Bertemu dengannya lagi

Syakirah dan teman - temannya sudah sebulan bekerja di pabrik XX ini. Saat ini mereka sedang beristirahat di kantin, mereka duduk dan memakan makanan mereka masing-masing, sambil berbicara tentang pekerjaan mereka.

"Kita sudah bekerja di pabrik ini selama sebulan dan kita juga selalu menyelesaikan pekerjaan kita dengan baik. Aku ingin sekali melamar sebagai karyawan tetap, bagaimana dengan kalian?" ujar Syakirah

"Aku juga ingin melamar sebagai karyawan tetap, lagi pula bukankah tidak ada larangan untuk menjadi karyawan tetap, hanya saja kita harus menyelesaikan seleksi dengan benar." jawab Wahyu.

"Bagaimana kalau kita tanya kepada Bu Ariana?Dia pasti akan menjelaskannya dan kamu Navile. Aku heran melihatmu. Kamu sudah bekerja di pabrik ini selama kurang lebih tiga tahun. Tapi, kenapa kamu tidak ada niat untuk menjadi karyawan tetap disini?" tanya Syakirah kepada Navile.

"Aku menunggu kalian disini. Aku mau kita sama-sama melamar sebagai karyawan tetap. Aku memang berniat seperti itu, temanku sudah mengajakku satu tahun yang lalu, sebelum dia pindah dari pabrik XX ini. Tapi aku menolaknya karena aku ingin melamar sebagai karyawan tetap bersama kalian, sudah banyak sekali orang mengajakku, tapi aku selalu menolaknya." jawab Navile

"Hmm... kenapa kau menunggu kami? Bukankah itu sangat merugikan dirimu sendiri. Karena kau sudah menyiakan kesempatanmu, bukankah lebih cepat lebih baik?" tanya Ryan kepada Navile.

"Aku pikir kita bisa melamar bersama. Karena umurku yang lebih tua dari kalian, jadi aku menunggu kalian." jawab Navile.

"Itu tidak masalah. Lebih baik kita pikirkan bagaimana caranya kita bisa menjadi karyawan tetap disini. Kita harus bertanya kepada Bu Ariana." saran Wahyu.

"Iya kita harus tanya kepadanya nanti saat pulang." ujar Rey.

Mereka semua sudah setuju akan bertanya kepada Bu Ariana saat pulang kerja nanti. Bel Waktu selesai istirahat sudah berbunyi dan mereka sudah beranjak dari tempat duduk mereka dan masuk ke ruangan mereka dan mulai duduk di tempat mereka masing-masing.

***

Bel pulang untuk karyawan siff pagi sudah berbunyi. Syakirah dan teman - temannya sudah ada di ruangan Bu Ariana. Mereka sedang bertanya-tanya kepada Bu Ariana tentang karyawan tetap.

"Bu maaf sudah mengganggu waktunya. Saya ingin bertanya. Bu, saya dan teman - teman saya ingin melamar sebagai karyawan tetap di pabrik XX ini. Bagaimana caranya agar kami bisa melamar Bu?" tanya Syakirah kepada Bu Ariana tadi.

Mendengar pertanyaan dari Syakirah, Bu Ariana tidak terkejut karena dia sudah menantikannya sejak mereka masuk ke pabrik XX Ini, terutama Navile. Navile sudah beberapa kali di tawari untuk menjadi karyawan tetap, tapi Navile tetap menolak karena alasan yang sama. Bu Ariana memaklumi hal itu.

Akhirnya Bu Ariana menjelaskan tentang menjadi karyawan tetap. Mereka harus melewati seleksi terlebih dahulu dan di uji beberapa tugas terlebih dahulu. Karena menjadi karyawan tetap tidak semudah menjadi karyawan kontrak. Karena karyawan tetap harus menyelesaikan tugasnya tepat waktu, tidak seperti karyawan kontrak yang bisa menunda perkerjaannnya selama kurang lebih tiga hari. Jadi tidak heran jika karyawan tetap memiliki gaji yang lebih besar daripada karyawan kontrak.

Setelah mendengar penjelasan dari Bu Ariana tadi, mereka sepakat akan melamar menjadi karyawan tetap seminggu lagi.Akhirnya mereka pulang kerumah masing-masing.

