Melamar pekerjaan

Syakirah adalah gadis yang berumur 18 tahun, gadis baik hati, cantik, dan memiliki tinggi diatas rata - rata perempuan. Dia adalah gadis yang selalu menutup rambutnya dengan kerudung meskipun dia tidak pernah sekolah di pesantren, tapi dia ingin menutup auratnya. Meskipun dia tidak berpakain busana muslim, tapi setidaknya dia bisa menutup sebagian auratnya. Dia selalu berusaha untuk tidak merepotkan orang lain, kalaupun dia bisa melakukannya sendiri maka dia akan melakukannya sendiri.

Tahun ini dia baru saja lulus sekolah. Awalnya dia ingin mendaftarkan dirinya untuk kuliah, dia berniat untuk mencari beasiswa. Tapi, dia mengurungkan niatnya itu, karena dia ingin membantu orang tuanya, agar sedikit mengurangi beban orang tuanya dan menyekolahkan adiknya. Adiknya berumur delapan tahun dan menduduki bangku kelas tiga SD.

***

Jam beker telah berbunyi dan menunjukkan pukul empat pagi. Syakirah segera bangun dan bergegas ke kamar mandi untuk membasuh mukanya dan berwudhu. Setelah berwudhu Syakirah segera menunaikan ibadah sholatnya. Setelah selesai sholat, Syakirah segera keluar kamar untuk membantu ibunya memasak.

"Mau masak apa bu?" Syakirah sudah ada di dapur. Dia bertanya kepada ibunya mau memasak apa hari ini.

"Sup daging." jawab ibunya Syakirah. "Syakirah kamu sudah membuat lamaran pekerjaan?kamu mau melamar di pabrik mana nak?" ibunya Syakirah bertanya kepada Syakirah, karena Syakirah masih belum menentukan tempat dimana dia akan melamar pekerjaan.

"Belum tahu bu, tapi Syakirah mau coba melamar di pabrik XX. Kata Wahyu dia juga akan melamar disana sama teman - temannya jadi Syakirah ikut Wahyu saja." jawab Syakirah. Syakirah dan Wahyu memang sudah bersahabat sejak mereka duduk dibangku SMP, meskipun waktu SMA mereka tidak satu sekolah, tapi mereka tetap bertukar kabar.

"Oh ya sudah kalau begitu, ibu doa'in diterima ya, kalau misalnya tidak diterima kamu bisa melamar di pabrik lain." jawab ibu Syakirah sambil memotong sayur.

"iya bu doa'in ya, semoga Syakirah diterima disana." jawab Syakirah. Syakirah berharap bahwa dia diterima disana, karena pabrik tempat Syakirah melamar pekerjaan mempunyai gaji yang cukup besar di banding pabrik - pabrik lainnya.

Setelah memasak selesai. Syakirah segera menaruhnya di meja makan dan bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Setelah selesai membersihkan tubuhnya, Syakirah masuk ke kamar untuk memakai pakainnya. Syakirah sudah selesai dengan pakainnya. Dia memakai kemeja berwarna putih dan celana hitam serta kerudung berwarna hitam. Setelah selesai Syakirah langsung menuju meja makan untuk sarapan.

Setelah Syakirah selesai sarapan, Syakirah memakai sepatunya dan berpamitan dengan ibunya.

"Bu Syakirah berangkat dulu ya. Doa'in Syakirah bisa di terima di pabrik itu." ujar Syakirah

"Iya ibu doa'in." jawab ibu Syakirah

"Yaudah, Syakirah berangkat dulu ya. Assalamualaikum."

"iya, hati-hati di jalan ya nak. Waalaikumsalam."

Setelah berpamitan untuk pergi kepada ibunya. Syakirah berangkat menggunakan motor yang dia beli saat dia masih SMA menggunakan uang tabungannya. Syakirah menyusuri jalan raya, dia akan bertemu dengan para sahabatnya, karena mereka telah membuat janji untuk bertemu di tempat biasanya dan pergi melamar bersama.

