepada Ahmad. Oleh sebab itu, kenapa dia tidak berani menemui Syakirah.
Ahmad tersadar dari lamunannya saat melihat Syakirah dan Kiya sedang berjalan - jalan. Melihat hal itu Ahmad langsung membawa Hanifa untuk membeli tas yang ada di tempat Syakirah berjalan. Dia sudah merencanakan hal ini, agar dia bisa bertatap lagi dengan Syakirah.
Flashback Off
Karena melihat situasi yang tidak memungkinkan, akhirnya Kiya mulai bicara.
"Hanifa, sudah lama kita tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?" tanya Kiya basa - basi. Sebenarnya Kiya sangat malas jika berhadapan dengan Hanifa, karena Hanifa selalu menggunakan cara licik setiap kali berurusan dengan Ahmad.
"Tentu saja kabarku baik, jika tidak ada pengganggu diantara kami." jawab Hanifa dengan ketus dan menekankan kata pengganggu. Mendengar jawaban ketus Hanifa, Kiya harus berpura - pura tersenyum.
"Maaf karena kami telah menabrak kalian tadi, kalau begitu aku duluan ya." ujar Kiya sambil mengandeng tangan Syakirah, agar cepat pergi dari hadapan mereka.
Kiya dan Syakirah langsung berjalan cepat menuju ke tempat parkir. Karena pulang adalah jalan terbaik untuk menghindari nenek lampir tadi.
Melihat Kiya meninggalkannya dan juga membawa Syakirah pergi, membuat Hanifa kesal. Akhirnya dia mengejar Kiya dan Syakirah. Saat sudah berhasil menggapai tangan Syakirah yang kiri, Hanifa langsung menariknya dan menampar wajah Syakirah. Melihat hal itu Ahmad sangat marah sampai-sampai dia mencekeram lengan hanifa dengan kasar dan menariknya, agar tidak berbuat lebih.
"Hanifa apa yang kau lakukan!?" ujar Ahmad dengan amarah.
"Kenapa kamu marah Ahmad ? apakah kamu masih mencintai Syakirah ? sehingga kamu tidak terima?" Ujar Hanifa dengan sinis.
"Syakirah tidak bersalah apa-apa kenapa kau menamparnya, bukankah aku sudah menjadi milikmu!?"
"Ya, kamu memang menjadi milikku tapi hatimu tidak untukku melainkan untuk perempuan ini."
Mendapat tamparan dari Hanifa tentu saja Syakirah tidak terima. Akhirnya dia membalas tamparan Hanifa dengan keras. Hanifa yang mendapatkan tamparan dari Syakirah meringis kesakitan, karena tamparan Syakirah lebih keras dari pada tamparannya. Untung saja tempat mereka saat ini sepi, jika ramai mungkin mereka akan jadi tontonan orang-orang.
"Hei, apa salahku padamu? Bukankah kau yang merebut Ahmad dariku? Bukankah kau yang membuat Ahmad tidak percaya lagi denganku? Bahkan kau juga sudah memiliki Ahmad. Apakah masih kurang untuk hal itu!?" ujar Syakirah dengan amarah. Ahmad dan Kiya hanya diam menyaksikan saja, karena percuma saja mereka ikut campur.
"Kesalahanmu adalah namamu masih terukir dihati Ahmad sampai sekarang, bahkan hubungan kalian juga sudah berakhir lima tahun yang lalu, tapi yang ada dihatinya Ahmad adalah dirimu bukan aku!"
"Lalu apa masalahnya? Itu adalah masalah kalian. Aku juga tidak pernah ada komunikasi dengan Ahmad semenjak hubungan kami berakhir, bahkan aku juga selalu menghindar saat melihatnya!"
Mendengar jawaban dari Syakirah membuat Hanifa bungkam. Karena memang benar Syakirah tidak ada komunikasi dengan Ahmad semenjak hubungan mereka berakhir. Karena merasa kalah, akhirnya Hanifa akan menamparnya lagi, tapi belum sampai tanganya ada diwajah Syakirah, tangan itu sudah di pegang oleh seseorang. Ya, seseorang itu adalah Rey. Rey melihat pertengkaran antara Syakirah dan Hanifa tadi, hanya saja dia tidak ingin ikut campur, karena Hanifa sudah keterlaluan jadi dia harus ikut campur.
"Siapa kau?" tanya Hanifa kepada Rey sambil melepaskan tanganya dari genggaman Rey.
"Aku pacarnya Syakirah." mendengar jawaban Rey membuat ke empat orang ini membelalakkan mata tak percaya. Apalagi Ahmad, hatinya rasanya hancur berkeping-keping.
"Apa! Kau pacarnya?" tanya Hanifa memastikan sekali lagi. "Bagus jika kau ada disini. Beritahu kekasihmu ini agar dia tidak mendekati kekasih orang lain!" ujar Hanifa sambil menunjukkan Syakirah dengan telunjuknya. Mendengar hal itu Rey hanya tersenyum.
"Ya, aku akan menasehatinya!" jawab Rey sambil memeluk bahu Syakirah. Syakirah pun juga tidak bergeming seakan-akan dia setuju dengan Rey.
Mendengar hal itu membuat Hanifa langsung pergi sambil menarik tangan Ahmad.
Melihat Hanifa sudah pergi. Rey melihat pipi Syakirah yang memerah akibat dari tamparan Hanifa tadi.
"Apa kau tidak apa - apa? untung saja Wahyu tidak tahu akan hal ini, jika dia tahu aku bisa menjamin pasti ada pertengkaran hebat disini." Ujar Rey kepada Syakirah. "Maaf untuk yang tadi karena aku menyebutmu kekasihku, aku hanya ingin melindungimu." lanjut Rey.
"Tidak apa - apa kau tidak perlu minta maaf ini bukan salahmu. Justru aku berterima kasih padamu, karena kau sudah menyelamatkanku dan menyelesaikan masalahku, meskipun tidak semua. Jika tidak ada kau pasti sampai saat ini aku sudah ada disini dan bertengkar dengannya." ujar Syakirah. Mendengar jawaban Syakirah membuat Rey mengangguk dengan mantap.
"Ya sudah pulanglah ini sudah jam sembilan malam. Tidak baik untuk perempuan keluar malam - malam." ujar Rey mengingatkan.
"Iya aku akan pulang, terima kasih ya." ujar Syakirah dan langsung meninggalkan Rey.
Syakirah aku pikir kau sudah tidak berharap lebih kepada Ahmad, ternyata dugaanku salah kau masih mengharapkannya ternyata. ujar Rey dalam hati.
Syakirah dan Kiya sudah mengambil motornya.
"Maaf ya kak jalan-jalan kita jadi terganggu." maaf Syakirah kepada Kiya.
"Tidak apa-apa jangan minta maaf ini bukan salahmu juga kan. Bukankah tadi aku sudah bilang kalau sebaiknya kau istirahat tapi kau tetap mau jalan-jalan bersamaku." jawab Kiya menghela nafas.
"Iya kak aku minta maaf."
"Ya sudah, ayo kita pulang. Ini sudah malam juga!"
"Iya."
Setelah Syakirah minta maaf kepada Kiya, akhirnya mereka pulang.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 159 Episodes
Comments