***

Syakirah sudah sampai di rumah. Dia sudah membersihkan tubuhnya dan sudah menunaikan ibadah sholatnya. Dia berniat untuk bermain kerumah sepupunya ( Kiya ), karena sudah lama sekali dia tidak berkunjung kerumah Kiya akibat dari pekerjaannya yang begitu melelahkan. Karena ini juga malam minggu dan dia sudah mendapatkan gaji pertamanya, dia ingin mentraktir sepupunya ini. Dia juga sudah memberi ibunya uang untuk belanja kebutuhan sehari-hari dan tambahan untuk sekolah adiknya, meskipun ibunya sempat menolak karena Syakirah mempunyai impian untuk membuat rumah sendiri agar tidak membebani orang tuanya dan ingin hidup mandiri. Tapi Syakirah tetap memaksa ibunya untuk menerimanya, karena mendapat paksaan dari Syakirah akhirnya ibunya Syakirah menerimanya dan berterima kasih kepada Syakirah.

Setelah memilih pakainnya untuk jalan - jalan bersama sepupunya. Syakirah berjalan ke rumah sepupunya. Rumah Kiya tidak jauh dari rumah Syakirah hanya beberapa meter saja dia akan sampai di rumah Kiya.

Saat sampai di rumah Kiya, Syakirah memanggil Kiya. Kiya mendengar suara Syakirah pun langsung bergegas untuk keluar rumah. Kiya sempat bingung karena sepupunya ini biasanya tidak pernah mencarinya semenjak Syakirah bekerja di pabrik XX. Saat dia keluar dia bertanya kepada syakirah.

"Ada apa? kamu tidak bekerja? tidak biasanya kamu mencariku? Apakah ada hal penting yang ingin kau bicarakan kepadaku?" tanya Kiya bertubi-tubi kepada Syakirah.

"Aku ingin mengajakmu jalan - jalan kak!"

"Hah? Apakah kamu tidak ada pekerjaan? tidak biasanya kamu mengajakku jalan - jalan semenjak kamu bekerja?"

"Aku sudah pulang kerja kak. Hari ini aku mendapatkan gaji pertamaku, jadi aku ingin mentraktirmu makan!"

"Tapi apakah kamu tidak lelah? Apa tidak sebaiknya kamu istirahat saja di rumah? Besok kamu juga harus bekerja kan?" tanya Kiya merasa khawatir. Syakirah hanya tersenyum, dia sangat senang memiliki sepupu seperti Kiya.

"Tidak kak, aku juga butuh jalan-jalan untuk menenangkan pikiranku juga."

Mendengar penjelasan dari Syakirah membuat Kiya bernafas lega. Karena Kiya tidak mau membuat Syakirah lelah karena dia sudah bekerja dari pagi sampai malam, tidak seperti dirinya yang hanya bekerja waktu pagi sampai siang saja.

Kiya bekerja sebagai guru SD di dekat rumahnya. Di desa yang Syakirah dan Kiya tinggal'i ada sebuah sekolah TK dan SD. Sebenarnya Kiya ingin bekerja bersama Syakirah di pabrik, mengingat dia hanya lulusan dari pesantren membuat dia susah untuk mendapatkan pekerjaan. Daripada menjadi pengangguran lebih baik Kiya menjadi guru. Meskipun gajinya tidak besar, tapi itu tidak jadi masalah baginya, karena dia mendapat uang dari kerja kerasnya. Lagipula Kiya juga malu untuk meminta uang ke orang tuanya, takut juga akan menjadi bahan gosip tetangga dan orang sekitarnya. Akhirnya Kiya menyetujui ajakan Syakirah.

"Ya sudah aku ganti baju dulu dan ambil tas serta ponsel ku dulu." setelah mengatakan itu, Kiya masuk dan mengambil tas serta ponselnya.

Tak lama kemudian mereka berangkat menggunakan motor mereka masing-masing. Mereka memutuskan untuk pergi ke pasar malam.

***

Setelah mereka sampai di pasar malam. Mereka memakirkan motor mereka ke tempat parkir dan mulai jalan-jalan. Di pasar malam ada banyak sekali penjual makanan dan juga ada arena bermain anak, dan banyak hal lain lagi.

Mereka memutuskan untuk mencari makan terlebih dahulu, karena Kiya belum makan malam. Akhirnya mereka berhenti di warung makan Soto Padang, mengingat cuaca yang dingin, mereka memutuskan untuk memakan-makanan yang berkuah.