*****

Syakirah sudah sampai ditempat tujuannya, dia melihat ke empat sahabatnya sudah berkumpul dan menunggunya. Syakirah menghampiri mereka dan menyapanya satu persatu.

"Navile apakah kamu tidak bisa memasukkan kami ke dalam pabrik XX, kamu kan kerja disana Vil, barangkali kamu bisa memasukkan kami ke pabrik XX itu." kata Ryan. Navile memang lebih tua daripada ke empat sahabatnya itu, tapi dia tidak mau di panggil dengan sebutan Kakak. Navile bekerja di pabrik XX selama 3 tahun lamanya, tempat Syakirah dan para ke tiga sahabatnya akan melamar pekerjaan.

"Maaf aku tidak bisa memasukkan kalian ke dalam pabrik XX itu, karena statusku masih karyawan kontrak. Aku bukan karyawan tetap disana karena aku masih belum mengajukan untuk menjadi karyawan tetap disana, karena aku masih menunggu kalian." jawab Navile. Navile memang statusnya masih karyawan kontrak disana, karena dia menunggu para sahabatnya, agar mereka bisa mengajukan kontrak tetap disana secara bersama - sama, meskipun di balik semua itu ada maksud lain.

"Ya sudah kita melamar saja, toh kita juga ingin bekerja disana kan?" jawab Syakirah.

"iya kita melamar saja. Kalau misalnya ada salah satu dari kita tidak di terima bagaimana?" ujar Rey.

"Kalau salah satu dari kita tidak diterima, kita harus menerimanya, karena mungkin itu bukan rejeki kita." ujar Wahyu.

"iya mungkin Allah telah menyiapkan rejeki yang lebih baik untuk kita." ujar Syakirah.

"Ya sudah, kalian mulai melamar sana, aku mau bersantai dulu ya karena aku masuk siff siang. Hehe." ujar Navile.

Akhirnya mereka mulai melamar pekerjaan.

*****

Lamaran kerja mereka di periksa satu - persatu oleh anggota staff yang bekerja mengurus lamaran pekerjaan. Staff tadi melihat ke arah anak yang melamar pekerjaan, yakni Syakirah dan teman - temannya secara bergantian.

Anak Ini memiliki nilai yang bagus dan baik, tapi mengapa dia melamar sebagai karyawan pabrik bukan kuliah atau ingin meraih cita-cita nya? ujar staff tadi dalam hati.

Setelah melihat mereka staff tadi menanyakan beberapa sesuatu tentang tujuan mereka melamar di pabrik Ini, terlebih saat dia melihat Syakirah. Syakirah mempunyai nilai yang baik serta bagus. Staff tadi merasa heran kepada Syakirah, dia memiliki nilai bagus dan baik, tapi kenapa Syakirah malah melamar sebagai karyawan pabrik bukan melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi.

Setelah mendengarkan penjelasan dari Syakirah tentang tujuannya melamar di pabrik XX dan menanyakan tentang pendidikannya, staff tadi beralih ke teman syakirah satu persatu dan menanyakan hal yang sama.

Setelah staff tadi mendengarkan penjelasan dari mereka, staff tadi mengirimkan data-data mereka kepada Direktur utama pabrik Ini. Tak lama kemudian, Direktur utama tadi menelpon staff tadi, agar menerima mereka di pabrik XX

"Kalian diterima di sini. Kalian di terima sebagai karyawan kantor untuk mengurus berkas - berkas penting di sini bukan untuk mengurus barang." ujar staff tadi. Mata ke empat sahabat tadi membola sempurna antara percaya dan tidak percaya. Mereka diterima sebagai karyawan kantor bukan karyawan yang mengurus barang, padahal mereka baru saja melamar pekerjaan.