Setelah memakan soto mereka. Mereka berjalan sambil melihat barang-barang yang di jual di pinggir jalan. Mereka menikmatinya sampai tidak sadar bahwa Syakirah menabrak seseorang dan membuat ponsel orang tersebut jatuh. Syakirah yang tersadar langsung mengambil ponselnya dan meminta maaf. Saat akan menyerahkan ponsel tersebut Syakirah terkejut, orang yang dia tabrak adalah Ahmad mantan kekasihnya dulu. Ahmad sedang berjalan-jalan bersama Hanifa kekasihnya. Karena malam ini adalah malam minggu, jadi mereka sedang berkencan.

Melihat hal itu membuat hati Syakirah perih sekali. Mungkin jika ada Wahyu, dia pasti akan langsung menarik tangan Syakirah dan menjauh dari Ahmad. Syakirah tersadar akan lamunannya dia langsung mengembalikan ponsel Ahmad dan meminta maaf.

"Maaf Aku tidak sengaja menabrakmu dan aku juga minta maaf karena sudah membuat ponselmu jatuh." ucap Syakirah kepada Ahmad dan memberikan ponselnya. Saat ahmad mau mengambil ponselnya, tiba-tiba saja Hanifa langsung merebut ponsel Ahmad dengan tatapan sinis.

"Hei kau sengaja kan menabrak Ahmad, agar kau bisa bertatapan lagi dengannya." ujar Hanifa dengan ketus.

"Tidak! aku memang tidak melihat kalian berdua sedang berjalan di depan ku. Lagi pula bukankah kalian berada ada di kanan jalan bukan kiri jalan, mungkin kalian yang salah memilih jalan. Seharusnya jika kalian melihatku tadi kalian langsung menghindar agar tidak terjadi tabrakan dan kita juga tidak akan bertemu." jawab Syakirah yang tak kalah sinis. Jujur saja Syakirah juga bingung kenapa mereka tidak menghindar saat melihat Syakirah tadi.

Melihat pertengkaran itu membuat Kiya merasa kesal sekaligus marah, pasalnya Ahmad sudah berjanji kepada Kiya bahwa dia tidak akan menemui Syakirah, jika dia sedang bersama Hanifa.

Ahmad melihat tatapan sinis dari Kiya yang membuat dia sadar, bahwa dia sedang berhadapan dengan Syakirah. Karena semenjak tadi Ahmad melamun.

Maaf aku mengingkari janjiku Kiya. Maafkan aku. Jujur aku masih sangat mencintai adikmu ini, bahkan kau juga melarangku untuk menemuinya, itu sangat membuatku frustasi. ujar Ahmad dalam hati

Ahmad memang berniat mengambil arah yang sama saat melihat Syakirah dan Kiya tadi.

Flashback on

Ahmad sedang berjalan-jalan di pasar malam bersama Hanifa kekasihnya. Meskipun sedang berjalan-jalan dengan Hanifa tapi pikirannya tetap ada pada satu orang, yaitu Syakirah.

Hati ahmad sudah di penuhi dengan Syakirah. Namun, dia tidak bisa menemui Syakirah untuk meminta maaf saja. Jika, dia menemui Syakirah bisa saja dia tidak bisa melihat Syakirah lagi. Karena Kiya pernah mengatakan sesuatu kepada Ahmad yang membuat nyali Ahmad menciut.

Jangan dekati Syakirah dulu! Aku sudah menyuruhmu minta maaf tiga tahun lalu, tapi kau tidak mendengarkanku dan malah mendengarkan perempuan licik itu. Jangan temui Syakirah! Jika kau berani bertemu Syakirah tanpa seijinku, meskipun aku bukan orang tuanya, aku akan membawa Syakirah pergi dari sini, menjauhi orang-orang br*ngs*k sepertimu!

Ya, itu adalah kata - kata yang diucapkan Kiya kepada Ahmad. Oleh sebab itu, kenapa dia tidak berani menemui Syakirah.

Ahmad tersadar dari lamunannya saat melihat Syakirah dan Kiya sedang berjalan - jalan. Melihat hal itu Ahmad langsung membawa Hanifa untuk membeli tas yang ada di tempat Syakirah berjalan. Dia sudah merencanakan hal ini, agar dia bisa bertatap lagi dengan Syakirah.

Flashback Off

Karena melihat situasi yang tidak memungkinkan, akhirnya Kiya mulai bicara.

"Hanifa, sudah lama kita tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?" tanya Kiya basa - basi. Sebenarnya Kiya sangat malas jika berhadapan dengan Hanifa, karena Hanifa selalu menggunakan cara licik setiap kali berurusan dengan Ahmad.

"Tentu saja kabarku baik, jika tidak ada pengganggu diantara kami." jawab Hanifa dengan ketus dan menekankan kata pengganggu. Mendengar jawaban ketus Hanifa, Kiya harus berpura - pura tersenyum.

"Maaf karena kami telah menabrak kalian tadi, kalau begitu aku duluan ya." ujar Kiya sambil mengandeng tangan Syakirah, agar cepat pergi dari hadapan mereka.

Kiya dan Syakirah langsung berjalan cepat menuju ke tempat parkir. Karena pulang adalah jalan terbaik untuk menghindari nenek lampir tadi.

Melihat Kiya meninggalkannya dan juga membawa Syakirah pergi, membuat Hanifa kesal. Akhirnya dia mengejar Kiya dan Syakirah. Saat sudah berhasil menggapai tangan Syakirah yang kiri, Hanifa langsung menariknya dan menampar wajah Syakirah. Melihat hal itu Ahmad sangat marah sampai-sampai dia mencekeram lengan hanifa dengan kasar dan menariknya, agar tidak berbuat lebih.

"Hanifa apa yang kau lakukan!?" ujar Ahmad dengan amarah.

"Kenapa kamu marah Ahmad ? apakah kamu masih mencintai Syakirah ? sehingga kamu tidak terima?" Ujar Hanifa dengan sinis.

"Syakirah tidak bersalah apa-apa kenapa kau menamparnya, bukankah aku sudah menjadi milikmu!?"

"Ya, kamu memang menjadi milikku tapi hatimu tidak untukku melainkan untuk perempuan ini."

Mendapat tamparan dari Hanifa tentu saja Syakirah tidak terima. Akhirnya dia membalas tamparan Hanifa dengan keras. Hanifa yang mendapatkan tamparan dari Syakirah meringis kesakitan, karena tamparan Syakirah lebih keras dari pada tamparannya. Untung saja tempat mereka saat ini sepi, jika ramai mungkin mereka akan jadi tontonan orang-orang.

"Hei, apa salahku padamu? Bukankah kau yang merebut Ahmad dariku? Bukankah kau yang membuat Ahmad tidak percaya lagi denganku? Bahkan kau juga sudah memiliki Ahmad. Apakah masih kurang untuk hal itu!?" ujar Syakirah dengan amarah. Ahmad dan Kiya hanya diam menyaksikan saja, karena percuma saja mereka ikut campur.

"Kesalahanmu adalah namamu masih terukir dihati Ahmad sampai sekarang, bahkan hubungan kalian juga sudah berakhir lima tahun yang lalu, tapi yang ada dihatinya Ahmad adalah dirimu bukan aku!"

"Lalu apa masalahnya? Itu adalah masalah kalian. Aku juga tidak pernah ada komunikasi dengan Ahmad semenjak hubungan kami berakhir, bahkan aku juga selalu menghindar saat melihatnya!"

Mendengar jawaban dari Syakirah membuat Hanifa bungkam. Karena memang benar Syakirah tidak ada komunikasi dengan Ahmad semenjak hubungan mereka berakhir. Karena merasa kalah, akhirnya Hanifa akan menamparnya lagi, tapi belum sampai tanganya ada diwajah Syakirah, tangan itu sudah di pegang oleh seseorang. Ya, seseorang itu adalah Rey. Rey melihat pertengkaran antara Syakirah dan Hanifa tadi, hanya saja dia tidak ingin ikut campur, karena Hanifa sudah keterlaluan jadi dia harus ikut campur.

"Siapa kau?" tanya Hanifa kepada Rey sambil melepaskan tanganya dari genggaman Rey.

"Aku pacarnya Syakirah." mendengar jawaban Rey membuat ke empat orang ini membelalakkan mata tak percaya. Apalagi Ahmad, hatinya rasanya hancur berkeping-keping.