"Tapi, status kalian tetap karyawan kontrak bukan karyawan tetap. Jika, kalian ingin mengajukan menjadi karyawan tetap, kalian harus melewati beberapa test nanti." lanjut staff tadi.

"Baik bu terima kasih, karena menerima lamaran pekerjaan kami." ujar Wahyu

"Sama-sama. Semoga kalian betah kerja disini ya. Kalian akan bekerja mulai besok. Sekarang kalian boleh pulang dan menyiapkan barang - barang kalian untuk besok." ujar staff tadi. Mereka mengangguk secara bersamaan dan berterima kasih, lalu mereka pamit untuk pulang.

Setelah keluar dari area pabrik, mereka langsung berteriak histeris, untung saja waktu itu sedang sepi karena masih belum waktunya jam istirahat.

"Aku tidak percaya kita di terima sebagai karyawan kantor, padahal kita baru saja melamar sebagai karyawan untuk mengurus barang. Tapi, kita malah di terima sebagai karyawan kantor. Aku sangat senang sekali. Bagaimana dengan kalian? " ujar Syakirah. Sungguh dia tidak pernah mengira, bahwa dia akan di terima sebagai karyawan kantor. Padahal pabrik XX terkenal paling sulit untuk menerima lamaran pekerjaan orang lain yang mengajukan sebagai karyawan mengurus barang, apalagi sebagai karyawan kantor yang tugasnya mengurus berkas - berkas penting.

"Awalnya aku juga tidak percaya, Aku pikir staff tadi membohongi kita. Tapi ternyata kita memang di terima sebagai karyawan kantor. " ujar Ryan.

"Iya aku juga tidak mengira bahwa akan di terima sebagai karyawan kantor. Padahal untuk mengajukan lamaran pekerjaan di pabrik XX ini sangat sulit." jawab Rey.

"Ya… kita harus bersyukur, karena kita langsung mendapatkan pekerjaan yang baik. Padahal ini adalah lamaran pertama pekerjaan kita." jawab Wahyu.

Mereka begitu sangat senang saat mereka di terima di pabrik XX ini. Selain gaji nya yang juga cukup banyak, pabrik ini memiliki kualitas yang tinggi juga, jadi tidak heran kalau banyak sekali orang yang melamar pekerjaan di pabrik XX Ini.

Seharusnya mereka tidak perlu terkejut akan hal itu, karena mereka di terima di pabrik XX karena nilai mereka yang begitu bagus di bidang apapun, terlebih Syakirah.

Saat Syakirah sampai di tempat parkir, Syakirah mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi sepupunya serta sahabat sepupunya untuk pergi ke cafe XX tempat mereka biasa bertemu. Akhirnya Syakirah menyalakan motornya dan melajukan motornya ketempat tujuan.

*****

Setelah mengendarai motornya. Syakirah sampai di tempat caffe yang biasa dia kunjungi. Setelah memakirkan motornya, Syakirah bergegas masuk dan mencari keberadaan sepupu dan sahabat sepupunya itu.

Akhirnya setelah Syakirah menemukan tempat duduk mereka, Syakirah menghampiri mereka.

"Maaf, kalian pasti sudah menunggu lama ya?" ujar Syakirah sambil menarik kursi untuk duduk.

"Tidak apa-apa kami juga baru sampai." jawab Kiya sepupunya Syakirah. " Aku dengar kamu melamar pekerjaan di pabrik XX. Apakah kamu di terima di sana?" tanya Kiya.

"Iya kak. Aku di terima di pabrik XX dan menjadi karyawan kantor, meskipun statusku masih karyawan kontrak bukan karyawan tetap." ujar Syakirah sambil tersenyum senang.

"Wah, alhamdulillah kalau begitu. Kamu bisa bekerja disana itu sudah luar biasa, apalagi menjadi karyawan kantor." ujar Abel sahabat sepupunya Syakirah.

"Iya alhamdulillah Bel. Aku bisa di terima disana, aku bersyukur banget."

"Iya alhamdulillah kamu bisa di terima disana. Semoga betah ya." ujar Kiya

"Iya kak doa'in betah ya."

Kiya dan Abel adalah sahabat sejak duduk dibangku SMP, karena mereka sekolah di pesantren yang sama. Kiya dan Syakirah memiliki umur yang sama, hanya berbeda bulan saja. Kiya tidak sekolah di sekolah yang sama dengan Syakirah, karena orang tuanya lah yang membuat dia harus menjadi anak pesantren, meskipun Kiya ingin sekolah ditempat yang sama dengan Syakirah. Tapi, Kiya tetap senang karena saat di pesantren dia dapat mengenal Abel. Abel adalah anak yang baik dan lucu, meskipun terkadang sedikit menjengkelkan tapi itu hanya bercanda.

Setelah berbincang cukup lama, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.

***

Setelah sampai di rumah, Syakirah langsung memberitahu ibunya bahwa dia di terima di pabrik XX sebagai karyawan kantor. Mendengar hal itu membuat ibu Syakirah sangat senang. Setelah memberitahukan kabar bahagia tadi, Syakirah langsung membersihkan dirinya dan menuju kamarnya.

Bersambung......

Episodes
1 Prolog
2 Melamar pekerjaan
3 Hari pertama bekerja
4 Pertengkaran
5 Bertemu dengannya lagi
6 Curiga ( Part 1 )
7 Curiga ( Part 2 )
8 Kemarahan Wahyu
9 Fakta yang sebenarnya
10 Tak sadarkan diri ( Part 1 )
11 Tak sadarkan diri ( Part 2 )
12 Mendapatkannya lagi
13 Membela
14 Usaha kak Rani
15 Kedatangan Ahmad dan Hanifa
16 Berbalas pesan
17 Meminta izin
18 Calon menantu
19 Kiya vs Hanifa
20 Persiapan
21 Perjalanan yang penuh dengan kenangan
22 Rumah Abel
23 Kedatangan Ahmad ke pabrik
24 Tidak ingin mengingat masa lalu
25 Antara terkejut, sedih dan gugup
26 Sudah siap?
27 Berkunjung ke rumah Ahmad ( Part 1)
28 Berkunjung ke rumah Ahmad ( Part 2 )
29 Ahmad vs Wahyu
30 Kiya vs Ahmad
31 Bertemu dengan Ahmad?
32 Siapa yang menang?
33 Kencan ( Part 1 )
34 Kencan ( Part 2 )
35 Kencan ( Part 3 )
36 Kencan ( Part 4 )
37 Kencan ( Part 5 )
38 Rencana Kiya dan Wahyu ( Part 1 )
39 Rencana Kiya dan Wahyu ( Part 2 )
40 Rencana Kiya dan Wahyu ( Part 3 )
41 Aksi Rey, Ryan dan Navile
42 Kepergian Syakirah
43 Mencari Syakirah
44 Antara Ahmad dan Rey
45 Ikut aku
46 Keputusan Syakirah
47 Hubungan Ahmad dan Hanifa berakhir