"Apa! Kau pacarnya?" tanya Hanifa memastikan sekali lagi. "Bagus jika kau ada disini. Beritahu kekasihmu ini agar dia tidak mendekati kekasih orang lain!" ujar Hanifa sambil menunjukkan Syakirah dengan telunjuknya. Mendengar hal itu Rey hanya tersenyum.

"Ya, aku akan menasehatinya!" jawab Rey sambil memeluk bahu Syakirah. Syakirah pun juga tidak bergeming seakan-akan dia setuju dengan Rey.

Mendengar hal itu membuat Hanifa langsung pergi sambil menarik tangan Ahmad.

Melihat Hanifa sudah pergi. Rey melihat pipi Syakirah yang memerah akibat dari tamparan Hanifa tadi.

"Apa kau tidak apa - apa? untung saja Wahyu tidak tahu akan hal ini, jika dia tahu aku bisa menjamin pasti ada pertengkaran hebat disini." Ujar Rey kepada Syakirah. "Maaf untuk yang tadi karena aku menyebutmu kekasihku, aku hanya ingin melindungimu." lanjut Rey.

"Tidak apa - apa kau tidak perlu minta maaf ini bukan salahmu. Justru aku berterima kasih padamu, karena kau sudah menyelamatkanku dan menyelesaikan masalahku, meskipun tidak semua. Jika tidak ada kau pasti sampai saat ini aku sudah ada disini dan bertengkar dengannya." ujar Syakirah. Mendengar jawaban Syakirah membuat Rey mengangguk dengan mantap.

"Ya sudah pulanglah ini sudah jam sembilan malam. Tidak baik untuk perempuan keluar malam - malam." ujar Rey mengingatkan.

"Iya aku akan pulang, terima kasih ya." ujar Syakirah dan langsung meninggalkan Rey.

Syakirah aku pikir kau sudah tidak berharap lebih kepada Ahmad, ternyata dugaanku salah kau masih mengharapkannya ternyata. ujar Rey dalam hati.

Syakirah dan Kiya sudah mengambil motornya.

"Maaf ya kak jalan-jalan kita jadi terganggu." maaf Syakirah kepada Kiya.

"Tidak apa-apa jangan minta maaf ini bukan salahmu juga kan. Bukankah tadi aku sudah bilang kalau sebaiknya kau istirahat tapi kau tetap mau jalan-jalan bersamaku." jawab Kiya menghela nafas.

"Iya kak aku minta maaf."

"Ya sudah, ayo kita pulang. Ini sudah malam juga!"

"Iya."

Setelah Syakirah minta maaf kepada Kiya, akhirnya mereka pulang.

Bersambung......

Episodes
1 Prolog
2 Melamar pekerjaan
3 Hari pertama bekerja
4 Pertengkaran
5 Bertemu dengannya lagi
6 Curiga ( Part 1 )
7 Curiga ( Part 2 )
8 Kemarahan Wahyu
9 Fakta yang sebenarnya
10 Tak sadarkan diri ( Part 1 )
11 Tak sadarkan diri ( Part 2 )
12 Mendapatkannya lagi
13 Membela
14 Usaha kak Rani
15 Kedatangan Ahmad dan Hanifa
16 Berbalas pesan
17 Meminta izin
18 Calon menantu
19 Kiya vs Hanifa
20 Persiapan
21 Perjalanan yang penuh dengan kenangan
22 Rumah Abel
23 Kedatangan Ahmad ke pabrik
24 Tidak ingin mengingat masa lalu
25 Antara terkejut, sedih dan gugup
26 Sudah siap?
27 Berkunjung ke rumah Ahmad ( Part 1)
28 Berkunjung ke rumah Ahmad ( Part 2 )
29 Ahmad vs Wahyu
30 Kiya vs Ahmad
31 Bertemu dengan Ahmad?
32 Siapa yang menang?
33 Kencan ( Part 1 )
34 Kencan ( Part 2 )
35 Kencan ( Part 3 )
36 Kencan ( Part 4 )
37 Kencan ( Part 5 )
38 Rencana Kiya dan Wahyu ( Part 1 )
39 Rencana Kiya dan Wahyu ( Part 2 )
40 Rencana Kiya dan Wahyu ( Part 3 )
41 Aksi Rey, Ryan dan Navile
42 Kepergian Syakirah
43 Mencari Syakirah
44 Antara Ahmad dan Rey
45 Ikut aku
46 Keputusan Syakirah
47 Hubungan Ahmad dan Hanifa berakhir
48 Permintaan maaf Hanifa
49 Jalan-jalan
50 Panti asuhan ( Part 1 )
51 Panti asuhan ( Part 2 )
52 Panti asuhan ( Part 3 )
53 Pulang
54 Ahmad dan Syakirah ( Part 1 )
55 Ahmad dan Syakirah ( Part 2 )
56 Ahmad dan Syakirah ( Part 3 )
57 Ahmad dan Syakirah ( Part 4 )
58 Emosi
59 Tukang mengadu
60 Berakhir
61 Persabatan
62 Jalan terbaik
63 Khawatir
64 Frustasi
65 Menenangkan diri
66 Panik
67 Evan? Kak Cherly?
68 Penguntit
69 Takut berubah
70 Kena mental
71 Malu
72 Wahyu terobsesi
73 Evan dan Wahyu
74 Berubah?
75 Geng motor
76 Buket bunga ( Part 1 )
77 Buket bunga ( Part 2 )
78 Gara-gara buket bunga
79 Perasaan Wahyu
80 Hukuman
81 Markas
82 Evan emosi
83 Gara-gara foto
84 Kepanikan Aliya dan Syakirah
85 Hati Clara ( Part 1 )
86 Hati Clara ( Part 2 )
87 Berhak memilih
88 Membuntuti
89 Tekad Roy
90 Tentang Kiya
91 Mulut comberan
92 Belenggu cinta Roy
93 Permintaan Roy
94 Pinjam hp
95 Tanda kepemilikan
96 Balapan
97 Evan kebingungan
98 Menyelesaikan masalah
99 Bukan muhrim
100 Perbandingan
101 Roy kagum
102 Tidak sedekat itu
103 Menikah?
104 Kiya, Syakirah dan Evan
105 Hati Evan
106 Menulis surat
107 Asraf?
108 Surat dari Asraf
109 Hadiah dari Asraf
110 Asraf pergi
111 Hadiah dan surat dari Kiya
112 Nomor yang tidak di kenal
113 Rencana
114 Masalah sayuran
115 Kak Rahman dan Kiya
116 Waktu satu tahun
117 Saingan?
118 Perasaan Evan
119 Jomblo bersaudara
120 Kesepakatan
121 Rambut
122 Memikirkan
123 Minta bantuan
124 Selera Evan
125 Ke butik
126 Dinner Kiya ( Part 1 )
127 Dinner Kiya ( Part 2 )
128 Soal anak dan kehamilan
129 Adegan setengah panas
130 Ahmad memastikan
131 Aliya dan Thomas
132 Satu cara Ahmad
133 Maafkan kami
134 Mahar?
135 Ada yang aneh
136 Menantu mama?
137 Apa pernah?
138 Tidur bareng
139 Barang kesukaan
140 Dasar buaya!
141 Calon mertua?!
142 Kak Dara
143 Cemas
144 Akan terluka
145 Sepertinya
146 Soal cinta
147 Makanan pedas
148 Tas dan jaket couple
149 Membangun rumah?
150 Clara sakit hati
151 Wahyu penasaran
152 Clara ada di kamar
153 Clara bohong?
154 Roy pergi dan Kiya sedih
155 Kiya memendam sesuatu
156 Kak Dara kesal
157 Kak Dara semangat sekali
158 Desainner?! Model?!
159 Pemberitahuan!!!
Episodes