48 Permintaan maaf Hanifa
49 Jalan-jalan
50 Panti asuhan ( Part 1 )
51 Panti asuhan ( Part 2 )
52 Panti asuhan ( Part 3 )
53 Pulang
54 Ahmad dan Syakirah ( Part 1 )
55 Ahmad dan Syakirah ( Part 2 )
56 Ahmad dan Syakirah ( Part 3 )
57 Ahmad dan Syakirah ( Part 4 )
58 Emosi
59 Tukang mengadu
60 Berakhir
61 Persabatan
62 Jalan terbaik
63 Khawatir
64 Frustasi
65 Menenangkan diri
66 Panik
67 Evan? Kak Cherly?
68 Penguntit
69 Takut berubah
70 Kena mental
71 Malu
72 Wahyu terobsesi
73 Evan dan Wahyu
74 Berubah?
75 Geng motor
76 Buket bunga ( Part 1 )
77 Buket bunga ( Part 2 )
78 Gara-gara buket bunga
79 Perasaan Wahyu
80 Hukuman
81 Markas
82 Evan emosi
83 Gara-gara foto
84 Kepanikan Aliya dan Syakirah
85 Hati Clara ( Part 1 )
86 Hati Clara ( Part 2 )
87 Berhak memilih
88 Membuntuti
89 Tekad Roy
90 Tentang Kiya
91 Mulut comberan
92 Belenggu cinta Roy
93 Permintaan Roy
94 Pinjam hp
95 Tanda kepemilikan
96 Balapan
97 Evan kebingungan
98 Menyelesaikan masalah
99 Bukan muhrim
100 Perbandingan
101 Roy kagum
102 Tidak sedekat itu
103 Menikah?
104 Kiya, Syakirah dan Evan
105 Hati Evan
106 Menulis surat
107 Asraf?
108 Surat dari Asraf
109 Hadiah dari Asraf
110 Asraf pergi
111 Hadiah dan surat dari Kiya
112 Nomor yang tidak di kenal
113 Rencana
114 Masalah sayuran
115 Kak Rahman dan Kiya
116 Waktu satu tahun
117 Saingan?
118 Perasaan Evan
119 Jomblo bersaudara
120 Kesepakatan
121 Rambut
122 Memikirkan
123 Minta bantuan
124 Selera Evan
125 Ke butik
126 Dinner Kiya ( Part 1 )
127 Dinner Kiya ( Part 2 )
128 Soal anak dan kehamilan
129 Adegan setengah panas
130 Ahmad memastikan
131 Aliya dan Thomas
132 Satu cara Ahmad
133 Maafkan kami
134 Mahar?
135 Ada yang aneh
136 Menantu mama?
137 Apa pernah?
138 Tidur bareng
139 Barang kesukaan
140 Dasar buaya!
141 Calon mertua?!
142 Kak Dara
143 Cemas
144 Akan terluka
145 Sepertinya
146 Soal cinta
147 Makanan pedas
148 Tas dan jaket couple
149 Membangun rumah?
150 Clara sakit hati
151 Wahyu penasaran
152 Clara ada di kamar
153 Clara bohong?
154 Roy pergi dan Kiya sedih
155 Kiya memendam sesuatu
156 Kak Dara kesal
157 Kak Dara semangat sekali
158 Desainner?! Model?!
159 Pemberitahuan!!!
Episodes