Updated 159 Episodes

1
Prolog
2
Melamar pekerjaan
3
Hari pertama bekerja
4
Pertengkaran
5
Bertemu dengannya lagi
6
Curiga ( Part 1 )
7
Curiga ( Part 2 )
8
Kemarahan Wahyu
9
Fakta yang sebenarnya
10
Tak sadarkan diri ( Part 1 )
11
Tak sadarkan diri ( Part 2 )
12
Mendapatkannya lagi
13
Membela
14
Usaha kak Rani
15
Kedatangan Ahmad dan Hanifa
16
Berbalas pesan
17
Meminta izin
18
Calon menantu
19
Kiya vs Hanifa
20
Persiapan
21
Perjalanan yang penuh dengan kenangan
22
Rumah Abel
23
Kedatangan Ahmad ke pabrik
24
Tidak ingin mengingat masa lalu
25
Antara terkejut, sedih dan gugup
26
Sudah siap?
27
Berkunjung ke rumah Ahmad ( Part 1)
28
Berkunjung ke rumah Ahmad ( Part 2 )
29
Ahmad vs Wahyu
30
Kiya vs Ahmad
31
Bertemu dengan Ahmad?
32
Siapa yang menang?
33
Kencan ( Part 1 )
34
Kencan ( Part 2 )
35
Kencan ( Part 3 )
36
Kencan ( Part 4 )
37
Kencan ( Part 5 )
38
Rencana Kiya dan Wahyu ( Part 1 )
39
Rencana Kiya dan Wahyu ( Part 2 )
40
Rencana Kiya dan Wahyu ( Part 3 )
41
Aksi Rey, Ryan dan Navile
42
Kepergian Syakirah
43
Mencari Syakirah
44
Antara Ahmad dan Rey
45
Ikut aku
46
Keputusan Syakirah
47
Hubungan Ahmad dan Hanifa berakhir
48
Permintaan maaf Hanifa
49
Jalan-jalan
50
Panti asuhan ( Part 1 )
51
Panti asuhan ( Part 2 )
52
Panti asuhan ( Part 3 )
53
Pulang
54
Ahmad dan Syakirah ( Part 1 )
55
Ahmad dan Syakirah ( Part 2 )
56
Ahmad dan Syakirah ( Part 3 )
57
Ahmad dan Syakirah ( Part 4 )
58
Emosi
59
Tukang mengadu
60
Berakhir
61
Persabatan
62
Jalan terbaik
63
Khawatir
64
Frustasi
65
Menenangkan diri
66
Panik
67
Evan? Kak Cherly?
68
Penguntit
69
Takut berubah
70
Kena mental
71
Malu
72
Wahyu terobsesi
73
Evan dan Wahyu
74
Berubah?
75
Geng motor
76
Buket bunga ( Part 1 )
77
Buket bunga ( Part 2 )
78
Gara-gara buket bunga
79
Perasaan Wahyu
80
Hukuman
81
Markas
82
Evan emosi
83
Gara-gara foto
84
Kepanikan Aliya dan Syakirah
85
Hati Clara ( Part 1 )
86
Hati Clara ( Part 2 )
87
Berhak memilih
88
Membuntuti
89
Tekad Roy
90
Tentang Kiya
91
Mulut comberan
92
Belenggu cinta Roy
93
Permintaan Roy
94
Pinjam hp
95
Tanda kepemilikan
96
Balapan
97
Evan kebingungan
98
Menyelesaikan masalah
99
Bukan muhrim
100
Perbandingan
101
Roy kagum
102
Tidak sedekat itu
103
Menikah?
104
Kiya, Syakirah dan Evan
105
Hati Evan
106
Menulis surat
107
Asraf?
108
Surat dari Asraf
109
Hadiah dari Asraf
110
Asraf pergi
111
Hadiah dan surat dari Kiya
112
Nomor yang tidak di kenal
113
Rencana
114
Masalah sayuran
115
Kak Rahman dan Kiya
116
Waktu satu tahun
117
Saingan?
118
Perasaan Evan
119
Jomblo bersaudara
120
Kesepakatan
121
Rambut
122
Memikirkan
123
Minta bantuan
124
Selera Evan
125
Ke butik
126
Dinner Kiya ( Part 1 )
127
Dinner Kiya ( Part 2 )
128
Soal anak dan kehamilan
129
Adegan setengah panas
130
Ahmad memastikan
131
Aliya dan Thomas
132
Satu cara Ahmad
133
Maafkan kami
134
Mahar?
135
Ada yang aneh
136
Menantu mama?
137
Apa pernah?
138
Tidur bareng
139
Barang kesukaan
140
Dasar buaya!
141
Calon mertua?!
142
Kak Dara
143
Cemas
144
Akan terluka
145
Sepertinya
146
Soal cinta
147
Makanan pedas
148
Tas dan jaket couple
149
Membangun rumah?
150
Clara sakit hati
151
Wahyu penasaran
152
Clara ada di kamar
153
Clara bohong?
154
Roy pergi dan Kiya sedih
155
Kiya memendam sesuatu
156
Kak Dara kesal
157
Kak Dara semangat sekali
158
Desainner?! Model?!
159
Pemberitahuan!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!