Updated 159 Episodes

1
Prolog
2
Melamar pekerjaan
3
Hari pertama bekerja
4
Pertengkaran
5
Bertemu dengannya lagi
6
Curiga ( Part 1 )
7
Curiga ( Part 2 )
8
Kemarahan Wahyu
9
Fakta yang sebenarnya
10
Tak sadarkan diri ( Part 1 )
11
Tak sadarkan diri ( Part 2 )
12
Mendapatkannya lagi
13
Membela
14
Usaha kak Rani
15
Kedatangan Ahmad dan Hanifa
16
Berbalas pesan
17
Meminta izin
18
Calon menantu
19
Kiya vs Hanifa
20
Persiapan
21
Perjalanan yang penuh dengan kenangan
22
Rumah Abel
23
Kedatangan Ahmad ke pabrik
24
Tidak ingin mengingat masa lalu
25
Antara terkejut, sedih dan gugup
26
Sudah siap?
27
Berkunjung ke rumah Ahmad ( Part 1)
28
Berkunjung ke rumah Ahmad ( Part 2 )
29
Ahmad vs Wahyu
30
Kiya vs Ahmad
31
Bertemu dengan Ahmad?
32
Siapa yang menang?
33
Kencan ( Part 1 )
34
Kencan ( Part 2 )
35
Kencan ( Part 3 )
36
Kencan ( Part 4 )
37
Kencan ( Part 5 )
38
Rencana Kiya dan Wahyu ( Part 1 )
39
Rencana Kiya dan Wahyu ( Part 2 )
40
Rencana Kiya dan Wahyu ( Part 3 )
41
Aksi Rey, Ryan dan Navile
42
Kepergian Syakirah
43
Mencari Syakirah
44
Antara Ahmad dan Rey
45
Ikut aku
46
Keputusan Syakirah
47
Hubungan Ahmad dan Hanifa berakhir
48
Permintaan maaf Hanifa
49
Jalan-jalan
50
Panti asuhan ( Part 1 )
51
Panti asuhan ( Part 2 )
52
Panti asuhan ( Part 3 )
53
Pulang
54
Ahmad dan Syakirah ( Part 1 )
55
Ahmad dan Syakirah ( Part 2 )
56
Ahmad dan Syakirah ( Part 3 )
57
Ahmad dan Syakirah ( Part 4 )
58
Emosi
59
Tukang mengadu
60
Berakhir
61
Persabatan
62
Jalan terbaik
63
Khawatir
64
Frustasi
65
Menenangkan diri
66
Panik
67
Evan? Kak Cherly?
68
Penguntit
69
Takut berubah
70
Kena mental
71
Malu
72
Wahyu terobsesi
73
Evan dan Wahyu
74
Berubah?
75
Geng motor
76
Buket bunga ( Part 1 )
77
Buket bunga ( Part 2 )
78
Gara-gara buket bunga
79
Perasaan Wahyu
80
Hukuman
81
Markas
82
Evan emosi
83
Gara-gara foto
84
Kepanikan Aliya dan Syakirah
85
Hati Clara ( Part 1 )
86
Hati Clara ( Part 2 )
87
Berhak memilih
88
Membuntuti
89
Tekad Roy
90
Tentang Kiya
91
Mulut comberan
92
Belenggu cinta Roy
93
Permintaan Roy
94
Pinjam hp
95
Tanda kepemilikan
96
Balapan
97
Evan kebingungan
98
Menyelesaikan masalah
99
Bukan muhrim
100
Perbandingan
101
Roy kagum
102
Tidak sedekat itu
103
Menikah?
104
Kiya, Syakirah dan Evan
105
Hati Evan
106
Menulis surat
107
Asraf?
108
Surat dari Asraf
109
Hadiah dari Asraf
110
Asraf pergi
111
Hadiah dan surat dari Kiya
112
Nomor yang tidak di kenal
113
Rencana
114
Masalah sayuran
115
Kak Rahman dan Kiya
116
Waktu satu tahun
117
Saingan?
118
Perasaan Evan
119
Jomblo bersaudara
120
Kesepakatan
121
Rambut
122
Memikirkan
123
Minta bantuan
124
Selera Evan
125
Ke butik
126
Dinner Kiya ( Part 1 )
127
Dinner Kiya ( Part 2 )
128
Soal anak dan kehamilan
129
Adegan setengah panas
130
Ahmad memastikan
131
Aliya dan Thomas
132
Satu cara Ahmad
133
Maafkan kami
134
Mahar?
135
Ada yang aneh
136
Menantu mama?
137
Apa pernah?
138
Tidur bareng
139
Barang kesukaan
140
Dasar buaya!
141
Calon mertua?!
142
Kak Dara
143
Cemas
144
Akan terluka
145
Sepertinya
146
Soal cinta
147
Makanan pedas
148
Tas dan jaket couple
149
Membangun rumah?
150
Clara sakit hati
151
Wahyu penasaran
152
Clara ada di kamar
153
Clara bohong?
154
Roy pergi dan Kiya sedih
155
Kiya memendam sesuatu
156
Kak Dara kesal
157
Kak Dara semangat sekali
158
Desainner?! Model?!
159
Pemberitahuan!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!